Chapter: 4.22. Akhir Tujuh Dewa LangitKui Long melompat mundur, tubuhnya bergetar akibat hantaman energi yang menggetarkan udara. Namun, Jian Guozhi tidak memberinya ruang untuk bernapas. Dengan tatapan tajam bak kilat yang membelah cakrawala, ia mengayunkan tombaknya. Petir ungu menyambar dari ujung senjata itu, melesat turun seperti hujan kematian, menghantam tanah dengan ledakan yang mengguncang bumi.Kui Long merasakan aliran listrik yang menyengat di kulitnya, tetapi ia tetap teguh. Dengan satu gerakan cepat, ia mengayunkan Pusaka Dewa Petir. Aura biru menyala dari bilah senjata itu, membentuk perisai energi yang berputar liar mengelilinginya. Hujan petir menabrak perisai itu, menimbulkan letupan beruntun yang menggema ke seluruh dataran, menyilaukan langit malam dengan kilatan api biru dan ungu."Kau kuat, Jian Guozhi," ujar Kui Long dengan nada penuh tantangan. Napasnya sedikit memburu, tetapi matanya tetap bersinar dengan percaya diri. "Tapi kekuatan petirmu tidak akan cukup untuk menjatuhkanku."Jian Guozhi menye
Last Updated: 2025-01-28
Chapter: 4.21. Dewa Petir Jian GuozhiLangit di atas dataran tandus Negeri Dewa menghitam seketika, seolah malam telah melahap siang tanpa peringatan. Awan-awan tebal menggulung, membentuk pusaran yang mengerikan di angkasa, sementara kilatan petir ungu merobek kegelapan dengan cahaya menyilaukan. Suara gemuruhnya menggema, bergetar di udara seperti peringatan ilahi bagi siapa saja yang berani menantang kekuatan tertinggi. Kui Long berdiri tegap di tepi tebing curam. Pusaka Dewa Petir di tangannya bergetar hebat, seakan bereaksi terhadap energi dahsyat yang baru saja menyelimuti tempat itu. Angin kencang menerpa wajahnya, membawa aroma udara yang pekat dan menusuk hidung. Di belakangnya, Song Lien Hwa berdiri dengan tatapan tajam, tombak emasnya berkilauan samar di tengah gelap yang merayap.Fenomena alam ini seakan menunjukkan adanya kekuatan Dewa yang mengendalikannya. Dari balik kabut pekat yang melayang di atas tanah, sesosok bayangan perlahan muncul. Langkah-langkahnya mantap, setiap gerakannya membawa aura mendomi
Last Updated: 2025-01-27
Chapter: 4.20. Serangan Empat Dewa LangitGuntur menggelegar di langit kelam, menciptakan gema yang mengguncang udara. Angin bertiup kencang, membawa debu dan serpihan batu beterbangan di antara reruntuhan benteng. Lao Shi adalah yang pertama bergerak. Otot-otot lengannya menegang saat ia mengangkat palu raksasanya tinggi ke udara, wajahnya penuh tekad. Dengan raungan menggema, ia menghantam tanah sekuat tenaga. "Haaah!" Tanah bergetar dahsyat. Retakan-retakan besar terbentuk, dan dari dalamnya, gelombang batu runcing bermunculan, melesat seperti tombak yang diarahkan tepat ke tubuh Kui Long. Namun, pria itu hanya menyeringai tipis. Dengan satu ayunan tombaknya yang berselimut petir, batu-batu itu hancur seketika menjadi serpihan kecil yang beterbangan di udara, menghilang dalam kilatan cahaya. Dari sisi lain, Qiang Chen tidak tinggal diam. Ia menggenggam guci berukir naga dengan erat, lalu menuangkan isinya ke tanah. Air yang keluar berpendar kebiruan, berputar dan membentuk sesosok naga raksasa yang berkelebat ke arah Ku
