Prabu Japra dianggap sebagai musuh nomor 1 kaum bajak, perampok dan juga pendekar golongan hitam, karena dianggap telah membasmi kelompok mereka tanpa ampun sejak dulu.Hari ini mereka berkumpul dan nanti akan memilih seorang 'Raja' golongan hitam, yang jadi pemimpin baru, pengganti Ki Birawa.Boon Me kagum juga melihat keramaian di sini, apalagi yang datang bermacam-macam manusia, ada yang berpakaian perlente, persis kaum bangsawan.Tak sedikit pula yang berpakaian seadanya, tapi gayanya selangit, tak kalah dari kaum bangsawan, dengan senjata yang aneh-aneh.Julukan mereka pun macam-macam, kadang Boon Me menahan senyum, mendengar julukan yang rata-rata bernama binatang.Ada yang bernama Pendekar Kucing, kalau tertawa persis kucing, ada juga Pendekar Harimau, bajunya terbuat dari kulit harimau.Ada juga yang bernama Pendekar Biawak, ternyata orangnya pesolek kayak banci, tapi tak bisa lihat wanita cantik, leleran lidahnya.Kalau ada pelayan Ki Anom yang denok dan genit, dia tak segan
“Ihh aahh…ihh kenapa jadi gini,” seru si gadis cilik ini, dia seolah tak bisa menahan gerakan kaki dan tangannya menari-nari bak tari jaipongan.Tiba-tiba melayanglah tubuh seorang wanita cantik, sekali menotok tubuh si gadis cilik ini, diapun langsung pingsan.Lalu serangkum serangan dahsyat menerpa Boon Me, akibatnya anak kecil ini jatuh bergulingan dan kepalanya langsung puyeng, tubuhnya yang hanya terlatih berkat sering kerja keras terasa sangat sakit.Boon Me beruntung, serangan ini tidak membinasakannya.“Apiw, bawa Putri Seruni ke dalam, agaknya anak setan itu ahli sihir, hingga Seruni terhipnotis,” dengus wanita cantik ini pada seorang dayangnya, sambil mendekati Boon Me, yang masih kleyengan.Kaki kanan wanita cantik ini menindih dada Boon Me. “Hei anak setan, siapa kamu, kenapa kamu berani menyihir anakku,” bentak wanita ini.Boon Me sampai sulit bernafas, melihat itu, si wanita ini melepas injakannya, dan dia menatap tajam wajah Boon Me.“Ma-maaf bibi, aku nggak tahu apa it
“Hei kamu berhenti menari, apa nggak capek menari terus!” tegur Boon Me sambil menatap wajah Putri Seruni.Boon Me sebelumnya terpaksa berbuat itu, untuk hentikan ‘sihirnya’ Putri Seruni.Ajaibnya, tiba-tiba gadis cilik ini berhenti menari, lalu kebingungan sendiri. Nyai Aura dan si Pangeran ini sampai bengong dan saling pandang.“Ibu apa yang terjadi? Kenapa Seruni seolah mimpi menari-nari tadi?” kata Putri Seruni sambil menatap Nyai Aura.Nyai Aura justru kebingungan sendiri, menyalahkan Boon Me, tak mungkin, anak ini polos dan lugu.Makin geleng-geleng kepala lagi, saat Boon Me tanpa malu minta makan, dengan alasan sejak tadi malam hingga siang ini belum makan!Apalagi saat melihat lauk-lauk enak yang menggugah selera. “Nggak tahan…enak bangettt.” Ceplos Boon Me cuek.Si pria yang dipanggil Pangeran yang awalnya juga naik darah, balik tertawa mendengar si bocil aneh ini minta makan.Akhirnya mereka membiarkan Boon Me makan di temani Putri Seruni yang juga lapar setelah menari-nari
