Share

24.Balas Dendam Dimulai

Author: Gibran
last update Huling Na-update: 2024-12-23 21:57:19

Kirana membantu Bima memakai kan pakaian. Pemuda itu merasa sedikit nyaman dengan adanya Kirana di dalam kamarnya.

"Kamu tetap di sini, apa pun yang terjadi, jangan keluar," ujar Bima.

Kirana menganggukkan kepala.

"Jangan menyesali apa yang telah menjadi keputusan mu, malam ini, Perguruan mu akan musnah..." kata Bima lagi.

Kirana tak menyahut. Dia tak tahu harus berkata apa. Namun dia merasa yakin, keputusannya untuk mengikuti Bima tidak lah salah. Karena dia tahu kejahatan apa yang dilakukan ayah angkatnya kepada pemuda itu.

Bima membuka jendela kamarnya. Dia memakai cadar nya. Pedang Darah tergantung di punggungnya. Dengan pakaian serba hitam, Bima lebih terlihat seperti ninja.

Malam itu suasana Perguruan Katak Merah tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa pemuda yang berjaga di pos keamanan. Mereka terlihat asik bercengkrama.

Bima melompat ka atas tembok yang cukup tinggi. Berkat latihannya di tebing bersama gurunya, melompati tembok setinggi tiga tombak bukan hal yang sulit
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    25.Siasat Kirana

    Setelah terjadinya pembunuhan semalam, keesokan harinya Rekso Atmoko memerintahkan para tetua yang masih ada untuk meningkatkan kewaspadaan. Dan mereka juga akan mencari keberadaan si pembunuh. Saksi hidup yang saat ini tengah di selidiki adalah wanita panggilan bernama Yao Shin. Dia adalah wanita dari Negara lain yang merantau ke Negara Angin Barat, dan menjadi wanita panggilan. Menurut wanita itu, dia melihat hantu yang terbang dari luar menuju ke dalam rumah. Dia tak tahu bagaimana hantu itu membunuh banyak orang. Mendapat keterangan itu, pihak Perguruan tidak bisa mempercayainya. Namun kabar adanya hantu yang meneror Perguruan Katak Merah segera menyebar ke seluruh pelosok. Kabar itu membuat banyak orang ketakutan. Termasuk para murid Perguruan itu sendiri. Rekso segera mengumpulkan para tetua dan membahas masalah itu dengan serius. Mereka berencana menangkap si pembunuh yang mereka yakini bukanlah sosok hantu. Bimasena yang berada di dalam penginapan bersama dengan Kirana t

    Huling Na-update : 2024-12-23
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    26.Sepasang Gada Kembar

    Kirana tersenyum melihat tangan Bima yang melingkar di tubuhnya. Meski dia tahu Bima tak mencintainya, namun ada rasa bahagia tersendiri di dalam hatinya. Namun yang membuat gadis itu merasa canggung adalah ada satu benda di bawah tubuhnya yang berdenyut menekan tubuhnya. Benda yang tak lain adalah tongkat milik Bima yang secara tak sengaja telah bangkit karena sentuhan dari tubuhnya. "Sekarang aku akan jelaskan tentang ayahku, Sepasang Gada Kembar itu adalah senjata warisan turun temurun dari keluarga Atmoko. Selama lebih dari empat dekade senjata itu menjadi andalan para ketua Perguruan di masa lampau. Hanya saja, para ketua enggan membuat masalah dengan Perguruan lain. Karena banyak orang yang menginginkan senjata pusaka tersebut," "Bertahun-tahun sebelum ayahku menjadi kepala Perguruan ini, dia adalah seorang pendekar yang berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain. Sama halnya dengan Ketua Kedua yang juga murid Perguruan Katak Merah, mereka menjadi pendekar hebat dan cuk

    Huling Na-update : 2024-12-24
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    27.Murka Bima

    Setelah sehari semalam Bima bersemedi, dia telah meningkatkan tenaga dalam yang dia miliki. Itu sudah cukup membuatnya yakin untuk menyerang Perguruan Katak Merah malam ini. Kirana Dewi memberi semangat. Dalam sehari semalam dia hanya duduk di dekat Bima dan melihat pemuda itu bersemedi. "Sebaiknya kakang jangan terburu-buru, sesuai yang aku katakan, kakang siapkan semuanya dan lakukan setelah keadaan mulai kacau, maka semua akan menjadi lebih mudah untukmu kakang," kata Kirana. Bima tersenyum. "Kamu benar-benar kejam Kirana, bahkan aku tidak kepikiran sama sekali dengan gudang yang kau bicarakan itu," ucap Bima. "Aku sudah bilang, aku akan menjadi pelayan mu, lain kali kamu juga harus memahami perasaanku, berlatih lah jadi seorang lelaki," kata Kirana sambil memakaikan pakaian hitam pada tubuh Bima. "Bukankah aku sudah seorang lelaki?" tanya Bima. "Iya, kakang memang lelaki, tapi tidak bisa mengerti perasaan wanita itu artinya kakang belum hebat menjadi seorang lelaki," tegas