Last Updated: 2025-01-27
Chapter: 4.19. Benteng Gunung LangitLangit di atas Benteng Gunung Langit terbakar merah, seolah api dari dunia lain tengah mengamuk di cakrawala. Kabut tipis yang bergelayut di puncak gunung berputar pelan, seperti tarian hantu yang menyambut malapetaka. Hawa di tempat itu berubah; lebih berat, lebih suram, seolah alam pun menahan napas di hadapan sesuatu yang tak terelakkan.Kui Long berdiri di tepi tebing, jubahnya yang hitam keunguan berkibar diterpa angin yang mengandung jejak petir. Dari keempat penjuru, ia bisa merasakan tekanan energi yang mendekat, masing-masing membawa kekuatan yang mampu menghancurkan dunia. Udara dipenuhi dengan getaran aneh, seolah tanah sendiri gentar menyambut kedatangan mereka."Dewa Tanah Lao Shi, Dewa Air Qiang Chen, Dewa Es Chao Duyi, dan Dewa Naga Jiao Long." Suara Kui Long rendah, tapi penuh kepastian. Matanya yang tajam berkilat menembus kegelapan, menangkap bayangan samar yang mulai muncul dari gerbang besar benteng. "Mereka akhirnya datang."Di sisinya, Song Lien Hwa menggenggam t
Last Updated: 2025-01-27
Chapter: 4.18. Dewa Angin Bai XiLangit di atas Kota Nirvana memancarkan warna ungu tua, pertanda senja telah tiba. Di atas menara tertinggi kota, Kui Long berdiri mengamati hamparan luas cakrawala, tubuhnya berselimut kilatan petir samar yang menyisakan keheningan tegang di udara. Luka-luka di tubuhnya belum sepenuhnya sembuh setelah pertarungan melawan Han Zhu, namun tatapan matanya tetap penuh dengan tekad.Song Lien Hwa berdiri di belakangnya, diam namun waspada. Ia tidak mengatakan apa-apa, tetapi jemarinya yang dengan lembut menggenggam gagang tombak menunjukkan bahwa ia bersiap untuk apa pun yang akan datang.Angin dingin berembus, membawa aroma darah dan asap dari reruntuhan yang masih mengepul di Kota Nirvana. Suara gemerisik langkah kaki membuyarkan keheningan. Dari bawah, seorang pria tua berjubah abu-abu muncul, membawa kabar buruk yang segera mengubah atmosfer menjadi tegang."Kui Long," katanya dengan suara rendah, penuh kecemasan. "Han Zhu mungkin telah kalah, tetapi Enam Dewa Langit lainnya kini berku
Last Updated: 2025-01-26
Chapter: 4.17. Dewa Api Han ZhuKota Nirvana berdiri megah di puncak dataran tinggi, dihiasi menara-menara emas yang memancarkan cahaya keemasan di bawah langit senja. Namun, di balik keindahannya, suasana mencekam menyelimuti seluruh kota. Penduduk setempat telah mendengar desas-desus bahwa salah satu Dewa dari Tujuh Dewa Langit, Han Zhu, telah tiba di kota tersebut. Kedatangannya bukan tanpa alasan—ia datang untuk memburu Dewa Iblis Gerbang Neraka, sosok yang kini dikenal sebagai Kui Long.Kui Long berdiri di tengah alun-alun kota yang kini kosong, hanya ditemani oleh Song Lien Hwa yang bersiap siaga di sisinya. Angin berhembus pelan, membawa aroma kematian yang samar. Di hadapan mereka, sosok Han Zhu melayang anggun, tubuhnya diselimuti nyala api emas yang berderak seperti lautan magma."Dewa Iblis Gerbang Neraka," suara Han Zhu menggema, berat namun penuh ketenangan yang mematikan. "Aku telah mencarimu selama bertahun-tahun. Akhirnya, kita bertemu. Hari ini, aku akan menuntaskan tanggung jawabku sebagai salah sa
