"Maaf!" Tiba-tiba Kirana menjauh dari wajah Adesyawara dengan wajah bersemu merah merona. "Kenapa minta maaf? Apa kamu melakukaan kesalahan?" tanya Adesyawara sambil tersenyum. Baru pertama kalinya Kirana melakukan ciuman dengan seorang pria. Tentu saja ada perasaan tegang, takut, malu, dan berbagai perasaan lainnya. Kirana yang biasanya tegas, kini tertunduk malu dan tubuhnya masih gemetar. "Apa aku sedemikian menakutkan, sehingga kamu sampai gemetaran begitu?" tanya Adesyawara dengan lembut. "Tidak! Kamu tidak menakutkan! Hanya saja, aku baru pertama kalinya merasakan sensasi yang tadi kurasakan sehingga membuatku takut!" ujar Kirana. "Bukan aku sombong ... tapi itu tandanya kamu sedang jatuh cinta, Kirana!" seru Raja Adesyawara. "Jatuh cinta? Padamu? Kok bisa?" tanya Kirana penuh keheranan. Giliran Raja Adesyawara yang bingung dengan gadis di hadapannya. Gadis mana saja akan langsung mengikuti dirinya apabila mengetahui kalau dia adalah Raja Bumi Nusantara, tapi tidak dem
Kirana melanjutkan perjalanannya ke Benua Kahuripan untuk mencari lokasi Pendekar Iblis yang masih lemah agar tidak bangkit lagi nantinya dengan kekuatan yang besar.Berbekal kemampuan Tapak Pendekar penyihir, sudah cukup bagi Kirana untuk menantang Pendekar Iblis yang sedang menyusun kekuatannya untuk bangkit kembali.Hanya tertinggal Saraswati dan Pendekar Iblis di benua ini setelah semua penyihir hitam berhasil ditaklukan oleh Syakia, si Penyihir Putih.Kedatangan Kirana langsung disambut dengan pukulan jarak jauh yang berhsil dihindari Pendekar Serigala Putih ini dengan mudah."Siapa yang berani memasuki wilayah ini?" tanya Saraswati yang berpakaian serba hitam."Aku datang membuat perhitungan dengan Pendekar Iblis! Suruh dia keluar sekarang juga!" seru Kirana."Cuih! Hanya cecunguk kecil berani mencari kami! Kamu cari mati!" sahut Saraswati yang menganggap remeh Kirana."Bilang padanya kalau Pendekar Serigala Putih datang untuk membuat perhitungan dengannya!" seru Kirana lagi den
Bumi Nusantara, lima ratus tahun yang lalu. Lembah Serigala Putih merupakan salah satu lembah terindah di Bumi Nusantara. Lembah yang masih hijau ini menyimpan salju dan es abadi yang tidak mencair di tengah terik matahari. Di atas langit lembah ini tampak langit yang hitam diselingi kilatan ungu petir yang menyambar turun ke tanah. Bumi Nusantara ini dahulu terkenal dengan namanya yang cukup menyeramkan yaitu Bumi Iblis.“Hahaha ... Bumi Iblis ini akan menjadi rumah kedua setelah Dunia Iblis. Kalian manusia-manusia hanya bisa menjadi budakku saja,” teriak sosok yang mengenakan jubah hitam yang melambai-lambai tertiup angin kencang yang disertai hujan yang deras sekali. Sosok ini tampak mengambang di udara dengan sekujur tubuhnya mengeluarkan aliran listrik yang mirip petir yang menyambar-nyambar ke segala arah.“Iblis kepar*t! Pergi kamu dari dunia manusia,” teriak satu dari tiga pendekar yang tampak mengurung sosok yang dipanggil iblis ini oleh Azka Putra yang terkenal sebagai Pend
Kini suara tangis bayi memecah keheningan malam di sebuah bangunan besar yang berdiri tegak di atas lereng pegunungan hijau, dengan lapisan es abadi yang mengelilinginya. Jalan masuk ke arah pegunungan tertutup hutan yang hanya menyisakan jalan setapak untuk dilalui kereta kuda dan pejalan kaki. Jalanan yang cukup terjal dan berbahaya untuk dilalui agar bisa sampai ke bangunan ini.Bangunan ini sangat besar tinggi menjulang dan dibangun tepat di atas lereng pegunungan. Rumah ini menghadap ke arah Lembah Serigala Putih sedangkan belakang rumah adalah jurang tak berdasar yang tertutup awan putih. Malam yang gelap menambah sulitnya jalan masuk ke bangunan ini.Hutan yang terhampar di bawah pegunungan juga bukan hutan sembarangan karena hutan ini dapat berubah-ubah susunannya tiap musim tertentu, sehingga tidak semua orang bisa memasuki jalan ke rumah ini jika tidak bersama penghuninya. Konon menurut cerita yang beredar hutan-hutan ini akan hidup di malam hari untuk menelan siapa saja yan