    Huling Na-update : 2024-12-24
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    28.Geger Di Perguruan Katak Merah

    Suara langkah kakinya terdengar berat. Aura dingin yang menekan membuat beberapa orang murid jatuh terduduk. "Ini lebih kuat dari saat itu..." batin Kirana mulai merasa cemas. Saat sosok Bima keluar, semua mata menatapnya tanpa berkedip. Di depan mereka berdiri satu sosok setengah Iblis dan setengah manusia. Kali ini sosok Iblis nya lebih jelas dari saat Bima bertarung di arena beberapa waktu lalu. "Hati-hati! Dia berada di ranah Keabadian!" teriak Rekso Atmoko. Dia tak percaya dalam waktu singkat itu, Bima menembus ranah yang dia impikan. Namun Rekso menduga bahwa kekuatan Bima ini adalah memaksakan tubuhnya ke ranah itu untuk beberapa saat. "Jangan takut! Serang secara bersamaan!" ucap Rekso lagi. Tapi ucapannya sia-sia, semua murid terlihat ketakutan. Bima menyapu pandangannya ke segala arah. Lalu tubuhnya merunduk mengambil ancang-ancang. Tiba-tiba tubuhnya melesat sangat cepat ke arah ratusan murid. Pedang Darah di tangannya bergerak sangat cepat yang bahaln tak bisa di l

    Huling Na-update : 2024-12-24
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    29.Rekso Atmoko

    Bimasena menatap tajam. Kakinya mulai menekuk dan mengambil ancang-ancang. Tiga Ketua terlihat berkeringat dingin. Serangan Bima sangatlah berbahaya. Jika dia sudah ancang-ancang, itu artinya dia sudah siap dengan tenaga dalam tinggi. Srak!Terdengar kaki Bima yang menggesek tanah. Dengan sangat cepat tubuhnya melesat ke arah tiga Ketua. Saking cepatnya, yang terlihat di mata adalah kelebatan cahaya biru dari pedang milik Bima. Ketua ke Lima dan Ketua ke Sembilan segera menyongsong serangan. Tangan Bima bergerak, pedang berkiblat dengan cahaya biru. Blar! Dua Ketua itu terkejut dengan ledakan dari pedang milik Bima yang membuat tubuh keduanya terlempar jauh hingga menabrak bangunan rumah. Keduanya terlihat sangat kesakitan karena beberapa bagian tubuhnya hancur. Bima tersenyum sinis. Matanya melirik ke arah Rekso. "Hanya tinggal dirimu..." ucapnya sambil menunjuk. Rekso nampak berusaha menenangkan diri. Dengan segenap kekuatannya Rekso mengangkat kedua gada miliknya ke langit.

    Huling Na-update : 2024-12-24
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    30.Penghapusan

    Rekso Atmoko mencoba terus merangkak. Namun tubuhnya semakin lemah. Bima sudah mendatangi nya lebih dulu dari belakang. "Mau kemana kau kecoa?"Setelah berucap, Bima langsung menusukkan pedangnya ke kaki kiiri Rekso hingga tembus dan pedang itu menancap di tanah. Rekso menjerit kesakitan. Tubuhnya tak bisa lagi bergerak karena kakinya tertahan oleh pedang yang menembus hingga ke tanah. Rekso tak bisa berbuat apa-apa. Dia mengeluh kesakitan tanpa henti. Kaki kirinya mulai membiru. Bima mengambil dua gada kembar dan mendatangi kembali Rekso Atmoko. "Aku ingin bertanya satu hal, jawab dan kamu tidak akan aku siksa," kata Bima. "Apa yang kau inginkan dariku...?" tanya Rekso pelan. Suaranya sudah seperti suara kakek renta. Tenaga dalamnya sudah habis sama sekali. "Katakan padaku... Klan dan Perguruan apa saja yang telah menghancurkan Perguruan Julang Emas? Aku beri kamu waktu tiga hitungan," ucap Bima. Namun Rekso malah diam tak menjawab. Wajahnya pucat. Dengan kesal Bima tarik tang