“Ihh dasar jongos, tahu nggak kamu, paman pangeran ini sangat hebat, ibuku yang sakti saja tak bisa mengalahkannya,” sela Putri Seruni sambil mengetuk kepala Boon Me, seolah-olah Boon Me ini adiknya saja.Boon Me hanya terdiam sambil senyum mesem di jitak Seruni, anehnya dia tak marah, padahal kalau orang lain beginikan dia, bisa ngamuk si Boon Me ini.Dan inilah yang aneh terutama bagi Aura, kini Seruni dan Boon Me sangat akrab, seolah mereka ini sudah kenal lama, padahal baru beberapa jam bertemu.Sikap angkuh, pemarah, cuek dan tinggi hati Seruni bertemu dengan Boon Me yang pendiam dan baru bicara kalau di sapa duluan.Boon Me juga tak pernah membantah apalagi menyela cerocosan Seruni, cocok sekali mereka bersahabat!“Anak aneh, nih lihat,” cetus Pendekar Gledek jengkel karena diremehkan Boon Me, dia lalu melempar isi minumannya di gelas ke atas, tiba-tiba air tadi berubah mengeras seperti salju dan hebatnya terdiam di udara.Atraksi bak sulap ini bikin Boon Me terbelalak. Inilah p
“Tuan Pakhan tolong jangan ganggu kak Seruni, kak cepat pergi,” kata Boon Me dan nekat menghadang langkah Pakhan dan Coi yang kembali akan ringkus Seruni.“He-he…bos, agaknya si bocil laknat ini naksir si bocil jelita ini,” ejek Coi, yang puas melihat Seruni terjengkang diterjang Pakhan.Wajah Boon Me langsung memerah di sebut naksir Seruni. “Cuihhh, ngomong seenak udelmu, aku belum kalah,” srattt…Seruni cabung pedang tipisnya dari pinggangnya.“Hmm…kamu anak siapa gadis kecil, nyalimu dan ilmu kanuraganmu boleh juga,” cetus Pakhan memandang kagum, walaupun tetap saja dia anggap remeh kemampuan silat Seruni.“Siapa yang berani mati mengganggu puteriku,” tiba-tiba bak setan, sudah berdiri Aura di depan Pakhan dan Coi.“Wowww….inikah ibunya, kayak bidadari turun dari laut bosqueee?” seru Coi, tapi baru saja berkata begitu, Coi langsung terjengkang hingga 5 meteran, bibirnya berdarah, kepalanya bak mau pecah, sesaat Coi antara pingsan dan tidak.Tanpa terlihat mata, tangan lentik Aura su
Seruni duduk santai bersama dayang-dayang ibunya, sambil sesekali memandang Boon Me yang duduk diam bak patung di halaman belakang penginapan ini.Semedi itu bukannya singkat, sampai tengah malam, barulah Boon Me diminta istirahat dan itu terus berlangsung sampai 4 hari berturut-turut.Tapi ketabahan Boon Me memang mengagumkan, dia tak mengeluh ataupun protes, tetap patuh pada ucapan gurunya ini.Hari ke 5, semedi dihentikan, karena tibalah saatnya pemilihan ketua golongan hitam di adakan, Boon Me ikuti Seruni saksikan pemilihan ini.Panggung yang sudah disiapkan untuk bertarung, kini dipenuhi ratusan undangan yang mengelilingi tempat ini.Ki Anom terlihat bak raja saja, dia duduk santai di sebuah kursi, berdampingan dengan Pendekar Gledek dan Nyai Aura, yang hari ini makin cantik saja, hingga banyak suitan nakal pada ibunda putri Seruni ini.Ki Anom sebagai tuan rumah lalu naik ke atas panggung, setelah berbasa-basi sebutkan nama-nama tamu VIP nya, Ki Anom lalu lanjutkan pidatonya.Pa
Aura tersenyum sinis, Ki Bana yang bertubuh tinggi besar melihat penampilan Aura yang bak putri bangsawan dengan tangan mulus dan tubuh indah, tentu saja leleran di buatnya.Sekaligus anggap remeh kehebatan wanita yang berjuluk Pendekar Rajawali Pedang Putih ini.“He-he kalau kamu ku kalahkan, kelak kamu kujadikan ‘Ratu’ dan kita bisa bercinta siang malam hasilkan anak-anak hebat kelak dan jadi pendekar nomor satu di kolong langit,” ejek Pendekar Harimau dengan mata berbinar-binar.Semua orang tertawa, tapi banyak juga yang iri, kalau benaran si badan gede ini menang, bisa ‘hancur-hancuran’ badan Aura di buatnya.“Liat serangan,” lalu sebuah serangan yang amat dingin menerjang Pendekar Harimau, akibatnya pria ini kaget bukan kepalang, andai tak cepat melompat, tentu tubuhnya akan terkena jurus hebat ini.Peluh dingin langsung keluar di dahinya, saat melihat lantai panggung di mana tadi dia berdiri berlubang sebesar kepalan tangannya.Padahal lantai panggung ini terbuat dari balok-balo
