Senjata yang berasal dari logam Jin Tie mampu menghabisi para iblis hingga mereka hangus tidak tersisa. Efeknya seperti logam perak yang menusuk tubuh vampir, para iblis akan langsung meleleh dan hangus menjadi abu bila terkena senjata yang diciptakan dari logam itu.
"L–luar biasa!" Lin Tan tercengang. Mulutnya melongo karena merasa takjub akan kekuatan dari Long Wang."Sudah beres! Sekarang saatnya bertemu dengan orang itu!" Long Wang langsung mengendalikan tubuh Lin Tan . Ia segera mendobrak dinding kayu yang membatasi gua tersebut.Para warga yang bersembunyi di dalam gua terlihat berteriak sangat keras. Hal itu membuat Lin Tan juga ikut berteriak."AARGH!!!""Siapa kau?! Apa kau iblis?!" Seorang warga melempari Lin Tan dengan batu."B–bukan! Aku bukan iblis!" Lin Tan membela diri. Ia segera meminta Long Wang untuk melepaskan diri dari tubuhnya. Lin Tan menjadi bulan-bulanan seluruh warga yang memfitnahnya sebagai kaki tangan para iblis. Dengan cepat, Long Wang yang menjadi zirah kembali ke tubuhnya dalam bentuk seekor ular kecil berwarna emas. Zirah Ular Emas yang melekat di tubuh Lin Tan pun menghilang. "Long Wang?" Salah seorang wanita muda mengenali sosok ular emas yang merambat di tubuh pemuda itu."Li Mei, kau tidak apa-apa?" Long Wang mendatangi wanita muda yang terlihat seperti berumur dua puluh lima tahun. "Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu? Ke mana saja kau!" Bentak Li Mei. "Aku hanya jalan-jalan di hutan saja," ucap Long Wang.Li Mei memeluk erat ular itu. Ia begitu menyayanginya. Baginya dan warga desa, Long Wang seperti sosok leluhur dan pelindung bagi desa itu. Mereka telah hidup bersama Long Wang sejak lima puluh tahun yang lalu. Dan bisa dibilang Long Wang adalah maskot dari desa tersebut. "Lalu, siapa laki-laki itu?" Tanya Li Mei. Ia menoleh ke arah Lin Tan ."Halo, perkenalkan. Aku adalah Lin Tan. Aku meru–," "–Oh, ia adalah wadahku. Lin Tan hidup kembali karena jasaku. Sebelumnya ia mati karena dimakan oleh iblis bersayap," sela Long Wang.Ucapan Lin Tan di sela tepat disaat ia ingin memperkenalkan dirinya sebagai wadah dari si Ular Langit."Oh, begitu. Syukurlah." Li Mei tidak menggubris keberadaan pemuda itu."Sepertinya keberadaanku tidak begitu penting," ungkap Lin Tan dalam hati. Akhirnya ia memilih untuk pergi keluar dan membiarkan ular sialan itu bermesraan dengan Li Mei.Pemuda itu berjalan menuju ke atas bukit. Meski belum mencapai puncak, ia bisa melihat dari kejauhan, desa yang berada di bawahnya telah hancur.Kepulan asap hitam membumbung tinggi, dan ada api di mana-mana. Semua mayat yang bergelimpangan menebarkan bau amis yang menyengat."Aku benar-benar akan membunuh semua iblis itu!" Remasan kedua tangan Lin Tan membuat tekadnya semakin besar untuk menghabisi para makhluk itu. "Apa mereka sudah pada pergi dari desa?" Tanya Long Wang. Ia menghampiri Lin Tan yang sedang duduk di atas tebing batu sambil memandangi desa. Pemuda itu terlihat masih saja kesal ketika melihat desa di bawahnya telah porak-poranda."Para iblis itu sudah meninggalkan desa, namun sepertinya yang tersisa dari desa itu hanyalah kesedihan," ucap Lin Tan. Ia tidak berpaling ke arah Long Wang."Aku mengerti perasaanmu, namun bila setiap kali ada iblis yang menyerang desa, lalu kau berada di sana dan melihatnya, pasti kau akan selalu mengutuk mereka dan malah membuatmu menjadi semakin kepikiran dan terbebani," ungkap Long Wang.Ia duduk di samping Lin Tan. Makhluk kecil berkulit emas itu menyandarkan tubuhnya untuk menguatkan temannya. "Andai saja aku memiliki kekuatan yang lebih! Mungkin aku bisa membantai mereka semua!" Tangan Lin Tan mengepal keras. "Kabar bagusnya adalah aku bisa mengajarimu menjadi seorang pendekar. Ditambah lagi, dengan adanya diriku, kau bisa mengakses kekuatanku dengan begitu mudah. Dua hal itu sudah cukup untuk menghabisi para iblis tersebut," jelas