Kulit, daging dan organ tubuh milik Lin Tan habis dimakan oleh para iblis.
Sakit, sangat sakit rasanya ketika daging dikelupas paksa menggunakan cakar-cakar yang begitu tajam. Lalu puluhan paruh keras menusuk dan merobek daging dan organ dalam pemuda itu. Bahkan darah yang menetes dan mengalir deras keluar dari tubuh pemuda itu menjadi minuman segar bagi mereka. Lin Tan hanya terdiam membisu menerima ajal yang menyambut dirinya dengan penuh kepedihan. Air mata terakhir yang menetes dan membasahi pipinya menjadi saksi akan nasib buruk dirinya dan kedua adiknya. Dan di saat terakhirnya, ia hanya mampu menatap langit biru saja."Maafkan kebodohan dan kelemahan kakak kalian…," ucapnya lirih. "Seandainya waktu itu aku menuruti Sin Hwa untuk segera pindah ke tempat lain, mungkin kita bertiga masih bersama saat ini," ungkapnya dalam hati.Perlahan kedua kelopak mata Lin Tan menutup. Kesadarannya pun kian menghilang ketika setengah tubuhnya telah hilang disantap oleh para iblis. Semua organ dalamnya berceceran keluar dan menutupi tanah disekitarnya. Namun beberapa saat ketika Lin Tan menutup matanya, suara asing bergema di telinga pemuda itu. Suaranya semakin keras dan semakin terdengar. Di dalam keheningan batinnya, Lin Tan mendengar panggilan dari suara asing itu. "Apa kau masih ingin hidup?""Apa kau ingin membalaskan kematian adik-adikmu?" "Bila kau memang ingin hidup lagi, tunjukkan tekadmu kepadaku!"Suara itu terus mengajukan pertanyaan yang aneh. Namun Gilang tetap mendengarnya sebagai jawaban dari Yang Maha Kuasa untuk dirinya. Ia berteriak dengan suara yang lantang dan terus menjawab setiap hal yang ditanyakan oleh suara itu."Aku ingin hidup!""Aku ingin membalas dendam ke semua iblis!""Bantu aku! Hidupkan aku kembali!""Ini adalah janjiku untuk kedua adikku!"Lin Tan berteriak tanpa henti di dalam batinnya. Hingga akhirnya ia menutup kedua matanya. Dan perlahan napasnya ikut berhenti. Akhirnya, pemuda itu tewas di samping kedua jasad adiknya. "Atas nama langit, bangkitlah!"Suara itu berteriak sangat keras dan menyuruh Lin Tan untuk kembali bangkit.BANGKITLAH!!!Sekali lagi, suara itu berteriak dengan lantang. Hingga sebuah keajaiban pun terjadi.Tubuh pemuda yang telah habis dimakan oleh para iblis, perlahan memancarkan cahaya terang. Para iblis yang masih sibuk mematuk daging pemuda itu terlihat langsung terbang menjauhi mayat Lin Tan."Atas kuasa yang diberikan Yang Maha Kuasa kepadaku, aku perintahkan ke jiwa pemuda ini untuk kembali ke tubuhnya! Dan putar kembali waktu di mana tubuh pemuda ini utuh sepenuhnya!" Cahaya berpendar ke segala arah. Sinarnya pun begitu menyilaukan hingga membuat seluruh hal di sekitarnya menjadi putih terang. Dan tidak lama kemudian, Lin Tan kembali bernapas."A–apa yang terjadi?" Tanyanya yang terlihat kebingungan.Tubuh yang telah habis dimakan oleh puluhan iblis burung perlahan kembali utuh. Daging, kulit, organ serta darah dan tulang kembali pada posisinya semula.Lin Tan menoleh ke arah depannya. Ia melihat kedua jasad adiknya yang terlihat begitu mengenaskan. Namun tanpa