“Aku di culik 13 Setan itu tuan, setelah desaku mereka rampok dan kedua orang tua angkatku mereka bunuh. Mereka lalu bawa aku ke sarangnya dan jadi jongos, makanya aku kabur,” sahut Boon Me apa adanya dan berdiri di hadapan bajak laut ini.Si kepala bajak laut ini kaget melihat keberanian Boon Me, tidak ada takut-takutnya dengannya. Boon Me sebutkan usianya dan di mana desanya tinggal.Si kepala bajak bahkan kaget dengan usianya yang masih sangat belia ini, terlebih jawabannya bagus dan teratur, seperti anak sekolah tinggi saja dan masih bocah pula.Padahal Boon Me hanya sekolah di desanya itu, itupun hanya belajar membaca dan berhitung saja.Tapi anak ini memang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, agaknya gen kedua orang tuanyalah yang membuatnya begini.Bahkan anehnya si kepala bajak seperti tersihir saat menatap mata Boon Me yang tajam dan indah. Seperti ada sesuatu di mata itu yang tak bisa membuatnya berpaling.Semenjak kepalanya kepentuk kayu ketika di hempaskan salah satu da
Sudah tak terhitung Boon Me menyaksikan perbuatan jahat para bajak laut ini. Membuat mentalnya makin mengeras.Boon Me seolah terdidik tabah dan kuat di usia yang masih bocah, yang harusnya hanya bermain saja kerjanya.Diam-diam dia bercita-cita muluk, yakni ingin jadi pendekar hebat dan basmi manusia-manusia durjana ini kelak.Tapi wajah 13 Setan duduki urutan pertama yang bakal dia basmi suatu hari nanti, kalau sudah menjadi pendekar sakti.Tapi bagaimana mencari guru yang hebat, pergi dari sarang bajak laut saja Boon Me belum ada keberanian...!Tapi ada satu hal yang membuatnya betah, Boon Me diikutkan latihan beladiri bersama anak-anak para bajak laut yang berjumlah 25 orang, yang usianya sebaya dengannya.Bahkan banyak ada yang lebih kecil lagi, yang di latih para bajak ini. Tentu saja latihannya seperti berkelahi saja, bukan berlatih ilmu kanuragan yang mengandung tenaga dalam hebat.Sehingga dia ada teman sebaya kalau lagi tak ada kerjaan, tidak lagi hanya melihat kelakuan para
Prabu Japra dianggap sebagai musuh nomor 1 kaum bajak, perampok dan juga pendekar golongan hitam, karena dianggap telah membasmi kelompok mereka tanpa ampun sejak dulu.Hari ini mereka berkumpul dan nanti akan memilih seorang 'Raja' golongan hitam, yang jadi pemimpin baru, pengganti Ki Birawa.Boon Me kagum juga melihat keramaian di sini, apalagi yang datang bermacam-macam manusia, ada yang berpakaian perlente, persis kaum bangsawan.Tak sedikit pula yang berpakaian seadanya, tapi gayanya selangit, tak kalah dari kaum bangsawan, dengan senjata yang aneh-aneh.Julukan mereka pun macam-macam, kadang Boon Me menahan senyum, mendengar julukan yang rata-rata bernama binatang.Ada yang bernama Pendekar Kucing, kalau tertawa persis kucing, ada juga Pendekar Harimau, bajunya terbuat dari kulit harimau.Ada juga yang bernama Pendekar Biawak, ternyata orangnya pesolek kayak banci, tapi tak bisa lihat wanita cantik, leleran lidahnya.Kalau ada pelayan Ki Anom yang denok dan genit, dia tak segan