Last Updated: 2025-01-26
Chapter: Kehebatan Naga PutihAsap putih mengepul di medan pertempuran, menyelimuti seluruh langit dengan cahaya keemasan. Ledakan Naga Purba yang dilepaskan Pek Long telah menghantam tubuh Chen Tian secara langsung.Wu Long mengatur napas di punggung naga putihnya, matanya tetap waspada. Apakah pertarungan ini sudah berakhir?Namun, sebuah suara menggema dari dalam asap tebal."Hmph. Tak kusangka, kau benar-benar bisa membangkitkan Pek Long."Dari dalam kepulan debu, siluet Chen Tian perlahan muncul. Jubah ungunya telah terkoyak, darah menetes dari sudut bibirnya, dan sebagian zirah obsidian yang melapisi tubuhnya retak. Namun, tatapan tajamnya tidak pudar sedikit pun—justru semakin membara.Wu Long mengernyit. Serangan itu seharusnya cukup untuk menghancurkan seorang Jenderal Langit.Chen Tian mengangkat tangan, dan seketika itu juga, energi hitam membara menyelimuti tubuhnya. Aura surgawi yang menakutkan menjalar ke seluruh medan pertempuran. Batu-batu di tanah melayang, angin berputar kencang, dan langit yang
Last Updated: 2025-01-29
Chapter: Jenderal Langit Kedelapan - Chen TianWu Long melangkah melewati gerbang terakhir yang terbuka dengan bunyi gemuruh. Ruangan di baliknya tidak seperti aula sebelumnya yang megah, melainkan sebuah medan luas yang tampak seperti dimensi lain. Langit berwarna merah tua berputar dengan badai energi, dan di tengah-tengahnya berdiri sosok tinggi yang memancarkan aura luar biasa.Jenderal Langit Kedelapan, Chen Tian, berdiri dengan kedua tangan bersedekap. Tubuhnya dilapisi zirah obsidian yang berkilauan, dengan jubah ungu yang berkibar tanpa adanya angin. Wajahnya tidak menunjukkan emosi, namun matanya berkilat seperti bintang yang menyaksikan kehancuran dunia. Di punggungnya tergantung senjata yang jarang digunakan para kultivator biasa—Pedang Kembar Penakluk Surga, dua bilah pedang yang masing-masing menyimpan kekuatan kehancuran dan penciptaan.Wu Long menghela napas panjang, tubuhnya masih terasa berat setelah pertarungan dengan Shen Zhi. Namun, ia tidak punya waktu untuk pulih. Chen Tian bukanlah lawan yang bisa diremehkan
Last Updated: 2025-01-29
Chapter: Mengalahkan Shen ZhiWu Long berdiri dengan susah payah, tubuhnya dipenuhi luka yang memerah, namun matanya tetap memancarkan tekad yang membara. Sebaliknya, Shen Zhi tampak seperti gunung kokoh yang tidak tergoyahkan, meskipun bahunya berlumuran darah akibat tebasan terakhir Wu Long. Aula megah tempat mereka bertarung kini sudah berubah menjadi reruntuhan, dengan patung-patung kuno retak dan lantai penuh retakan akibat kekuatan mereka.Shen Zhi menyeringai, tombaknya yang berselimut api naga masih menyala terang, memancarkan energi yang membuat udara bergetar. “Wu Long, aku akui kau tangguh. Tapi aku adalah Jenderal Langit Ketujuh, penguasa seni tombak surgawi. Tidak ada yang mampu bertahan dariku sejauh ini. Bersiaplah untuk akhir yang menyakitkan!”Wu Long menghapus darah di sudut bibirnya, lalu menancapkan pedang Jiwa Malam ke tanah. Dengan napas berat, ia mulai merapal mantra dengan nada rendah namun menggetarkan jiwa. Aura hitam pekat mulai keluar dari tubuhnya, membungkus seluruh ruangan dengan keg