ia sadari, sedari tadi ternyata ada sesosok makhluk yang berdiri di belakang dirinya."Siapa kau? K–kenapa bentukmu seperti itu?" Tanya Lin Tan."Oh, maaf. Aku tidak tahu bila kau ingin melihat penolongmu dalam bentuk yang terlihat sempurna," sindir sosok itu.Bias dari cahaya terang menyelubungi sosok itu. Lin Tan belum melihat dengan jelas penampakan dari wujudnya, namun setiap kali kedua matanya ingin fokus, ia selalu teralihkan oleh cahaya yang begitu terang."Maaf, tapi tolong redupkan sedikit efek cahayamu dulu," ucap Lin Tan. "Maaf, aku terlalu bersemangat. Jadi, apa segini cukup?" Tanya sosok itu. Akhirnya ia meredupkan efek cahayanya.Ketika Lin Tan melihat secara nyata wujud dari sosok itu, ia terlihat sangat terkejut akan penampilan penolongnya."Apa kau seekor cacing besar?" Tanya Lin Tan."Cacing?! Apa kau tidak bisa menebak wujudku?!" Sosok itu terlihat gusar. Ia memiliki tubuh bersisik emas kekuningan. Kepalanya seperti sendok yang lebar. Tepat di keningnya terdapat permata berwarna merah delima. Lalu dua gigi taring tersemat di mulutnya yang kecil. Ia tidak memiliki kaki dan tangan, namun memiliki corak tubuh yang indah di sisiknya."Apa kau ular kobra? Tapi apa mungkin ada ular kobra berwarna emas terang seperti itu?" Tanya Lin Tan yang begitu ragu."Tentu saja ada! Aku adalah bukti kongkrit bila kobra berwarna emas ada, bukan?!" Ular itu merasa kesal. "Lalu kenapa kobra bisa berbicara?" Tanya pemuda itu lagi. "Oh, itu karena aku bukanlah ular biasa. Kau penasaran, 'kan?" Ular itu memancing Lin Tan."Tidak… aku tidak penasaran sama sekali," ungkap pemuda itu dengan tatapan datar."Hah?! Dasar tidak peka! Manusia datar! Tidak punya emosi! Apa kau itu bodoh?!" Ular itu terus menyindir Lin Tan. "Baiklah, aku akan bertanya. Kau itu siapa? Kenapa begitu aneh?" Tanya pemuda itu yang terasa seperti sindiran."Entahlah, sepertinya aku sedikit tersinggung dengan perkataanmu itu," ucap ular itu yang sudah terlanjur kesal.Ia akhirnya memperkenalkan dirinya sebagai sang dewa ular, Long Wang. Ia dijuluki sebagai nenek moyang para ular dan menjadi salah satu peliharaan atau wahana para dewa nirwana. Kesaktiannya tidak perlu ditanya lagi. Ia sangat sakti hingga dijuluki Dewa Ular Emas. "Oh, begitu." Pemuda itu sama sekali tidak terkesan."Hanya begitu?""Hanya itu saja tanggapanmu?! Apa kau tidak terkejut dengan jati diriku ini?!" Ling Wang merasa terhina."Tidak, aku hanya melihatmu sebagai seekor ular yang bisa berbicara dan memiliki bentuk tubuh yang eksotis," ucap Lin Tan.Ular itu merasa jengkel. Kedua sorot matanya berubah datar. Dirinya menjadi malas untuk meladeni pemuda bodoh yang baru saja ditolongnya."Ah, sudahlah… apa perlu aku ambil lagi bola jiwaku yang berada di dalam tubuhmu?" Ucap Long Wang."Tu–tunggu sebentar. Bola jiwa?" Lin Tan merasa bingung.Ternyata Long Wang menggunakan bola jiwa miliknya untuk menghidupkan Lin Tan kembali. Bola jiwa itu akan menopang tubuh seseorang dan mengikat nyawanya yang sebelumnya meninggalkan tubuh pemiliknya.Dengan adanya bola jiwa itu, hidup dari Lin Tan