Dengan ilmu silatnya yang sudah amat tinggi, ditambah jurus-jurus yang dia latih dari kitab Ki Birawa, kehebatan Ki Anom meningkat pesat sekali. Bahkan Pendekar Gledek-pun kini sulit mengalahkannya.Ke empat orang ini terkesiap begitu Ki Anom balas menyerang, Ki Anom tiba-tiba mengeluarkan pekik aneh, suara ini mengandung tenaga mujijat yang sukar di lawan ke 4 musuhnya.Menghadapi gerakan aneh Ki Anom yang kini keluarkan kombinasi jurus kelelawar dan jurus yang selama ini dimilikinya, ke 4 orang ini benar-benar kaget sekali.Merekapun cepat mengerahkan tenaga dalamnya, mereka bahkan tak sungkan mengeluarkan senjatanya masing-masing.Kini ke 5 nya sudah sama-sama keluarkan kemampuan terbaiknya. Akan tetapi alangkah kagetnya mereka, secara tiba-tiba datang cengkeraman yang seolah sangat banyak dari lengan Ki Anom yang bergerak luar biasa cepatnya ini.Lalu dengan entengnya lengan-lengan ini mencekram ke empatnya dan melemparkannya keluar dari panggung dan jatuh jumpalitan ke tanah.Ber
Bafin kini menatap ratusan anak buah Ki Manyan yang tiba-tiba saja berlutut dan memberi hormat padanya, sekaligus mohon pengampunan.“Bangkitlah kalian semua, mulai hari ini kalian harus berhenti berbuat jahat, atau aku basmi kalian sama seperti Ki Manyan dan rekan-rekan kalian yang kini sudah tewas itu, kalau kelak bertemu aku lagi dan kalian masih tetap berbuat kejahatan!”Terdengar suara Bafin, kalem saja, tapi karena di sini sunyi dan tak ada yang berani bersuara, bahkan daun jatuh pun akan kedengaran saking sunyinya tempat ini.Bafin lalu perintahkan semuanya agar segera kuburkan mayat-mayat yang bergelimpangan ini.Tanpa membantah mereka semuanya bekerja cepat dan halaman ini pun kini terbebas dari mayat-mayat tersebut.Termasuk mayat Ki Manyan juga di kuburkan di bagian belakang rumah besar ini.Setelah semuanya beres, Bafin membebaskan mereka semua dan tanpa banyak cincong mereka serempak pamit dan meninggalkan rumah Ki Manyan.Aksi Pendekar Tanpa Bayangan ini sontak bikin gege
"Singgg....!" Bafin dengan kekuatan yang di milikinya langsung menangkis semua pedang lawan yang meluncur dekat sekali dengan dadanya, dia juga bergerak luar biasa cepatnya.Bafin mengelak ke kanan dan kiri, akan tetapi pedang musuh-musunya itu sudah membacok dari kiri dengan kecepatan kilat. Bafin lantas menggerakkan pedangnya menangkis.Terpaksa menangkis karena sejak tadi dia lebih banyak mengelak, tidak pernah mengadu senjata secara langsung, maklum bahwa ratusan pedang yang menghantamnya sangat kuat, apalagi mereka ini rata-rata miliki ke saktian tinggi.Apalagi 3 orang yang jadi orang kepercayaan Ki Manyan. Kini, karena tidak mungkin mengelak lagi, terpaksa dia menangkis. "Cringgg....!" Pedang di tangan Bafin mampu patahkan puluhan pedang lawannya.Lalu Bafin mengerahkan tenaga dalamnya dan berteriak ke arah lawan-lawannya yang terus menyerangnya dengan ganas.Pedangnya menyambar dengan cepatnya, menusuk ke arah lambung semua pengeroyoknya dengan kecepatan luar biasa.Terdengarl