Long Wang.Ia menoleh ke arah Lin Tan. Menggelontorkan senyuman untuk melepaskan rasa kesal dari temannya. "Lalu apa yang harus aku lakukan? Apa yang kita lakukan selanjutnya?" Tanya Lin Tan .Ular itu bangun dari tempatnya. Ia mengajak Lin Tan untuk menuruni bukit tersebut. Di sepanjang jalan, Long Wang terus berceloteh tentang Li Mei yang telah ia anggap sebagai teman sejatinya. Hanya Li Mei yang bisa mengakses teknik Ular Langit milik dirinya, selain Lin Tan ."Li Mei, kemarilah," panggil Long Wang."Sepertinya kau sangat menikmati duduk di atas tebing batu." Wanita itu menghampiri Lin Tan. "Aku hanya ingin mendinginkan pikiran sejenak. Aku masih sangat kesal dengan kelakuan para iblis itu," ungkap Lin Tan .Li Mei memberikan sebuah gelas berisi air mineral kepada Lin Tan. Ia mempersilahkan keduanya untuk duduk di gazebo kayu yang lumayan besar."Minumlah, tenangkan dirimu. Dan ikhlaskan apa yang terjadi di sini. Kami sudah terbiasa mendapatkan tamu berupa gerombolan iblis seperti itu. Namun aku tidak menyangka dua bulan terakhir intensitas serangan iblis semakin besar," ungkap Li Mei.Pemuda itu melihat Li Mei dengan seksama. Rambut hitam lurus tergerai panjang hingga ke pundak belakang. Lesung pipi serta kulit yang begitu bersih dan putih, lalu sikapnya yang begitu hangat, membuat Lin Tan berpikir bila Li Mei adalah sosok wanita sempurna."Ngomong-ngomong berapa usiamu? Kau sangat dewasa dalam menyikapi sesuatu," ucap Lin Tan."Aku?" Li Mei tersenyum."Aku berusia seratus tiga puluh tahun," jawabnya. Lin Tan terdiam. Pikirannya sejenak dibawa terbang tinggi. Ia tidak menyangka bila jawaban dari Li Mei akan seperti itu. "A–apa maksudmu?" Lin Tan merasa bingung.Kenyataannya adalah Li Mei telah hidup dari lima puluh tahun yang lalu. Ketika pertama kali dirinya bertemu dengan Long Wang, kala itu usianya sudah mencapai 60 tahun. Li Mei mendapatkan anugerah bola arwah dari Long Wang untuk memiliki hidup panjang. Hal itu dilakukan agar wanita itu bisa terus menemani Long Wang dari setiap generasi. Ia dijuluki sebagai pelayan sang Ular Langit. Berbeda dengan Lin Tan yang melakukan kontrak dengan Long Wang dan menjadi wadah dari Ular Langit.Setelah Long Wang menjelaskan semua itu, kebingungan Lin Tan perlahan memudar. Ia tidak menyangka wanita muda di depannya ternyata adalah seorang nenek-nenek renta yang telah berusia seratus tiga puluh tahun. "Kau menjadikan Li Mei sebagai budakmu?" Lin Tan menoleh ke arah Long Wang."Hah?! Tentu saja tidak! Aku menjadikannya pelindung dan jembatan bagiku untuk bersosialisasi dengan para warga lainnya," ungkap Long Wang."Sudah-sudah, sekarang apa yang harus kita lakukan? Tetap mencari para saudaramu yang hilang?" Tanya Li Mei.Long Wang memberikan peta lokasi pertama dari tubuhnya yang hilang. Ketika Lin Tan melihatnya, ia tidak percaya dengan tempat dari lokasi tersebut. "Bukannya itu adalah lembah berpasir di dekat gua di wilayah selatan?" Lin Tan tercengang."Benar sekali. Salah satu dari diriku berada di sana. Peta ini selalu berpindah lokasi sesuai dengan keberadaan para tubuhku yang terpencar. Nah, karena yang paling dekat adalah di sini, maka aku ingin pergi ke sana," ungkap Long Wang."Bila menaiki kuda, kita bisa sampai di sana sebelum malam. Namun semakin dekat dengan wilayah gua, kemungkinan besar serangan iblisnya akan semakin tinggi," pikir Li Mei.Long Wang menggulung peta lusuhnya. Ia tidak peduli dengan para iblis berlevel rendah. Selama ia memiliki Lin Tan dan Li Mei, dirinya bisa melawan mereka semua. "Sebaiknya kita segera bergegas. Ayo!" Long Wang segera merubah dirinya menjadi seekor kuda berwarna kuning putih keemasan.Sang Ular Emas meminta keduanya untuk segera menunggangi punggungnya. Tapi sebelum itu, Li Mei memeluk beberapa warga desa yang sudah dianggapnya sebagai keluarga. Ia berpamitan dengan mereka. Derai air mata terlihat jelas di