Home / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 254: Tantangan Terbuka Putri Kalia

Share

Bab 254: Tantangan Terbuka Putri Kalia

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2024-10-18 09:53:58
Pangeran Langkor aslinya adik kandung Maharaja Chula, tapi dari selir, usianya lebih tua dari sang putra mahkkota, kata Pembesar Bhumin.

“Sebelum Maharaja Chula lahir dari permaisuri, Pangeran Langkor sudah lahir 5 tahun lebih dulu dari putri selir. Itulah yang membuat Pangeran Langkor sakit hati, jabatan putra mahkota di copot dan diberikan pada adiknya,” cerita Pembesar Bhumin.

Pembesar Bhumin juga sebut, kakek Boon Me dari ibu dan pamannya adalah adik dari maharaja terdahulu, urutan ke 7.

“Walaupun sudah jauh, tapi kamu tetap punya trah kerajaan, di mana setahun sekali, saat ulang tahun maharaja, semua keluarga kerajaan akan di kumpulkan. Tahun ini akan dilangsungkan 4 bulanan lagi, tepat saat Maharaja Chula berusia 55 tahun, kuharap kamu bisa datang!”

Mendengar ini, tentu saja Boon Me antusias, selain ingin melihat sang Maharaja yang dikatakan seorang dewa yang menitis ke tubuh sang Maharaja. Boon Me juga ingin berkenalanan dengan keluarga ibu dan pamannya.

Setelah bercerita panjan
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 3
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 255: Putri Kalia Ternyata…?

    “Hmm…!”Mendengar dehem itu, Boon Me kaget dan langsung membuka matanya. Dia pun langsung terpana, karena di sisi kanannya yang hanya berjarak 15 meteran, sudah berdiri Putri Kalia, sambil menggenggam pakaiannya.Prasss….pakaian yang sempat di ambilnya tadi langsung dilemparkan ke arah Boon Me, yang sudah berdiri alam keadaan…telanjang bulat.Pakaian tadi langsung di ambil dan Boon Me dengan santainya kenakan kembali pakaiannya.Putri Kalia langsung melengus, melihat gaya Boon Me yang sama sekali tidak ‘tahu malu’ dengan sengaja berpakaian agak lambat.“Pendekar setan, tak punya malu dan tata krama,” dengus Putri Kalia.Tapi ekor matanya melirik ke arah pemuda ini yang tetap senyam-senyam sambil berpakaian hingga rapi kembali, termasuk sepatunya.Bahkan Boon Me sempat-sempatnya mengeringan rambut panjangnya, lalu mengikatnya dengan pita. Gayanya seperti ‘anak gadis’ kepergok bujang, tapi yang ini kebalikannya.“Siapa juga suruh kamu ke sini dan ambil pakaiannku…!” sahut Boon Me cuek, s

    Last Updated : 2024-10-18
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 256: Sama-sama Kena Fitnah

    "Ibu Suri….kenapa bisa begitu Bibi, apakah ibu suri benci sekali dengan Maharaja Chula?” tanya Boon Me ingin tahu dan bertanya antusias.Walaupun tidak tinggal di kota dan selalu berpetualang, namun Boon Me juga paham soal intrik politik di kerajaan.Apalagi dia suka baca kitab-kitab sejarah dan pastinya suka curi dengar pembicaraan politik kalau mampir di sebuah warung atau restoran, di manapun dia singgah.Tentu saja Boon Me tak menyadari, darah bangsawan di dalam dirinya, mulai dari ibu kandungnya hingga ayahnya itulah yang membuatnya melek politik kerajaan.“Iya Boon Me, semenjak naik tahta Maharaja Chula di recoki terus oleh seorang pembesar yang selalu meracuni maharaja dengan kalimat provikatif. Asal kamu tahu Boon Me, ayahku dulu sudah diampuni Maharaja sebelumnya, yang juga kakekku, serta paman kakek buyutmu. Tapi gara-gara di recoki pembesar ini, semuanya jadi berantakan, ayahku dan ribuan pengikutnya habis di bantai…!”Tanpa ragu, Putri Kalia sebut ada sebuah kelompok yang m