Last Updated: 2025-01-28
Chapter: Jenderal Langit Ketujuh - Shen ZhiWu Long berjalan melewati gerbang berikutnya, tubuhnya diliputi aura kepercayaan diri yang hampir arogan. Di balik pintu besar dari emas berukir, ia tiba di sebuah aula luas yang dipenuhi patung-patung kuno para leluhur. Energi di tempat ini terasa berbeda—lebih mencekam, lebih tajam, dan berbahaya.Di tengah aula itu, berdiri seorang pria dengan tubuh yang tegap, mengenakan baju zirah hitam berhiaskan ukiran naga merah yang tampak hidup. Aura pria ini begitu kuat hingga membuat udara bergetar. Matanya menyala seperti bara api, memancarkan kekuatan dan pengalaman bertempur yang tak diragukan lagi. Di punggungnya, sebuah tombak besar bersinar, tampak seperti senjata yang telah meminum ribuan nyawa.Wu Long menyipitkan matanya, menyadari bahwa pria ini bukan lawan biasa. "Siapa kau?" tanyanya, meskipun ia sudah bisa merasakan jawabannya.Pria itu tersenyum tipis, dingin seperti es di musim dingin. “Aku adalah Jenderal Langit Ketujuh, Shen Zhi. Kaisar mengirimku untuk memastikan kau tida
Last Updated: 2025-01-28
Chapter: Tiga Jenderal Langit - IIJenderal Fang Zhu – Raksasa Api LangitLangit berpendar merah, seakan mencerminkan amarah yang meledak-ledak dari sosok raksasa yang berdiri di tengah arena. Fang Zhu, Jenderal Api Langit, menjulang seperti benteng yang tak tergoyahkan. Tubuhnya bagai gunung yang bernafas, dengan urat-uratnya bersinar merah menyala, berdenyut seperti lava yang mengalir di bawah permukaan bumi. Setiap tarikan napasnya menghembuskan udara panas, menciptakan distorsi di sekelilingnya, seolah-olah dunia pun gemetar di hadapannya.Tubuhnya yang seperti gunung, tinggi hampir dua kali lipat Wu Long, dengan otot-otot yang tampak seperti baja yang ditempa. Ia membawa palu raksasa yang berlapis api, setiap ayunannya menghasilkan gelombang panas yang bisa melelehkan batu.Dengan satu gerakan lambat namun penuh kekuatan, Fang Zhu mengangkat palu raksasanya, logamnya berlapis api yang berkobar-kobar ganas. Panasnya begitu menyengat hingga tanah di bawahnya mulai menghitam dan mengelupas. “Wu Long!” suaranya mele
Last Updated: 2025-01-27
Chapter: Tiga Jenderal LangitWu Long berdiri di depan gerbang kedua Benteng Darah Hitam. Kabut merah yang sebelumnya menggantung tebal mulai menipis, namun bukan berarti udara menjadi lebih ringan. Sebaliknya, tekanan tak kasatmata kini menyelubungi tempat itu, seperti tangan raksasa yang perlahan menekan tubuhnya. Setiap tarikan napas terasa berat, seolah ada sesuatu yang mencoba merasuki paru-parunya.Keheningan yang sempat menyelimuti benteng buyar oleh gema langkah berat yang menggetarkan tanah. Debu dan serpihan batu beterbangan dari dinding-dinding benteng yang retak. Gemuruh itu mendekat, bergema seperti drum perang yang ditabuh dalam ritme yang menghantui.Dari kegelapan yang merayap di balik gerbang, tiga sosok muncul, mengenakan zirah emas yang berpendar bagaikan sinar matahari yang menusuk kabut. Aura mereka menyilaukan, bukan hanya karena pantulan cahaya dari baju besi, tetapi juga karena kekuatan surgawi yang berdenyut di sekitar tubuh mereka. Mereka adalah Tiga Jenderal Langit—panglima terkuat di ba