“Ihh aahh…ihh kenapa jadi gini,” seru si gadis cilik ini, dia seolah tak bisa menahan gerakan kaki dan tangannya menari-nari bak tari jaipongan.Tiba-tiba melayanglah tubuh seorang wanita cantik, sekali menotok tubuh si gadis cilik ini, diapun langsung pingsan.Lalu serangkum serangan dahsyat menerpa Boon Me, akibatnya anak kecil ini jatuh bergulingan dan kepalanya langsung puyeng, tubuhnya yang hanya terlatih berkat sering kerja keras terasa sangat sakit.Boon Me beruntung, serangan ini tidak membinasakannya.“Apiw, bawa Putri Seruni ke dalam, agaknya anak setan itu ahli sihir, hingga Seruni terhipnotis,” dengus wanita cantik ini pada seorang dayangnya, sambil mendekati Boon Me, yang masih kleyengan.Kaki kanan wanita cantik ini menindih dada Boon Me. “Hei anak setan, siapa kamu, kenapa kamu berani menyihir anakku,” bentak wanita ini.Boon Me sampai sulit bernafas, melihat itu, si wanita ini melepas injakannya, dan dia menatap tajam wajah Boon Me.“Ma-maaf bibi, aku nggak tahu apa it
“Hei kamu berhenti menari, apa nggak capek menari terus!” tegur Boon Me sambil menatap wajah Putri Seruni.Boon Me sebelumnya terpaksa berbuat itu, untuk hentikan ‘sihirnya’ Putri Seruni.Ajaibnya, tiba-tiba gadis cilik ini berhenti menari, lalu kebingungan sendiri. Nyai Aura dan si Pangeran ini sampai bengong dan saling pandang.“Ibu apa yang terjadi? Kenapa Seruni seolah mimpi menari-nari tadi?” kata Putri Seruni sambil menatap Nyai Aura.Nyai Aura justru kebingungan sendiri, menyalahkan Boon Me, tak mungkin, anak ini polos dan lugu.Makin geleng-geleng kepala lagi, saat Boon Me tanpa malu minta makan, dengan alasan sejak tadi malam hingga siang ini belum makan!Apalagi saat melihat lauk-lauk enak yang menggugah selera. “Nggak tahan…enak bangettt.” Ceplos Boon Me cuek.Si pria yang dipanggil Pangeran yang awalnya juga naik darah, balik tertawa mendengar si bocil aneh ini minta makan.Akhirnya mereka membiarkan Boon Me makan di temani Putri Seruni yang juga lapar setelah menari-nari
“Ihh dasar jongos, tahu nggak kamu, paman pangeran ini sangat hebat, ibuku yang sakti saja tak bisa mengalahkannya,” sela Putri Seruni sambil mengetuk kepala Boon Me, seolah-olah Boon Me ini adiknya saja.Boon Me hanya terdiam sambil senyum mesem di jitak Seruni, anehnya dia tak marah, padahal kalau orang lain beginikan dia, bisa ngamuk si Boon Me ini.Dan inilah yang aneh terutama bagi Aura, kini Seruni dan Boon Me sangat akrab, seolah mereka ini sudah kenal lama, padahal baru beberapa jam bertemu.Sikap angkuh, pemarah, cuek dan tinggi hati Seruni bertemu dengan Boon Me yang pendiam dan baru bicara kalau di sapa duluan.Boon Me juga tak pernah membantah apalagi menyela cerocosan Seruni, cocok sekali mereka bersahabat!“Anak aneh, nih lihat,” cetus Pendekar Gledek jengkel karena diremehkan Boon Me, dia lalu melempar isi minumannya di gelas ke atas, tiba-tiba air tadi berubah mengeras seperti salju dan hebatnya terdiam di udara.Atraksi bak sulap ini bikin Boon Me terbelalak. Inilah p
“Tuan Pakhan tolong jangan ganggu kak Seruni, kak cepat pergi,” kata Boon Me dan nekat menghadang langkah Pakhan dan Coi yang kembali akan ringkus Seruni.“He-he…bos, agaknya si bocil laknat ini naksir si bocil jelita ini,” ejek Coi, yang puas melihat Seruni terjengkang diterjang Pakhan.Wajah Boon Me langsung memerah di sebut naksir Seruni. “Cuihhh, ngomong seenak udelmu, aku belum kalah,” srattt…Seruni cabung pedang tipisnya dari pinggangnya.“Hmm…kamu anak siapa gadis kecil, nyalimu dan ilmu kanuraganmu boleh juga,” cetus Pakhan memandang kagum, walaupun tetap saja dia anggap remeh kemampuan silat Seruni.“Siapa yang berani mati mengganggu puteriku,” tiba-tiba bak setan, sudah berdiri Aura di depan Pakhan dan Coi.“Wowww….inikah ibunya, kayak bidadari turun dari laut bosqueee?” seru Coi, tapi baru saja berkata begitu, Coi langsung terjengkang hingga 5 meteran, bibirnya berdarah, kepalanya bak mau pecah, sesaat Coi antara pingsan dan tidak.Tanpa terlihat mata, tangan lentik Aura su