“Hei kalian berlima, jangan ke asyikan, cepat bawa tubuh Pendekar Tanpa Bayangan, keluar!” bentak Ki Manyan tiba-tiba.Saat bersamaan…tiba-tiba kepala Bafin pusing dan…dia pun tergeletak lemas saat baru saja mencium perabotan Nyai Laras…!Nyai Laras tersenyum kecil, dia pun lalu bangkit dan segera berpakaian, juga ke 4 istri Ki Manyan lainnya turut berpakaian lagi, padahal rata-rata masih nanggung dan masi terus kepingin dipuaskan pejantan tangguh ini.Tapi teriakan mengguntur Ki Manyan dan malah Pendekar Tanpa Bayangan kini pingsan di antara paha Nyai Laras, membuat mereka bergegas berpakaian lagi. Bafin terlambat menyadari, kalau minuman yang di sodorkan Nyai Laras bercampur obat bius, yang biasa di gunakan untuk jinakan harimau ataupun gajah, efeknya bikin pingsan...!Namun karena Bafin memiliki tenaga dalam hebat, reaksi obat bius itu lama baru membuat pendekar sakti ini pingsan.Bafin yang telanjang bulat lalu di ikat dan hanya pasangi kolor. Lalu beramai-ramai mereka berlima
Bafin lalu di ajak Nyai Laras dan satu orang istri Ki Manyan untuk beristrahat di sebuah kamar yang cukup mewah dan harum.Keduanya sama cantiknya, kalau Nyai Laras tadi istri ke 3, si Nyai satu ini adalah istri ke 5 dan dikenalkan Nyai Laras dengan nama Nyai Meni dan usianya masih 17 tahunan. “Tuan pendekar kalau butuh apa saja, jangan sungkan ngomong dengan kami berdua,” kembali Nyai Laras yang supel ini dengan gaya memikat menatap pendekar mata biawak yang tak bisa melihat wanita cantik ini.Bafin senyum di kulum, seakan mengerti, agaknya keduanya saat ini mulai memancingnya ke arah yang lebih intim.Bafin bukanlah pemuda hijau, dia seorang pria berpengalaman dan kini dengan santai dia duduk di sisi ranjang empuk ini, sambil tetap lempar senyum memikatnya.“Kalian berdua, duduk dong ke sini…!” ajaknya santai.Tanpa ragu Bafin tepuk-tepuk tangannya ke kasur di kiri kanannya, seolah meminta keduanya duduk di sisinya.Nyai Laras dan Nyai Meni dengan malu-malu meong mengangguk dan kini
Tak lama kemudian, Bafin melihat salah satu penjaga ini masuk ke dalam dan saat keluar diiringi 5 wanita muda dan cantik-cantik, terperangah juga si mata biawak ini.“Tuan Pendekar Tanpa Bayangan, inilah istri-istri Ki Manyan, silahkan tuan kalau ingin bertanya soal kematian Ki Manyan tersebut.”Si penjaga tadi lalu kembali beri hormat dan permisi, untuk kembali bertugas di pagar depan rumah besar ini. Sebagai orang yang tahu adat, Bafin langsung memberikan penghormatan kepada ke 5 istri-istri Ki Manyan ini, apalagi ke limanya terlihat berpakaian serba putih, khas orang yang lagi berduka.Walaupun dalam hati sempat mikir juga, tumben Ki Manyan punya istri-istri yang denok-denok begini, mana muda-muda lagi, yang Bafin taksir paling usianya antara 18 sampai 22 tahunan.Padahal Bafin tak sadar, ke 5 juga kaget menatap pendekar yang sangat tampan dan masih muda yang tiba-tiba nongol ‘bertamu’ ke rumah mereka.Sebagai seorang flamboyan berpengalaman, sepintas melihat Bafin sudah bisa men
Langeni malu-malu meong saat kembali untuk kesekian kalinya di ciumi Bafin dan ini adalah hari ke 5 mereka bersama di pesanggrahan ini.Langeni seolah memasuki demensi baru saat bercinta dengan pendekar biawak ini. Belum pernah suaminya mau mencium perabotannya, apalagi melahap apem montoknya yang lumayan lebat rerumputannya.Tapi Bafin berbeda, pendekar playboy ini tak sungkan melakukan itu semua, sehingga Langeni mabuk darat di buatnya.“Udah ahh Bang, kagak sanggup lagi aku di pompa siang malam,” bisik Langeni manjaaahhh…sambil menjentik gemas pelatuk Bafin yang kembali nakal menerobos masuk ke perabotannya dan ranjang di pesanggrahan ini lagi-lagi bergoyang hebat, akibat kelakuan keduanya.Setelah Bafin kembali tumpahkan laharnya, Langeni pun bilang hari ini ingin pulang kembali ke rumah suaminya.“Iya dehh, hari ini kamu ku antar pulang, bawa sebanyak yang kamu bisa koin-koin itu yaah,” kata Bafin senyum-senyum tengil.Tak tanggung-tanggung, dua kantong lumayan besar di pegang Lan