bergantung dari hidup Long Wang. Selama ular itu masih hidup, maka Lin Tan pun akan tetap hidup, dan bisa dikatakan abadi, mengikuti panjangnya umur sang dewa ular emas."Bola jiwa seperti nyawaku yang kuberikan kepadamu. Ia mampu mengikat nyawamu agar tetap berada di tubuh yang kenyataannya sudah hancur," jelas Long Wang."Jadi, aku hidup karena bola jiwamu?" Lin Tan baru memahaminya."Garis besarnya adalah bila mengeluarkan bola jiwa itu dari tubuhmu, kau akan mati. Dan bila aku mati, kau juga akan mati. Lalu bila aku hidup sampai puluhan ribu tahun, kau juga akan mengalami hal yang serupa," ungkap Long Wang."Yah, aku mengerti. Namun apa tidak berlebihan bila harus hidup hingga puluhan ribu tahun?" Pikirnya. Lin Tan merasa aneh bila dirinya bisa hidup selama itu. "Intinya, ingat saja janji, tekad, dan tujuanmu ketika kau ingin hidup kembali. Aku memberikan kesempatan kedua ini bukan hanya sebagai rasa belas kasihan saja. Namun karena aku juga memiliki tujuan tersendiri," ungkap Long Wang.Ketika mendengar hal itu, Lin Tan langsung mengerti apa yang harus ia perjuangkan sekarang. Tekad, janji dan dendam yang ia topang di pundaknya akan menjadi bahan bakar untuk hidupnya."Aku ingat semuanya. Aku tidak akan lupa dengan apa yang terjadi dengan kedua orang yang kusayang," ucapnya. Lin Tan kembali menoleh ke arah jasad adik-adiknya.Long Wang hanya bisa melihatnya dengan raut wajah terluka. Bagi dirinya, nasib tragis dari kedua adik Lin Tan adalah salah satu dari sekian banyak gambaran takdir yang harus diterima oleh orang-orang yang bertemu dengan para iblis itu.Untungnya teknik waktu milik Long Wang bisa memulihkan jasad keduanya. Perlahan kedua jasad itu kembali pulih seperti sedia kala. Daging, otot, organ dalam dan kulit yang berceceran pun kembali ke tempatnya semula. Namun sayangnya teknik itu hanya bisa memundurkan waktu, bukan mengembalikan nyawa.Lin Tan tidak menyangka bila ular emas itu begitu baik kepadanya. Ia berjalan ke arah kedua jasad adiknya yang telah kembali utuh. Tangis pun pecah dan suara Lin Tan pun menggema ke segala penjuru."Aku hanya bisa menolong sampai di sini saja. Makamkan kedua adikmu dengan layak, lalu ucapkan salam perpisahan ke mereka berdua. Karena selanjutnya, kita harus bergegas pergi untuk menentukan nasib dunia ini, ucap Long Wang.Ucapan Long Wang tidak bisa menghentikan tangis dari pemuda yang kehilangan kedua orang terkasihnya. Jeritan, teriakan, amarah, mengutuk, rasa kasihan, iba, dan bahkan rasa bersalah terus menyelimuti hati Lin Tan. Di bawah pohon beringin besar nan rindang, diiringi oleh embusan angin yang menerpa lembut, pemuda itu bersumpah di depan kedua makam adiknya."Aku bersumpah atas nama mereka berdua!""Aku akan membunuh seluruh iblis di daratan Lianhua!""Bila perlu, aku akan mendatangi neraka dan menggedor pintu dewa neraka untuk membunuh para iblis yang telah mati dan dijerumuskan ke sana!"Rasa pilu menghinggap di dada Long Wang. Ketika melihat sosok yang begitu hangat kepada kedua adiknya harus perlahan berubah menjadi sosok yang memendam kemarahan yang besar, ia seakan menjadi penjahat yang mengubah seorang manusia yang seharusnya telah mati dan beristirahat dengan tenang menjadi iblis yang baru."Bila sudah selesai temui aku di bawah pohon itu. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu,