    Huling Na-update : 2024-12-24
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    31.Kitab Keabadian

    Beberapa hari setelah terjadinya pembantaian di Perguruan Katak Merah, para penduduk sudah mulai tenang. Meski masih ada rasa cemas jika pembunuh itu juga berniat membantai para penduduk yang tak mempunyai ilmu kanuragan. Bima pun mulai sembuh dari lukanya berkat ilmu Ganti Rogo. Meski dia harus bertahap menyembuhkan tulangnya yang patah. Karena tidak mudah dan sangat menyakitkan. Lastri dengan setia melayani semua kebutuhan Bima. Gadis itu sangat telaten dan cekatan. Hari itu Bima membuka semua barang yang dia ambil dari Perguruan Katak Merah. Di dalam kantong kain yang dia gunakan untuk membungkus, terlihat beberapa benda yang bagi Bima adalah benda penting. "Ini ramuan untuk meningkatkan tenaga dalam, dengan ini aku bisa lebih cepat melatih kekuatan Ranah Tubuh Besi untuk naik ke Ranah Pukulan Sakti..." Bima menaruh botol merah yang terbuat dari keramik itu di meja. Lalu dia mengambil satu benda berwujud belati emas. Bima menatap benda itu dengan seksama. Tak ada yang aneh dar

    Huling Na-update : 2024-12-25
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    32.Tiga Pemulung Sakti

    Setelah mempelajari berbagai isi dalam Kitab Keabadian dan meminum ramuan penguat tubuh yang Bima dapat dari Perguruan Katak Merah, kekuatan Bima melesat cepat hingga hampir menembus ke ranah Pukulan Sakti. "Ini luar biasa, hanya dalam waktu yang singkat aku sudah naik dua tingkat sekaligus, satu tahap lagi aku berada di ranah Pukulan Sakti," ucap Bima dengan nafas terengah setelah melakukan olah kanuragan. Malam itu dia terus berlatih hingga fajar menyingsing. Hingga keesokan harinya dia pun pergi meninggalkan penginapan itu. Sebelum pergi Bima memberikan sepuluh tail emas kepada Lastri. "Kamu bisa beli penginapan ini, lain kali aku akan datang berkunjung lagi, terimakasih Lastri untuk selama ini," ucap Bima membuat mata Lastri berkaca-kaca. Namun gadis itu hanya mengangguk tanpa bisa berkata apa-apa. Dia merasa terharu, sedih, dan juga sedikit bahagia karena Bima memperhatikan nya. "Aku akan membeli penginapan ini sehingga tuan bisa bebas jika akan menginap di sini, saya akan m

    Huling Na-update : 2024-12-25

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    260.Kembalinya Kekuatan Ratu

    Bima bisa merasakan semua roh itu mengumpat dan mengutuk dirinya. Kutukan-kutukan roh itu menyerang tulisan sihir yang melindunginya. "Roh-roh ini sangat kuat.. Mereka masih berusaha menyerang! Jika tidak ada tulisan sihir dan pilar pemecah roh itu, sudah pasti tubuhku tidak akan mampu menyerap mereka... Kenapa baru kali ini Iblis Es memberitahu tempat sehebat ini di dalam pedang?" batin Bima. Iblis Es menatap ke tengah altar dimana Bima sedang berjuang menyerap kekuatan jiwa dari semua roh yang ada di sekitar tubuhnya tersebut. "Sekarang kamu harus berjuang sendiri menyerap semua kekuatan itu," kata Iblis Es sambil duduk bersila menghadap altar. "Bima, tulisan sihir itu hanya mampu menahan sementara. Dia menahan kekuatan jiwa yang paling kuat saja, sedangkan yang lain, hanya kamu yang bisa menentukan. Jadi, kamu harus berjuang sekuat tenaga jika ingin menjadi pendekar yang kuat," kata Iblis Es melalui telepati. Bima tak percaya jika tulisan sihir hanya menahan sementara. Itu art

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    259.Altar Dunia Pedang Darah

