Sang Ular Emas meminta keduanya untuk segera menunggangi punggungnya. Tapi sebelum itu, Li Mei memeluk beberapa warga desa yang sudah dianggapnya sebagai keluarga. Ia berpamitan dengan mereka. Derai air mata terlihat jelas di wajah mereka ketika hendak melepas kepergian seorang wanita perkasa yang dijuluki sebagai pelindung desa. Bagi para warga, Li Mei termasuk sebagai sesepuh yang dituakan.
"Li Mei, ayo …." Lin Tan mengulurkan tangannya untuk membantu wanita itu naik ke atas punggung kuda emas.Ketika Long Wang mulai berlari, Lin Tan yang berada di belakang wanita itu terlihat begitu canggung. Ini adalah pengalaman pertamanya menunggangi seekor kuda bersama dengan seorang wanita."Ada apa?" Li Mei melirik ke arah pemuda yang berada di belakangnya."T–tidak apa-apa! Hanya saja … a–aku tidak terbiasa berkuda dengan seorang wanita," ungkap Lin Tan yang terlihat berusaha menjaga jarak dari tubuh Li Mei."Oh … kalau begitu biasakanlah mulai dari sekarang," balasnya. Li Mei tidak memperdulikan masalah personal pemuda yang berada di belakangnya. Ia malah bersikap biasa saja. Namun untuk sejenak saja, ia berusaha menahan senyumnya karena melihat tingkah lucu Lin Tan yang tampak canggung.Perlahan-lahan Long Wang menambah kecepatan larinya. Manuvernya di antara semak-semak dan juga pepohonan begitu tajam dan akurat. Kedua matanya yang mampu merasakan energi dari pepohonan dan benda-benda di sekelilingnya telah membantu Long Wang untuk menghindari mereka.Bila disandingkan dengan kuda biasa, kecepatan lari Long Wang kira-kira tiga kali lipat lebih cepat. Bahkan tenaga dari kuda biasa tidak ada setengahnya tenaga dari si kuda emas."To–tolong kurangi kecepatanmu! Aku sudah berkali-kali mengunyah serangga yang terbang ke arahku!" Terpaan angin yang begitu kencang menyapu wajah Lin Tan hingga ia susah untuk membuka kedua matanya."Diam saja! Kau terlalu banyak bicara!" Long Wang membentak pemuda itu dengan sangat keras.Selang beberapa waktu kemudian, ketiganya telah berhasil melewati hutan yang begitu besar. Long Wang memilih jalan itu karena jalur tersebut langsung menghubungkan dirinya menuju ke tempat yang ia tuju, yaitu lembah bertebing bebatuan."Kenapa kita tidak melewati desaku saja?! Bukankah jauh lebih cepat bila lewat sana?" Lin Tan berteriak agar suaranya bisa didengar oleh si kuda emas. Maklum saja, dengan kecepatan yang luar biasa, angin yang menghantam wajah Lin Tan membuat suaranya sulit untuk terdengar."Itu karena aku tidak ingin mengambil resiko! Mungkin saja di sana masih ada beberapa iblis burung yang menetap di desamu. Lagi pula, sedari tadi aku sudah merasakan hawa keberadaan manusia yang sedang berkumpul di ujung jalan sana," ungkap Long Wang. Tidak terasa, mereka akhirnya telah memasuki wilayah lembah bertebing bebatuan.Semakin mereka masuk ke dalam wilayah itu, suasananya semakin berbeda. Ditambah lagi, tepat di ujung sana terdapat jurang yang lumayan dalam. Terlihat Long Wang segera mengambil ancang-ancang dari tempatnya berlari."Hei! Apa yang kau lakukan?! Kenapa tiba-tiba kau menambah kecepatanmu!" Lin Tan merasa panik. Raut wajahnya begitu cemas. Tanpa sadar, kedua tangannya langsung memeluk erat pinggang Li Mei."Semuanya! Cepat berpegangan!" Teriak Long Wang.Ketika sudah mendekati pinggiran tebing, kuda emas itu segera melompat dengan begitu percaya diri. Dalam beberapa detik, ketiganya telah melayang di atas udara. Tepat dibawah mereka ada jurang yang begitu dalam."Apa makhluk bodoh ini sudah gila?!" Teriak Lin Tan. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Ada jurang begitu dalam tepat di bawah kakinya.AARRGHH!!!Pemuda itu terus saja berteriak seraya meluapkan ketakutannya. Namun ketika Long Wang berhasil menjejakkan kakinya kembali ke permukaan tanah yang berada di seberang jurang, Lin Tan terlihat begitu lega."Untung saja aku masih bernyawa …." Gumamnya. Lin Tan segera turun dari punggung kuda gila itu. Sambil mengambil napas panjang dan mengeluarkannya, ia melihat ke sekelilingnya."Apa yang kau lakukan?! Cepat naik! Kita harus mengejar waktu sebelum malam tiba!" Bentak Li Mei."Baiklah …." Akhirnya pemuda itu menuruti ucapan Li Mei. Ia kembali naik ke atas punggung temannya. Perjalanan mereka akhirnya kembali dilanjutkan.Ketika mereka telah mendekati wilayah lembah berbatu, kabut tipis mulai turun dan menutupi wilayah itu. Perlahan langit mulai bergerak dan berganti menjadi senja.Perjalanan panjang itu akhirnya harus berakhir. Long Wang hanya membutuhkan waktu sekitar setengah hari saja untuk menaklukan jarak yang bila ditempuh menggunakan kuda biasa bisa menghabiskan waktu kira-kira satu hari satu malam.Perlahan mereka mulai mendaki bebatuan dan memilih terus naik ke atas tebing berbatu. Ketiganya berusaha untuk menghindari kumpulan para manusia yang berada di bawahnya. Long Wang yang sebelumnya berubah menjadi kuda telah kembali ke wujud aslinya. Ia merayap dan melilitkan tubuhnya di lingkar leher Lin Tan. Dengan santainya ia melingkar di sana seperti sebuah kalung."Itu mereka," ucap Long Wang. Pandangannya tertuju ke arah bawah. Terlihat beberapa manusia yang sedang berkumpul."Mereka adalah para pemburu hadiah. Sepertinya mereka akan mengincar harta yang berada di dalam gua," pikir Li Mei yang mengintip dari pinggiran tebing."Harta? Memangnya ada harta karun di dalam gua itu?" Lin Tan menoleh ke arah wanita itu. Ada rasa ragu yang menghinggapi pikirannya."Tentu saja. Para iblis yang menjaga harta itu. Mereka juga menjadikan harta tersebut sebagai umpan untuk para manusia. Sekali kau masuk ke sana dengan niat buruk untuk mengambil harta itu, maka tidak ada jalan lagi bagimu untuk bisa keluar dari sana," ungkap Long Wang.Para pemburu hadiah adalah kumpulan orang-orang yang tergabung dalam beberapa sekte pendekar. Mereka berkumpul dengan tujuan ingin merampas harta-harta tak bertuan di beberapa tempat suci ataupun tempat bertuah. Bila dilihat dari tempat Lin Tan berada, bisa diperkirakan jumlah mereka sebanyak lima ratus orang."Orang itu? Long Wang, coba lihatlah," ucap Li Mei yang sambil menunjuk ke salah satu manusia di bawah sana.Long Wang melihat seorang pemuda yang mengenakan pakaian aneh dan membawa seekor binatang peliharaan berwarna merah tua. Binatang itu melingkar tepat di lehernya. Lalu bentuk fisiknya yang tanpa kaki dan memiliki tubuh panjang seperti seekor ular."I–itu?!" Long Wang menyadari bila hewan yang melingkar di leher pemuda itu adalah sosok yang dikenalnya."Ada apa! Kau lihat apa?!" Lin Tan merasa penasaran. Sorot kedua matanya mengikuti petunjuk ucapan Long Wang yang mengarah ke salah satu pemuda di bawah sana."Aku menemukannya! Lihatlah, itu adalah Huo She, sang ular api!" Long Wang menunjuk ular yang melingkar di leher seorang pemuda yang berada di antara kumpulan orang-orang pemburu hadiah."Tidak mungkin! Apa benar ular berwarna merah itu yang kita cari?" Lin Tan merasa ragu. Ia menoleh kembali ke temannya."Tentu saja! Apa kau ingin bilang bahwa aku berbohong?" Long Wang tampak gusar dengan ucapan wadahnya itu. "Aku harus mendekatinya. Kita harus menangkapnya!" Ucap Long Wang lagi.Malam telah datang. Kawasan lembah berbatu di wilayah selatan berubah menjadi begitu dingin. Suara binatang dan serangga malam bergema di sekitar tebing, beriringan dengan angin malam yang berembus hingga menusuk kulit.Di perkemahan yang berada di bawah bukit, para pemburu harta mengerubungi api unggun yang berkobar lumayan besar untuk menghangatkan diri mereka. Semuanya terlihat mengelilingi api hangat itu sambil mengobrol satu sama lain sambil menenggak beberapa gelas arak. Terlihat seseorang di antara mereka yang merupakan ketua sekte pendekar mengangkat gelas kayu yang lumayan besar untuk mengajak semua orang bersulang. Teriakan bernada semangat terdengar lantang dari mulutnya.DEMI KE