"Kau itu kecil, susah untuk dilihat, apa lagi bila berada di sekitar semak-semak. Apa menurutmu hal itu bisa dengan mudah untuk ditemukan? Tanya Lin Tan. "Apa! Kecil?! Jangan seenaknya bicara!" Long Wang malah membentak Lin Tan. Ia langsung melompat ke depan dan menghentikan langkah pemuda itu. Kepalanya terangkat sambil menunjukkan leher sendoknya."Apa?" Lin Tan tidak memahami kenapa Long Wang seperti itu."Hei, bocah! Aku adalah Sang Ular Langit yang agung! Aku sebanding dengan raja langit. Bisa dibilang aku adalah temannya. Tubuhku yang kau lihat saat ini hanyalah wadah dari jiwaku yang sesungguhnya!" Jelas Long Wang."Artinya kau bisa berubah bentuk menjadi makhluk lain?" Lin Tan mencoba menyimpulkan."Bukan! Eh, iya benar juga.""Intinya adalah wujudku yang asli jauh lebih besar dari ini!" Ucap Long Wang.Ketika mereka berdua sedang berdebat, suara keras seperti jeritan dan teriakan terdengar dari kejauhan. Suara itu terbawa oleh angin dan sepertinya seakan mencoba meminta p
Senjata yang berasal dari logam Jin Tie mampu menghabisi para iblis hingga mereka hangus tidak tersisa. Efeknya seperti logam perak yang menusuk tubuh vampir, para iblis akan langsung meleleh dan hangus menjadi abu bila terkena senjata yang diciptakan dari logam itu."L–luar biasa!" Lin Tan tercengang. Mulutnya melongo karena merasa takjub akan kekuatan dari Long Wang."Sudah beres! Sekarang saatnya bertemu dengan orang itu!" Long Wang langsung mengendalikan tubuh Lin Tan . Ia segera mendobrak dinding kayu yang membatasi gua tersebut.Para warga yang bersembunyi di dalam gua terlihat berteriak sangat keras. Hal itu membuat Lin Tan juga ikut berteriak."AARGH!!!""Siapa kau?! Apa kau iblis?!" Seorang warga melempari Lin Tan dengan batu."B–bukan! Aku bukan iblis!" Lin Tan membela diri. Ia segera meminta Long Wang untuk melepaskan diri dari tubuhnya. Lin Tan menjadi bulan-bulanan seluruh warga yang memfitnahnya sebagai kaki tangan para iblis. Dengan cepat, Long Wang yang menjadi zira
Sang Ular Emas meminta keduanya untuk segera menunggangi punggungnya. Tapi sebelum itu, Li Mei memeluk beberapa warga desa yang sudah dianggapnya sebagai keluarga. Ia berpamitan dengan mereka. Derai air mata terlihat jelas di wajah mereka ketika hendak melepas kepergian seorang wanita perkasa yang dijuluki sebagai pelindung desa. Bagi para warga, Li Mei termasuk sebagai sesepuh yang dituakan."Li Mei, ayo …." Lin Tan mengulurkan tangannya untuk membantu wanita itu naik ke atas punggung kuda emas. Ketika Long Wang mulai berlari, Lin Tan yang berada di belakang wanita itu terlihat begitu canggung. Ini adalah pengalaman pertamanya menunggangi seekor kuda bersama dengan seorang wanita. "Ada apa?" Li Mei melirik ke arah pemuda yang berada di belakangnya."T–tidak apa-apa! Hanya saja … a–aku tidak terbiasa berkuda dengan seorang wanita," ungkap Lin Tan yang terlihat berusaha menjaga jarak dari tubuh Li Mei."Oh … kalau begitu biasakanlah mulai dari sekarang," balasnya. Li Mei tidak memperd
