Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 190: Pertemuan Tokoh Golongan Hitam

Share

Bab 190: Pertemuan Tokoh Golongan Hitam

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-21 07:40:56

Prabu Japra dianggap sebagai musuh nomor 1 kaum bajak, perampok dan juga pendekar golongan hitam, karena dianggap telah membasmi kelompok mereka tanpa ampun sejak dulu.

Hari ini mereka berkumpul dan nanti akan memilih seorang 'Raja' golongan hitam, yang jadi pemimpin baru, pengganti Ki Birawa.

Boon Me kagum juga melihat keramaian di sini, apalagi yang datang bermacam-macam manusia, ada yang berpakaian perlente, persis kaum bangsawan.

Tak sedikit pula yang berpakaian seadanya, tapi gayanya selangit, tak kalah dari kaum bangsawan, dengan senjata yang aneh-aneh.

Julukan mereka pun macam-macam, kadang Boon Me menahan senyum, mendengar julukan yang rata-rata bernama binatang.

Ada yang bernama Pendekar Kucing, kalau tertawa persis kucing, ada juga Pendekar Harimau, bajunya terbuat dari kulit harimau.

Ada juga yang bernama Pendekar Biawak, ternyata orangnya pesolek kayak banci, tapi tak bisa lihat wanita cantik, leleran lidahnya.

Kalau ada pelayan Ki Anom yang denok dan genit, dia tak segan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 191: Boon Me Sihir Gadis Cilik

    “Ihh aahh…ihh kenapa jadi gini,” seru si gadis cilik ini, dia seolah tak bisa menahan gerakan kaki dan tangannya menari-nari bak tari jaipongan.Tiba-tiba melayanglah tubuh seorang wanita cantik, sekali menotok tubuh si gadis cilik ini, diapun langsung pingsan.Lalu serangkum serangan dahsyat menerpa Boon Me, akibatnya anak kecil ini jatuh bergulingan dan kepalanya langsung puyeng, tubuhnya yang hanya terlatih berkat sering kerja keras terasa sangat sakit.Boon Me beruntung, serangan ini tidak membinasakannya.“Apiw, bawa Putri Seruni ke dalam, agaknya anak setan itu ahli sihir, hingga Seruni terhipnotis,” dengus wanita cantik ini pada seorang dayangnya, sambil mendekati Boon Me, yang masih kleyengan.Kaki kanan wanita cantik ini menindih dada Boon Me. “Hei anak setan, siapa kamu, kenapa kamu berani menyihir anakku,” bentak wanita ini.Boon Me sampai sulit bernafas, melihat itu, si wanita ini melepas injakannya, dan dia menatap tajam wajah Boon Me.“Ma-maaf bibi, aku nggak tahu apa it

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 192: Pendekar Gledek dan Aura Bersepupu

    “Hei kamu berhenti menari, apa nggak capek menari terus!” tegur Boon Me sambil menatap wajah Putri Seruni.Boon Me sebelumnya terpaksa berbuat itu, untuk hentikan ‘sihirnya’ Putri Seruni.Ajaibnya, tiba-tiba gadis cilik ini berhenti menari, lalu kebingungan sendiri. Nyai Aura dan si Pangeran ini sampai bengong dan saling pandang.“Ibu apa yang terjadi? Kenapa Seruni seolah mimpi menari-nari tadi?” kata Putri Seruni sambil menatap Nyai Aura.Nyai Aura justru kebingungan sendiri, menyalahkan Boon Me, tak mungkin, anak ini polos dan lugu.Makin geleng-geleng kepala lagi, saat Boon Me tanpa malu minta makan, dengan alasan sejak tadi malam hingga siang ini belum makan!Apalagi saat melihat lauk-lauk enak yang menggugah selera. “Nggak tahan…enak bangettt.” Ceplos Boon Me cuek.Si pria yang dipanggil Pangeran yang awalnya juga naik darah, balik tertawa mendengar si bocil aneh ini minta makan.Akhirnya mereka membiarkan Boon Me makan di temani Putri Seruni yang juga lapar setelah menari-nari

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 193: Ditawari Murid Pendekar Gledek