Sebuah pukulan keras yang mengandung tenaga dalam hebat Bafin arahkan ke musuh besarnya ini.Ki Samosi terjengkang dan langsung muntah darah, Bafin agaknya tak tanggung-tanggung hajar musuhnya ini dengan jurus mega halilintarnya yang sudah sangat sempurna ia kuasai di bawah bimbingan ayahnya.Namun hebatnya, jurusnya ini tidak langsung bikin Ki Samosi koit, tapi hanya menderita luka dalam yang hebat, sehingga tak bisa lagi melarikan diri.Makin ketakutanlah Ki Samosi, kini tak ada jalan untuk kabur, dadanya hampir pecah saking sesaknya, kakinya pun terasa lumpuh buat berdiri.Bafin kini sengaja permainkan seluruh anak buah Ki Samosi, sesekali dia menempeleng wajah-wajah mereka. Tidak keras, tapi akibatnya ribuan bintang bertebaran di mata mereka.Di saat lain, Bafin juga sengaja putuskan tali kolor mereka.Kemudian terlihat pemandangan menggelikan, semuanya kelabakan saat pelatuk mereka ‘unjai-unjai’ terlihat termasuk lato-lato-nya, yang bikin si wanita denok tadi sakit perut tertawa
Tanpa sadar Ki Samosi langsung layangkan pukulan mautnya ke arah anak buahnya, akibatnya si gigi tongos tewas seketika dengan tubuh membiru dan mulut keluarkan busa.Dalam kemarahannya, Ki Samosi langsung kerahkan tenaga dalamnya yang hebat dan mengandung racun mematikan.Bafin, tetap tersenyum-senyum kecil, sama sekali tidak aneh ataupun takut dengan kelakuan Ki Samosi ini.Saat berpaling ke arah Bafin, biji matanya bak mau keluar saking marahnya menatap pemuda sakti yang sangat lihai ilmu sihir.Ki Samosi yang sejatinya juga lihai ilmu sihir ini, hari ini bak bertemuu suhunya, dia tak bisa keluarkan kemampuannya karena sudah keok duluan.“Tunggu dulu, sebelum kita bertarung, alangkah baiknya tu pentungan hitam di simpan dulu, atau aku potong saja, biar tak untai-untai kayak biji buah nangka?” Kembali Bafin ledek Ki Samosi dan si wanita yang tadi pucat melihat si tongos tewas, kini tak sadar kembali terkekeh. Ledekan ini benar-benar makin bikin wajah Ki Samosi sudah tak berbentuk lag
“Persembahkan dua orang gadis cantik, entah di manakan anak buah Ki Samosi dapat calon persembahan itu,” kata salah satu warga itu.Mendengar nama Ki Samosi di bawa-bawa, Bafin pun menajamkan telinganya mendengarkan pembicaran duawarga tadi, dan kini dia tahu tempat persembunyian musuh besarnya.Bafin akhirnya mencari penginapan sederhana dan kembali ia tidak mau menonjolkan diri, dirinya bahkan malas jalan-jalan siang hari, kecuali malam hari, untuk lihat-lihat situasi saja.Dan ini di malam kedua, kembali Bafin jalan-jalan sambil sesekali berhenti melihat situasi, yang bikin Bafin merasa aneh adalah, kalau malam hari kampung ini sangat sepi, seolah tak ada penghuninya. Agaknya warga di sini seperti di cekam ketakutan, tapi apa sebabnya, ini yang bikin Bafin penasaran dan ingin menyelidikinya, apalagi ini belum terlalu malam. Saat itulah dia melihat ada pemandangan ganjil, yakni ada dua orang yang tingkahnya mencurigakan, terlihat mengindap-indap dan sepertinya mengintai sebuah rum