Home / Fantasi / Pendekar Ular Emas / Lembah Tebing Berbatu 

Share

Lembah Tebing Berbatu 

Author: Mangata
last update Last Updated: 2023-07-27 02:01:24

Sang Ular Emas meminta keduanya untuk segera menunggangi punggungnya. Tapi sebelum itu, Li Mei memeluk beberapa warga desa yang sudah dianggapnya sebagai keluarga. Ia berpamitan dengan mereka. Derai air mata terlihat jelas di wajah mereka ketika hendak melepas kepergian seorang wanita perkasa yang dijuluki sebagai pelindung desa. Bagi para warga, Li Mei termasuk sebagai sesepuh yang dituakan.

"Li Mei, ayo …." Lin Tan mengulurkan tangannya untuk membantu wanita itu naik ke atas punggung kuda emas.

Ketika Long Wang mulai berlari, Lin Tan yang berada di belakang wanita itu terlihat begitu canggung. Ini adalah pengalaman pertamanya menunggangi seekor kuda bersama dengan seorang wanita.

"Ada apa?" Li Mei melirik ke arah pemuda yang berada di belakangnya.

"T–tidak apa-apa! Hanya saja … a–aku tidak terbiasa berkuda dengan seorang wanita," ungkap Lin Tan yang terlihat berusaha menjaga jarak dari tubuh Li Mei.

"Oh … kalau begitu biasakanlah mulai dari sekarang," balasnya. Li Mei tidak memperdulikan masalah personal pemuda yang berada di belakangnya. Ia malah bersikap biasa saja. Namun untuk sejenak saja, ia berusaha menahan senyumnya karena melihat tingkah lucu Lin Tan yang tampak canggung.

Perlahan-lahan Long Wang menambah kecepatan larinya. Manuvernya di antara semak-semak dan juga pepohonan begitu tajam dan akurat. Kedua matanya yang mampu merasakan energi dari pepohonan dan benda-benda di sekelilingnya telah membantu Long Wang untuk menghindari mereka.

Bila disandingkan dengan kuda biasa, kecepatan lari Long Wang kira-kira tiga kali lipat lebih cepat. Bahkan tenaga dari kuda biasa tidak ada setengahnya tenaga dari si kuda emas.

"To–tolong kurangi kecepatanmu! Aku sudah berkali-kali mengunyah serangga yang terbang ke arahku!" Terpaan angin yang begitu kencang menyapu wajah Lin Tan hingga ia susah untuk membuka kedua matanya.

"Diam saja! Kau terlalu banyak bicara!" Long Wang membentak pemuda itu dengan sangat keras.

Selang beberapa waktu kemudian, ketiganya telah berhasil melewati hutan yang begitu besar. Long Wang memilih jalan itu karena jalur tersebut langsung menghubungkan dirinya menuju ke tempat yang ia tuju, yaitu lembah bertebing bebatuan.

"Kenapa kita tidak melewati desaku saja?! Bukankah jauh lebih cepat bila lewat sana?" Lin Tan berteriak agar suaranya bisa didengar oleh si kuda emas. Maklum saja, dengan kecepatan yang luar biasa, angin yang menghantam wajah Lin Tan membuat suaranya sulit untuk terdengar.

"Itu karena aku tidak ingin mengambil resiko! Mungkin saja di sana masih ada beberapa iblis burung yang menetap di desamu. Lagi pula, sedari tadi aku sudah merasakan hawa keberadaan manusia yang sedang berkumpul di ujung jalan sana," ungkap Long Wang. Tidak terasa, mereka akhirnya telah memasuki wilayah lembah bertebing bebatuan.

Semakin mereka masuk ke dalam wilayah itu, suasananya semakin berbeda. Ditambah lagi, tepat di ujung sana terdapat jurang yang lumayan dalam. Terlihat Long Wang segera mengambil ancang-ancang dari tempatnya berlari.

"Hei! Apa yang kau lakukan?! Kenapa tiba-tiba kau menambah kecepatanmu!" Lin Tan merasa panik. Raut wajahnya begitu cemas. Tanpa sadar, kedua tangannya langsung memeluk erat pinggang Li Mei.

"Semuanya! Cepat berpegangan!" Teriak Long Wang.

Ketika sudah mendekati pinggiran tebing, kuda emas itu segera melompat dengan begitu percaya diri. Dalam beberapa detik, ketiganya telah melayang di atas udara. Tepat dibawah mereka ada jurang yang begitu dalam.

