Share

437. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Wintara dan Nilasari mendekat ke arah Munding Hideung, menoleh pada Sekar Sari yang masih berada di atas sesaat.

“Kenapa kau membawa gadis itu?” tanya Wintara.

“Jawab pertanyaanku sebelum kalian mengajukan pertanyaan padaku.” Munding Hideung berdecak. Sabit di tangannya kembali mengeluarkan api.

Wintara dan Nilasari saling menoleh satu sama lain, bersiaga penuh.

“Kakang, dia siluman yang kuat. Aku bisa mencium racun kalong setan dari tubuhnya.” Nilasari berbisik di mana tatapannya tetap tertuju pada Munding Hideung. “Sebaiknya kita tidak mencari masalah dengannya. Kita bisa bertanya padanya mengenai keberadaan Nyi Genit.”

Wintara mengangguk, maju selangkah. “Aku Wintara dan ini adikku Nilasari.”

Munding Hideung terdiam sesaat, menghilangkan sabut di tangannya. “Jadi, kalian berdua adalah dua siluman ular yang membuat kecauan di rimba persilatan?”

“Benar.” Wintara mengangguk.

Munding Hideung tertawa. “Apa yang kalian inginkan dariku?”

“Kami hanya penasaran kenapa kau membawa gadis itu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status