Last Updated: 2025-01-27
Chapter: 80. Dewa PedangSakya menetap selama sebulan di Hidden Village sambil mengajari pemuda-pemuda nag adi desa ini sedikit ilmu bela diri aagar mereka bisa melindungi desa mereka dari serangan penjahat baik yang berasal dari dunia manusia ini mapun dari dunia lainnya.Mimpi-mimpi yang terus mengusiknya membuat sakya mengambil keputusan untuk berpetualang mengikuti mimpi-mimpiny auntuk menemukan Kitab Pedang Dewa Langit dan Kitab Pedang Iblis Bumi yang telah lama menghilang."Aku pamit, Davendra!" ujar Sakya."Ajak Lavini keluar dari Hidden Village ini, Sakya! Mungkin dia bisa membantumu untuk menmukan Kitab pedang yang sedang kamu cari berdasarkan mimpi-mimpimu ini!" saran Davendra."Apa kamu ingin ikut bersamaku berpetualang di Dunia Mortal ini, Lavini?" tanya Sakya.'"Tentu saja, Sakya!" jawab Lavini singkat.Sepak terjang Sakya Kumara dengan Lavini di Dunia Mortal terkenal sebagai Pendekar Pedang Iblis dan Pendekar Pemanah Naga.Sambil mengikuti mimpi-mimpi Sakya, kedua pendekar ini terus membela keb
Last Updated: 2023-09-04
Chapter: 79. Masa Lalu"Apa benar, kamu ini anak dari Shivani? Ada di mana dia sekarang? Apakah dia masih hidup?" tanya pria yang usianya sepantaran dengan dirinya."Apa benar kamu ini ayahnya Lavini?" tanya Sakya."Benar! Shivani adalah istriku di Lembah Rinjani saat kekacauan itu datang menghampiri lembah kami!" ujar pria ini."Kekacauan seperti apa maksudmu?" tanya Sakya."Kekacauan yang menyebabkan Shivani menghilang dan tidak pernah kembali lagi, padahal dia baru melahirkan Lavini saaat itu! Aku tidak tahu kenapa dia tidak kembali ke Lembah Rinjani?""Karena ibuku memang tidak bisa kembali! Menurut yang pernah kudengar, ibuku adalah putri Raja Naga di Dunia Naga! Kemungkinan besar yang menyerbu Lembah Rinjani adalah pasukan naga dari Dunia Naga atas perintah Raja Naga yang merupakan ayah dari ibuku!" jelas Sakya."Kamu salah, anak muda! Scaraxian adalah ayah dari Shivani! Aku menikahi putri dari pemimpin naga. Jadi saat Scaraxian menghilang, aku yang memimpin semua naga menuju Hidden Village! Selama in
Last Updated: 2023-09-04
Chapter: 78. Gadis NagaHidden Village benar-benar bagaikan surga setelah melalui perjalanan yang berat untuk menuju ke desa tersembunyi ini.Udara yang sesak di dalam goa besar tergantikan oleh udara yang segar dan bersih dari desa ini.Pepohonan hijau yang tampak rapi menghiasai seluruh desa serta air terjun dengan sungai yang jernih di bawahnya membuat mata Sakya terkesima melihatnya."Indah sekali Hidden Vilalge ini, Lavini! Pantas kalian sangat betah tinggal di desa yang bagaikan surga di dunia ini," ujar Sakya."Ayo! Kita temui ayahku! Beliau sering cerita tentang ibumu yang merupakan pendekar yang hebat saat masih tinggal di Lembah Rinjani," ajak Lavini."Ayahmu pemimpin Hidden Village ini?" tanya Sakya Kumara."Benar, Sakya! Ayah sudah lama mencari ibumu yang menghilang dari Lembah Rinjani!" sahut Lavini."Kenapa kamu antusias sekali? Bukannya kamu seharusnya marah karena ayahmu begitu memuja ibuku?" tanya Sakya yang mulai bingung melihat sikap Lavini."Aku tidak marah, karena Shivani Iswara adalah i
