"Tidak mungkin! Apa benar ular berwarna merah itu yang kita cari?" Lin Tan merasa ragu. Ia menoleh kembali ke temannya.
"Tentu saja! Apa kau ingin bilang bahwa aku berbohong?" Long Wang tampak gusar dengan ucapan wadahnya itu."Aku harus mendekatinya. Kita harus menangkapnya!" Ucap Long Wang lagi.Malam telah datang. Kawasan lembah berbatu di wilayah selatan berubah menjadi begitu dingin. Suara binatang dan serangga malam bergema di sekitar tebing, beriringan dengan angin malam yang berembus hingga menusuk kulit.Di perkemahan yang berada di bawah bukit, para pemburu harta mengerubungi api unggun yang berkobar lumayan besar untuk menghangatkan diri mereka. Semuanya terlihat mengelilingi api hangat itu sambil mengobrol satu sama lain sambil menenggak beberapa gelas arak.Terlihat seseorang di antara mereka yang merupakan ketua sekte pendekar mengangkat gelas kayu yang lumayan besar untuk mengajak semua orang bersulang. Teriakan bernada semangat terdengar lantang dari mulutnya.DEMI KEMENANGAN KITA!!!Sorak-sorai balasan terdengar dari beberapa orang yang memeriahkan acara minum-minum itu. Mereka berupaya menyemangati diri sendiri sebelum berperang pada esok harinya.Di sisi lain, Lin Tan beserta kedua temannya memilih untuk beristirahat sejenak dengan menghangatkan diri mereka di depan api unggun berukuran kecil. Lin Tan mendekap tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya. Sesekali ia menggosok kedua telapak tangannya untuk menciptakan hawa hangat. Terasa suhu di lembah itu semakin turun dan udara bertambah semakin dingin.Li Mei yang duduk di samping pemuda itu membuat racikan teh melati dari tas selempang yang ia bawa. Secara bergantian, ia menyeduhkan segelas teh hangat untuk kedua temannya. Sambil menatap langit malam yang berbintang, ketika nya meneguk teh hangat buatan Li Mei dengan rasa syukur."Di mana Long Wang?" Lin Tan tidak melihat batang hidung si Ular Emas. Dari tadi kedua matanya terus melirik ke sana-kemari untuk menemukan ular itu."Ia mengintip para kawanan pemburu harta di pinggiran tebing sana." Li Mei menunjukkan lokasi keberadaan Long Wang.Li Mei mempergunakan kemampuannya untuk merasakan energi milik tuannya, si Ular Emas, yang merupakan salah satu dari kekuatan yang diberikan Long Wang untuk dirinya. Dan saalah satu kekuatan dari bola jiwa milik Ular Emas adalah kunci yang dimiliki Li Mei agar selalu awet muda.Tapi beberapa detik kemudian, sensor energi milik wanita itu mendeteksi adanya kehadiran makhluk lain dengan jumlah banyak yang sedang menuju ke arah lembah berbatu."Semuanya, kita kedatangan tamu tidak diundang," ungkapnya. Li Mei berdiri dan mematikan api unggun yang berada di depannya. Pedang Ular Angin yang tersemat di pinggangnya telah ditarik olehnya untuk berjaga-jaga."Tamu tidak diundang? Apa mereka iblis? Lin Tan yang baru saja merebahkan diri dan berusaha untuk terlelap tidur harus kembali terbangun."Tidak seperti biasanya, jumlah gerombolan iblis ini sangatlah banyak!" Li Mei terkejut ketika merasakan pancaran energi dari seluruh makhluk itu.Long Wang yang sedari tadi terus mengintip mereka yang sedang berkumpul di bawah bukit langsung teralihkan oleh pancaran energi yang begitu banyak. Ketika ia menggunakan mata yang mampu melihat keadaan seperti saat siang hari, Long Wang menyaksikan sejumlah iblis bersayap berukuran sekecil burung walet sedang terbang menuju ke arahnya.Penglihatan siang hari adalah salah satu kekuatan mata milik Long Wang yang mampu melihat segala sesuatunya seperti keadaan pada siang hari. Mata itu juga bisa memfokuskan pandangannya dengan memperbesar jarak melihatnya menjadi seratus kali lipat."Mereka adalah prajurit dari iblis kuil atas!" Long Wang segera beralih menuju ke tempat kedua temannya.Di