Share

Serangan Hujan Jarum

Hari esok tiba.

Asoka bangun lebih dulu karena terik matahari menyengat tubuhnya.

Lana Ari tidak sedikitpun terlihat lesu, dia tetap terbang seperti biasa, bunyi dengung sayapnya sungguh mengganggu sampai-sampai Gatra keluar dari tubuh Asoka hanya untuk memaki roh lebah itu.

“Woi Tawon Gemulai! Bisa kau kecilkan suara kepak sayapmu, tidak? Aku tidak bisa tidur, Bodoh!”

Asoka hanya tertawa melihat Gatra, namun si gagak merasa tidak nyaman dengan suara tawa pemuda berkuncir. “Matamu! Bangun tidur langsung tertawa, dasar orang gila!”

“Kau yang gila, hanya karena kepak sayap saja tidak bisa tidur. Dasar gagak manja!”

Perdebatan itu hanya dibalas senyuman oleh Lana Ari, dia perlahan turun dari ketinggian, menepi di dekat pintu keluar hutan bakau.

Berbeda dengan Gatra, Lana Ari lebih pendiam dan suka menikmati suasana. Semua sifat roh mustika merupakan cerminan dari pemiliknya, dan karena itulah, Lana Ari lebih santai.

“Kenap

Moore

Sembari menunggu update, mari bisa baca novel rekomendasi berjudul Mustika Naga Bumi dan Lanting Baruga.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status