    “Ihh dasar jongos, tahu nggak kamu, paman pangeran ini sangat hebat, ibuku yang sakti saja tak bisa mengalahkannya,” sela Putri Seruni sambil mengetuk kepala Boon Me, seolah-olah Boon Me ini adiknya saja.Boon Me hanya terdiam sambil senyum mesem di jitak Seruni, anehnya dia tak marah, padahal kalau orang lain beginikan dia, bisa ngamuk si Boon Me ini.Dan inilah yang aneh terutama bagi Aura, kini Seruni dan Boon Me sangat akrab, seolah mereka ini sudah kenal lama, padahal baru beberapa jam bertemu.Sikap angkuh, pemarah, cuek dan tinggi hati Seruni bertemu dengan Boon Me yang pendiam dan baru bicara kalau di sapa duluan.Boon Me juga tak pernah membantah apalagi menyela cerocosan Seruni, cocok sekali mereka bersahabat!“Anak aneh, nih lihat,” cetus Pendekar Gledek jengkel karena diremehkan Boon Me, dia lalu melempar isi minumannya di gelas ke atas, tiba-tiba air tadi berubah mengeras seperti salju dan hebatnya terdiam di udara.Atraksi bak sulap ini bikin Boon Me terbelalak. Inilah p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 194: Mulai Berlatih Kanuragan

    “Tuan Pakhan tolong jangan ganggu kak Seruni, kak cepat pergi,” kata Boon Me dan nekat menghadang langkah Pakhan dan Coi yang kembali akan ringkus Seruni.“He-he…bos, agaknya si bocil laknat ini naksir si bocil jelita ini,” ejek Coi, yang puas melihat Seruni terjengkang diterjang Pakhan.Wajah Boon Me langsung memerah di sebut naksir Seruni. “Cuihhh, ngomong seenak udelmu, aku belum kalah,” srattt…Seruni cabung pedang tipisnya dari pinggangnya.“Hmm…kamu anak siapa gadis kecil, nyalimu dan ilmu kanuraganmu boleh juga,” cetus Pakhan memandang kagum, walaupun tetap saja dia anggap remeh kemampuan silat Seruni.“Siapa yang berani mati mengganggu puteriku,” tiba-tiba bak setan, sudah berdiri Aura di depan Pakhan dan Coi.“Wowww….inikah ibunya, kayak bidadari turun dari laut bosqueee?” seru Coi, tapi baru saja berkata begitu, Coi langsung terjengkang hingga 5 meteran, bibirnya berdarah, kepalanya bak mau pecah, sesaat Coi antara pingsan dan tidak.Tanpa terlihat mata, tangan lentik Aura su

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 195: Sawon Unjuk Gigi

    Seruni duduk santai bersama dayang-dayang ibunya, sambil sesekali memandang Boon Me yang duduk diam bak patung di halaman belakang penginapan ini.Semedi itu bukannya singkat, sampai tengah malam, barulah Boon Me diminta istirahat dan itu terus berlangsung sampai 4 hari berturut-turut.Tapi ketabahan Boon Me memang mengagumkan, dia tak mengeluh ataupun protes, tetap patuh pada ucapan gurunya ini.Hari ke 5, semedi dihentikan, karena tibalah saatnya pemilihan ketua golongan hitam di adakan, Boon Me ikuti Seruni saksikan pemilihan ini.Panggung yang sudah disiapkan untuk bertarung, kini dipenuhi ratusan undangan yang mengelilingi tempat ini.Ki Anom terlihat bak raja saja, dia duduk santai di sebuah kursi, berdampingan dengan Pendekar Gledek dan Nyai Aura, yang hari ini makin cantik saja, hingga banyak suitan nakal pada ibunda putri Seruni ini.Ki Anom sebagai tuan rumah lalu naik ke atas panggung, setelah berbasa-basi sebutkan nama-nama tamu VIP nya, Ki Anom lalu lanjutkan pidatonya.Pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 196: Ki Anom Unjuk Gigi

    Aura tersenyum sinis, Ki Bana yang bertubuh tinggi besar melihat penampilan Aura yang bak putri bangsawan dengan tangan mulus dan tubuh indah, tentu saja leleran di buatnya.Sekaligus anggap remeh kehebatan wanita yang berjuluk Pendekar Rajawali Pedang Putih ini.“He-he kalau kamu ku kalahkan, kelak kamu kujadikan ‘Ratu’ dan kita bisa bercinta siang malam hasilkan anak-anak hebat kelak dan jadi pendekar nomor satu di kolong langit,” ejek Pendekar Harimau dengan mata berbinar-binar.Semua orang tertawa, tapi banyak juga yang iri, kalau benaran si badan gede ini menang, bisa ‘hancur-hancuran’ badan Aura di buatnya.“Liat serangan,” lalu sebuah serangan yang amat dingin menerjang Pendekar Harimau, akibatnya pria ini kaget bukan kepalang, andai tak cepat melompat, tentu tubuhnya akan terkena jurus hebat ini.Peluh dingin langsung keluar di dahinya, saat melihat lantai panggung di mana tadi dia berdiri berlubang sebesar kepalan tangannya.Padahal lantai panggung ini terbuat dari balok-balo