wilayah selatan terdapat sebuah gua yang terdiri dari dua kuil neraka. Kuil yang berada bagian bawah memiliki sepuluh lantai dan dihuni oleh sekumpulan iblis dan juga sang raja. Sepuluh kuil itu disebut juga sebagai kuil neraka bawah.Sedangkan kuil yang berada di atas, tepatnya yang berada di permukaan gua memiliki sepuluh bangunan kuil yang didiami oleh masing-masing raja iblis. Sepuluh kuil itu disebut sebagai kuil neraka atas.Dan para prajurit iblis bersayap yang mendatangi mereka merupakan salah satu hadiah dari salah satu raja iblis di kuil neraka atas."Kita harus segera pergi dari sini! Mereka adalah para iblis pemakan tulang!" Long Wang memandu keduanya untuk mengikutinya dan bersembunyi di balik jalan sempit yang diapit oleh dua batu besar."Tunggu sebentar! Apa maksudmu dengan tulang? Apa mereka memakan tulang?!" Lin Tan melongo ketika mengetahui jenis makanan yang dimakan oleh blis itu."Gawat! Jalan ini buntu! Hanya ada bebatuan di kanan dan kiri!" Li Mei merasa panik ketika melihat ujung dari jalan sempit yang mereka lewati."Tetaplah bersembunyi disini. Bila perlu, coba turunkan pancaran energi kalian agar mereka tidak bisa mendeteksi kita di sini." Long Wang berusaha mendeteksi gerombolan para iblis bersayap itu lagi."Kurasa mereka akan lebih berfokus pada gerombolan yang berada di bawah bukit. Ini dapat menguntungkan kita." Li Mei berasumsi bila yang akan menjadi mangsa utama adalah para manusia pencari harta.Lin Tan segera menegur wanita itu. Ia tidak menyangka bila Li Mei sempat berpikir untuk menumbalkan para pemburu harta yang berada di bawah bukit itu."Apa kita tidak punya pilihan lain selain mengorbankan mereka semua?" Lin Tan menoleh ke temannya.Ular Emas memberikan Lin Tan pilihan. Bila mereka menyerang semua iblis itu, maka akan membutuhkan waktu yang lama. Tapi bila mereka mendatangi sarangnya dan menarik paksa raja iblis neraka atas untuk keluar, kemungkinan besar mereka bisa lolos dari cengkeraman kematian."Berapa jarak sarang mereka dari sini?" Tanya Lin Tan."Cukup dekat bila kita bergegas pergi sekarang! Dan sebaiknya kita mengitari gerombolan iblis-iblis itu. Aku tidak mau bertegur sapa dengan mereka," pikir Long Wang.Serangan para iblis bersayap telah dimulai. Jeritan dan teriakan para pemburu harta melengking keras bergema ke seluruh penjuru lembah berbatu. Lin Tan dan kedua temannya bergerak dengan mengendap-endap dan sesekali bersembunyi dari pandangan para iblis bersayap."Kenapa misi ini menjadi sangat rumit?! Seharusnya kita datang ke sini hanya untuk mencari saudaramu saja." Li Mei menggerutu. Ia melirik ke arah Long Wang."Aku juga merasa heran, namun apa boleh buat," sahut Long Wang.Ular kecil itu segera bergabung dengan Lin Tan dan menggunakan zirah Ular Emas untuk melindungi tubuh pemuda itu. Li Mei yang berada di samping keduanya mulai menggunakan energi perlindungan dari angin miliknya yang wujudnya berupa medan energi berbentuk bola yang membungkus dirinya.Ketiganya segera bergegas melewati celah sempit di antara celah-celah tebing batu. Mereka menghindari serangan para iblis bersayap untuk meminimalisir cidera dan juga untuk menghemat waktu."Jangan sampai ketahuan oleh mereka, mengerti!" Long Wang menggunakan kontak batin untuk mewanti-wanti Lin Tan dan juga Li Mei."Apa kita harus membiarkan mereka mati? Teriakan mereka membuatku gila!" Lin Tan tidak bisa membiarkan telinganya untuk tidak mendengarkan jeritan dan rintihan sakit para pemburu harta.AARRHH!!!Satu per satu tubuh para anggota pemburu harta dikerumuni oleh iblis bersayap. Para iblis itu menggerogoti tulang demi tulang mereka dan membiarkan daging orang-orang itu. Mereka terus memakan tulang, tengkorak kepala dan juga gigi para manusia itu dengan begitu rakus. Semuanya habis dalam waktu sekejap."Apa kita sudah hampir sampai?" Lin Tan bertanya menggunakan kontak batin. Jalanan sempit yang hanya bisa dilalui oleh satu orang dan harus dalam keadaan berjalan menyamping membuat Lin Tan dan Li Mei merasa kewalahan. Disamping itu, mereka harus berusaha tetap diam dan tidak mengeluarkan pancaran energi yang besar agar tidak menarik perhatian para iblis itu. "Kita hampir sampai, tapi tetaplah seperti ini!" Long Wang merasakan hawa keberadaan para iblis yang tengah berkumpul di bawah bukit b