"Apa makhluk bodoh ini sudah gila?!" Teriak Lin Tan. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Ada jurang begitu dalam tepat di bawah kakinya.

AARRGHH!!!

Pemuda itu terus saja berteriak seraya meluapkan ketakutannya. Namun ketika Long Wang berhasil menjejakkan kakinya kembali ke permukaan tanah yang berada di seberang jurang, Lin Tan terlihat begitu lega.

"Untung saja aku masih bernyawa …." Gumamnya. Lin Tan segera turun dari punggung kuda gila itu. Sambil mengambil napas panjang dan mengeluarkannya, ia melihat ke sekelilingnya.

"Apa yang kau lakukan?! Cepat naik! Kita harus mengejar waktu sebelum malam tiba!" Bentak Li Mei.

"Baiklah …." Akhirnya pemuda itu menuruti ucapan Li Mei. Ia kembali naik ke atas punggung temannya. Perjalanan mereka akhirnya kembali dilanjutkan.

Ketika mereka telah mendekati wilayah lembah berbatu, kabut tipis mulai turun dan menutupi wilayah itu. Perlahan langit mulai bergerak dan berganti menjadi senja.

Perjalanan panjang itu akhirnya harus berakhir. Long Wang hanya membutuhkan waktu sekitar setengah hari saja untuk menaklukan jarak yang bila ditempuh menggunakan kuda biasa bisa menghabiskan waktu kira-kira satu hari satu malam.

Perlahan mereka mulai mendaki bebatuan dan memilih terus naik ke atas tebing berbatu. Ketiganya berusaha untuk menghindari kumpulan para manusia yang berada di bawahnya. Long Wang yang sebelumnya berubah menjadi kuda telah kembali ke wujud aslinya. Ia merayap dan melilitkan tubuhnya di lingkar leher Lin Tan. Dengan santainya ia melingkar di sana seperti sebuah kalung.

"Itu mereka," ucap Long Wang. Pandangannya tertuju ke arah bawah. Terlihat beberapa manusia yang sedang berkumpul.

"Mereka adalah para pemburu hadiah. Sepertinya mereka akan mengincar harta yang berada di dalam gua," pikir Li Mei yang mengintip dari pinggiran tebing.

"Harta? Memangnya ada harta karun di dalam gua itu?" Lin Tan menoleh ke arah wanita itu. Ada rasa ragu yang menghinggapi pikirannya.

"Tentu saja. Para iblis yang menjaga harta itu. Mereka juga menjadikan harta tersebut sebagai umpan untuk para manusia. Sekali kau masuk ke sana dengan niat buruk untuk mengambil harta itu, maka tidak ada jalan lagi bagimu untuk bisa keluar dari sana," ungkap Long Wang.

Para pemburu hadiah adalah kumpulan orang-orang yang tergabung dalam beberapa sekte pendekar. Mereka berkumpul dengan tujuan ingin merampas harta-harta tak bertuan di beberapa tempat suci ataupun tempat bertuah. Bila dilihat dari tempat Lin Tan berada, bisa diperkirakan jumlah mereka sebanyak lima ratus orang.

"Orang itu? Long Wang, coba lihatlah," ucap Li Mei yang sambil menunjuk ke salah satu manusia di bawah sana.

Long Wang melihat seorang pemuda yang mengenakan pakaian aneh dan membawa seekor binatang peliharaan berwarna merah tua. Binatang itu melingkar tepat di lehernya. Lalu bentuk fisiknya yang tanpa kaki dan memiliki tubuh panjang seperti seekor ular.

"I–itu?!" Long Wang menyadari bila hewan yang melingkar di leher pemuda itu adalah sosok yang dikenalnya.

"Ada apa! Kau lihat apa?!" Lin Tan merasa penasaran. Sorot kedua matanya mengikuti petunjuk ucapan Long Wang yang mengarah ke salah satu pemuda di bawah sana.

"Aku menemukannya! Lihatlah, itu adalah Huo She, sang ular api!" Long Wang menunjuk ular yang melingkar di leher seorang pemuda yang berada di antara kumpulan orang-orang pemburu hadiah.