    Last Updated : 2024-10-19
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 257: Makin Dekat dengan Bibi Misan

    “Aku sebenarnya mencurigai adik Maharaja Chula…dia adalah Pangeran Koh, dia juga lahir dari selir lain, sama seperti ayahandaku, jabatannya saat ini di kerajaan adalah Menteri Urusan Rakyat!” Tanpa ragu Putri Kalia sebut, kakeknya yang juga paman kakek buyutnya Boon Me ini memiliki banyak selir, jumlahnya 35 orang selir, dan pastinya banyak meninggalan keturunan, salah satunya, ya Boon Me dan Putri Kalia ini.Putri Kalia lalu bercerita, Bendera Hitam ini sebenarnya di dirikan ayahnya, sebagai sebuah partai politik, sebab undang-undang kerajaan sudah berubah.“Yang atur kerajaan itu adalah perdana menteri, tapi semua kebijakan strategis ada di tangan raja. Namun semenjak di anggap pemberontak, Partai Bendera Hitam lalu di cap sebagai partai terlarang, inilah sebabnya aku berjuang untuk pulihkan nama baik ini selama bertahun-tahun,” curhat Putri Kalia, sekaligus seolah buka mata hati Boon Me soal kerajaan.Putri Kalia juga kisahkan, diam-diam Pangeran Koh ini berambisi jadi Maharaja. A

    Last Updated : 2024-10-19
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 258: Tantang Bendera Ular Hitam

    Boon Me pun akhirnya tertidur nyenyak, selama ini hanya tidur di gua atau di atas pohon, tapi saat ini dia bisa menikmati kasur yang empuk.Saking nyenyak, Boon Me bermimpi sedang bercinta dengan Putri Kalia, yang dalam mimpinya menemuinya ke kamar ini dan tanpa di duga mengajaknya bercinta.Tapi saat asyk bergelut di kasur ini, tiba-tiba Guru Dao ibunya datang.“Boon Me, kamu mulai sekarang harus bertanggung jawab pada Putri Kalia, kamu akan jadi suami bibi misanmu ini!”Lalu bayangan ibunya hilang dan lenyap, Boon Me pun terbangun. Sesaat dia termenung. Mimpi ini bikin dia senyum sendiri, masa iya Putri Kalia harus jadi istrinya, sepupunya ibunya lagi...?Boon Me melihat jendela yang tertutup, cuaca diluar masih gelap, tanda masih belum pagi. Boon Me yang masih terkaget-kaget dengan mimpinya, tak bisa tidur lagi.Diapun lalu bersemedi saja untuk mengumpulkan hawa sakti.Malam ini para penjaga perkampungan Kelompok Bendera Hitam menjaga dengan penuh kewaspadaan, akan tetapi mereka tet

    Last Updated : 2024-10-19
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 259: Dewi Amor Mulai Datang

    Tapi setelahnya Putri Kalia tak sempat lagi berpikir panjang, genjotan tubuh Boon Me yang bak kilat membuatnya harus sekuatnya mengimbangi kehebatan lari cepat pendekar tampan ini.Ratusan anak buahnya saja sampai melongo melihat kesaktian Boon Me yang seolah menghilang saja, saat menarik tangan Putri Kalia dan menghilang dari hadapan mereka.Melihat Putri Kalia kesulitan mengimbangi lari cepatnya ini, Boon Me lalu berbisik dan ajari bagaimana keluarkan kemampuan tenaga dalamnya, agar mampu seperti dirinya.Putri Kalia bukan orang biasa, dia sudah sangat tinggi ilmu kanuragannya, sehingga dalam waktu singkat, bisikan Boon Me langsung dia laksanakan.Hasilnya…wajah Putri Kalia berbinar, dia kini mampu imbangi langkah kaki Boon Me. Walaupun andai Boon Me lepas tangannya, pasti Putri Kalia bakalan jauh tertinggal.Tanpa sadar genggaman ini makin erat saja, kalau tadi Boon Me yang menggenggam erat, kini gantian Putri Kalia yang tak mau melepaskan genggaman ini.Boon Me sudah lulus lakukan