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 197: Ingin Bangkitkan Kerajaan Daha

    Dengan ilmu silatnya yang sudah amat tinggi, ditambah jurus-jurus yang dia latih dari kitab Ki Birawa, kehebatan Ki Anom meningkat pesat sekali. Bahkan Pendekar Gledek-pun kini sulit mengalahkannya.Ke empat orang ini terkesiap begitu Ki Anom balas menyerang, Ki Anom tiba-tiba mengeluarkan pekik aneh, suara ini mengandung tenaga mujijat yang sukar di lawan ke 4 musuhnya.Menghadapi gerakan aneh Ki Anom yang kini keluarkan kombinasi jurus kelelawar dan jurus yang selama ini dimilikinya, ke 4 orang ini benar-benar kaget sekali.Merekapun cepat mengerahkan tenaga dalamnya, mereka bahkan tak sungkan mengeluarkan senjatanya masing-masing.Kini ke 5 nya sudah sama-sama keluarkan kemampuan terbaiknya. Akan tetapi alangkah kagetnya mereka, secara tiba-tiba datang cengkeraman yang seolah sangat banyak dari lengan Ki Anom yang bergerak luar biasa cepatnya ini.Lalu dengan entengnya lengan-lengan ini mencekram ke empatnya dan melemparkannya keluar dari panggung dan jatuh jumpalitan ke tanah.Ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 198: Pangeran Harman Tantang Ki Anom

    “Aku Pendeta Suli, kalian tentu sudah kenal dengan mendiang Pendeta Sura, nah dia itu kakakku. Dan ini adalah muridku sekaligus Putra Mahkota Kerajaan Hilir Sungai, namanya Pangeran Harman!”Pri yang lebih tua dan berpenampilan bak pendeta ini meengenalkan diri.Semuanya kini menatap keduanya, Pendekar Gledek lalu menjura memberi hormat, termasuk Ki Anom dan Pendekar Codet.Sebagai orang berpengalaman, ketiganya paham, si pendeta dan muridnya yang juga putra mahkota ini punya ilmu kanuragan hebat.Tentu saja mereka tahu, kalau Pangeran Harman ini aslinya bukan anak angkat Ratu Reswari, tapi anak asli, ayahnya siapa…? Tidak ada yang tahu.Tapi mereka juga maklum, Putri Reswari yang merupakan mantan selir Raja Daha dulu pernah nakal!Ketiganya sama kagetnya, tak menyangka anak Ratu Reswari kini sudah menjadi remaja sangat tampan dan perlente.“Ih mentang-mentang putra mahkota, gayanya selangit,” sungut Putri Seruni mangkel.Tapi Boon Me beda lagi, saat menatap wajah Pangeran Harman, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 427: Tak Sengaja Masuk ke Pondok Putri Dao

    "Dia belum sembuh, masa main serobot aja! Sabar dulu, sadarkan dia terlebi dahulu. Luka dalamnya sudah kita sembuhin tadi dengan tenaga halilintar, tapi masih belum sembuh benerr tauu!” tegur Jinari, melihat Jamari sudah mulai leleran melihat si tampan ini.“Aihh udah basyaahhh aku kelessss, kapan lagi dapat pangeran setampan ini, setelah Pangeran Daha di ambil hantu di hutan itu,” sungut Jamari, lalu rapikan lagi gaunnya.Mereka pun kini mulai sadarkan Pangeran Akmal, lalu akan di jejali racun bunga mawar, agar jadi mainan mereka.Saat asyik sadarkan Pangeran Akmal ini, konsentrasi hanya fokus ke tubuh gagah dan kokoh ini, tanpa sadar, si ‘kakek pincang’ tadi sudah berada dan mengintip di dinding pondok tersebut.Tiba-tiba menyambarlah angin yang sangat dingin dan seketika Jinari dan Jamari pingsan.Si kakek yang merupakan penyamaran si Putul ini terdiam sesaat, bingung kemana akan menyembunyikan Pangeran Akmal ini.Setelah menyingkirkan tubuh kedua wanita binal ini, Pendekar Putul