    Beberapa hari di Lembah Kupu-Kupu, Ratu Azalea mengalami peningkatan kekuatan jiwa yang luar biasa. Bahkan peningkatan yang menurut Bima tidak wajar. "Apakah mungkin karena dia pernah berada di ranah Cakrawala sebelumnya?" batin Bima. Namun dia tak akan banyak berpikir. Dia pun ingin meningkatkan kekuatan miliknya sebisa mungkin hingga mencapai tahap akhir. "Iblis Es, apakah aku bisa menyerap semua kekuatan yang sudah terkumpul di dalam pedang itu?" tanya Bima sambil mencari buah-buahan yang ada di Lembah dekat Telaga. "Tidak," sahut Iblis Es pendek. "Kenapa!? Kenapa tidak bisa aku menyerap semua roh itu? Bukankah aku bisa menyerap roh dari Sanca Banteng Hitam itu?" tanya Bima. "Hm, di dalam pedang itu terkumpul banyak sekali roh. Semuanya juga bukan roh yang lemah, kau pikir, jika tubuh kecilmu ini di masuki roh-roh dengan kekuatan jiwa yang besar, apakah tubuhmu mampu menahan? Jika kamu tidak bisa menahan, tubuhmu akan meledak!" kata Iblis Es membuat Bima terdiam. Tinjunya m

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    258.Kerinduan

    Setelah sarapan di kedai tempat dia menginap, Bima segera membayar sewa penginapan dan makanannya. Si pemilik kedai berbisik pada Bima. "Pendekar, sebaiknya kamu berhati-hati. Karena pihak Kerajaan sekarang sudah datang dan menangkapi para pendekar di sekitar Perguruan Bangau Surga. Jadi, saranku, jangan datangi kerumunan," bisik Pemilik kedai. Bima tersenyum. "Terimakasih ki sudah mengingatkanku, ambil saja kembaliannya," ucap Bima sambil memberikan satu tail emas kepada pemilik kedai. "Terimakasih kembali pendekar, anda sungguh baik hati," ucap Pemilik kedai. Bima mengangguk. Dia pun berjalan meninggalkan penginapan tersebut. Di luar penginapan tampak banyak orang yang masih penasaran dengan keadaan Perguruan Bangau Surga. Mayat-mayat yang berserakan di dalam benteng di kubur secara masal oleh penduduk setempat. Bima akan segera beranjak dari depan penginapan, namun tiba-tiba satu tangan menyambar lengannya. "Tertangkap kau!"Bima menoleh ke arah orang yang baru saja menceng

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    257.Kekuatan Baru(2)

    Sepanjang sejarah dunia persilatan Negara Angin, hanya segelintir pendekar yang mempunyai keberuntungan mendapatkan sebuah kekuatan yang bisa mengendalikan Ruang dan Waktu. Karena kekuatan itu sangat langka, mereka yang mendapatkan kekuatan Ruang dan Waktu menjadi orang paling istimewa di tanah Negara Angin. Bima teringat pada Ratu Agung penguasa Klan Elang Dewa yang juga mempunyai hukum Ruang dan Waktu. Saat dia melawannya waktu itu, tak ada kesempatan untuk menang sama sekali. Dia belum tahu jika Ratu itu adalah Arimbi, kekasihnya. "Kekuatan Ruang dan Waktu ini sangat berguna di pertarungan. Bahkan sangat berbahaya bagi musuh," batin Bima. Tubuhnya tengah menyerap inti darah dari pendekar Kerajaan itu. Ada hawa aneh yang Bima rasakan saat menyerap kekuatan dari inti darah tersebut. Sekujur tubuhnya terasa sangat kaku tak bisa di gerakkan. Saat menyerap kekuatan itulah saat-saat tubuhnya lemah dari segala serangan. Jika ada musuh yang tiba-tiba menyerang dirinya, itu akan sang

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    256.Kekuatan Baru

    Warga yang ada di sekitar benteng Perguruan Bangau Surga itu berlarian menuju tampat yang lebih aman. Mereka mendengar pertarungan besar di dalam benteng. Ledakan-ledakan mengerikan itu membuat semua orang di sekitar benteng ketakutan. Bima melesat dengan cepat ke arah hutan. Mata kanannya yang menggunakan mata Iblis Bayangan bisa melihat semuanya dengan jelas. Seorang gadis berpakaian Merah muda melihat sosok Bima yang sempat melayang di atas pemukiman warga. "Pakaian itu... Bukankah dia pemuda yang memborong senjata kemarin? Apakah dia yang selama ini membuat kekacauan dengan membantai banyak Perguruan?" batin gadis itu. Dia ingin mengikuti arah pemuda itu pergi. Namun dia tidak tahu kemana arah Bima pergi. Tangan Darah yang melihat Bima terbang ke arah hutan segera melesat dengan cepat meninggalkan Perguruan yang sudah hancur tersebut. Dia mengikuti Bima yang melesat ke arah hutan. Bima tersenyum melihat gerakan yang cukup cepat di dalam hutan. "Saatnya menembak jarak jauh

