Share

458. Part 7

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-15 01:01:04

"Emangnya gue tuli! He, he, he..!" jawab suara Raja Dedemit.

Dari dulu memang sang Raja Dedemit ini suka bercanda, nggak heran kalau meski sudah jadi pedang pun masih suka bercanda.

"Paduka, aku terkurung di dalam almari nih!"

"Lha kok bisa?"

"Ceritanya panjang deh. Tolongin dong, aku mau keluar nih!"

"Ini almarinya siapa?"

"Ratu Cadar Jenazah!"

"Lagian kamu pendekar kok macam-macam aja tingkahnya. Masuk almari cewek segala. Kamu jangan playboy banget, ah! Itu nggak baik."

"Idilih..! Dimintai tolong. Kok malah kasih nasihat! Aku kegerahan nih. Aku mau pakai Pedang Raja Dedemit buat mecahin pintu almari ini, ya?"

"Kamu ini kok kerjanya ngerusak barang orang"

"Kok melantur sih! Kalau Paduka nggak mau tolong aku, pedang ini mau kubuang ke tong sampah, biar digondol anjing iho!"

"Jangan, jangan..!" terdengar nada cemas dari suara sang Raja Dedemit yang tampak dalam wujud pedang bercahaya ungu itu. Kata Raja Ded

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   459. Part 8

    "Katanya ada kelemahannya ya, Paduka?""Ada. Kelemahannya di pusar, karena darah campuran itu nggak bisa sampai di pusar. Sebab di pusar ada ruang kosong yang hanya terisi cairan pada saat manusia belum lahir dari rahim sang Ibu. Kalau sudah lahir, cairan itu habis dan ruang itu jadi kosong, tak bisa ditembus cairan apa pun.""Lalu, bagaimana dengan kelemahan 'Cincin Daki Dewa' itu, Paduka?" tanya Baraka semakin asyik, semakin ingin tahu."Nah, bisa kamu bayangkan, tanpa cincin itu saja Wulandita sudah kebal, apalagi kalau cincin itu dipakainya. Dalam keadaan nggak pakai cincin aku masih bisa menembus pusarnya, tapi kalau dia udah pakai cincin itu, wah, aku nggak bisa menembusnya. Bisa sih bisa, tapi nggak ada artinya, seperti bayangan saja. Jadi kalau kau mau melawan dia, usahakan pada saat dia belum memakai cincin itu. Kalau sudah memakai cincin itu, kurasa kau nggak bisa mengalahkannya!""Seandainya sudah telanjur mengenakan cincin itu, lalu bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Pendekar Kera Sakti   460. Part 9

    Kayaknya ada dosa yang dilakukan Baraka tanpa sadar menghadirkan kesialan seperti itu. Apakah mungkin karena sebelum berangkat ke situ Baraka sempat mencium bibir Nyai Guru Payung Cendana? Mungkin yang bikin sial karena ia hanya mencium bibir saja. Coba kalau ia ikut mencium tangan si guru yang cantik itu, mungkin nggak sebegitu apesnya nasib seorang pendekar dalam almari pakaian.Ketika Baraka terbangun dari tidurnya, hari sudah malam, gelap sudah datang sejak tadi. Baraka memang nggak bisa lihat apakah di luar sudah gelap atau belum, tapi suasana sepi dan suara derik jangkrik yang samarsamar membuatnya yakin bahwa saat itu hari sudah malam."Celaka! Pingin buang air kecil, lagi! Ke mana buangnya, ya?" gumam Baraka dalam hatinya. "Ampun deh! Nggak lagi-lagi aku ngumpet dalam almari, ah! Menderita sekali. Mana di almari ini nggak ada toiletnya? Kalau mau buang air repot sekali!"Segala macam cara sudah dicoba, tapi Baraka belum bisa keluar dari kurungan gelomban

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Pendekar Kera Sakti   461. Part 10

    "Itu gagasan yang bagus! Cuma yang kuherankan, kenapa pedangnya Pendekar Kera Sakti tadi ikut berkeliaran sendirian? Terbang ke sana-sini menangkis seranganku terhadap Rani Adinda. Mestinya Rani Adinda sudah mati bersama delapan belas orangnya itu. Cuma karena ada pedang bercahaya ungu itu jadi dia bisa dilarikan oleh pengawalnya!""Apakah Gusti Ratu yakin kalau itu pedangnya Pendekar Kera Sakti?""Lho, bukannya kau dan beberapa orang yang melihat pertarungan Baraka dengan Dalang Setah pernah bercerita tentang ciri-ciri pedangnya Pendekar Kera Sakti? Bukankah menurut kalian ciri-cirinya kayak gitu?""Memang sih, cuma saya masih sangsi, apa benar itu pedangnya Pendekar Kera Sakti, sebab orangnya sendiri nggak kelihatan!""Nah, itu yang perlu dipelajari! Berarti Baraka itu bisa menghilang. Buktinya ia bisa muncul dengan hanya tampak pedangnya saja!""Oo... begitu, ya? Wah, kalau gitu Baraka itu sakti sekali ya, Gusti?""Kayaknya sih begitu. Cu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Pendekar Kera Sakti   462. Part 11