"Tidak mungkin! Apa benar ular berwarna merah itu yang kita cari?" Lin Tan merasa ragu. Ia menoleh kembali ke temannya."Tentu saja! Apa kau ingin bilang bahwa aku berbohong?" Long Wang tampak gusar dengan ucapan wadahnya itu. "Aku harus mendekatinya. Kita harus menangkapnya!" Ucap Long Wang lagi.Malam telah datang. Kawasan lembah berbatu di wilayah selatan berubah menjadi begitu dingin. Suara binatang dan serangga malam bergema di sekitar tebing, beriringan dengan angin malam yang berembus hingga menusuk kulit.Di perkemahan yang berada di bawah bukit, para pemburu harta mengerubungi api unggun yang berkobar lumayan besar untuk menghangatkan diri mereka. Semuanya terlihat mengelilingi api hangat itu sambil mengobrol satu sama lain sambil menenggak beberapa gelas arak. Terlihat seseorang di antara mereka yang merupakan ketua sekte pendekar mengangkat gelas kayu yang lumayan besar untuk mengajak semua orang bersulang. Teriakan bernada semangat terdengar lantang dari mulutnya.DEMI KE
"Apa kita harus membiarkan mereka mati? Teriakan mereka membuatku gila!" Lin Tan tidak bisa membiarkan telinganya untuk tidak mendengarkan jeritan dan rintihan sakit para pemburu harta.AARRHH!!!Satu per satu tubuh para anggota pemburu harta dikerumuni oleh iblis bersayap. Para iblis itu menggerogoti tulang demi tulang mereka dan membiarkan daging orang-orang itu. Mereka terus memakan tulang, tengkorak kepala dan juga gigi para manusia itu dengan begitu rakus. Semuanya habis dalam waktu sekejap."Apa kita sudah hampir sampai?" Lin Tan bertanya menggunakan kontak batin. Jalanan sempit yang hanya bisa dilalui oleh satu orang dan harus dalam keadaan berjalan menyamping membuat Lin Tan dan Li Mei merasa kewalahan. Disamping itu, mereka harus berusaha tetap diam dan tidak mengeluarkan pancaran energi yang besar agar tidak menarik perhatian para iblis itu. "Kita hampir sampai, tapi tetaplah seperti ini!" Long Wang merasakan hawa keberadaan para iblis yang tengah berkumpul di bawah bukit b
"Dasar bodoh! Menyerang tanpa tahu siapa musuhmu? Dasar Ceroboh!" Yinjiao berhasil menghindari serangan Lin Tan yang dikendalikan oleh Long Wang. Dengan cepat, ia mengembalikan serangan Lin Tan dengan mengayunkan cakar di tangan kanannya. Terlihat pancaran energi merah yang melesak lurus menuju ke pemuda itu. "Tidak kena! Hahahaha!" Long Wang berteriak menghina iblis itu. Serangan salah satu cakarnya melewati tubuh Lin Tan. Raut wajah Yinjiao tampak gusar dengan barisan urat leher yang menyeruak keluar. Dirinya tidak mengira bila pemuda itu susah untuk ditumbangkan dalam satu kali serangan. Di pihak lawan, dengan menciptakan dua buah pedang Jin Tie berwarna emas di masing-masing tangan Lin Tan, si Ular Emas menuntun tubuh pemuda itu untuk kembali menyerang iblis itu. "Bodoh! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau langsung menyerangnya!" Teriakan Li Mei seakan tidak didengar oleh kedua temannya. Kecemasan pun mulai muncul di wajah wanita itu. Tanpa diduga, ketika kedua temannya disibukk