Last Updated: 2023-08-12
Chapter: 77. Hidden VillageGadis pemanah ini tampak lincah menyusuri Lembah Rinjani untuk mencari tempat yang lebih aman untuk beristirahat dan menyiapkan makanan dari hasil buruan ini."Aku tidak pernah melihatmu berada di Lembah Rinjani ini? Ada apa sampai kamu tersasar ke sini?" tanya Sakya.Gadis ini tampak tidak peduli dengan pertanyaan Sakya terhadap dirinya.'Jangan banyak tanya! mau daging kelinci hutan ini atau tidak?" tanya gadis ini dengan ketus."Bukan banyak tanya, tapi aku memang baru melihatmu di Lembah Rinjani ini!" sahut Sakya."Bagaimana kamu bisa baru melihatku ada di Lembah Rinjani kalau kamu sendiri juga baru pertama kali ke Lembah Rinjani ini?' tanya gadis pemanah ini."Kamu tahu kalau aku hanya melintas di lembah ini?" tanya Sakya."Tentu saja, Pendekar! Aku hidup di Lembah Rinjani ini, tentu saja aku tahu kalau kamu adalah pelintas jalan!" seru gadis pemanah ini."Kenapa aku tidak melihat adanya desa atau pemukiman di Lembah Rinjani ini? Aku menyangka kalau sudah tidak ada penghuni di le
Last Updated: 2023-08-06
Chapter: 76. Gadis PemanahSakya masih memalingkan wajahnya untuk melihat ke arah air terjun tapi tidak tampak lagi Naga Scaraxian di sana. "Suatu kesalahan pergi ke arah goa air terjun ini. Semoga saja ini terakhir kalinya aku menginjak tempat persembunyian Scaraxian ini, terlepas dia ini kakek moyangku atau bukan!" ujar Sakya Kumara. Kruuyuuuk ...! Bunyi perut lapar Sakya Kumara membuat Pangeran Iblis ini memutuskan untuk berburu di Lembah Rinjani. "Scaraxian sialan! Aku tidak akan menemui naga raksasa yang tidak pedulian itu! Kalau bukan karena ibu, aku tidak aakan menemui naga sombong itu!" ujar Sakya dalam hati. Seekor kelinci hutan lewat di hadapannya, membuat semangat Sakya untuk berburu langsung muncul. "Aku akan menyergap kelinci hutan yang lincah ini," ujarnya. Sakya bergerak perlahan-lahan untuk mendekati kelinci hutan ini agar kelinci hutan ini idak terkejut dengan kehadirannya dan berusaha melarikan diri. Perlu banyak kesabaran bagi Sakya Kumara untuk mendapatkan hewan buruannya ini. Posi
Last Updated: 2023-08-06
Chapter: 75. Naga Scaraxian"Ingat, Sakya! kalau kamu tidak menemukan Naga Scaraxian di Lembah Rinjani, kamu harus ke arah pegunungan Rinjani untuk menemukannya! Ayahku biasanya suka mengajakku bermain di belakang air terjun di sekitar Pegunungan Rinjani ini."Sakya terbangun dan menoleh ke arah samping.Hari masih gelap di Lembah Rinjani."Ternyata aku sedang bermimpi! Tapi kenapa jelas sekali ibu menyuruhku menuju Pegunungan Rinjani? Ada apa sebenarnya yang ingin ditunjukkan oleh ibu?" pikir Sakya. "Apa mimpiku ini nyata atau hanya sekedar ilusi saja? Tidak akan pernah kuketahui kalau aku tidak ke sana!"Sakya Kumara memutuskan akan menuju Pegunungan Rinjani untuk menguak misteri yang menyelimuti Lembah Rinjani."Aku harus tahu penyebab lenyapnya semua naga-naga di Lembah Rinjani ini! Ada kejadian apa yang membuat semua naga di sini menghilang, termasuk Scaraxian. Apa Scaraxian ini kakekku? Tadi dalam mimpi, ibu menyebut ayah terhadap naga ini!" ujar Sakya.Begitu banyak misteri yang tidak terpecahkan.Bahkan