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    255.Geger Di Malam Hari(2)

    Tengkorak Merah raksasa menderu dari atas langit menuju aula dimana para pendekar sewaan Perguruan Bangau Surga berada. "Hei, apakah kalian merasa ada yang aneh?" tanya salah satu pendekar yang sedang asik minum tuak. "Kau mabuk, apa yang kau rasakan kecuali pusing? Hahaha!" sahut kawannya yang juga sudah dalam keadaan mabuk. Di dalam aula itu ada sepuluh pendekar Ranah Tulang Dewa dan belasan pendekar ranah Keabadian. Keberadaan mereka adalah untuk menjebak pembunuh yang mengincar Ketua mereka. Namun mereka tak menyadari, bahaya yang lebih mengerikan tengah menuju ke arah mereka. "Beberapa hari ini Ketua Adisatya mengurung diri di gubuk itu, apakah dia akan terus membiarkan orang-orang pemabuk ini berada di aula terhormat kita?" bisik salah satu murid Perguruan. "Sssttt! Jangan sampai mereka mendengar, itu akan jadi masalah untuk Perguruan kita," sanggah kawannya yang lebih memilih diam. Saat keadaan te

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    253.Geger Di Malam Hari

    Bima melangkah masuk ke dalam penginapan yang sudah dia tempati beberapa hari ini. Matanya melirik kearah kedai yang ada di lantai bawah. Disana banyak pendekar yang sedang minum tuak dan berjudi. "Sampah-sampah ini hanya merusak pemandangan dan membuatku sakit mata," batin Bima sambil terus berjalan ke lantai dua. Sesampainya di kamar Bima menggelar semua senjata yang dia beli tadi. "Aku bisa merasakannya, senjata yang hampir mirip..." batin Bima. Dia mengambil satu persatu senjata berupa pisau dan belati tersebut. Setelah beberapa lama mencari akhirnya dia menemukan senjata berupa belati yang dia inginkan. "Ini dia... Benar... Ini mirip dengan belati petir..." batin Bima. Dia mengalirkan tenaga dalamnya ke dalam belati tersebut. Aura petir muncul dari senjata kecil itu membuat Bima yakin itu memang belati petir pasangan belati petir miliknya. "Keberuntungan yang tidak terduga!" batin Bima sam

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    252.Perguruan Bangau Surga

    Beberapa hari setelah pembantaian di Perguruan Taring Putih, seluruh kerajaan gempar. Kabar itu di sampaikan oleh Pengawas Kerajaan yang di tempatkan di Perguruan Taring Putih. Dia baru saja kembali bersama beberapa muridnya setelah melakukan latihan di hutan. Saat mereka pulang, Perguruan yang mereka tempati telah musnah. Tak ada yang tersisa satu nyawa pun. Semua tetua dan murid yang berjumlah ratusan tewas. Bahkan didapati lubang besar yang pengawas itu duga adalah serangan banyak pendekar.Tidak ada yang mengira sama sekali jika pelaku serangan itu hanyalah tiga orang saja. Banyak dugaan kuat jika serangan di lakukan oleh musuh abadi Perguruan tersebut. Dan musuh abadi Perguruan Taring Putih adalah Perguruan Bangau Surga. Kedua Perguruan kelas tengah itu sering berselisih. Namun belum pernah tejadi peperangan besar di antara keduanya. Raja Negara Angin Timur mulai menyikapi dengan serius masalah pembantaian dua

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    251.Kekuatan Tangan Darah( 2)

    Tangan Darah berteriak keras sambil menahan serangan pukulan Taring Harimau Dewa gabungan. Tengkorak-tengkorak yang dia lancarkan tak mampu melahap semua kekuatan gabungan itu. Sehingga terjadi ledakan yang sangat dahsyat bagaikan ledakan gunung berapi. Wulan mencoba terus bertahan meski darah sudah mengalir dari sela bibirnya. Dia bisa merasakan tubuhnya yang seperti tengah di cabik-cabik binatang buas. Di tengah ledakan dahsyat itu terdengar suara auman harimau yang sangat keras. Para tetua itu berteriak keras sambil terus bertahan dari ledakan tersebut. Namun tidak semua berhasil bertahan, karena beberapa tengkorak berhasil lepas dari ledakan dan langsung menyerang mereka dan memakannya dengan buas. "Bertahan lah sekuat tenaga!" teriak Wiraseta. Namun darah menyembur dari mulutnya. Dia yang paling terkena dampak dari ledakan tersebut karena dia yang paling depan. "Sudah menggabungkan kekuat

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status