"Apa?!""Tidak mungkin!"Ketika Lin Tan ingin menyerang Yinjiao, tubuh yang terperangkap di dalam teknik segel delapan gerbang neraka perlahan menghilang. Tidak disangka, Iblis itu ternyata telah menipu Lin Tan dan malah muncul tepat di belakang punggung pemuda itu.Perhitungan yang sudah diperkirakan oleh Long Wang untuk menghabisi iblis itu ternyata gagal total. Ketika ia menoleh ke belakang, terlihat Yinjiao tengah melepaskan serangan cepat ke arahnya. Dengan cepat, iblis itu berhasil menyematkan pedang Diyu Yin miliknya ke punggung Lin Tan. Zirah Ular Emas yang telah diperkuat oleh kekuatan dari Dewa Yanluo Wang, si dewa penjaga neraka, buktinya tidak mampu menahan kerasnya pedang neraka yang dimiliki oleh Yinjiao. Alhasil, punggung Lin Tan tertusuk oleh pedang itu hingga menembus ke dada. Pemuda itu terduduk diam sambil menahan tubuhnya yang masih terganjal oleh pedang Diyu Yin milik Yinjiao. Dari bilah pedang iblis itu, darah segar milik Lin Tan menetes jatuh perlahan ke permuk
Di lain tempat, Sheng Guang memilih pergi setelah melihat Lu Buxia menghampiri kembali Lin Tan. Namun sebelum Sheng Guang benar-benar pergi, Long Wang yang melihatnya, menghentikan pria tua itu. "Kau datang jauh-jauh dari negeri tengah hanya untuk pergi setelah melihatku?" ucap Long Wang. Ia menampakkan wujudnya kembali setelah bekerja sama dengan Lu Buxia. Long Wang lari ke pundak Lin Tan dan bicara empat mata dengan Sheng Guang. Tampaknya Ular Emas merasa kalau pria tua itu bukanlah orang sembarangan."Perbincanganmu sepertinya berhasil. Aku turut senang, namun apakah aliansi yang ingin kau buat bisa menjadi lebih besar lagi?" pikir Sheng Guang."Apa maksudmu?" tanya Long Wang."Bila hanya berpusat pada aliansi negeri timur saja, maka wilayah lainnya akan hancur seiring penyerangan besar-besaran yang dilakukan oleh para iblis. Aku datang mewakili raja yang telah menolongmu. Ia memintaku untuk memberikan ini kepadamu," ungkap Sheng Guang.Pria tua itu memberikan gulungan perkamen y
“Dia aneh. Apa mungkin dia seorang cenayang? Tapi dia bilang datang dari kerajaan di negeri tengah? Kerajaan apa?” pikir Lin Tan. Di lain tempat, Lu Buxia akhirnya bisa membodohi raja Hong Can dan membuatnya terjerumus ke lubang yang ia buat sendiri. Raja Hong Can akhirnya menuruti perkataan Lu Buxia untuk undur diri dari pesta meriah itu. Ia menggiring Lu Buxia menuju ke paviliun pribadinya. Di sana, raja Hong Can meminta Lu Buxia menjelaskan tentang apa yang ia ketahui mengenai pencucian harta yang dilakukan oleh raja Hong Can dan para anteknya. Tentunya, informasi itu di dapatkan dari Long Wang yang berhasil mengorek informasi dari teknik melihat masa lalu menggunakan mata Surgawi miliknya. "Lu Buxia, ikan sudah berhasil digiring. Sekarang, kau bisa memancingnya dengan kail yang besar!" ungkap Long Wang. Ia menganalogikan raja Hong Can sebagai ikan yang bodoh. "Kau telah menggelapkan pajak dengan melakukan pencucian semua emas kerajaan. Menggunakan jasa kurir di pasar gelap un
