“Tuan Chandika?” kata Syakia yang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Syakia tidak menyangka kalau sosok yang akan dilihatnya keluar dari dalam portal dimensi adalah sosok yang selama ini dicarinya. Bahkan dia ke Negeri Awan Putih ini untuk meminta petunjuk dari Master Kahiyang mengenai keberadaan Chandika Kalandra. Master Kahiyang juga tidak kalah terkejutnya begitu mengetahui kalau Iblis Neraka yang sakti itu adalah Chandika Kalandra, Pendekar Serigala Putih yang selama ini membela kebenaran.“Kenapa Chandika ada di dalam portal dimensi ... Syakia?” tanya Master Kahiyang.“Aku tidak tahu Master ... Aku juga tidak menyangkanya! Tuan Chandika memang sudah menghilang lama saat aku hendak ke rumahnya setelah lima tahun berlalu!” jawab Syakia.“Aku tidak tahu siapa yang kalian maksud dengan Chandika itu ... aku adalah Iblis Neraka!’ kata Iblis Neraka mennaggapi kebingungan Syakia dan Master Kahiyang.Syakia tidak melihat lagi pendekar yang gagah yang berkarisma seperti yang sering
Prahara melanda Negeri Awan Putih. Tiba-tibamuncul Iblis Neraka yang berusaha menguasai Negeri Awan Putih sebagai jalan pertama iblis-iblis ini untuk menguasai Bumi Nusantara bersama Pendekar Iblis ini nantinya.Iblis Neraka di luar dugaan Syakia, sangat sakti mandraguna tanpa ada yang bisa melawannya saat berusaha memasuki Negeri Awan Putih yang merupakan tempat berkumpulnya penyihir di Bumi Nusantara.Tidak mengherankan, karena tubuh yang digunakan Iblis Neraka ini adalah tubuh Chandika Kalandra, Pendekar Serigala Putih yang sangat sakti pada masanya. Syakia masih belum tahu bagaimana tubuh Chandika bisa sampai digunakan oleh Iblis Neraka.Semua yang berusaha melawan Iblis Neraka akan tewas mengenaskan seperti yang dialami master penyihir hanya dengan sekali serangan saja.Trio Pendekar Pulau Es juga sadar diri untuk tidak berusaha melawan Iblis Neraka yang sudah pasti tidak akan bisa mereka kalahkan, karena kemampuan Iblis Neraka ini jauh di atas mereka.Melawan Iblis Neraka ini s
“Hiaaattt ...!” teriak khas Pendekar Putih sebelum melancarkan serangannya.“Hahaha ... aku sudah tidak takut lagi dengan Bayanaka! Ternyata hanya begini kemampuan keturunannya!” kata Iblis Neraka penuh kesombongan.“Pedang Putih Berseri!”Pedang putih dari Pendekar putih ini langsung diarahkan kepada Iblis Neraka. Kilauan pedang menyilaukan mata Iblis Neraka sehingga memudahkan Pendekar Putih untuk melukai Iblis Neraka.“Tubuh Iblis!”Iblis Neraka langsung mempertahankan dirinya dengan membuat tubuhnya kebal terhadap senjata apapun.Traang ... Triiing ...Traang ...!Suara pedang beradu dengan tubuh baja dari Iblis Neraka membuat serangan Pendekar Putih tertahan.“Sudah kubilang kamu hanyalah pendekar tidak berguna! Kamu bukan keturunan Bayanaka! Hahaha ...!”“Aku, Pramudya Bayanaka adalah keturunan langsung Bayanaka yang akan menghancurkan dirimu, Iblis Neraka!” ujar Pendekar Putih penuh kemarahan.“Ilmu bela dirimu tidak sehebat Bayanaka yang mampu mengalahkan Dewa Iblis!” ejek Ibl
Iblis Neraka yang seakan tidak bisa dikalahkan ini, ternyata bisa dikalahkan oleh Pendekar Pramudya yang mempunyai julukan Pendekar Putih.Sayangnya, Iblis Neraka berhasil melarikan diri bersama dengan tubuh Chandika, sebelum Syakia sempat mencegahnya.Plook ... Plook ... Plook ....Tepuk tangan bergemuruh di Kota Awan saat Pendekar Putih berhasil mengalahkan Iblis Neraka yang meneror kota ini.Semua penyihir merasa lega telah terbebas dari iblis yang kejam ini.Syakia masih termenung membayangkan Chandika yang juga menghilang dari hadapannya. Semula dia mengira Pendekar Putih dapat menyadarkan Chandika dengan mengusir Iblis Neraka ini, tapi Iblis Neraka tetap lebih licik dengan membawa serta tubuh Chandika bersama dirinya."Maafkan aku, Nona Syakia! Aku tidak berhasil menyelamatkan Tuan Chandika!" kata Pramudya saat semua penyihir telah meninggalkan Kota Awan."Aku tahu, jiwa Tuan Chandika masih ada di dalam tubuhnya ... hanya saja Iblis Neraka ini terlalu kuat menguasai tubuhnya," u
