Bai Lixue tertawa nakal sambil bangkit dari reruntuhan jendela. Dia menepuk-nepuk jubahnya yang kotor oleh serpihan kayu dan kaca."Wah, wah, Yao Chen. Kau sungguh mengejutkanku," ujarnya dengan nada menggoda. "Maafkan aku ya, aku hanya ingin sedikit bermain-main denganmu."Dia pun mengganti wujud ke asalnya.Yao Chen mendengus kesal. "Bermain-main? Kamu pikir menyamar sebagai guruku itu lucu?"Bai Lixue tersenyum lebar. "Ayolah, jangan marah begitu. Aku hanya penasaran, seberapa jauh kamu bisa mengenali perbedaan antara aku dan gurumu yang terhormat itu."Kali ini Bai Lixue bahkan menampilkan wujud silumannya dengan telinga rubah yang bergerak-gerak lucu menggemaskan, tapi Yao Chen tidak terpengaruh."Kamu terlalu meremehkanku," balas Yao Chen dingin. "Bagaimana mungkin aku tidak bisa membedakan antara siluman nakal sepertimu dengan guru yang sangat kuhormati?"Bai Lixue mengerucutkan bibirnya, pura-pura merajuk. "Ah, Yao Chen. Kamu tega sekali menyebutku siluman nakal. Padahal aku s
"Aku siap, Guru!" pekik Yao Chen sambil memutar energi Qi dia.Sima Honglian melesat maju dengan kecepatan luar biasa. Tangannya terentang, siap melancarkan serangan pertama. Namun, tepat sebelum pukulannya mengenai Yao Chen, muridnya itu menghilang dalam sekejap mata."He he he!" seru Yao Chen, suaranya terdengar dari belakang Sima Honglian.Guru cantik itu tersenyum, kagum dengan kecepatan reaksi muridnya. Dia berbalik dengan cepat, melancarkan tendangan berputar. Namun lagi-lagi, Yao Chen menghilang tepat sebelum serangan itu mengenainya."Bagus, Xiao Chen!" puji Sima Honglian. "Tapi jangan kira aku akan kalah semudah itu!"Sima Honglian mulai mengaktifkan teknik kultivasinya. Aura panas mulai menyelimuti tubuhnya. "Teknik Api Surgawi!"Dalam sekejap, area di sekitar Sima Honglian dipenuhi oleh kobaran api berwarna merah keemasan. Api itu bergerak liar, seolah-olah memiliki kehidupannya sendiri.Yao Chen muncul beberapa meter dari posisi gurunya, wajahnya menunjukkan kekaguman. "Lu
Malam itu ....“Bagaimana menurut kalian?” Bai Lixue bicara sembari wajahnya menunjukkan kenakalan bagai anak kecil.Di dalam salah satu paviliun yang tenang, Yao Chen, Sima Honglian, dan Bai Lixue berkumpul, menatap artefak yang baru saja dibawa oleh Bai Lixue—sebuah kipas kertas tua dengan puisi misterius tertulis di atasnya.Dengan senyum puas di wajahnya, Bai Lixue mengibaskan ekornya dengan lembut. "Aku menemukannya di kamar pribadi Zhuge Yang," katanya dengan nada yang penuh kepuasan. "Dia menatap kipas ini begitu lama sebelum pergi, seolah-olah ada sesuatu yang sangat penting tentangnya. Aku tak bisa menahan rasa penasaran, jadi aku memutuskan untuk membawanya ke kalian."Yao Chen memicingkan matanya, menatap seksama kipas kuno itu. Lembarannya terlihat usang dengan huruf-huruf yang agak pudar, tapi masih bisa terbaca.Sima Honglian semakin mendekat, matanya yang cemerlang memeriksa kipas tersebut dengan seksama. "Zhuge Yang bukan tipe orang yang menatap sesuatu tanpa alasan,"
Sima Honglian tersenyum lembut, namun matanya tetap serius. "Aku akan bersamamu, Xiao Chen. Kita akan menghadapi bahaya ini bersama-sama."Bai Lixue, dengan wajah yang penuh dengan semangat, menambahkan, "Dan aku akan memastikan bahwa semuanya berjalan lancar. Lagipula, siapa yang bisa menolak sedikit petualangan di malam hari?"Mata Bai Lixue berbinar ketika membayangkan keseruan yang akan terjadi.Dengan rencana di tangan dan sekutu yang kuat di sisinya, Yao Chen merasa siap untuk menghadapi apa pun yang akan mereka temui di ruang rahasia tersebut.Yao Chen sedang merenungi puisi kuno di kipas kertas bersama Sima Honglian sampai mentari menampilkan sosoknya di timur.Dia mengangkat kepalanya saat mendengar langkah kaki mendekat. Dari bayang-bayang pepohonan, muncul sosok yang akrab baginya. "Kak Li," panggilnya dengan nada hangat.Dia tidak menyangka kedatangan Li Yaren di Puncak Wisteria.Li Yaren dengan senyum khasnya yang memikat, melangkah mendekat. "Adik Yao," sapanya dengan na