Seruni duduk santai bersama dayang-dayang ibunya, sambil sesekali memandang Boon Me yang duduk diam bak patung di halaman belakang penginapan ini.Semedi itu bukannya singkat, sampai tengah malam, barulah Boon Me diminta istirahat dan itu terus berlangsung sampai 4 hari berturut-turut.Tapi ketabahan Boon Me memang mengagumkan, dia tak mengeluh ataupun protes, tetap patuh pada ucapan gurunya ini.Hari ke 5, semedi dihentikan, karena tibalah saatnya pemilihan ketua golongan hitam di adakan, Boon Me ikuti Seruni saksikan pemilihan ini.Panggung yang sudah disiapkan untuk bertarung, kini dipenuhi ratusan undangan yang mengelilingi tempat ini.Ki Anom terlihat bak raja saja, dia duduk santai di sebuah kursi, berdampingan dengan Pendekar Gledek dan Nyai Aura, yang hari ini makin cantik saja, hingga banyak suitan nakal pada ibunda putri Seruni ini.Ki Anom sebagai tuan rumah lalu naik ke atas panggung, setelah berbasa-basi sebutkan nama-nama tamu VIP nya, Ki Anom lalu lanjutkan pidatonya.Pa
Kali ini Bafin nekat saja, dia masih yakin Putri Aura juga mencintainya. Apalagi selama ini perhatian sang putri padanya sangat jelas dari sikap si jelita ini di matanya. Putri Aura terdiam sejenak, dia lalu menarik nafas panjang seakan kumpulkan kekuatan hatinya, sikap Bafin ini memang lancang.Tapi inilah gaya asli Bafin, yang tak suka berpura-pura dan selalu bicara apa adanya.“Bafin…sejujurnya..aku memang sangat menyukaimu…ta..?”“Putri kalau begitu, kita harus menghadap ayah dan ibu angkat, kita akan bicara soal ini…!” potong Bafin spontan.Wajahnya berbinar-binar, Putri Aura pun sampai kagum menatap betapa tampannya wajah Bafin kalau sudah begini, ketampanan Bafin ini sudah jadi buah bibir seluruh gadis-gadis di Lembah Rajawali.“Tunggu dulu Bafin, selesaikan aku bicara,” sela Putri Aura sambil menepis tangan Bafin yang ingin memegang tangannya, Bafin-pun kontan terdiam.“Bafin…memang, aku memang menyukaimu..tapi tidak….mencintaimu, aku sebenarnya mencintai Abang Durga!”Deg…j
Pangeran Boon Me mendengarkan kisah dari Putri Aura dan Pangeran Wasi, sementara Bafin di minta istirahat di kamarnya.Padahal diam-diam, pendekar sakti ingi tahu, di antara kedua 'anaknya' ini, bagaimana sepak terjangnya.Pangeran Boon Me geleng-geleng kepala mendengar Bafin sangat ganas dan 9 orang kelompok Bajing Hitam itu tewas di tangannya semua.Setelah itu keduanya di minta ke kamar masing-masing.Pangeran Boon Me pun kini bicara dengan Putri Kalia, di temani 3 Pendekar Golok Bayangan, si Juling alias Ki Fanoi, si Muka Pucat Ki Jolo dan si Codet Ki Ankar.“Hmmm Bajing Hitam, aku baru dengar ada kelompok penjahat itu,” kata Pangeran Boon Me sambil menatap istri dan 3 pembantu setianya ini.“Aku pernah dengar mahaguru, kelompok ini sangat terkenal di Kerajaan Kubu Raya berada di ujung barat pegunungan meratus. Nah, ini sangat aneh, kenapa mereka sampai nyasar ke daerah Selatan ini, apa tujuan mereka, ini tak bisa kita diamkan, perlu di seldiki,” sela Ki Fanoi mulai khawatir.“Oh