    Last Updated : 2024-10-20
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 260: Berlatih Jurus Mengejar Angin

    “Boon Me, katanya mau ajarin aku jurus berlari cepat, mumpung kita di sini, ayoo ajarin aku sekarang!” kata Putri Kalia tiba-tiba.“A-apa Bi, berlari sekarang…?” sahut Boon Me bengong.“Hahhh…aku ngomong kapan kamu ajarin jurus berlari cepat, bukan ajak kamu berlari, aiiihh kok pikiran kamu ke mana sih?” tegur Putri Kalia dengan bibir cemberut, sambil senyum manis.“Alamaaaakk…senyumnya..!” batin Boon Me sambil menatap wajah Putri Kalia, lagi-lagi bengong sendiri.Tettt….aduhh, ceplos Boon Me, tiba-tiba saja jari lentik Putri Kalia mencubit lengannya, saat bengong begini, tubuh Boon Me sedang kosong, sehingga cubitan ini terasa sakit…amboiii!“Eh iya..iya, jadi begini caranya bi!”Akhirnya dengan komplet Boon Me jelaskan bagaimana caranya melatih jurus mengejar angin yang hebat ini.Bukan masalah semedi 10 hari 10 malam itu yang membuat Putri Kalia keberatan, tapi harus telanjang bulat di bawah air terjun itu, yang bikin wajahnya kembali bersemu merah.Dadanya kembali berdebar-debar,

    Last Updated : 2024-10-20
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 261: Ular Merah Bikin…?

    Boon Me pun duduk-duduk saja tak jauh dari air terjun ini, dia benar-benar menjaga agar tak gangguan terhadap Putri Kalia.Tak pernah sekalipun Boon Me pergi. Kalau malam tiba, dia sengaja bikin api unggun dan tetap di sana. Kecuali hari ke 5, Boon Me mencari tempat berteduh, karena hari itu hujan turun lumayan deras, sejak pagi hingga sorenya.Tapi setelah reda malamnya, kembali Boon Me ke tempat tadi…dan hari-hari krusial pun makin membuat Boon Me berdebar-debar.“Ini sudah hari ke 8, tinggal dua hari lagi, semoga bibi kuat bertahan,” batinnya.Waktu jadi terasa sangat lambat bagi Boon Me…hari ke 8 lewat, kini masuki hari ke 9.“Hmm satu hari lagi…bertahanlah bi, aku yakin kamu bisa,” batin Boon Me sambil terus menatap air terjun ini, sekaligus selalu waspada terhadap apapun.Hari ke 10 dan tinggal beberapa saat lagi semedi Putri Kalia akan berakhir, hati Boon Me makin tegang.Tiba-tiba dia kaget, saat melihat dua ekor ular merah merayap mendekati tempat semedi Putri Kalia.Ular sebe

    Last Updated : 2024-10-20
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 262: Bayangan Ibu Muncul Tiba-tiba

    Tiba-tiba Putri Kalia memeluk erat tubuh Boon Me, bahkan tak ragu melumat bibir pemuda ini.Sesaat Boon Me terbuai, siapa yang tahan dalam keadaan begini, bersama seorang wanita cantik jelita, yang selalu mengundang decak kagum.Kini dengan sangat bernafsu melumat bibirnya dan dengan ganas menarik pakaiannya. Siapapun pria itu, pasti akan terlena di buatnya.Boon Me yang memiliki daya tahan tubuh yang terisi tenaga dalam hebat, tentu lebih kuat kesadarannya.Tapi saat ini, Boon Me seakan menikmati kemesraan ini, dia bahkan membalas ciuman dan pelukan ini.Bahkan Boon Me tak sadar ikut melepas pakaian Putri Kalia dan kini mereka sama-sama sudah setengah telanjang, bagian atas sudah tak mengenakan apa-apa lagi.Dan kini dalam posisi yang sudah sama-sama siap tempur…!Boon Me sudah lupa, kalau wanita cantik jelita di depannya saat ini adalah bibi misannya sendiri. Tapi dalam posisi genting, sekonyong-konyong Boon Me melihat bayangan seorang wanita cantik, persis seperti lukisan di dindin