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 426: Pangeran Akmal Tertawan

    Pendekar Putul kini menyamar seperti kakek tua, dia sengaja ke sini dan berlakon bak tamu di padepokan pimpinan Ki Rawa ini.Santernya soal padepokan ular hitam yang makin menancapkan kukunya di dunia persilatan, membuat Pendekar Putul tergerak turun tangan, apalagi pemimpinnya Ki Rawa, yang ingin dia hadapi saat ini.Dia pun juga kenalkan diri sebagai si Kakek Pincang, saat di terima Jinari dan Jamari di gerbang padepokan ini.Pendekar Putul melihat kedua wanita binal ini yang jadi ketua penyambutan tamu sampai menatapnya lama, terutama kakinya yang hanya satu.“Kenapa…ada yang aneh? Kakiku begini karena pernah bentrok dengan musuh hebat,” sungut si Putul jengkel, karena pandang mata kedua wanita cabul ini seakan meremehkannya.“Hmm…ya sudah, silahkan masuk, karena kamu bukan tamu VIP, penginapan buat kamu adanya di bagian barat, di barak sono!” cetus Jinari cuek dan pastinya anggap Pendekar Putul ini tak seberapa kesaktiannya.Si Putul pun dengan terpincang-pincang menuju ke barak ya

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 425: Pertemuan Akbar Golongan Hitam

    Padepokan Ular Hitam berubah total semenjak di ambil alih Ki Rawa bersama Pandekar Gledek dari tangan Ki Boka.Seluruh murid-murid Ki Boka di paksa jadi anak buah mereka dan kembali menyeleweng seperti saat jaman Ki Palung dan Ki Boka sebelum tobat setelah bertemu Prabu Japra, yang melawan mereka bunuh.Sehingga banyak yang tak suka dengan Ki Rawa, diam-diam memilih kabur dan meminta pertolongan dengan kaum pendekar golongan putih.Inilah yang membuat banyak golongan putih tewas atau terluka, setelah bentrok dengan kelompok Ular Hitam tersebut, yang semakin hari semakin kuat saja, sengan banyaknya kelompok golongan hitam bergabung.Permaisuri Aura sudah tahu soal ini, makanya dia mengutus Ki Roja atau Pendekar Budiman, untuk selidiki padepokan milik pamannya ini, sekaligus basmi kelompok Ki Rawa tersebut.Putri Seruni sebenarnya juga ingin ke sana untuk bikin perhitungan dengan Ki Rawa, tapi dia saat ini tengah hamil anak pertama, setelah hampir 13 tahun menikah dan baru kali ini menga

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 424: Ikut Selidiki Padepokan Ular Hitam

    “Maafkan aku kakek Prabu Japra, kali ini cucumu yang pernah durhaka ini akan menjadi pendekar yang baik, tidak lagi jadi pendekar jahat!” tekad si Putul.Dan kini dia sudah menemukan sebuah desa, lalu beli pakaian yang bagus dan juga kuda, untuk lanjutkan perantauannya.Koin emas yang dulu dia bawa masih banyak dan untungnya tak tercecer saat dia terjungkal ke jurang dulu.Cuman dia tak lagi antusias mencari kedua orang tuanya. Dia malu pernah menyeleweng, apalagi ayahnya Prabu Harman seorang maharaja di Kerajaan Hilir Sungai.“Kasian ayahanda Prabu Harman, pasti sangat malu tak ketulungan, punya anak seperti aku, sudah cacat, menyeleweng pula, jatuh harga diri beliau!” gumam si Putul termangu d atas kudanya yang dia biarkan jalan sendiri.Uniknya, sampai kini si Putul belum tahu, kalau Putri Alona, ibu kandungnya, justru adik ayahnya sendiri. Si Putul juga tak ada niat lagi untuk cari ibu kandungnya, dia hanya ingin membawa hatinya, kemana saja.Sejak turun gunung, si Putul buktikan t

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 423: Penolong Pangeran Daha Ternyata..?