Kali ini di pimpin Pangeran Durga, ke empatnya berkeliling desa ini dan Bafin sampai menggelutukan giginya menahan amarah.Tanpa di ketahui Durga dan Pangeran Wasi serta Putri Aura, diam-diam Bafin dekati orang yang pingsan tadi.Lalu dia bertanya di mana sarang mereka, setelah tahu, lalu tanpa ampun Bafin bunuh orang tersebut dengan jurus usap gledeknya.Sehingga kini 9 orang menggeletak tanpa nyawa...!Puluhan wanita muda baik yang masih gadis ataupun sudah bersuami jadi korban pemerkosaan kelompok jahat itu, tangis pilu para korban membuat kemarahan Bafin tak bisa di tahan.Andai tak memandang wajah Abang angkatnya, sudah sejak tadi Bafin akan kejar dan habisi kelompok jahat tersebut.Apalagi banyak para laki laki d ikampung kecil ini jadi korban pembunuhan kelompok itu, yang sempat kuasai desa ini hingga 5 hari.“Kita lempar ke jurang saja mayat ke 9 orang itu, tak usah di kubur, biar mereka di makan serigala liar di dasar jurang!” dengus Bafin, sambil melirik ke Pangeran Wasi yan
Namun lagi-lagi menatap wajah kakaknya, Pangeran Durga, Bafin tunduk dan tidak mau gegabah.Diam-diam kelakuannya ini dilihat oleh Putri Aura dan si cantik jelita ini sudah paham, siapa kelak pria yang paling pas sebagai…calon suaminya.“Awass…!”Putri Aura berteriak kaget, ketika tiba-tiba ada serangan yang menghantam Pangeran Wasi yang masih berada di atas kuda.Pangeran Durga dan Bafin sama-sama bergerak luar biasa cepatnya memapaki serangan gelap ini.Akibatnya orang yang bicara tadi terjungkal ke tanah dan tubuhnya pingsan seketika, tubuhnya kejang-kejang dan tak lama kemudian diam tak bergerak.Si Putra Mahkota ini terhindar dari serangan fatal tersebut. Pangeran Wasi kini turun dari kudanya, dia terlihat amat marah dengan kecurangan ini.Srattt..!Dia cabut pedang nya dan kini malah maju duluan, tanpa sadar serangan tadi bisa saja membahayakan jiwanya.Inilah rupanya yang dikatakan Putri Aura, kalau Pangeran Wasi pada dasarnya baik dan selalu terdepan dalam membela siapa saja,
“Tenang adik Aura, aku siap menjaga mu,” ceplos Bafin spontan, Pangeran Boon Me kaget lagi, termasuk Pangeran Wasi, lancang betul ni orang, pikir Pangeran Wasi tak senang.“Ayo kita berangkat sekarang, keburu kabur kawanan perampok itu,” potong Pangeran Durga, karena tak enak hati melihat pandangan ayahnya, terutama Pangeran Wasi terhadap kelancangan Bafin ini.Ke 4 orang ini naik kuda dan langsung menuju ke desa yang di satroni para perampok dan kabarnya sampai kini masih kuasai kawanan jahat itu.Walaupun secara usia Pangeran Durga tertua, tapi si Pangeran Wasi seolah ingin tunjukan dominasinya.Dia bilang pada Pangeran Durga, Bafin dan Putri Aura, untuk menahan diri kelak.“Biar aku yang akan bicara dulu dengan para perampok itu, sebelum kita bertindak keras!” kata Pangeran Wasi.“Siapppp baginda pangeran,” sahut Bafin agak sinis sambil rangkapkan kedua tangannya, hingga Durga dan Putri Aura menahan tawa melihat sikap Bafin begitu.Setelah berkuda hampir 3 jam, akhirnya mereka samp
Semenjak kehadiran Putri Aura, Bafin makin semangat latihan, dia bahkan selalu datang lebih dulu dari murid-murid yang lain.Putri Aura sebenarnya mirip kelakuan dengan Bafin, ceria, suka bercanda dan selalu ramah pada siapa saja.Kebalikannya dengan Pangeran Durga yang tenang dan kalem, serta tak banyak gaya.Putri Aura juga cepat akrab dengan dua saudara angkat ini. Dia kagum melihat kehebatan Bafin dan Pangeran Durga saat latihan berdua.Kalau sudah keluarkan jurus kaki ajaibnya, sampai silau mata Putri Aura melihat gerakan Bafin yang mirip kilat, saking cepatnya.“Hebat sekali kamu Bafin,” puji Putri Aura spontan, hingga si Bafin makin ‘sengaja’ bergaya, keluarkan kemampuan terhebatnya.Durga…hanya senyum kecil melihat ulah adik angkatnya ini.Tapi diam-diam Puti Aura juga semakin kagum saat melihat gaya bersilat Pangeran Durga, biarkan tak segesit dan secepat Bafi gerakannya.Tapi dengan jurus kapas rajawalinya yang makin matang, semua serangan Bafin tak bisa menembus kokohnya per