    Last Updated : 2024-10-21

Latest chapter

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 524: Pendekar Tanpa Bayangan

    Hebohlah warung lumayan besar ini, gaya Bafin yang seperti bangsawan kaya raya dan traktir semua orang, dalam sekejab membuat semuanya luar biasa hormat padanya.Gara-gara ini pula, sikap Bafin makin…angkuh dan tinggi hati, tak ubahnya seperti Pangeran Wasi!“Hei para para sinden dan pemain musik, kalian nyanyi terus yaa, ambil ini.”Bafin kembali letakan 20 koin perak, sambil menatap dua sinden cantik yang malu-malu meong saat melihat tatapan tajam si Bafin ini.Koin ini diterima salah satu pemain musik ini dengan wajah ceria.Inilah ‘tips’ paling besar yang mereka terima, biasanya hanya koin perunggu, itu pun tak seberapa.Bafin di datangi semua pengunjung warung dan memuji-mujinya sebagai ‘pangeran’, sekaligus ucapkan terima kasih, karena sudah di traktir makan sepuasnya.“Siapakah nama tuan muda yang mulia ini,” salah satu pengunjung warung memberanikan diri bertanya. Sambil perhatikan gaya makan Bafin yang kayak pemuda aristokrat.Lagi-lagi gaya ini mencontek perilaku Pangeran Wa

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 523: Berubah Jadi Pemuda Dingin

    Tapi setelah di jewer ibunya, baru si putri manja ini diam dan tak berani lagi mendesak ikut ayahnya."Kamu itu bukan anak-anak lagi Alona, kamu sudah remaja, lagian 2 tahun lagi kamu akan menikah dengan Pangeran Wasi," sungut Putr Arumi.Pendekar Putul dan Putri Arumi memang sangat memanjakan putri jelita ini.Pendekar Putul beda jurusan dengan Durga, pendekar sakti berkaki satu ini langsung pergi ke Kampung Ilung, yang berjarak 1,5 bulan naik kuda dari Lembah Neraka.“Aku akan selidiki dulu dari sana,” batinnya.Pendekar Putul tentu saja terkejut dengan tragedi yang menimpa Renggo dan istrinya, rumah mantan kekasihnya itu kini bahkan terbengkalai dan penuh semak belukar.Karena Renggo dikabarkan tetangganya menghilang, setelah membunuh istrinya yang tukang selingkuh tersebut.Namun dia mendengar Bafin memang pernah ke sini beberapa tahun lalu.**Di saat keluarganya kini sudah tahu siapa dirinya, bahkan ayah kandungnya Pangeran Arya alias Pendekar Putul serta Pangeran Durga kini sed

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 522: Jati Diri Bafin Terbongkar

    Setelah diam sejenak seakan kumpulkan kekuatan, akhirnya Pendekar Putul akui masalalunya ini. “Memang ku akui…sebelum dengan Putri Arumi, aku lama berhubungan dengan wanita bernama Nyai Sawitri dari Kampung Ilung, di Pegunungan Meratus bagian Tengah, mantan selir dari Pangeran Busu, bekas Temanggung Tapanas, kenapa paman bertanya soal itu?Plakkk…Pangeran Boon Me menepuk pahanya, hingga bikin kaget Pendekar Putul.“Tak salah lagi, si Bafin itu anak kandungmu Arya, dengan Nyai Sawitri pastinya!” ceplos Pangeran Boon Me.“Bafin…siapa si Bafin itu?” tanya Pendekar Putul yang kini kebingungan sendiri.“Siapa kalau bukan orang yang kamu tanyakan tadi, remaja berbaju abu-abu yang sangat cepat berlari turun dari lembah ini, itulah si Bafin anakmu Arya!”“Hahhh…kok bisa?”“Iya bisalah, karena si Bafin sudah cerita soal ibu kandungnya,” sahut Pangeran Boon Me yang malah senyum di kulum. Ingat julukan kemenakannya ini adalah…Pendekar Cabul!“Tolong paman ceritakan dengan jelas siapa Bafin it