Related chapters

  • Pendekar Ular Emas   Serangan Di Lembah Berbatu

    "Tidak mungkin! Apa benar ular berwarna merah itu yang kita cari?" Lin Tan merasa ragu. Ia menoleh kembali ke temannya."Tentu saja! Apa kau ingin bilang bahwa aku berbohong?" Long Wang tampak gusar dengan ucapan wadahnya itu. "Aku harus mendekatinya. Kita harus menangkapnya!" Ucap Long Wang lagi.Malam telah datang. Kawasan lembah berbatu di wilayah selatan berubah menjadi begitu dingin. Suara binatang dan serangga malam bergema di sekitar tebing, beriringan dengan angin malam yang berembus hingga menusuk kulit.Di perkemahan yang berada di bawah bukit, para pemburu harta mengerubungi api unggun yang berkobar lumayan besar untuk menghangatkan diri mereka. Semuanya terlihat mengelilingi api hangat itu sambil mengobrol satu sama lain sambil menenggak beberapa gelas arak. Terlihat seseorang di antara mereka yang merupakan ketua sekte pendekar mengangkat gelas kayu yang lumayan besar untuk mengajak semua orang bersulang. Teriakan bernada semangat terdengar lantang dari mulutnya.DEMI KE

    Last Updated : 2023-07-28
  • Pendekar Ular Emas   Raja Iblis Yinjiao 

    "Apa kita harus membiarkan mereka mati? Teriakan mereka membuatku gila!" Lin Tan tidak bisa membiarkan telinganya untuk tidak mendengarkan jeritan dan rintihan sakit para pemburu harta.AARRHH!!!Satu per satu tubuh para anggota pemburu harta dikerumuni oleh iblis bersayap. Para iblis itu menggerogoti tulang demi tulang mereka dan membiarkan daging orang-orang itu. Mereka terus memakan tulang, tengkorak kepala dan juga gigi para manusia itu dengan begitu rakus. Semuanya habis dalam waktu sekejap."Apa kita sudah hampir sampai?" Lin Tan bertanya menggunakan kontak batin. Jalanan sempit yang hanya bisa dilalui oleh satu orang dan harus dalam keadaan berjalan menyamping membuat Lin Tan dan Li Mei merasa kewalahan. Disamping itu, mereka harus berusaha tetap diam dan tidak mengeluarkan pancaran energi yang besar agar tidak menarik perhatian para iblis itu. "Kita hampir sampai, tapi tetaplah seperti ini!" Long Wang merasakan hawa keberadaan para iblis yang tengah berkumpul di bawah bukit b

    Last Updated : 2023-07-29
  • Pendekar Ular Emas   Segel Dewa Yanluo Wang 

    "Dasar bodoh! Menyerang tanpa tahu siapa musuhmu? Dasar Ceroboh!" Yinjiao berhasil menghindari serangan Lin Tan yang dikendalikan oleh Long Wang. Dengan cepat, ia mengembalikan serangan Lin Tan dengan mengayunkan cakar di tangan kanannya. Terlihat pancaran energi merah yang melesak lurus menuju ke pemuda itu. "Tidak kena! Hahahaha!" Long Wang berteriak menghina iblis itu. Serangan salah satu cakarnya melewati tubuh Lin Tan. Raut wajah Yinjiao tampak gusar dengan barisan urat leher yang menyeruak keluar. Dirinya tidak mengira bila pemuda itu susah untuk ditumbangkan dalam satu kali serangan. Di pihak lawan, dengan menciptakan dua buah pedang Jin Tie berwarna emas di masing-masing tangan Lin Tan, si Ular Emas menuntun tubuh pemuda itu untuk kembali menyerang iblis itu. "Bodoh! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau langsung menyerangnya!" Teriakan Li Mei seakan tidak didengar oleh kedua temannya. Kecemasan pun mulai muncul di wajah wanita itu. Tanpa diduga, ketika kedua temannya disibukk