"Dasar bodoh! Menyerang tanpa tahu siapa musuhmu? Dasar Ceroboh!" Yinjiao berhasil menghindari serangan Lin Tan yang dikendalikan oleh Long Wang. Dengan cepat, ia mengembalikan serangan Lin Tan dengan mengayunkan cakar di tangan kanannya. Terlihat pancaran energi merah yang melesak lurus menuju ke pemuda itu. "Tidak kena! Hahahaha!" Long Wang berteriak menghina iblis itu. Serangan salah satu cakarnya melewati tubuh Lin Tan. Raut wajah Yinjiao tampak gusar dengan barisan urat leher yang menyeruak keluar. Dirinya tidak mengira bila pemuda itu susah untuk ditumbangkan dalam satu kali serangan. Di pihak lawan, dengan menciptakan dua buah pedang Jin Tie berwarna emas di masing-masing tangan Lin Tan, si Ular Emas menuntun tubuh pemuda itu untuk kembali menyerang iblis itu. "Bodoh! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau langsung menyerangnya!" Teriakan Li Mei seakan tidak didengar oleh kedua temannya. Kecemasan pun mulai muncul di wajah wanita itu. Tanpa diduga, ketika kedua temannya disibukk
"Apa?!""Tidak mungkin!"Ketika Lin Tan ingin menyerang Yinjiao, tubuh yang terperangkap di dalam teknik segel delapan gerbang neraka perlahan menghilang. Tidak disangka, Iblis itu ternyata telah menipu Lin Tan dan malah muncul tepat di belakang punggung pemuda itu.Perhitungan yang sudah diperkirakan oleh Long Wang untuk menghabisi iblis itu ternyata gagal total. Ketika ia menoleh ke belakang, terlihat Yinjiao tengah melepaskan serangan cepat ke arahnya. Dengan cepat, iblis itu berhasil menyematkan pedang Diyu Yin miliknya ke punggung Lin Tan. Zirah Ular Emas yang telah diperkuat oleh kekuatan dari Dewa Yanluo Wang, si dewa penjaga neraka, buktinya tidak mampu menahan kerasnya pedang neraka yang dimiliki oleh Yinjiao. Alhasil, punggung Lin Tan tertusuk oleh pedang itu hingga menembus ke dada. Pemuda itu terduduk diam sambil menahan tubuhnya yang masih terganjal oleh pedang Diyu Yin milik Yinjiao. Dari bilah pedang iblis itu, darah segar milik Lin Tan menetes jatuh perlahan ke permuk
"Jangan samakan aku denganmu. Aku sudah berguru dengan Zhurong, si dewa api. Tanpa menggunakan segel terkutuk milik dewa Yanluo Wang pun, aku masih bisa melemparkan iblis itu ke jurang neraka!" Huo She melapisi tubuhnya dengan kobaran api merah. Iblis itu kembali berdiri setelah merasakan tendangan milik Huo She. Di bekas tendangan itu terlihat ada bekas bara api yang sulit dihilangkan. Yinjiao menyadari bila api itu termasuk ke dalam api suci yang dimiliki oleh dewa Zhurong."Sepertinya aku harus lebih berhati-hati saat melawan si bodoh ini," ungkap Yinjiao dalam benaknya. Kali ini iblis itu menyelimuti tubuhnya dengan logam Diyu Yin untuk melindungi tubuhnya dari serangan api suci milik Huo She. Yinjiao seakan memiliki kulit tebal dan kuat yang berasal dari logam itu. "Apa kau sering berubah bentuk seperti seekor ular? Sindir Huo She."Ini adalah zirah Diyu Yin, salah satu zirah terkuat di alam neraka," balas Yinjiao. "Aku tidak peduli!" Sahut Huo She yang menunjuk iblis itu den