Last Updated: 2023-07-13
Chapter: 54. Akhir Pendekar IblisKirana melanjutkan perjalanannya ke Benua Kahuripan untuk mencari lokasi Pendekar Iblis yang masih lemah agar tidak bangkit lagi nantinya dengan kekuatan yang besar.Berbekal kemampuan Tapak Pendekar penyihir, sudah cukup bagi Kirana untuk menantang Pendekar Iblis yang sedang menyusun kekuatannya untuk bangkit kembali.Hanya tertinggal Saraswati dan Pendekar Iblis di benua ini setelah semua penyihir hitam berhasil ditaklukan oleh Syakia, si Penyihir Putih.Kedatangan Kirana langsung disambut dengan pukulan jarak jauh yang berhsil dihindari Pendekar Serigala Putih ini dengan mudah."Siapa yang berani memasuki wilayah ini?" tanya Saraswati yang berpakaian serba hitam."Aku datang membuat perhitungan dengan Pendekar Iblis! Suruh dia keluar sekarang juga!" seru Kirana."Cuih! Hanya cecunguk kecil berani mencari kami! Kamu cari mati!" sahut Saraswati yang menganggap remeh Kirana."Bilang padanya kalau Pendekar Serigala Putih datang untuk membuat perhitungan dengannya!" seru Kirana lagi den
Last Updated: 2023-09-04
Chapter: 53. Kirana Jatuh Cinta?"Maaf!" Tiba-tiba Kirana menjauh dari wajah Adesyawara dengan wajah bersemu merah merona. "Kenapa minta maaf? Apa kamu melakukaan kesalahan?" tanya Adesyawara sambil tersenyum. Baru pertama kalinya Kirana melakukan ciuman dengan seorang pria. Tentu saja ada perasaan tegang, takut, malu, dan berbagai perasaan lainnya. Kirana yang biasanya tegas, kini tertunduk malu dan tubuhnya masih gemetar. "Apa aku sedemikian menakutkan, sehingga kamu sampai gemetaran begitu?" tanya Adesyawara dengan lembut. "Tidak! Kamu tidak menakutkan! Hanya saja, aku baru pertama kalinya merasakan sensasi yang tadi kurasakan sehingga membuatku takut!" ujar Kirana. "Bukan aku sombong ... tapi itu tandanya kamu sedang jatuh cinta, Kirana!" seru Raja Adesyawara. "Jatuh cinta? Padamu? Kok bisa?" tanya Kirana penuh keheranan. Giliran Raja Adesyawara yang bingung dengan gadis di hadapannya. Gadis mana saja akan langsung mengikuti dirinya apabila mengetahui kalau dia adalah Raja Bumi Nusantara, tapi tidak dem
Last Updated: 2023-06-02
Chapter: 52. Bangsawan RajaKirana lebih terkejut lagi saat semua orang di penginapan membungkuk ke arah Adesyawara. "Siapa sebenarnya dirimu? Kenapa mereka semua menaruh hormat padamu? Apa kamu ini bangsawan dari Kota Es?" tanya Kirana penasaran. "Hahaha ... banyak sekali pertanyaanmu! Sudah kubilang kalau aku ini bukan siapa-siapa! Mungkin saja mereka menaruh hormat padamu karena seorang gadis menyelamatkan seorang pria yang tidak berdaya!" elak Adesyawara. "Jangan berbohong lagi! Siapa sebenarnya dirimu? Aku melihat banyak pengawal yang mengikuti kita sampai ke penginapan ini! Hanya Raja yang memiliki kekuasaan sebesar itu! Bangsawan juga tidak dikawal seketat ini!" jelas Kirana. Plook! Plook! Plook! "Kamu sungguh cerdas, Kirana! Aku tidak akan sembunyi-sembunyi lagi darimu! Aku ini Raja Adesyawara yang memimpin Bumi Nusantara ini!" jelas pria bangsawan ini. "Raja Bumi Nusantara? Kamu serius?" tanya Kirana. "Kamu tidak pernah mendengar tentang Raja di Bumi Nusantara?" tanya Adesyawara. "Tidak! Aku ti
Last Updated: 2023-05-18