    "Setan kau! Keluar! Cepat keluar!" bentaknya dalam keadaan mulut terbungkam bantal. Kakinya segera merapat. Bahkan saling lilit. Saking kuatnya kaki saling lilit akhirnya ia terpelanting jatuh.Buhkk..!Makin menyingkap semuanya, makin kelabakan sang Ratu."Hiaaahh...!” teriaknya jengkel sendiri.Wuutt..! Dalam sekejap tubuhnya yang mampu melenting ke udara itu sudah berdiri di depan Baraka.Jlegg..!Itulah pelampiasan kejengkelan sang Ratu terhadap tingkahnya sendiri. Bantal masih menutup wajah, mata ditongolkan sedikit. Baraka memandangi dengan tenang, badannya malah sedikit bersandar di tepi almari. Kain cadar hitam ada di tangannya. Kain itu segera diulurkan dengan pandangan mata dan senyum yang sering bikin para gadis melayang-layang bagaikan mabuk gadung."Astaga.. ! Ternyata dia yang ada dalam almariku"l" pikir Ratu Cadar Jenazah setelah muiai tenang dan bisa memandang dengan terang."Ambillah cadarmu.. tapi perlu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Pendekar Kera Sakti   463. Part 12

    Sang Ratu menepukkan tangan ke kasur sampingnya, itu sebuah isyarat agar Baraka duduk di sampingnya. Baraka pun menuruti perintah itu, bagai terhipnotis dari kekuatan gaib yang terpancar dari mata sang Ratu."Apa maksudmu masuk ke kamar pribadiku ini, Baraka?""Untuk melawanmu!" jawab Baraka dengan tegas tapi berkesan enak didengar. Sang Ratu hanya melebarkan senyum."Haruskah kita bermusuhan, Baraka?""Sayembaramu telah membuat suatu tantangan tersendiri bagiku!""Kubatalkan sayembara itu!""Tetap saja kau menantangku!""Demi dewa apa saja, aku nggak berani menantangmu sekarang.""Buktinya kau biarkan jubahmu terbuka begitu?"Sang Ratu tersipu malu sambil merapikan jubah. Baraka melengos sambil tertawa dengan suara gumam. "Rasa-rasanya kita perlu berdamai, Baraka.""Kalau kau mau menjadi baik, aku mau berdamai denganmu.""Menjadi baik? Kau pikir aku sakit?""Ya. Jiwamu sakit sehingga kau berad

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Pendekar Kera Sakti   464. Part 13

    Makanya nggak heran kalau sang Ratu nggak mau tidur. Nggak heran juga kalau sang pendekar tampan itu kebingungan dan akhirnya jengkel sendiri, karena kesempatan mencuri cincin itu nggak pernah ada. Hanya saja, ketika matahari muiai merayap lebih tinggi lagi, Baraka punya keberuntungan lain yang di luar dugaan.Wulandita mau keluar kamar, maklum kamar mandi waktu itu nggak ada yang di dalam ruang tidur. Jadi harus keluar ruangan kalau mau ke kamar mandi. Pada saat sang Ratu buka pintu dan menutupnya kembali, tiba-tiba Rembulan Pantai menghampirinya dengan sedikit tegang. Baraka sengaja mencuri dengar di dekat pintu, untuk meyakinkan apakah sang Ratu sudah melangkah ke kamar mandi atau belum. Ternyata yang ia dengar adalah percakapan antara sang Ratu dengan Rembulan Pantai."Ki Parma Tumpeng dan Payung Cendana datang, Gusti Ratu!"Yang kaget bukan sang Ratu, tapi malah Baraka sendiri. Ia baru ingat bahwa keberadaannya di dalam almari itu telah membuat kedua tokoh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Pendekar Kera Sakti   465. Part 14

    "Kalau maksudmu kemari untuk merampas tempat ini lagi, jelas itu suatu hal yang mustahil, Parma Tumpeng!" kata sang Ratu dengan seenaknya, karena ia menganggap usianya sebenarnya sama dengan Ki Parma Tumpeng."Aku kemari bukan untuk membicarakan tempat ini!" ujar Ki Parma Tumpeng. "Ada masalah yang lebih penting lagi dari itu. Perlu kau ketahui, muridku Balak Lima ada di luar menunggu kemunculanku, dan muridnya Payung Cendana yang bernama Bunga Taring Liar juga menunggu di luar gerbang. Dalam waktu seratus hitungan aku nggak muncul, mereka akan menyerang masuk dan mengobrak-abrik tempat ini!"Ratu Cadar Jenazah sunggingkan senyum sinis. "Kamu pikir aku takut dengar ancamanmu? Nggak usah pakai mengancam segala deh! Jelaskan dulu persoalannya!"Payung Cendana yang menjawab dengan tegas, "Baraka ada di sini! Sekarang kuminta kau keluarkan dia! Pasti dia sudah tertangkap olehmu!""Eh, jangan menuduh sembarangan, ya!" sang Ratu mulai berang, sebab di sit

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Pendekar Kera Sakti   466. Part 15

    Clapp...! Sinar biru sejengkal keluar dari ujung telunjuk Ratu Cadar Jenazah. Sinar itu kecil dan gerakannya cepat. Tapi agaknya Ki Parma Tumpeng nggak kalah siap. Dari tangan kanannya yang bertelapak membuka keluar sinar agak besar warna merah lebar.Clapp...! Tangan itu tak digerakkan ke depan, hanya membuka di samping, tapi gerakan sinarnya tergolong cepat dan menghantam sinar birunya Wulandita.Blarrr.. !Asap mengepul tebai akibat ledakan di pertengahan jarak itu. Tebalnya asap mengganggu pandangan Ki Parma Tumpeng, sehingga ia nggak bisa lihat apa yang dilakukan oleh lawannya.Tahu-tahu seberkas cahaya biru mirip bola berduri itu melesat menerobos ketebalan asap, mengarah kepada Ki Parma Tumpeng.Wusss ..."Eit..! Gawat!" Ki Parma Tumpeng sentakkan tongkat ke tanah.Dug..!Wuttt.. !Tubuhnya melesat ke atas dalam keadaan masih tegak berdiri tegak lurus. Dari atas sana barulah dia melihat Wulandita sedang rapatkan kedua tel

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status