wajah mereka ketika hendak melepas kepergian seorang wanita perkasa yang dijuluki sebagai pelindung desa. Bagi para warga, Li Mei termasuk sebagai sesepuh yang dituakan."Li Mei, ayo …." Lin Tan mengulurkan tangannya untuk membantu wanita itu naik ke atas punggung kuda emas. Ketika Long Wang mulai berlari, Lin Tan yang berada di belakang wanita itu terlihat begitu canggung. Ini adalah pengalaman pertamanya menunggangi seekor kuda bersama dengan seorang wanita. "Ada apa?" Li Mei melirik ke arah pemuda yang berada di belakangnya."T–tidak apa-apa! Hanya saja … a–aku tidak terbiasa berkuda dengan seorang wanita," ungkap Lin Tan yang terlihat berusaha menjaga jarak dari tubuh Li Mei."Oh … kalau begitu biasakanlah mulai dari sekarang," balasnya. Li Mei tidak memperd
"Tidak mungkin! Apa benar ular berwarna merah itu yang kita cari?" Lin Tan merasa ragu. Ia menoleh kembali ke temannya."Tentu saja! Apa kau ingin bilang bahwa aku berbohong?" Long Wang tampak gusar dengan ucapan wadahnya itu. "Aku harus mendekatinya. Kita harus menangkapnya!" Ucap Long Wang lagi.Malam telah datang. Kawasan lembah berbatu di wilayah selatan berubah menjadi begitu dingin. Suara binatang dan serangga malam bergema di sekitar tebing, beriringan dengan angin malam yang berembus hingga menusuk kulit.Di perkemahan yang berada di bawah bukit, para pemburu harta mengerubungi api unggun yang berkobar lumayan besar untuk menghangatkan diri mereka. Semuanya terlihat mengelilingi api hangat itu sambil mengobrol satu sama lain sambil menenggak beberapa gelas arak. Terlihat seseorang di antara mereka yang merupakan ketua sekte pendekar mengangkat gelas kayu yang lumayan besar untuk mengajak semua orang bersulang. Teriakan bernada semangat terdengar lantang dari mulutnya.DEMI KE
"Apa kita harus membiarkan mereka mati? Teriakan mereka membuatku gila!" Lin Tan tidak bisa membiarkan telinganya untuk tidak mendengarkan jeritan dan rintihan sakit para pemburu harta.AARRHH!!!Satu per satu tubuh para anggota pemburu harta dikerumuni oleh iblis bersayap. Para iblis itu menggerogoti tulang demi tulang mereka dan membiarkan daging orang-orang itu. Mereka terus memakan tulang, tengkorak kepala dan juga gigi para manusia itu dengan begitu rakus. Semuanya habis dalam waktu sekejap."Apa kita sudah hampir sampai?" Lin Tan bertanya menggunakan kontak batin. Jalanan sempit yang hanya bisa dilalui oleh satu orang dan harus dalam keadaan berjalan menyamping membuat Lin Tan dan Li Mei merasa kewalahan. Disamping itu, mereka harus berusaha tetap diam dan tidak mengeluarkan pancaran energi yang besar agar tidak menarik perhatian para iblis itu. "Kita hampir sampai, tapi tetaplah seperti ini!" Long Wang merasakan hawa keberadaan para iblis yang tengah berkumpul di bawah bukit b
"Dasar bodoh! Menyerang tanpa tahu siapa musuhmu? Dasar Ceroboh!" Yinjiao berhasil menghindari serangan Lin Tan yang dikendalikan oleh Long Wang. Dengan cepat, ia mengembalikan serangan Lin Tan dengan mengayunkan cakar di tangan kanannya. Terlihat pancaran energi merah yang melesak lurus menuju ke pemuda itu. "Tidak kena! Hahahaha!" Long Wang berteriak menghina iblis itu. Serangan salah satu cakarnya melewati tubuh Lin Tan. Raut wajah Yinjiao tampak gusar dengan barisan urat leher yang menyeruak keluar. Dirinya tidak mengira bila pemuda itu susah untuk ditumbangkan dalam satu kali serangan. Di pihak lawan, dengan menciptakan dua buah pedang Jin Tie berwarna emas di masing-masing tangan Lin Tan, si Ular Emas menuntun tubuh pemuda itu untuk kembali menyerang iblis itu. "Bodoh! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau langsung menyerangnya!" Teriakan Li Mei seakan tidak didengar oleh kedua temannya. Kecemasan pun mulai muncul di wajah wanita itu. Tanpa diduga, ketika kedua temannya disibukk