Pulau yang terletak di ujung selatan Bumi Nusantara sepintas tampak indah dengan panorama pantai pohon kelapa disertai pasir putihnya membuat orang rela berlama-lama di pantai ini. Pantainya yang berpasir putih dengan banyaknya binatang-binatang kecil sejenis kepiting berkeliaran membuat siapapun tidak akan rela meninggalkan pantai yang indah ini. Tapi begitu mulai memasuki hutan di belakang pantai ini akan ditemui jalan yang terjal dan berliku yang tidak seindah pantainya.Jalanan ini penuh jebakan alam juga jebakan yang dibuat penyihir agar tidak ada satu makhluk pun selain penyihir yang bisa memasuki area pelatihan penyihir hitam yang terletak di kaki gunung berapi yang ada di pulau ini.Jebakan alam berupa tanaman merambat yang akan menjerat setiap pengunjung tidak diundang juga tersebar di sekeliling hutan. Hanya mantera sihir yang bisa membuat tanaman ini terdiam layaknya tanaman biasa.Pulau ini disebut Pulau Iblis karena bentuk gunung di pulau ini yang menyerupai dua tanduk ib
Hutan Serigala Putih tampak tidak terganggu oleh kejadian di Pulau Iblis. Suasananya masih tenang dengan panoramanya yang menakjubkan mata. Berbeda saat malam hari, hutan ini sangat indah di pagi hari dengan cahaya matahari yang sedikit memasuki hutan menambah indahnya hutan ini. Andai tidak ada serigala putih sebagai penghuni hutan ini, mungkin banyak penduduk yang bisa sekedar melepas lelah menikmati indahnya hutan ini.Wusshhh! Wussshhh! Wusshh!Tampak sosok anak perempuan kecil berlari lincah bersama kawanan serigala putih yang ukuran badannya jauh lebih besar darinya. Tapi tampak anak perempuan ini tidak terganggu sama sekali. Dia malahan asyik berlari seakan berlomba berpacu dengan waktu, melompati suluran akar pohon maupun cabang pohon yang menghalangi jalannya sambil tertawa penuh kegirangan.Kirana Sasmaya, nama anak perempuan itu tampak cantik jelita dengan rambutnya yang ditutupi bandana kain biru. Matanya yang berwarna biru lebih menunjukkan dia lebih berbakat di ilmu sihi
Sudah lima tahun lamanya Syakia tidak pernah keluar dari Hutan Serigala Putih. Kegiatannya sehari-hari hanyalah memantau perkembangan Kirana, menjaganya agar tetap hidup di hutan belantara. Syakia tidak pernah kendor dalam mengembleng Kirana untuk tetap sehat dan kuat.Keluarga Kalandra juga dilarang mengunjungi Kirana di Hutan Serigala Putih ini dengan alasan apapun agar proses pemulihan Sang Terpilih ini tidak terganggu. Jika ada kesalahan kecil saja, jiwa Kirana bisa terancam.Hutan pagi ini sangat cerah dan indah dipandang, selaras dengan pembawaan Syakia yang suasana hatinya lagi senang luar biasa. Sebentar lagi dia akan bertemu Tuan Chandika yang selalu dirindukannya selama lima tahun belakangan ini.Syakia memendam rasa yang mendalam terhadap majikannya ini. Untuk paras wajah, Syakia cukup cantik alih-alih penyihir putih lainnya. Hanya saja penampilannya yang tampak dingin seakan membuat semua orang takut kepadanya. Terlihat penampilan luar Syakia sangat kejam dan tanpa perasaa
Syakia mempercepat langkahnya menuju ke rumah besar yang tampak tidak berpenghuni ini. Semakin mendekati bangunan besar ini, Syakia semakin merasakan hawa gelap yang sesak memenuhi tubuhnya, membuatnya sulit bernafas.“Siapa yang memiliki aura sihir hitam yang begitu besarnya sehingga sanggup membuat perisai sihir yang mengelilingi seluruh rumah Tuan Chandika?” tanya Syakia dalam hatinya.Penyihir putih ini mulai merasakan ada yang tidak beres di rumah ini. “Tuan Chandika ... Nyonya Ardiyanti ...” teriaknya masih berusaha memanggil pemilik rumah ini. Hal ini dilakukan Syakia untuk mengelabuhi sekelompok mata-mata merah yang dia lihat berada di dalam bangunan yang sudah kosong ini“Tuan Chandika ... aku Syakia datang berkunjung untuk menyampaikan kabar baik kepada Tuan," kata penyihir ini lagi sambil matanya berusaha melihat jelas sosok apa yang matanya begitu merah dalam gelapnya bangunan kosong ini.Grrr ... Grrr ... Grr ....Terdengar suara geraman yang cukup kencang dari dalam rum