"Apa yang ia katakan?" Li Mei kurang menyimak dengan apa yang diucapkan oleh temannya.Tapi ketika ia menoleh ke atas langit, seluruh awan hitam yang berkumpul di atas gunung api perlahan mulai tersingkir. Mereka lenyap ketika sinar yang begitu terang menembus lapisan awan dan memantul hingga ke permukaan tanah.Dimulai dengan puluhan pedang mengiringi barisan ribuan pedang yang tercipta dari logam Jin Tie turun, mereka perlahan jatuh menuju ke bawah, tepat berada di atas mereka berempat. Bagaikan rintik air hujan yang semula pelan dan perlahan kian bertambah deras, ribuan pedang itu jatuh tanpa halangan sedikit pun. "Teknik pengadilan seribu pedang!"Pemuda itu mengayunkan kedua tangannya yang sedang terangkat ke atas. Seketika ribuan pedang Jin Tie jatuh dengan kecepatan yang luar biasa. Mereka menghujani para iblis yang terlihat kalang kabut, berusaha untuk pergi dan menghindari setiap bilah pedang yang tidak berhenti menga
"Lalu, setelah ini kita harus apa?" Huo She menoleh ke kakak tertuanya yang sedang menatap jauh ke arah gua selatan. Long Wang merasakan dirinya belum cukup kuat untuk bisa mengalahkan seluruh iblis di dalam kuil neraka. Kekecewaan membanjiri pikirannya hingga membuatnya menunduk tanpa berkata apa-apa."Long Wang, ini semua belum berakhir. Kita masih bisa memperbaikinya. Berikan saja perintahmu, maka kami akan mengikutinya," ucap Lin Tan yang duduk tepat di sebelah ular mungil itu. "Aku tahu itu, namun perjalanan ini akan sangat panjang. Apa kau yakin ingin melanjutkannya? Bila hanya kita saja, kedamaian di benua ini mungkin tidak akan pernah terjadi," pikir Long Wang yang merasa tidak ada kesempatan untuk memperbaiki semuanya lagi. Lin Tan mengusap kepala si Ular Emas dengan begitu lembutnya. Tanpa sadar, ia membagi ingatannya kepada Long Wang melalui kontak batin. Hari di mana Lin Tan masih berada di desanya, hidup dalam kedamaian di setiap harinya. Bersama kedua adiknya, ia perg
"Kuharap Li Mei dan juga dua ular itu bisa akur," ungkap Lin Tan yang sedang berada di pinggiran danau.Di lain sisi, Li Mei menggunakan keterampilan memasaknya dan mulai membuat makan siang untuk mereka semua. Wanita itu membersihkan daging rusa yang dibawanya dari desa. Dengan sedikit menambahkan garam serta bumbu-bumbu dasar, ia membakar daging itu tepat di atas api yang membara."Perjalanan ini sangat melelahkan." Pemuda itu menguap sambil menampung air ke botol kayu yang berada di genggaman tangannya.Terasa semilir angin yang menyapa membuat kedua mata Lin Tan perlahan menutup. Sejauh mata memandang, ia dimanjakan oleh rerumputan hijau beserta ilalang yang tanpa sadar menghipnotis dirinya untuk tidur. Sayangnya ketika hendak menutup kedua matanya, Lin Tan teringat tugasnya untuk membawakan air bagi teman-temannya. Akhirnya ia memilih untuk kembali ke tempat teman-temannya berada."Lebih baik kita mengunjungi Yinghua terlebih dulu, kerajaan itu berada di wilayah paling timur dari
"Menurutmu wajahku ada tampang penjahat? Bagaimana mungkin aku menculiknya?!" Lin Tan merasa gusar menanggapi ucapan teman-temannya. Anak perempuan itu terlihat diam saja dan bahkan tidak membela Lin Tan dengan mengeluarkan penjelasan apa pun. Akhirnya, pemuda itu yang harus berupaya keras menjelaskan rentetan kejadian sebenarnya kepada ketiga temannya. "Hai, siapa namamu? Kau berasal dari mana?" Setelah mendengarkan semuanya, Li Mei mengakui kebenaran dari pernyataan pemuda itu. Lalu ia segera menundukkan tubuhnya dan bertanya kepada anak perempuan di depannya. Li Mei memperhalus ucapannya agar anak itu tidak merasa ketakutan."Namaku adalah Fang Hua. Aku adalah seorang putri yang berasal dari kerajaan Hong Can yang berada di negeri paling timur." Anak itu akhirnya mau bicara. Penjelasannya cukup singkat, namun membuat ketiga orang yang baru melihatnya begitu terkejut."Hong Can?" Huo She sama sekali tidak menyangka bisa bertemu dengan seorang putri dari kerajaan yang akan mereka d