    Last Updated : 2023-07-30
  • Pendekar Ular Emas   Kedatangan Si Ular Api

    "Apa?!""Tidak mungkin!"Ketika Lin Tan ingin menyerang Yinjiao, tubuh yang terperangkap di dalam teknik segel delapan gerbang neraka perlahan menghilang. Tidak disangka, Iblis itu ternyata telah menipu Lin Tan dan malah muncul tepat di belakang punggung pemuda itu.Perhitungan yang sudah diperkirakan oleh Long Wang untuk menghabisi iblis itu ternyata gagal total. Ketika ia menoleh ke belakang, terlihat Yinjiao tengah melepaskan serangan cepat ke arahnya. Dengan cepat, iblis itu berhasil menyematkan pedang Diyu Yin miliknya ke punggung Lin Tan. Zirah Ular Emas yang telah diperkuat oleh kekuatan dari Dewa Yanluo Wang, si dewa penjaga neraka, buktinya tidak mampu menahan kerasnya pedang neraka yang dimiliki oleh Yinjiao. Alhasil, punggung Lin Tan tertusuk oleh pedang itu hingga menembus ke dada. Pemuda itu terduduk diam sambil menahan tubuhnya yang masih terganjal oleh pedang Diyu Yin milik Yinjiao. Dari bilah pedang iblis itu, darah segar milik Lin Tan menetes jatuh perlahan ke permuk

    Last Updated : 2023-07-30
  • Pendekar Ular Emas   Giliranku Yang Menyerang!

    "Jangan samakan aku denganmu. Aku sudah berguru dengan Zhurong, si dewa api. Tanpa menggunakan segel terkutuk milik dewa Yanluo Wang pun, aku masih bisa melemparkan iblis itu ke jurang neraka!" Huo She melapisi tubuhnya dengan kobaran api merah. Iblis itu kembali berdiri setelah merasakan tendangan milik Huo She. Di bekas tendangan itu terlihat ada bekas bara api yang sulit dihilangkan. Yinjiao menyadari bila api itu termasuk ke dalam api suci yang dimiliki oleh dewa Zhurong."Sepertinya aku harus lebih berhati-hati saat melawan si bodoh ini," ungkap Yinjiao dalam benaknya. Kali ini iblis itu menyelimuti tubuhnya dengan logam Diyu Yin untuk melindungi tubuhnya dari serangan api suci milik Huo She. Yinjiao seakan memiliki kulit tebal dan kuat yang berasal dari logam itu. "Apa kau sering berubah bentuk seperti seekor ular? Sindir Huo She."Ini adalah zirah Diyu Yin, salah satu zirah terkuat di alam neraka," balas Yinjiao. "Aku tidak peduli!" Sahut Huo She yang menunjuk iblis itu den

    Last Updated : 2023-07-30
  • Pendekar Ular Emas   Segel Sementara

    "Apa yang ia katakan?" Li Mei kurang menyimak dengan apa yang diucapkan oleh temannya.Tapi ketika ia menoleh ke atas langit, seluruh awan hitam yang berkumpul di atas gunung api perlahan mulai tersingkir. Mereka lenyap ketika sinar yang begitu terang menembus lapisan awan dan memantul hingga ke permukaan tanah.Dimulai dengan puluhan pedang mengiringi barisan ribuan pedang yang tercipta dari logam Jin Tie turun, mereka perlahan jatuh menuju ke bawah, tepat berada di atas mereka berempat. Bagaikan rintik air hujan yang semula pelan dan perlahan kian bertambah deras, ribuan pedang itu jatuh tanpa halangan sedikit pun. "Teknik pengadilan seribu pedang!"Pemuda itu mengayunkan kedua tangannya yang sedang terangkat ke atas. Seketika ribuan pedang Jin Tie jatuh dengan kecepatan yang luar biasa. Mereka menghujani para iblis yang terlihat kalang kabut, berusaha untuk pergi dan menghindari setiap bilah pedang yang tidak berhenti menga

    Last Updated : 2023-07-31
  • Pendekar Ular Emas   Menuju Ke Perbatasan

    "Lalu, setelah ini kita harus apa?" Huo She menoleh ke kakak tertuanya yang sedang menatap jauh ke arah gua selatan. Long Wang merasakan dirinya belum cukup kuat untuk bisa mengalahkan seluruh iblis di dalam kuil neraka. Kekecewaan membanjiri pikirannya hingga membuatnya menunduk tanpa berkata apa-apa."Long Wang, ini semua belum berakhir. Kita masih bisa memperbaikinya. Berikan saja perintahmu, maka kami akan mengikutinya," ucap Lin Tan yang duduk tepat di sebelah ular mungil itu. "Aku tahu itu, namun perjalanan ini akan sangat panjang. Apa kau yakin ingin melanjutkannya? Bila hanya kita saja, kedamaian di benua ini mungkin tidak akan pernah terjadi," pikir Long Wang yang merasa tidak ada kesempatan untuk memperbaiki semuanya lagi. Lin Tan mengusap kepala si Ular Emas dengan begitu lembutnya. Tanpa sadar, ia membagi ingatannya kepada Long Wang melalui kontak batin. Hari di mana Lin Tan masih berada di desanya, hidup dalam kedamaian di setiap harinya. Bersama kedua adiknya, ia perg