"Apa kita harus membiarkan mereka mati? Teriakan mereka membuatku gila!" Lin Tan tidak bisa membiarkan telinganya untuk tidak mendengarkan jeritan dan rintihan sakit para pemburu harta.AARRHH!!!Satu per satu tubuh para anggota pemburu harta dikerumuni oleh iblis bersayap. Para iblis itu menggerogoti tulang demi tulang mereka dan membiarkan daging orang-orang itu. Mereka terus memakan tulang, tengkorak kepala dan juga gigi para manusia itu dengan begitu rakus. Semuanya habis dalam waktu sekejap."Apa kita sudah hampir sampai?" Lin Tan bertanya menggunakan kontak batin. Jalanan sempit yang hanya bisa dilalui oleh satu orang dan harus dalam keadaan berjalan menyamping membuat Lin Tan dan Li Mei merasa kewalahan. Disamping itu, mereka harus berusaha tetap diam dan tidak mengeluarkan pancaran energi yang besar agar tidak menarik perhatian para iblis itu. "Kita hampir sampai, tapi tetaplah seperti ini!" Long Wang merasakan hawa keberadaan para iblis yang tengah berkumpul di bawah bukit b
"Dasar bodoh! Menyerang tanpa tahu siapa musuhmu? Dasar Ceroboh!" Yinjiao berhasil menghindari serangan Lin Tan yang dikendalikan oleh Long Wang. Dengan cepat, ia mengembalikan serangan Lin Tan dengan mengayunkan cakar di tangan kanannya. Terlihat pancaran energi merah yang melesak lurus menuju ke pemuda itu. "Tidak kena! Hahahaha!" Long Wang berteriak menghina iblis itu. Serangan salah satu cakarnya melewati tubuh Lin Tan. Raut wajah Yinjiao tampak gusar dengan barisan urat leher yang menyeruak keluar. Dirinya tidak mengira bila pemuda itu susah untuk ditumbangkan dalam satu kali serangan. Di pihak lawan, dengan menciptakan dua buah pedang Jin Tie berwarna emas di masing-masing tangan Lin Tan, si Ular Emas menuntun tubuh pemuda itu untuk kembali menyerang iblis itu. "Bodoh! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau langsung menyerangnya!" Teriakan Li Mei seakan tidak didengar oleh kedua temannya. Kecemasan pun mulai muncul di wajah wanita itu. Tanpa diduga, ketika kedua temannya disibukk
"Apa?!""Tidak mungkin!"Ketika Lin Tan ingin menyerang Yinjiao, tubuh yang terperangkap di dalam teknik segel delapan gerbang neraka perlahan menghilang. Tidak disangka, Iblis itu ternyata telah menipu Lin Tan dan malah muncul tepat di belakang punggung pemuda itu.Perhitungan yang sudah diperkirakan oleh Long Wang untuk menghabisi iblis itu ternyata gagal total. Ketika ia menoleh ke belakang, terlihat Yinjiao tengah melepaskan serangan cepat ke arahnya. Dengan cepat, iblis itu berhasil menyematkan pedang Diyu Yin miliknya ke punggung Lin Tan. Zirah Ular Emas yang telah diperkuat oleh kekuatan dari Dewa Yanluo Wang, si dewa penjaga neraka, buktinya tidak mampu menahan kerasnya pedang neraka yang dimiliki oleh Yinjiao. Alhasil, punggung Lin Tan tertusuk oleh pedang itu hingga menembus ke dada. Pemuda itu terduduk diam sambil menahan tubuhnya yang masih terganjal oleh pedang Diyu Yin milik Yinjiao. Dari bilah pedang iblis itu, darah segar milik Lin Tan menetes jatuh perlahan ke permuk
