"Apa kita harus membiarkan mereka mati? Teriakan mereka membuatku gila!" Lin Tan tidak bisa membiarkan telinganya untuk tidak mendengarkan jeritan dan rintihan sakit para pemburu harta.
AARRHH!!!Satu per satu tubuh para anggota pemburu harta dikerumuni oleh iblis bersayap. Para iblis itu menggerogoti tulang demi tulang mereka dan membiarkan daging orang-orang itu. Mereka terus memakan tulang, tengkorak kepala dan juga gigi para manusia itu dengan begitu rakus. Semuanya habis dalam waktu sekejap."Apa kita sudah hampir sampai?" Lin Tan bertanya menggunakan kontak batin.Jalanan sempit yang hanya bisa dilalui oleh satu orang dan harus dalam keadaan berjalan menyamping membuat Lin Tan dan Li Mei merasa kewalahan. Disamping itu, mereka harus berusaha tetap diam dan tidak mengeluarkan pancaran energi yang besar agar tidak menarik perhatian para iblis itu."Kita hampir sampai, tapi tetaplah seperti ini!" Long Wang merasakan hawa keberadaan para iblis yang tengah berkumpul di bawah bukit berbatu.Dan ketika sudah berada di ujung jalan sempit, mata Lin Tan dikejutkan dengan penampakan wilayah selatan. Sebuah gunung api raksasa menjulang setinggi gunung tertinggi di daerah Tibet. Gunung api itu didominasi oleh warna hitam pekat.Banyak gas beracun yang dikeluarkan oleh kawah-kawah kecil di sekitar lereng gunung, sedangkan di kaki gunung hanya terlihat hamparan gurun pasir hitam dan tumbuhan rerumputan yang tumbuh jarang-jarang."Aku merasakan energi negatif yang sangat besar di wilayah ini," ungkap Li Mei yang terbelalak dengan pemandangan kelam dan sunyi yang ada di hadapannya."Jadi, ini adalah wilayah selatan yang disebut sebagai sarang para iblis." Lin Tan tidak berhenti menatap ke depan. Udara yang terhirup olehnya terasa begitu berat. Baginya, untuk bernapas pun terasa agak sulit.Long Wang menggunakan teknik membelah diri, di mana ia membagi tubuh aslinya yang sedang menjadi zirah Ular Emas dengan satu tubuh bayangannya yang menyerupai seekor ular emas. Ia melakukannya untuk mempermudah dirinya berkomunikasi dengan kedua temannya."Jangan memalingkan pandanganmu meski sebentar saja, ini adalah wilayah yang terkutuk. Banyak orang menyebutnya sebagai tanah kematian. Manusia yang memiliki hati lemah akan langsung terpengaruh oleh energi negatif di sini dan akan membuatnya gila," ungkap Long Wang."Sayangnya yang tercium olehku hanyalah bau belerang saja," sahut Lin Tan. Ia bersama Li Mei terus berjalan menghampiri kaki gunung api.Li Mei memfokuskan pandangan kedua matanya ke arah gua yang berada di ujung hamparan daratan berpasir. Energi negatif yang berasal dari dalam mulut gua seakan menyeruak keluar bagaikan asap hitam. Beberapa saat tubuh Li Mei terasa merinding ketika dirinya semakin mendekati mulut gua itu."Kau merasakannya juga? Ada energi negatif yang bersemayam di dalam gua itu?" pikir Li Mei."Jangan menggunakan pelacak energimu. Bila kau terus melakukannya, energi negatif itu yang akan menguras habis energimu," ungkap Long Wang.Terlihat dari dekat mulut gua tersebut setinggi tembok raksasa China. Lebarnya pun tidak main-main, dapat diukur kira-kira hampir sepuluh meter lebih. Lantai guanya telah dilapisi oleh batu setapak. Dinding-dindingnya juga telah diukir dan dilapisi oleh batu sehingga terlihat datar dan rapi."Ukiran yang ada di dinding gua mengingatkanku pada bangunan kuil," pikir Lin Tan. Matanya tidak bisa untuk tidak melihat ukiran-ukiran aneh yang terpajang di dinding."Cukup, kita tidak boleh lebih dekat dari ini," pikir Long Wang.Rasa penasaran mereka bertiga ternyata tanpa sadar mengundang sesosok iblis. Makhluk itu berjalan keluar dari bayangan gelap yang menyelimuti kedalaman gua. Tubuhnya tinggi