    Last Updated : 2023-07-31
  • Pendekar Ular Emas   Putri Yang Tersesat

    "Kuharap Li Mei dan juga dua ular itu bisa akur," ungkap Lin Tan yang sedang berada di pinggiran danau.Di lain sisi, Li Mei menggunakan keterampilan memasaknya dan mulai membuat makan siang untuk mereka semua. Wanita itu membersihkan daging rusa yang dibawanya dari desa. Dengan sedikit menambahkan garam serta bumbu-bumbu dasar, ia membakar daging itu tepat di atas api yang membara."Perjalanan ini sangat melelahkan." Pemuda itu menguap sambil menampung air ke botol kayu yang berada di genggaman tangannya.Terasa semilir angin yang menyapa membuat kedua mata Lin Tan perlahan menutup. Sejauh mata memandang, ia dimanjakan oleh rerumputan hijau beserta ilalang yang tanpa sadar menghipnotis dirinya untuk tidur. Sayangnya ketika hendak menutup kedua matanya, Lin Tan teringat tugasnya untuk membawakan air bagi teman-temannya. Akhirnya ia memilih untuk kembali ke tempat teman-temannya berada."Lebih baik kita mengunjungi Yinghua terlebih dulu, kerajaan itu berada di wilayah paling timur dari

    Last Updated : 2023-07-31

Latest chapter

  • Pendekar Ular Emas   Teman Dari Negeri Tengah

    Di lain tempat, Sheng Guang memilih pergi setelah melihat Lu Buxia menghampiri kembali Lin Tan. Namun sebelum Sheng Guang benar-benar pergi, Long Wang yang melihatnya, menghentikan pria tua itu. "Kau datang jauh-jauh dari negeri tengah hanya untuk pergi setelah melihatku?" ucap Long Wang. Ia menampakkan wujudnya kembali setelah bekerja sama dengan Lu Buxia. Long Wang lari ke pundak Lin Tan dan bicara empat mata dengan Sheng Guang. Tampaknya Ular Emas merasa kalau pria tua itu bukanlah orang sembarangan."Perbincanganmu sepertinya berhasil. Aku turut senang, namun apakah aliansi yang ingin kau buat bisa menjadi lebih besar lagi?" pikir Sheng Guang."Apa maksudmu?" tanya Long Wang."Bila hanya berpusat pada aliansi negeri timur saja, maka wilayah lainnya akan hancur seiring penyerangan besar-besaran yang dilakukan oleh para iblis. Aku datang mewakili raja yang telah menolongmu. Ia memintaku untuk memberikan ini kepadamu," ungkap Sheng Guang.Pria tua itu memberikan gulungan perkamen y

  • Pendekar Ular Emas   Keputusan Sang Raja

    “Dia aneh. Apa mungkin dia seorang cenayang? Tapi dia bilang datang dari kerajaan di negeri tengah? Kerajaan apa?” pikir Lin Tan. Di lain tempat, Lu Buxia akhirnya bisa membodohi raja Hong Can dan membuatnya terjerumus ke lubang yang ia buat sendiri. Raja Hong Can akhirnya menuruti perkataan Lu Buxia untuk undur diri dari pesta meriah itu. Ia menggiring Lu Buxia menuju ke paviliun pribadinya. Di sana, raja Hong Can meminta Lu Buxia menjelaskan tentang apa yang ia ketahui mengenai pencucian harta yang dilakukan oleh raja Hong Can dan para anteknya. Tentunya, informasi itu di dapatkan dari Long Wang yang berhasil mengorek informasi dari teknik melihat masa lalu menggunakan mata Surgawi miliknya. "Lu Buxia, ikan sudah berhasil digiring. Sekarang, kau bisa memancingnya dengan kail yang besar!" ungkap Long Wang. Ia menganalogikan raja Hong Can sebagai ikan yang bodoh. "Kau telah menggelapkan pajak dengan melakukan pencucian semua emas kerajaan. Menggunakan jasa kurir di pasar gelap un