Chapter: 51. Keindahan Kota EsKirana memutuskan untuk jalan-jalan ke Kota Es yang letaknya tidak jauh dari Pulau Es, sebelum dia mulai pencarian Ruh Api dan menaklukan beberapa pimpinan persilatan yang tidak memimpin dengan baik dan benar.Untuk pimpinan persilatan yang memimpin dengan baik dan benar, Kirana hanya menjalin kerja sama agar bisa membantunya menghadapi pasukan Dewa Iblis yang pastinya akan membantu Pendekar Iblis menguasai Bumi Nusantara."Aku hendak jalan-jalan ke Kota Es, kalian siapkan kapal penyeberangan untuk ke kota ini!" perintah Kirana kepada Bimantara dan Ekaputri."Pimpinan hendak dikawal atau ditemani oleh kami?" tanya Bimantara."Tidak perlu! Aku hanya ingin jalan-jalan sendiri!" sahut Kirana."Baiklah, Pimpinan! Aku akan tugaskan pendekar yang biasa menyeberangkan kapal ke Kota Es untuk mmebawa pimpinan ke sana!" ujar Bimantara."Baiklah! Aku segera menuju ke sana! Sediakan kereta luncur untuk menuju ke dermaga, tempat kapal penyeberangan ini merapat!"Kapal yang tersedia sangat mewah.K
Last Updated: 2023-05-17
Chapter: 50. Pemimpin Baru Pulau EsKirana sangat menikmati kekuasaannya di Pulau Es ini.Semua Pendekar Pulau Es bersumpah setia padanya."Kami, Para Pendekar Pulau Es mulai hari ini dan seterusnya bersumpah akan mematuhi perintah Pendekar Kirana sebagai pimpinan baru Pulau Es!""Terima kasih atas kesetiaan kalian! Aku tidak akan lama memimpin Pulau Es ini! Aku akan memilih wakil yang pantas untuk memimpin Pulau Es ini sementara aku menaklukan beberapa pimpinan lagi!" seru kirana."Hidup Pemimpin!!!"Teriakan keras membahana dari ratusan Pendekar Pulau Es menandai era baru kepemimpinan di pulau es ini.Beberapa murid perguruan memang sudah muak dengan kelakuan pimpinan lama mereka yang selalu melakukan perbuatan bejat dengan gadis-gadis yang masih muda."Aku akan mengadakan turnamen kecil untuk memilih wakil yang berbakat! Apa kalian bersedia mengikuti pertandingan ini?" ujar Kirana."Siap, Pimpinan!!!"Teriakan serempak sudah cukup untuk Kirana."Untuk sementara aku akan memilih dua wakil yaitu satu pria dan satu wani
Last Updated: 2023-05-13
Chapter: 49. Kirana vs Baskara"Apa yang bisa kamu lakukan, gadis cantik? Kemampuanmu masih seujung jengkal jariku! Jangan kotori tubuhmu dengan luka akibat pertarungan! Kamu cukup menemaniku satu atau dua malam maka aku akan memberikan banyak koin emas padamu!" ujar Baskara."Dasar pria mesum! Tadinya aku menghormatimu karena kamu pamanku, dan juga kamu Pendekar Tapak Es yang sangat terkenal ... tapi sekarang rasa hormatku sudah sirna!' seru Kirana."Cuih! Kamu bisa apa! Gadis seperti dirimu hanya cocok untuk teman tidur saja, tidak ada yang lain!" hina Baskara lagi."Pulau Es tidak pantas dipimpin oleh laki-laki bejat seperti dirimu, Paman!" seru Kirana balik menghina Baskara."Kamu masih memanggilku, Paman! Apa kamu hendak menemani pamanmu ini di tempat tidur?' kata Baskara dengan nada genitnya.Kirana benar-benar merasa jijik dengan pamannya yang sudah tertolong lagi! pamannya memanfaatkan kekuasaannya untuk meniduri gadis-gadis cantik di Pulau Es."Pendekar Membelah Air!"Kirana mulai mengeluarkan jurus Super
Last Updated: 2023-05-10