hampir dua meter dengan sebuah tanduk layaknya seekor domba yang tumbuh hingga dua puluh sentimeter di dahi kanannya. Ia berjalan dengan santai ke arah para tamunya.Wujudnya terlihat seperti manusia. Ia memakai pakaian layaknya manusia, namun pada tubuh bagian kanannya berbentuk layaknya sesosok iblis. Tapi pada tubuh bagian kiri, wujudnya malah seperti tubuh manusia normal."Kau berani datang ke sini lagi, Long Wang, sang Dewa Ular Emas yang diagungkan oleh raja langit itu sendiri." Yinjiao tersenyum sambil menatap penuh dengan rasa hina."Kau tidak berubah sama sekali, Yinjiao. Apa hobimu yang suka berburu para manusia itu masih kau lakukan? Kudengar beberapa iblis baru saja menghancurkan satu desa," sindir Long Wang.Iblis yang berada di hadapannya adalah salah satu raja kuil neraka atas yang berada di peringkat sepuluh. Long Wang pernah bertemu satu kali dengannya ketika lima puluh tahun yang lalu."Aku hanya sedang sibuk memupuk pasukan iblis sebanyak-banyaknya. Kau lihat sendiri, 'kan? Segel para penguasa benua Lianhua sudah hancur. Dinding yang menutupi mulut gua juga sudah berlubang. Ini adalah waktu yang tepat bagi kami untuk membalas dendam!" Yinjiao menyeringai dengan tatapan yang sinis.Pemuda yang berdiri di depan Yinjiao merasa bila penyebab desa dan kedua adiknya mati adalah karena iblis itu. Di dalam pikirannya, Lin Tan sudah merasa gerah dan ingin sekali memenggal kepala Yinjiao."Kau terlalu banyak bicara! Aku tahu, kau adalah dalang dari penyerbuan para iblis burung ke desa selatan, 'kan?!" Lin Tan menunjuk Yinjiao tanpa ragu.Kekesalan dan amarah menyelimuti pandangan kedua mata pemuda itu. Seakan ia hanya melihat Yinjiao sebagai makhluk tak beradab yang telah membantai seluruh keluarganya."Aku memang dalangnya, namun bukan aku yang melakukannya. Seharusnya kau membantai para iblis itu, dari pada harus mengutukku saat ini." Yinjiao berkelit, berusaha menghindari kesalahannya."Cih! Dasar kurang ajar!" Lin Tan mengepal keras tangan kanannya. Urat-urat lehernya mulai timbul keluar."Long Wang, sebaiknya kau suruh manusia bodoh itu untuk pulang. Ia tidak lebih dari sekedar tikus." Ejekan Yinjiao semakin membuat Lin Tan gusar."Tutup mulutmu!" Teriak pemuda itu."Dan satu lagi, bila kau pikir bisa membunuhku kali ini, maka kau salah besar. Kau tahu, bukan? Setidaknya kau harus membunuh sepuluh raja kuil neraka atas dan sepuluh raja kuil neraka bawah untuk bisa memusnahkan kami semua." Yinjiao kembali menjelaskannya kepada Long Wang.Sayangnya, ular kecil malah melontarkan senyumannya. Ejekan yang diucapkan oleh Yinjiao dikembalikan Long Wang dengan senyuman licik."Hei, bodoh. Kau pikir selama lima puluh tahun aku terjebak di dunia ini, aku tidak mencari cara untuk melenyapkan kau dan juga seluruh saudaramu?" Long Wang tersenyum."Baiklah, mari kita cari tahu cara apa yang akan kau gunakan untuk membunuhku secara utuh," sindir Yinjiao. Baginya, gertakan si Ular Emas bisa saja benar. Karena hal itu, ia tidak bisa bermain-main."Ayo mulai!" Long Wang mengambil alih tubuh pemuda itu. Ia mulai bergerak menyerang si iblis busuk itu."Dasar bodoh! Menyerang tanpa tahu siapa musuhmu? Dasar Ceroboh!" Yinjiao berhasil menghindari serangan Lin Tan yang dikendalikan oleh Long Wang. Dengan cepat, ia mengembalikan serangan Lin Tan dengan mengayunkan cakar di tangan kanannya. Terlihat pancaran energi merah yang melesak lurus menuju ke pemuda itu. "Tidak kena! Hahahaha!" Long Wang berteriak menghina iblis itu. Serangan salah satu cakarnya melewati tubuh Lin Tan. Raut wajah Yinjiao tampak gusar dengan barisan urat leher yang menyeruak keluar. Dirinya tidak mengira bila pemuda itu susah untuk ditumbangkan dalam satu kali serangan. Di pihak lawan, dengan menciptakan dua buah pedang Jin Tie berwarna emas di masing-masing tangan Lin Tan, si Ular Emas menuntun tubuh pemuda itu untuk kembali menyerang iblis itu. "Bodoh! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau langsung menyerangnya!" Teriakan Li Mei seakan tidak didengar oleh kedua temannya. Kecemasan pun mulai muncul di wajah wanita itu. Tanpa diduga, ketika kedua temannya disibukk