  • Pendekar Ular Emas   Pesta Busuk Hong Can

    "Luar biasa, untuk sebuah kemenangan yang didapatkan dari perjuangan keras kita, raja Hong Can sampai menggelontorkan anggaran yang begitu besar untuk mengadakan pesta ini," sindir Huo She. Ia sama sekali tidak suka dengan sikap sang raja. Ia tidak menyangka bila raja Hong Can begitu gila akan pujian. Sebuah pesta besar atas kemenangan Hong Can yang sebenarnya didapatkan dari perjuangan Lin Tan dan temannya, malah dijadikan bahan politik oleh raja itu. Sungguh busuk! Ia bahkan tidak peduli pada prajurit diluar sana yang masih kehilangan. Dan yang paling menjijikkan adalah justru dirinya yang mendapatkan penghargaan atas keberhasilan untuk mempertahankan Hong Can. Tidak main-main, semua gubernur di beberapa wilayah kerajaan Hong Can sangat memuji sang raja. Semuanya datang, menjilat bagai ular!"Itu yang namanya menjilat," bisik Huo She. "Biarkan saja. Aku tidak peduli dengan urusan para manusia kotor. Kita hanya perlu kekuatan perang Hong Can. Bila raja kotor itu ingin menggunakan

  • Pendekar Ular Emas   Menang?

    "Ini hanyalah awal dari perang besar yang akan bergulir di depan nanti. Kau akan melihat bagaimana giliran kami melakukan invasi!" Mu Yao membeberkan apa yang akan terjadi di depan. Delapan iblis yang tersisa dari raja iblis kuil atas akan menjadi momok mengerikan bagi seluruh negeri di benua Lianhua. Huo Mo mengetahui kekalahan saudaranya, Mu Yao, saat ini. Ia telah mengambil sikap untuk mempersiapkan penyerangan besar-besaran.Dari balik singgasana kuil atas, Huo Mo telah memerintahkan tujuh adiknya yang lain untuk bersiap-siap dengan perang besar yang akan dilakukan oleh mereka. "Kami akan berjalan di muka bumi dan membantai semua makhluk hidup selain kami! Para iblis akan berbondong-bondong untuk melucuti alam ini dan menjadikannya tempat tinggal kami yang baru!" Mu Yao masih berbicara. "Aku tidak peduli." Lin Tan berjalan mendekati tubuh Mu Yao. "Aku akan menghancurkan mereka semua, hingga raja iblis terakhir di lantai seratus," ungkap Lin Tan.Ia telah berdiri tepat di depan

  • Pendekar Ular Emas   Lin Tan Vs Mu Yao

    Dengan begitu cepatnya, tubuh Lin Tan menabrak dinding tebal tersebut. Namun sayangnya, ketika hendak di cek oleh Mu Yao menggunakan pandangan jarak jauh miliknya, ternyata yang menabrak dinding tersebut hanyalah sebuah boneka yang terbuat dari logam Jin Tie. Ia tertipu! Mu Yao merasa kesal karena dirinya seakan sedang dipermainkan oleh pemuda itu."Mata Surgawi memiliki kemampuan untuk melihat masa depan sekitar lima menit ke depan. Dengan kekuatan ini, aku pun bisa menciptakan realita dan ilusi diriku sendiri. Jadi, tanpa perlu berbasa-basi lagi, bagaimana bila kita akhiri saja pertarungannya?" Lin Tan ternyata sedang berdiri di depan Ular Api dan Li Mei.Ia menoleh ke langit dan berteriak ke arah Mu Yao. Terlihat kedua matanya sedang memancarkan mata Surgawi. Energi di sekitar tubuhnya pun memancarkan aura berwarna emas. Ia tidak sedang bermain-main saat ini. "Bukankah itu matamu?" tanya Huo She. Ia baru tersadar ketika melihat penampakan mata Surgawi milik Lin Tan."Benar sekali.

  • Pendekar Ular Emas   Kombinasi Serangan Lin Tan

    "Jangan sombong dulu!" Iblis Mu Yao memerintahkan seluruh pasukannya yang tersisa untuk menyerang Lin Tan dan yang lainnya. Serbuan para iblis boneka yang mengenakan pedang, tombak dan beberapa senjata lainnya mulai terlihat. Mereka tampak membagi pasukannya untuk mengarah ke masing-masing musuhnya. Bersamaan dengan itu, para pasukan berkuda yang belum dikerahkan oleh iblis Mu Yao sebelumnya mulai bergerak maju."Huo She! Ikut denganku!" Li Mei maju bersama dengan Ular Api.Keduanya saling melakukan serangan kombinasi elemen angin dan api. Serangan pedang Ular Angin menebas beberapa prajurit boneka iblis yang mengerubungi Li Mei. Di lain sisi, Huo She mengeluarkan semburan api biru untuk membakar beberapa prajurit boneka iblis lainnya. Keduanya saling membelakangi untuk mengamankan posisi masing-masing. Serangan kombinasi antara angin dan api tampaknya masih begitu efektif."Jangan hanya mengayunkan pedang saja! Tebas ke arah