"Luar biasa, untuk sebuah kemenangan yang didapatkan dari perjuangan keras kita, raja Hong Can sampai menggelontorkan anggaran yang begitu besar untuk mengadakan pesta ini," sindir Huo She. Ia sama sekali tidak suka dengan sikap sang raja. Ia tidak menyangka bila raja Hong Can begitu gila akan pujian. Sebuah pesta besar atas kemenangan Hong Can yang sebenarnya didapatkan dari perjuangan Lin Tan dan temannya, malah dijadikan bahan politik oleh raja itu. Sungguh busuk! Ia bahkan tidak peduli pada prajurit diluar sana yang masih kehilangan. Dan yang paling menjijikkan adalah justru dirinya yang mendapatkan penghargaan atas keberhasilan untuk mempertahankan Hong Can. Tidak main-main, semua gubernur di beberapa wilayah kerajaan Hong Can sangat memuji sang raja. Semuanya datang, menjilat bagai ular!"Itu yang namanya menjilat," bisik Huo She. "Biarkan saja. Aku tidak peduli dengan urusan para manusia kotor. Kita hanya perlu kekuatan perang Hong Can. Bila raja kotor itu ingin menggunakan
"Ini hanyalah awal dari perang besar yang akan bergulir di depan nanti. Kau akan melihat bagaimana giliran kami melakukan invasi!" Mu Yao membeberkan apa yang akan terjadi di depan. Delapan iblis yang tersisa dari raja iblis kuil atas akan menjadi momok mengerikan bagi seluruh negeri di benua Lianhua. Huo Mo mengetahui kekalahan saudaranya, Mu Yao, saat ini. Ia telah mengambil sikap untuk mempersiapkan penyerangan besar-besaran.Dari balik singgasana kuil atas, Huo Mo telah memerintahkan tujuh adiknya yang lain untuk bersiap-siap dengan perang besar yang akan dilakukan oleh mereka. "Kami akan berjalan di muka bumi dan membantai semua makhluk hidup selain kami! Para iblis akan berbondong-bondong untuk melucuti alam ini dan menjadikannya tempat tinggal kami yang baru!" Mu Yao masih berbicara. "Aku tidak peduli." Lin Tan berjalan mendekati tubuh Mu Yao. "Aku akan menghancurkan mereka semua, hingga raja iblis terakhir di lantai seratus," ungkap Lin Tan.Ia telah berdiri tepat di depan
Dengan begitu cepatnya, tubuh Lin Tan menabrak dinding tebal tersebut. Namun sayangnya, ketika hendak di cek oleh Mu Yao menggunakan pandangan jarak jauh miliknya, ternyata yang menabrak dinding tersebut hanyalah sebuah boneka yang terbuat dari logam Jin Tie. Ia tertipu! Mu Yao merasa kesal karena dirinya seakan sedang dipermainkan oleh pemuda itu."Mata Surgawi memiliki kemampuan untuk melihat masa depan sekitar lima menit ke depan. Dengan kekuatan ini, aku pun bisa menciptakan realita dan ilusi diriku sendiri. Jadi, tanpa perlu berbasa-basi lagi, bagaimana bila kita akhiri saja pertarungannya?" Lin Tan ternyata sedang berdiri di depan Ular Api dan Li Mei.Ia menoleh ke langit dan berteriak ke arah Mu Yao. Terlihat kedua matanya sedang memancarkan mata Surgawi. Energi di sekitar tubuhnya pun memancarkan aura berwarna emas. Ia tidak sedang bermain-main saat ini. "Bukankah itu matamu?" tanya Huo She. Ia baru tersadar ketika melihat penampakan mata Surgawi milik Lin Tan."Benar sekali.