"Apa?!""Tidak mungkin!"Ketika Lin Tan ingin menyerang Yinjiao, tubuh yang terperangkap di dalam teknik segel delapan gerbang neraka perlahan menghilang. Tidak disangka, Iblis itu ternyata telah menipu Lin Tan dan malah muncul tepat di belakang punggung pemuda itu.Perhitungan yang sudah diperkirakan oleh Long Wang untuk menghabisi iblis itu ternyata gagal total. Ketika ia menoleh ke belakang, terlihat Yinjiao tengah melepaskan serangan cepat ke arahnya. Dengan cepat, iblis itu berhasil menyematkan pedang Diyu Yin miliknya ke punggung Lin Tan. Zirah Ular Emas yang telah diperkuat oleh kekuatan dari Dewa Yanluo Wang, si dewa penjaga neraka, buktinya tidak mampu menahan kerasnya pedang neraka yang dimiliki oleh Yinjiao. Alhasil, punggung Lin Tan tertusuk oleh pedang itu hingga menembus ke dada. Pemuda itu terduduk diam sambil menahan tubuhnya yang masih terganjal oleh pedang Diyu Yin milik Yinjiao. Dari bilah pedang iblis itu, darah segar milik Lin Tan menetes jatuh perlahan ke permuk
"Jangan samakan aku denganmu. Aku sudah berguru dengan Zhurong, si dewa api. Tanpa menggunakan segel terkutuk milik dewa Yanluo Wang pun, aku masih bisa melemparkan iblis itu ke jurang neraka!" Huo She melapisi tubuhnya dengan kobaran api merah. Iblis itu kembali berdiri setelah merasakan tendangan milik Huo She. Di bekas tendangan itu terlihat ada bekas bara api yang sulit dihilangkan. Yinjiao menyadari bila api itu termasuk ke dalam api suci yang dimiliki oleh dewa Zhurong."Sepertinya aku harus lebih berhati-hati saat melawan si bodoh ini," ungkap Yinjiao dalam benaknya. Kali ini iblis itu menyelimuti tubuhnya dengan logam Diyu Yin untuk melindungi tubuhnya dari serangan api suci milik Huo She. Yinjiao seakan memiliki kulit tebal dan kuat yang berasal dari logam itu. "Apa kau sering berubah bentuk seperti seekor ular? Sindir Huo She."Ini adalah zirah Diyu Yin, salah satu zirah terkuat di alam neraka," balas Yinjiao. "Aku tidak peduli!" Sahut Huo She yang menunjuk iblis itu den
"Apa yang ia katakan?" Li Mei kurang menyimak dengan apa yang diucapkan oleh temannya.Tapi ketika ia menoleh ke atas langit, seluruh awan hitam yang berkumpul di atas gunung api perlahan mulai tersingkir. Mereka lenyap ketika sinar yang begitu terang menembus lapisan awan dan memantul hingga ke permukaan tanah.Dimulai dengan puluhan pedang mengiringi barisan ribuan pedang yang tercipta dari logam Jin Tie turun, mereka perlahan jatuh menuju ke bawah, tepat berada di atas mereka berempat. Bagaikan rintik air hujan yang semula pelan dan perlahan kian bertambah deras, ribuan pedang itu jatuh tanpa halangan sedikit pun. "Teknik pengadilan seribu pedang!"Pemuda itu mengayunkan kedua tangannya yang sedang terangkat ke atas. Seketika ribuan pedang Jin Tie jatuh dengan kecepatan yang luar biasa. Mereka menghujani para iblis yang terlihat kalang kabut, berusaha untuk pergi dan menghindari setiap bilah pedang yang tidak berhenti menga