  • Pendekar Ular Emas   Bala Bantuan

    Mereka berdua melangkah perlahan ke arah pasukan iblis Mu Yao. Sang wanita pengendali angin menyerang dari bawah, sedangkan si pengendali api terbang melayang di udara sambil mengendalikan elemen api miliknya. "Dasar kurang ajar! Mereka menciptakan hal bodoh yang tidak berguna!" Mu Yao tampak kesal dengan kemunculan ketiga tornado itu. Seluruh pasukan berkudanya yang berjumlah lima ratus ribu telah dihempaskan begitu mudahnya oleh para tornado. Akhirnya ia harus memerintahkan empat juta pasukan yang tersisa untuk mundur dan mengitari lokasi dari tornado itu. Namun kurang ajarnya, ia malah membuat 99 raksasa miliknya berbaris membentuk dinding untuk menghalau ketiga tornado itu. "Mari kita lihat, apa kalian bisa menumbangkan para raksasa itu?" Mu Yao tersenyum licik. Ia mengangkat kepalanya ke atas, mencoba menyombongkan diri di hadapan musuh-musuhnya."Hei, nenek! Di depan ada barikade para raksasa!" teriak Huo She."Aku tahu! Apa kau tidak punya cara untuk menumbangkan mereka?" te

  • Pendekar Ular Emas   Kombinasi Api & Angin

    Dari arah belakang, pasukan berkuda hitam yang terdiri dari lima ratus ribu pasukan sedang melaju begitu cepat ke arah pasukan Lu Buxia. "Huo She! Bakar para kadal dan ular itu!" teriak Li Mei."Dengan senang hati!" Huo She menghentikan langkahnya. Ia menyemburkan api yang begitu besar ke arah pasukan kadal dan ular. BRUAR!!!Li Mei mengayunkan pedangnya dan menghabisi barisan depan para penunggang kuda. SLASH!!!"Lu Buxia!" Li Mei berteriak ke arah panglima perang itu. Lu Buxia segera memerintahkan pasukannya untuk membuat formasi Cakrabyuha. Cakrabyuha adalah formasi berbentuk cakram, di mana para prajurit akan membentuk lingkaran yang terbagi menjadi beberapa lingkaran kecil di dalam lingkaran terluar. Setelah formasi terbentuk, Lu Buxia segera melepaskan diri dari pasukannya dan maju sendirian. Ia menghentikan langkahnya tepat di samping Li Mei. Lu Buxia yang merupakan pengguna elemen bayangan segera memainkan teknik bayangannya dengan membuat sebuah pola menggunakan jari-jem

  • Pendekar Ular Emas   Perang Di Depan Mata!

    Di lain tempat, Mu Yao telah berhasil menuntaskan persiapannya. Lima juta boneka iblis dan pasukan para boneka berwujud raksasa telah berjalan menuju ke arah kerajaan Hong Can."Saatnya untuk meratakan sebuah kerajaan!" Mu Yao menunggangi kuda hitam miliknya. BERSIAP UNTUK PERANG!!!Satu malam telah dilewati. Hari baru kembali muncul, diiringi dengan terbitnya mentari dari ufuk timur. Seluruh panglima perang tengah mengkoordinasikan semua kebutuhan perang ke benteng terluar. Masyarakat diungsikan menuju ke dinding ketiga bagian dalam. Mereka diminta untuk berlindung dan berdiam diri sejenak di sana hingga perang selesai. Li Mei, Huo She dan Lu Buxia membantu suplai senjata dan kebutuhan perang ke dinding terluar. Divisi yang Lu Buxia pimpin berada di wilayah barat. Sejajar dengan arah datangnya para pasukan iblis. "Rencana macam apa ini? Kenapa tidak dipusatkan pada satu sisi dinding saja?" tanya Huo She yang berasal kesal dengan pembagian rencana itu. Ia melihat ada sembilan pa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status