"Apa?!""Tidak mungkin!"Ketika Lin Tan ingin menyerang Yinjiao, tubuh yang terperangkap di dalam teknik segel delapan gerbang neraka perlahan menghilang. Tidak disangka, Iblis itu ternyata telah menipu Lin Tan dan malah muncul tepat di belakang punggung pemuda itu.Perhitungan yang sudah diperkirakan oleh Long Wang untuk menghabisi iblis itu ternyata gagal total. Ketika ia menoleh ke belakang, terlihat Yinjiao tengah melepaskan serangan cepat ke arahnya. Dengan cepat, iblis itu berhasil menyematkan pedang Diyu Yin miliknya ke punggung Lin Tan. Zirah Ular Emas yang telah diperkuat oleh kekuatan dari Dewa Yanluo Wang, si dewa penjaga neraka, buktinya tidak mampu menahan kerasnya pedang neraka yang dimiliki oleh Yinjiao. Alhasil, punggung Lin Tan tertusuk oleh pedang itu hingga menembus ke dada. Pemuda itu terduduk diam sambil menahan tubuhnya yang masih terganjal oleh pedang Diyu Yin milik Yinjiao. Dari bilah pedang iblis itu, darah segar milik Lin Tan menetes jatuh perlahan ke permuk
"Jangan samakan aku denganmu. Aku sudah berguru dengan Zhurong, si dewa api. Tanpa menggunakan segel terkutuk milik dewa Yanluo Wang pun, aku masih bisa melemparkan iblis itu ke jurang neraka!" Huo She melapisi tubuhnya dengan kobaran api merah. Iblis itu kembali berdiri setelah merasakan tendangan milik Huo She. Di bekas tendangan itu terlihat ada bekas bara api yang sulit dihilangkan. Yinjiao menyadari bila api itu termasuk ke dalam api suci yang dimiliki oleh dewa Zhurong."Sepertinya aku harus lebih berhati-hati saat melawan si bodoh ini," ungkap Yinjiao dalam benaknya. Kali ini iblis itu menyelimuti tubuhnya dengan logam Diyu Yin untuk melindungi tubuhnya dari serangan api suci milik Huo She. Yinjiao seakan memiliki kulit tebal dan kuat yang berasal dari logam itu. "Apa kau sering berubah bentuk seperti seekor ular? Sindir Huo She."Ini adalah zirah Diyu Yin, salah satu zirah terkuat di alam neraka," balas Yinjiao. "Aku tidak peduli!" Sahut Huo She yang menunjuk iblis itu den
"Apa yang ia katakan?" Li Mei kurang menyimak dengan apa yang diucapkan oleh temannya.Tapi ketika ia menoleh ke atas langit, seluruh awan hitam yang berkumpul di atas gunung api perlahan mulai tersingkir. Mereka lenyap ketika sinar yang begitu terang menembus lapisan awan dan memantul hingga ke permukaan tanah.Dimulai dengan puluhan pedang mengiringi barisan ribuan pedang yang tercipta dari logam Jin Tie turun, mereka perlahan jatuh menuju ke bawah, tepat berada di atas mereka berempat. Bagaikan rintik air hujan yang semula pelan dan perlahan kian bertambah deras, ribuan pedang itu jatuh tanpa halangan sedikit pun. "Teknik pengadilan seribu pedang!"Pemuda itu mengayunkan kedua tangannya yang sedang terangkat ke atas. Seketika ribuan pedang Jin Tie jatuh dengan kecepatan yang luar biasa. Mereka menghujani para iblis yang terlihat kalang kabut, berusaha untuk pergi dan menghindari setiap bilah pedang yang tidak berhenti menga
"Lalu, setelah ini kita harus apa?" Huo She menoleh ke kakak tertuanya yang sedang menatap jauh ke arah gua selatan. Long Wang merasakan dirinya belum cukup kuat untuk bisa mengalahkan seluruh iblis di dalam kuil neraka. Kekecewaan membanjiri pikirannya hingga membuatnya menunduk tanpa berkata apa-apa."Long Wang, ini semua belum berakhir. Kita masih bisa memperbaikinya. Berikan saja perintahmu, maka kami akan mengikutinya," ucap Lin Tan yang duduk tepat di sebelah ular mungil itu. "Aku tahu itu, namun perjalanan ini akan sangat panjang. Apa kau yakin ingin melanjutkannya? Bila hanya kita saja, kedamaian di benua ini mungkin tidak akan pernah terjadi," pikir Long Wang yang merasa tidak ada kesempatan untuk memperbaiki semuanya lagi. Lin Tan mengusap kepala si Ular Emas dengan begitu lembutnya. Tanpa sadar, ia membagi ingatannya kepada Long Wang melalui kontak batin. Hari di mana Lin Tan masih berada di desanya, hidup dalam kedamaian di setiap harinya. Bersama kedua adiknya, ia perg