"Jangan sombong dulu!" Iblis Mu Yao memerintahkan seluruh pasukannya yang tersisa untuk menyerang Lin Tan dan yang lainnya. Serbuan para iblis boneka yang mengenakan pedang, tombak dan beberapa senjata lainnya mulai terlihat. Mereka tampak membagi pasukannya untuk mengarah ke masing-masing musuhnya. Bersamaan dengan itu, para pasukan berkuda yang belum dikerahkan oleh iblis Mu Yao sebelumnya mulai bergerak maju."Huo She! Ikut denganku!" Li Mei maju bersama dengan Ular Api.Keduanya saling melakukan serangan kombinasi elemen angin dan api. Serangan pedang Ular Angin menebas beberapa prajurit boneka iblis yang mengerubungi Li Mei. Di lain sisi, Huo She mengeluarkan semburan api biru untuk membakar beberapa prajurit boneka iblis lainnya. Keduanya saling membelakangi untuk mengamankan posisi masing-masing. Serangan kombinasi antara angin dan api tampaknya masih begitu efektif."Jangan hanya mengayunkan pedang saja! Tebas ke arah
Mereka berdua melangkah perlahan ke arah pasukan iblis Mu Yao. Sang wanita pengendali angin menyerang dari bawah, sedangkan si pengendali api terbang melayang di udara sambil mengendalikan elemen api miliknya. "Dasar kurang ajar! Mereka menciptakan hal bodoh yang tidak berguna!" Mu Yao tampak kesal dengan kemunculan ketiga tornado itu. Seluruh pasukan berkudanya yang berjumlah lima ratus ribu telah dihempaskan begitu mudahnya oleh para tornado. Akhirnya ia harus memerintahkan empat juta pasukan yang tersisa untuk mundur dan mengitari lokasi dari tornado itu. Namun kurang ajarnya, ia malah membuat 99 raksasa miliknya berbaris membentuk dinding untuk menghalau ketiga tornado itu. "Mari kita lihat, apa kalian bisa menumbangkan para raksasa itu?" Mu Yao tersenyum licik. Ia mengangkat kepalanya ke atas, mencoba menyombongkan diri di hadapan musuh-musuhnya."Hei, nenek! Di depan ada barikade para raksasa!" teriak Huo She."Aku tahu! Apa kau tidak punya cara untuk menumbangkan mereka?" te
Dari arah belakang, pasukan berkuda hitam yang terdiri dari lima ratus ribu pasukan sedang melaju begitu cepat ke arah pasukan Lu Buxia. "Huo She! Bakar para kadal dan ular itu!" teriak Li Mei."Dengan senang hati!" Huo She menghentikan langkahnya. Ia menyemburkan api yang begitu besar ke arah pasukan kadal dan ular. BRUAR!!!Li Mei mengayunkan pedangnya dan menghabisi barisan depan para penunggang kuda. SLASH!!!"Lu Buxia!" Li Mei berteriak ke arah panglima perang itu. Lu Buxia segera memerintahkan pasukannya untuk membuat formasi Cakrabyuha. Cakrabyuha adalah formasi berbentuk cakram, di mana para prajurit akan membentuk lingkaran yang terbagi menjadi beberapa lingkaran kecil di dalam lingkaran terluar. Setelah formasi terbentuk, Lu Buxia segera melepaskan diri dari pasukannya dan maju sendirian. Ia menghentikan langkahnya tepat di samping Li Mei. Lu Buxia yang merupakan pengguna elemen bayangan segera memainkan teknik bayangannya dengan membuat sebuah pola menggunakan jari-jem
Di lain tempat, Mu Yao telah berhasil menuntaskan persiapannya. Lima juta boneka iblis dan pasukan para boneka berwujud raksasa telah berjalan menuju ke arah kerajaan Hong Can."Saatnya untuk meratakan sebuah kerajaan!" Mu Yao menunggangi kuda hitam miliknya. BERSIAP UNTUK PERANG!!!Satu malam telah dilewati. Hari baru kembali muncul, diiringi dengan terbitnya mentari dari ufuk timur. Seluruh panglima perang tengah mengkoordinasikan semua kebutuhan perang ke benteng terluar. Masyarakat diungsikan menuju ke dinding ketiga bagian dalam. Mereka diminta untuk berlindung dan berdiam diri sejenak di sana hingga perang selesai. Li Mei, Huo She dan Lu Buxia membantu suplai senjata dan kebutuhan perang ke dinding terluar. Divisi yang Lu Buxia pimpin berada di wilayah barat. Sejajar dengan arah datangnya para pasukan iblis. "Rencana macam apa ini? Kenapa tidak dipusatkan pada satu sisi dinding saja?" tanya Huo She yang berasal kesal dengan pembagian rencana itu. Ia melihat ada sembilan pa