"Lalu, setelah ini kita harus apa?" Huo She menoleh ke kakak tertuanya yang sedang menatap jauh ke arah gua selatan. Long Wang merasakan dirinya belum cukup kuat untuk bisa mengalahkan seluruh iblis di dalam kuil neraka. Kekecewaan membanjiri pikirannya hingga membuatnya menunduk tanpa berkata apa-apa."Long Wang, ini semua belum berakhir. Kita masih bisa memperbaikinya. Berikan saja perintahmu, maka kami akan mengikutinya," ucap Lin Tan yang duduk tepat di sebelah ular mungil itu. "Aku tahu itu, namun perjalanan ini akan sangat panjang. Apa kau yakin ingin melanjutkannya? Bila hanya kita saja, kedamaian di benua ini mungkin tidak akan pernah terjadi," pikir Long Wang yang merasa tidak ada kesempatan untuk memperbaiki semuanya lagi. Lin Tan mengusap kepala si Ular Emas dengan begitu lembutnya. Tanpa sadar, ia membagi ingatannya kepada Long Wang melalui kontak batin. Hari di mana Lin Tan masih berada di desanya, hidup dalam kedamaian di setiap harinya. Bersama kedua adiknya, ia perg
"Kuharap Li Mei dan juga dua ular itu bisa akur," ungkap Lin Tan yang sedang berada di pinggiran danau.Di lain sisi, Li Mei menggunakan keterampilan memasaknya dan mulai membuat makan siang untuk mereka semua. Wanita itu membersihkan daging rusa yang dibawanya dari desa. Dengan sedikit menambahkan garam serta bumbu-bumbu dasar, ia membakar daging itu tepat di atas api yang membara."Perjalanan ini sangat melelahkan." Pemuda itu menguap sambil menampung air ke botol kayu yang berada di genggaman tangannya.Terasa semilir angin yang menyapa membuat kedua mata Lin Tan perlahan menutup. Sejauh mata memandang, ia dimanjakan oleh rerumputan hijau beserta ilalang yang tanpa sadar menghipnotis dirinya untuk tidur. Sayangnya ketika hendak menutup kedua matanya, Lin Tan teringat tugasnya untuk membawakan air bagi teman-temannya. Akhirnya ia memilih untuk kembali ke tempat teman-temannya berada."Lebih baik kita mengunjungi Yinghua terlebih dulu, kerajaan itu berada di wilayah paling timur dari
"Menurutmu wajahku ada tampang penjahat? Bagaimana mungkin aku menculiknya?!" Lin Tan merasa gusar menanggapi ucapan teman-temannya. Anak perempuan itu terlihat diam saja dan bahkan tidak membela Lin Tan dengan mengeluarkan penjelasan apa pun. Akhirnya, pemuda itu yang harus berupaya keras menjelaskan rentetan kejadian sebenarnya kepada ketiga temannya. "Hai, siapa namamu? Kau berasal dari mana?" Setelah mendengarkan semuanya, Li Mei mengakui kebenaran dari pernyataan pemuda itu. Lalu ia segera menundukkan tubuhnya dan bertanya kepada anak perempuan di depannya. Li Mei memperhalus ucapannya agar anak itu tidak merasa ketakutan."Namaku adalah Fang Hua. Aku adalah seorang putri yang berasal dari kerajaan Hong Can yang berada di negeri paling timur." Anak itu akhirnya mau bicara. Penjelasannya cukup singkat, namun membuat ketiga orang yang baru melihatnya begitu terkejut."Hong Can?" Huo She sama sekali tidak menyangka bisa bertemu dengan seorang putri dari kerajaan yang akan mereka d
"Aku kehilangan mereka semua karena iblis itu ingin memburu kalian!" Tangis Fang Gua kian pecah setelah dirinya mengumpat Lin Tan dan teman-temannya.Dalam benaknya, Fang Hua tidak menyangka bila niatnya yang hanya ingin bermain di luar wilayah kerajaannya justru malah berakhir tragis. Anak kecil berusia tujuh tahun itu terus saja menangis dan susah untuk berhenti."Tenangkan dirimu... kami minta maaf atas kematian mereka semua." Li Mei berbesar hati untuk memohon kepada anak itu untuk memaafkannya. Tapi usahanya terlihat sia-sia. Li Mei tidak dihiraukan oleh si putri Hong Can.Wanita itu menoleh ke arah si Ular Emas. Tatapan cemas dan khawatir terlihat jelas dari wajahnya."Apa yang harus kita lakukan?" Wanita itu merasa panik ketika dirinya tidak mampu menghentikan tangis anak perempuan di sampingnya."Kita harus segera pergi dari sini!" Long Wang meminta teman-temannya untuk segera pergi. Ular kecil itu segera menyelinap ke tubuh wadahnya dan bersembunyi di dalam sana. "Hei, tu–tu