"Jangan samakan aku denganmu. Aku sudah berguru dengan Zhurong, si dewa api. Tanpa menggunakan segel terkutuk milik dewa Yanluo Wang pun, aku masih bisa melemparkan iblis itu ke jurang neraka!" Huo She melapisi tubuhnya dengan kobaran api merah. Iblis itu kembali berdiri setelah merasakan tendangan milik Huo She. Di bekas tendangan itu terlihat ada bekas bara api yang sulit dihilangkan. Yinjiao menyadari bila api itu termasuk ke dalam api suci yang dimiliki oleh dewa Zhurong."Sepertinya aku harus lebih berhati-hati saat melawan si bodoh ini," ungkap Yinjiao dalam benaknya. Kali ini iblis itu menyelimuti tubuhnya dengan logam Diyu Yin untuk melindungi tubuhnya dari serangan api suci milik Huo She. Yinjiao seakan memiliki kulit tebal dan kuat yang berasal dari logam itu. "Apa kau sering berubah bentuk seperti seekor ular? Sindir Huo She."Ini adalah zirah Diyu Yin, salah satu zirah terkuat di alam neraka," balas Yinjiao. "Aku tidak peduli!" Sahut Huo She yang menunjuk iblis itu den
"Apa yang ia katakan?" Li Mei kurang menyimak dengan apa yang diucapkan oleh temannya.Tapi ketika ia menoleh ke atas langit, seluruh awan hitam yang berkumpul di atas gunung api perlahan mulai tersingkir. Mereka lenyap ketika sinar yang begitu terang menembus lapisan awan dan memantul hingga ke permukaan tanah.Dimulai dengan puluhan pedang mengiringi barisan ribuan pedang yang tercipta dari logam Jin Tie turun, mereka perlahan jatuh menuju ke bawah, tepat berada di atas mereka berempat. Bagaikan rintik air hujan yang semula pelan dan perlahan kian bertambah deras, ribuan pedang itu jatuh tanpa halangan sedikit pun. "Teknik pengadilan seribu pedang!"Pemuda itu mengayunkan kedua tangannya yang sedang terangkat ke atas. Seketika ribuan pedang Jin Tie jatuh dengan kecepatan yang luar biasa. Mereka menghujani para iblis yang terlihat kalang kabut, berusaha untuk pergi dan menghindari setiap bilah pedang yang tidak berhenti menga
"Lalu, setelah ini kita harus apa?" Huo She menoleh ke kakak tertuanya yang sedang menatap jauh ke arah gua selatan. Long Wang merasakan dirinya belum cukup kuat untuk bisa mengalahkan seluruh iblis di dalam kuil neraka. Kekecewaan membanjiri pikirannya hingga membuatnya menunduk tanpa berkata apa-apa."Long Wang, ini semua belum berakhir. Kita masih bisa memperbaikinya. Berikan saja perintahmu, maka kami akan mengikutinya," ucap Lin Tan yang duduk tepat di sebelah ular mungil itu. "Aku tahu itu, namun perjalanan ini akan sangat panjang. Apa kau yakin ingin melanjutkannya? Bila hanya kita saja, kedamaian di benua ini mungkin tidak akan pernah terjadi," pikir Long Wang yang merasa tidak ada kesempatan untuk memperbaiki semuanya lagi. Lin Tan mengusap kepala si Ular Emas dengan begitu lembutnya. Tanpa sadar, ia membagi ingatannya kepada Long Wang melalui kontak batin. Hari di mana Lin Tan masih berada di desanya, hidup dalam kedamaian di setiap harinya. Bersama kedua adiknya, ia perg
"Kuharap Li Mei dan juga dua ular itu bisa akur," ungkap Lin Tan yang sedang berada di pinggiran danau.Di lain sisi, Li Mei menggunakan keterampilan memasaknya dan mulai membuat makan siang untuk mereka semua. Wanita itu membersihkan daging rusa yang dibawanya dari desa. Dengan sedikit menambahkan garam serta bumbu-bumbu dasar, ia membakar daging itu tepat di atas api yang membara."Perjalanan ini sangat melelahkan." Pemuda itu menguap sambil menampung air ke botol kayu yang berada di genggaman tangannya.Terasa semilir angin yang menyapa membuat kedua mata Lin Tan perlahan menutup. Sejauh mata memandang, ia dimanjakan oleh rerumputan hijau beserta ilalang yang tanpa sadar menghipnotis dirinya untuk tidur. Sayangnya ketika hendak menutup kedua matanya, Lin Tan teringat tugasnya untuk membawakan air bagi teman-temannya. Akhirnya ia memilih untuk kembali ke tempat teman-temannya berada."Lebih baik kita mengunjungi Yinghua terlebih dulu, kerajaan itu berada di wilayah paling timur dari