Kirana yang kesulitan belajar jurus pertamanya, akhirnya berhasil juga memantapkan Jurus Serigala Putih ini.“Hebat sekali! Aku tidak pernah ragu kalau kamu bisa menyelesaikannya, Kirana!” seru Chakra Sanjaya.“Semua berkat kesabaran paman Chakra!” kata Kirana merendah.“Sekarang kita lanjutkan ke jurus serigala putih berikutnya ya ...” ujar Pendekar Super Sakti ini.“Siap ... Guru!’ seru Kirana yang membuat Chakra tertawa terbahak-bahak.“Sudah lama aku tidak sesenang ini! Setelah Jurus Serigala Putih rampung, aku akan mengajarimu Jurus Super Sakti! Apa kamu mau menjadi muridku, Kirana?” tanya Chakra Sanjaya.“Tentu saja Guru!” ujar Kirana sambil menghaturkan hormat.“Ruh Api dalam tubuhmu masih menganggumu tidak?” tanya Chakra.“Tidak ... paman! Aku panggil paman dahulu ya ... nanti kalau sudah belajar jurus paman, baru aku panggil Guru!” ujar Kirana.“Gadis yang pintar!” ujar Chakra sambil tertawa.*****“Jurus Cakar Serigala Putih!”Chakra mulai memberikan bimbingan kepada Kirana
Gunung Langit di malam hari sangat indah dipandang, apalagi saat ini sedang bulan purnama. Suasana tenang dan nayaman itulah yang membuat Cakra Sanjaya, Pendekar Super sakti merasa betah tinggal di pondokannya di kaki Gunung Langit sambil menikmati hidupnya sebagai manusia biasa. Namun malam ini tidak seperti biasanya. Tampak rerumputan yang indah yang terbentang luas sebelum mencapai pondokan Pendekar super Sakti ini bergerak-gerak dengan cepatnya seakan ada banyak pelintasyang melewati rerumputan ini. Sekelompok penyihir hitam yang di bawah perintah Saraswati dan pendekar Iblis mulai mendekati pondokan Cakra di kaki Gunung Langit. Tujuan mereka hanya satu ... melenyapkan Pendekar Serigala Putih baru yang akan menghambat Pendekar Iblis untuk berkuasa kembali. Penyihir hitam ini idak memperhitungkan adanya Pendekar Super sakti serta Kirana sasmaya yang kini telah menjadi gadis dewasa dengan kemampuan Ruh Merah Foniks di dalam dirinya. Apalagi Pendekar Serigala Putih ini baru saja
Syakia masih termenung di luar tempat penginapannya saat bayangan putih melintas di hadapannya.Sosok bayangan putih ini ternyata seorang wanita yang sudah tua sekali, tapi masih kelihatan sangat sehat untuk orang tua seumuran dirinya."Apa yang menganggumu, Nona?" tanya bayangan putih ini."Maaf Nek .... apa nenek ini penyihir putih juga?" tanya Syakia.Syakia merasa heran dengan kemunculan nenek yang sudah sangat tua ini di tengah malam. Padahal tadi saat Iblis Neraka menyerang, dia tidak melihat nenek ini sama sekali."Aku bukan anggota Master Penyihir Putih, jika itu yang kamu maksud.""Jadi nenek ini siapa? Apa nenek hanya halusinasiku saja?" tanya Syakia."Aku ini nyata Nona. Boleh aku tahu namamu?" tanya nenek bayangan putih ini."Syakia. Kalau nenek punya nama tidak?""Ghandali," ujar bayangan putih ini."Nenek sebenarnya siapa?" tanya Syakia, karena dia tahu kalau Ghandali ini bukanlah Master Penyihir Putih di Negeri Awan ini."Aku penghuni asli Negeri Awan Putih ini. Aku jug
Syakia seperti mendapat keajaiban saat Sesepuh Master Penyihir Ghandali mengajarinya Ilmu Portal Dimensi yang konon sudah punah dari Dunia Penyihir ini. Bahkan tidak tanggung-tanggung, Ghandali akan mengajarinya ilmu bela diri khusus penyihir yang sangat terkenal dan menjadi legenda yaitu Tapak Penyihir. Tapak Penyihur terdiri dari 8 Jurus Bela Diri yang menggabungkan ilmu bela diri denga sedikit kekuatan sihir, yang membuat jurus ini sulit ditandingi pentyihir bahkan pendekar yang kuat sekalipun. Jurus-jurus Tapak Penyihir yaitu, Tapak Sihir Putih Menembus Raga Tapak Sihir Putih Peremuk Tulang Tapak Sihir Hitam Racun Iblis Tapak Sihir Hitam Pelindung Raga Tapak Sihir Merah Api Tapak Sihir Merah Petir Tapak Pendekar Super Sakti Tapak Pendekar Angin Dewa "Aku ingin kamu mengajari Pendekar Serigala Putih, Kirana setelah kamu menguasai 8 Jurus Tapak Penyihir ini!" ujar Ghandali. "Nenek kenal dengan Kirana juga? Gadis itu yang aku katakan tadi, Nek!" ujar Syakia. "Aku tahu!"