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 521: Bafin Patah Hati

    Kali ini Bafin nekat saja, dia masih yakin Putri Aura juga mencintainya. Apalagi selama ini perhatian sang putri padanya sangat jelas dari sikap si jelita ini di matanya. Putri Aura terdiam sejenak, dia lalu menarik nafas panjang seakan kumpulkan kekuatan hatinya, sikap Bafin ini memang lancang.Tapi inilah gaya asli Bafin, yang tak suka berpura-pura dan selalu bicara apa adanya.“Bafin…sejujurnya..aku memang sangat menyukaimu…ta..?”“Putri kalau begitu, kita harus menghadap ayah dan ibu angkat, kita akan bicara soal ini…!” potong Bafin spontan.Wajahnya berbinar-binar, Putri Aura pun sampai kagum menatap betapa tampannya wajah Bafin kalau sudah begini, ketampanan Bafin ini sudah jadi buah bibir seluruh gadis-gadis di Lembah Rajawali.“Tunggu dulu Bafin, selesaikan aku bicara,” sela Putri Aura sambil menepis tangan Bafin yang ingin memegang tangannya, Bafin-pun kontan terdiam.“Bafin…memang, aku memang menyukaimu..tapi tidak….mencintaimu, aku sebenarnya mencintai Abang Durga!”Deg…j

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 520: Bafin Desak Putri Aura

    Pangeran Boon Me mendengarkan kisah dari Putri Aura dan Pangeran Wasi, sementara Bafin di minta istirahat di kamarnya.Padahal diam-diam, pendekar sakti ingi tahu, di antara kedua 'anaknya' ini, bagaimana sepak terjangnya.Pangeran Boon Me geleng-geleng kepala mendengar Bafin sangat ganas dan 9 orang kelompok Bajing Hitam itu tewas di tangannya semua.Setelah itu keduanya di minta ke kamar masing-masing.Pangeran Boon Me pun kini bicara dengan Putri Kalia, di temani 3 Pendekar Golok Bayangan, si Juling alias Ki Fanoi, si Muka Pucat Ki Jolo dan si Codet Ki Ankar.“Hmmm Bajing Hitam, aku baru dengar ada kelompok penjahat itu,” kata Pangeran Boon Me sambil menatap istri dan 3 pembantu setianya ini.“Aku pernah dengar mahaguru, kelompok ini sangat terkenal di Kerajaan Kubu Raya berada di ujung barat pegunungan meratus. Nah, ini sangat aneh, kenapa mereka sampai nyasar ke daerah Selatan ini, apa tujuan mereka, ini tak bisa kita diamkan, perlu di seldiki,” sela Ki Fanoi mulai khawatir.“Oh

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 519: Mulai Akrab dengan Pangeran Wasi

    Kali ini di pimpin Pangeran Durga, ke empatnya berkeliling desa ini dan Bafin sampai menggelutukan giginya menahan amarah.Tanpa di ketahui Durga dan Pangeran Wasi serta Putri Aura, diam-diam Bafin dekati orang yang pingsan tadi.Lalu dia bertanya di mana sarang mereka, setelah tahu, lalu tanpa ampun Bafin bunuh orang tersebut dengan jurus usap gledeknya.Sehingga kini 9 orang menggeletak tanpa nyawa...!Puluhan wanita muda baik yang masih gadis ataupun sudah bersuami jadi korban pemerkosaan kelompok jahat itu, tangis pilu para korban membuat kemarahan Bafin tak bisa di tahan.Andai tak memandang wajah Abang angkatnya, sudah sejak tadi Bafin akan kejar dan habisi kelompok jahat tersebut.Apalagi banyak para laki laki d ikampung kecil ini jadi korban pembunuhan kelompok itu, yang sempat kuasai desa ini hingga 5 hari.“Kita lempar ke jurang saja mayat ke 9 orang itu, tak usah di kubur, biar mereka di makan serigala liar di dasar jurang!” dengus Bafin, sambil melirik ke Pangeran Wasi yan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 518: Bafin Main Keras