Pendekar sakti ini memang hanya punya dua anak, yakni Putri Dao yang kini ikut Pangeran Akmal, suaminya di Kerajaan Loksana dan Pangeran Durga ini.“Sudah tahu kedua kakekmu mangkat, kamunya malah lambat balik sini, ngelayap kemana sih?” sungut Putri Kalia memarahi Pangeran Durga.Sekaligus sama terkejut dengan suaminya, karena mertuanya yang mantan maharaja itu sudah mangkat.Putri Kalia tetap cantik di usia setengah tuanya, tapi dia heran menatap wajah Bafin, sahabat anaknya ini.“Ganteng banget, siapa anak ini, sayangnya badannya kurus...?” batin Putri Kalia.Bafin sendiri sangat kagum menatap Pangeran Boon Me yang tadi sudah terbang dengan rajawali raksasa dan Putri Kalia ini, dia langsung minder dengan kedua keturunan bangsawan ini.Selain sangat kaya raya bahkan terkaya di Lembah Rajawali ini, pakaian mereka juga perlente, bahkan tetap terlihat sangat tampan dan cantik, walaupun usia keduanya sudah 50 tahunan lebih.Suasana berkabung langsung terlihat di Lembah ini, karena mangka
“Sudahlah, ayo bantu aku kuburkan jasad kakek, sesuai wasiatnya, kuburkan di halaman pesanggrahan ini, di samping makam sahabatnya, yang juga kakek angkatku,” ajak Pangeran Durga.Proses penguburan sederhana ini berlangsung cepat, karena keduanya sama-sama remaja sakti.Kini keduanya duduk bersimpuh di samping dua kuburan ini.Bafin kadang melirik ke Pangeran Durga, kagum sekali dia melihat betapa tenang dan berwibawanya cucu Kakek Japra ini.Padahal tadi Pangeran Durga bilang usianya baru 17 tahunan, artinya hanya selisih 3 tahunan dengan usianya yang kini menginjak 14 tahun.Pangeran Durga duluan cerita.Dia sengaj menyusul ke sini karena di suruh ayahnya, Pangeran Boon Me, sebab neneknya Putri Dehea baru 3 mingguan yang lalu mangkat, setelah berkunjung ke Lembah Rajawali, setelah lama di Lembah Neraka.Awalnya dia ingin beritahu kakeknya ini, untuk beri kabar soal nenek Putri Dehea, tak di sangka, si kakek sakti ini juga mangkat hari ini.“Bafin…sebelum bertemu kedua kakekku di huta
Kakek Japra yang melihat ini senyum kecil. Dia mengangguk-anggukan kepala, tanda mengagumi kehebatan Bafin ini.“Hebat sekali anak ini, benar-benar anak istimewa, dia dengan mudah paham apa yang ku ajarkan, anak ajaib! Pasti orangtuanya bukan orang sembarangan,” batin kakek Japra, sekaligus menebak-nebak, anak siapakah Bafin ini.Kemudian kakek Japra mulai menyalurkan hawa sakti di ke tubuhnya yang terluka dalam, yang justru memperburuk keadaan kakek sakti iniketika tadi oper hawa saktinya buat Bafin.Sehingga dadanya makin sesak tenaganya juga makin lemah. Tapi pendekar hebat ini tetap bisa tersenyum dan rasa sesak di dadanya bisa dia tekan, dengan salurkan kemampuan tenaga dalamnya yang memang istimewa ini.Bahkan dengan kekuatan tersisa yang saat ini dia miliki, Kakek Japra pun tetap kirim suara sakti berupa petunjuk ini dan itu, yang hanya Bafin yang mendengar.Sehingga Bafin pun makin semangat dan tak kenal lelah terus berlatih jurus baru ini. Dia hanya berhenti kalau sangat lelah