Di pagi yang cerah di Puncak Wisteria, matahari menyemburatkan sinarnya di antara kelopak bunga wisteria yang mekar, menciptakan nuansa hangat dan damai. Namun, di salah satu sudut tersembunyi puncak itu, kehangatan yang berbeda sedang tumbuh.“Apakah mereka belum selesai?” tanya Sima Honglian sambil menikmati makanannya bersama Yao Chen.Li Yaren dan Bai Lixue sejak pagi tadi telah terlibat dalam kemesraan yang intens, terus menikmati kebersamaan mereka sepanjang pagi hingga siang. Di bawah naungan wisteria yang menjuntai, mereka berdua terlena dalam dunia yang hanya milik mereka berdua, seakan-akan waktu berhenti hanya untuk mereka.“Belum, sepertinya belum jika mereka belum mendatangi kita.” Yao Chen sedikit iri dengan kebebasan mereka.Di tempat lain, Li Yaren membelai rambut lembut Bai Lixue disertai gairah intens, sementara senyuman nakal terus menghiasi wajah tampannya. “Kamu benar-benar menakjubkan, Bai Lixue,” bisiknya lembut di telinga sang siluman, suaranya sarat dengan kek
“Sebentar lagi kita akan berangkat. Ingat, ini bukan hanya tentang menemukan kebenaran, tapi juga tentang bertahan hidup. Zhuge Yang tidak akan segan-segan menghabisi kita jika dia tau apa yang kita rencanakan,” ujarnya dengan suara yang rendah namun tegas.Li Yaren mengangguk, wajahnya yang biasanya penuh senyuman kini tampak lebih serius. “Aku mengerti, Adik Yao. Aku sudah siap. Kita akan menghadapinya bersama,” jawabnya sambil meletakkan tangan di bahu Yao Chen, menegaskan bahwa dia akan mendukung sepenuhnya.Bai Lixue yang berada di samping mereka tetap tenang, meskipun di dalam hatinya ada sedikit ketegangan. Sebagai siluman rubah yang telah hidup ribuan tahun, dia sudah sering terlibat dalam situasi berbahaya.Namun, malam ini terasa berbeda. Ada sesuatu yang lebih berat, lebih penting dari sekadar kelicikan atau permainan licik yang biasa dia lakukan. Dia tak sabar ingin segera menemukan rahasia apapun itu.“Aku akan selalu melindungimu, Xiao Chen.” Sima Honglian mengangguk ke
“Kuharap ini memang tempat yang kita cari.” Yao Chen menatap gua di depannya.Gua itu tampak sangat kuno dan terpencil, tersembunyi di antara pepohonan rimbun dan bebatuan terjal. Hawa energi Qi yang terpancar dari dalam gua terasa begitu kuat, menggoda mereka untuk melakukan kultivasi tertutup.“Ayo!” Yao Chen mengangguk ke mereka.Dengan penuh rasa ingin tau, keempat sekutu itu melangkah memasuki gua. Suasana di dalam terasa begitu sunyi dan damai, seolah waktu terhenti di sini.Yao Chen menyapukan pandangannya, mengamati setiap inci dinding gua yang tampak begitu licin dan halus, seolah telah diasah selama berabad-abad lamanya."Tempat ini pasti menyimpan rahasia yang luar biasa," gumam Sima Honglian, jemarinya menelusuri permukaan dinding yang dingin namun terasa berenergi.Yao Chen mengeluarkan kipas kuno itu, melebarkannya secara perlahan. Pastinya artefak kuno ini akan bereaksi ketika sudah berada di tempat yang tepat, apalagi dengan adanya energi Qi kuat.Namun, alih-alih mema
“Ini bukan lokasi yang kita cari?” Sima Honglian menatap heran ke muridnya.Yao Chen mengangguk.“Benar, Guru. Di sini sudah tidak ada apa-apa lagi selain ruangan dengan bola energi raksasa ini saja, yang kurasa itu adalah pusat energi Qi alam untuk Sekte Bilah Langit kita.”Dia memaparkan penilaiannya.“Apalagi, kipas kuno juga tidak menunjukkan tanda apapun di sini. Sama sekali tidak bereaksi.”Mendengar ucapan Yao Chen, tiga mereka merasa putus asa. Mereka sudah sejauh ini melangkah dan ternyata tidak mendapatkan bukti apapun untuk menjerat Zhuge Yang.“Biar aku pelajari lagi makna dari puisi di kipas kunonya.” Yao Chen ingin mencoba peruntungannya. “Bai Lixue, edarkan auramu dan segera beritau aku kalau Zhuge Yang sudah kembali.“Baiklah, Yao Chen.” Bai Lixue mengangguk tegas.Kemudian, Yao Chen membaca baris demi baris dengan seksama dibantu Sima Honglian. Li Yaren ikut mengamati dan mendengarkan dari samping sambil ikut berpikir.“Di bawah naungan langit merah, bayang melintas t