    Namun lagi-lagi menatap wajah kakaknya, Pangeran Durga, Bafin tunduk dan tidak mau gegabah.Diam-diam kelakuannya ini dilihat oleh Putri Aura dan si cantik jelita ini sudah paham, siapa kelak pria yang paling pas sebagai…calon suaminya.“Awass…!”Putri Aura berteriak kaget, ketika tiba-tiba ada serangan yang menghantam Pangeran Wasi yang masih berada di atas kuda.Pangeran Durga dan Bafin sama-sama bergerak luar biasa cepatnya memapaki serangan gelap ini.Akibatnya orang yang bicara tadi terjungkal ke tanah dan tubuhnya pingsan seketika, tubuhnya kejang-kejang dan tak lama kemudian diam tak bergerak.Si Putra Mahkota ini terhindar dari serangan fatal tersebut. Pangeran Wasi kini turun dari kudanya, dia terlihat amat marah dengan kecurangan ini.Srattt..!Dia cabut pedang nya dan kini malah maju duluan, tanpa sadar serangan tadi bisa saja membahayakan jiwanya.Inilah rupanya yang dikatakan Putri Aura, kalau Pangeran Wasi pada dasarnya baik dan selalu terdepan dalam membela siapa saja,

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 517: Titik Hitam Diam-diam Sudah di Ketahui

    “Tenang adik Aura, aku siap menjaga mu,” ceplos Bafin spontan, Pangeran Boon Me kaget lagi, termasuk Pangeran Wasi, lancang betul ni orang, pikir Pangeran Wasi tak senang.“Ayo kita berangkat sekarang, keburu kabur kawanan perampok itu,” potong Pangeran Durga, karena tak enak hati melihat pandangan ayahnya, terutama Pangeran Wasi terhadap kelancangan Bafin ini.Ke 4 orang ini naik kuda dan langsung menuju ke desa yang di satroni para perampok dan kabarnya sampai kini masih kuasai kawanan jahat itu.Walaupun secara usia Pangeran Durga tertua, tapi si Pangeran Wasi seolah ingin tunjukan dominasinya.Dia bilang pada Pangeran Durga, Bafin dan Putri Aura, untuk menahan diri kelak.“Biar aku yang akan bicara dulu dengan para perampok itu, sebelum kita bertindak keras!” kata Pangeran Wasi.“Siapppp baginda pangeran,” sahut Bafin agak sinis sambil rangkapkan kedua tangannya, hingga Durga dan Putri Aura menahan tawa melihat sikap Bafin begitu.Setelah berkuda hampir 3 jam, akhirnya mereka samp

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 516: Pangeran Wasi si Putra Mahkota

    Semenjak kehadiran Putri Aura, Bafin makin semangat latihan, dia bahkan selalu datang lebih dulu dari murid-murid yang lain.Putri Aura sebenarnya mirip kelakuan dengan Bafin, ceria, suka bercanda dan selalu ramah pada siapa saja.Kebalikannya dengan Pangeran Durga yang tenang dan kalem, serta tak banyak gaya.Putri Aura juga cepat akrab dengan dua saudara angkat ini. Dia kagum melihat kehebatan Bafin dan Pangeran Durga saat latihan berdua.Kalau sudah keluarkan jurus kaki ajaibnya, sampai silau mata Putri Aura melihat gerakan Bafin yang mirip kilat, saking cepatnya.“Hebat sekali kamu Bafin,” puji Putri Aura spontan, hingga si Bafin makin ‘sengaja’ bergaya, keluarkan kemampuan terhebatnya.Durga…hanya senyum kecil melihat ulah adik angkatnya ini.Tapi diam-diam Puti Aura juga semakin kagum saat melihat gaya bersilat Pangeran Durga, biarkan tak segesit dan secepat Bafi gerakannya.Tapi dengan jurus kapas rajawalinya yang makin matang, semua serangan Bafin tak bisa menembus kokohnya per

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status