    Setelah Pangeran Akmal bercerita, giliran Pangeran Daha yang ceritakan pengalamannya yang di sempat di culik Dua Kembar Ruba Betina dan Pendekar Serigala, saat bermaksud selidiki Temanggun Dawuk, kepala kadipaten Barabong.Namun di tolong seseorang yang sangat misterius dan sampai kini Pangeran Daha tak tahu siapa penolongnya tersebut.Tentu saja Pangeran Daha tidak bercerita soal penyekapan 3 hari 3 malam, yang membuat dia jadi permainan kedua betina genit itu.Yang anehnya semenjak sembuh dari pengaruh racun mawar merah, kekuatannya diam-diam naik berlipat?“Aku tak melihat jelas wajahnya, hanya aku tahu penolongku itu berjubah hitam, dalamnya putih, wajahnya tak begitu jelas…oh yaa…sebentar, orang itu pakai tongkat!” kata Pangeran Daha, sambil ingat-ingat tubuh si penolongnya.Pangeran Daha juga bilang, tak tahu apakah pendekar usianya itu sudah tua ataukah seumuran dirinya. Tapi yang dia tahu, penolongnya bukan wanita, tapi sosok pria.Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 422: Pangeran Dari Kerajaan Loksana

    Dan sekali ini, si pemuda ini harus mengaku dalam hatinya bahwa lawannya sungguh sama sekali tidak boleh disamakan dengan lawan-lawannya yang pernah dia kalahkan.Ternyata si kakek ini memiliki ilmu pedang yang hebat, di samping tenaga dalamnya yang kuat, ditambah lagi sebatang pedang pusaka pendeknya yang sangat ampuh!“Kakek mundurlah, biar aku yang gantian hadapi dia!” tiba-tiba Putri Dao maju ke gelanggang pertarungan dan si kakek ini mundur, lalu berdiri di samping Pangeran Daha.Melihat gaya anggun dan kini saling berhadapan dari jarak 5 meteran, makin tak karuan rasa si pemuda ini.Mulailah Si Pemuda merasa ketar-ketir, melawan si kakek tadi saja dia sudah kelabakan, entah bagaimana pula dengan si gadis cantik yang agaknya galak ini, tapi sudah bikin hatinya jungkir-balik.Belum lagi pria yang tak kalah tampan dengannya, yang sejak tadi terlihat tenang-tenang saja, sama tak ada wajah khawatir dari raut mukanya.Bahkan Pangeran Daha seakan ingin lihat, apakah kepandaian keponakan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 421: Serang Pemuda Asing

    “Mereka akan merekrut sebanyak-banyaknya anggota, baik warga biasa, kaum pendekar golongan hitam ataupun putih, lalu akan mendirikan sebuah kerajaan baru, Kadipaten Barabong sudah berhasil mereka kuasai!” kata Putri Dao dengan bersemangat, bahkan tangan dan matanya seakan ikutan bicara.Sangat menarik dan makin cantik saja keponakannya ini saat bercerita, andai orang lain, pasti sejak tadi Pangeran Daha sudah jungkir balik jatuh cinta.Kecantikan Putri Dao, tentu saja mengalahkan kekasihnya, si Putri Nia.Kagetlah Pangeran Daha, ini bukan gerakan main-main, apalagi setahunya Pendekar Gledek sangat berpengalaman susun kekuatan, untuk kemudian lakukan makar.Walaupun selalu gagal, karena dihancurkan Prabu Japra dan Pangeran Boon Me, yang sukses dua kali gagalkan misi besar Pendekar Gledek.Sehingga sampai kini, Pendekar Gledek dendam tak kepalang dengan orang tua dan kakak dari Pangeran Daha ini.Tapi kalau terlambat di basmi, bisa jadi gerakan kelompok ini makin besar dan makin kuat ser

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 420: Bertemu Putri Dao

    Sosok hitam yang mereka --Baung, Jinari dan Jamari, pikir hantu ini lalu mengusap wajahnya.Kemudian terlihatlah wajah yang sangat tampan, tapi berwajah murung, pakaian dalamnya putih, tapi di tutup jubahnya yang berwarna gelap.Lelaki tampan ini lalu masuk ke dalam kereta ini dan dengan cepat pondong tubuh Pangeran Daha yang setengah tertidur alias setengah pingsan ini.Gerakannya sangat cepat dan tak lebih dari 2 detik, tubuhnya yang kokoh dan menggunkan tongkat sudah lenyap dalam hutan lebat yang gelap ini.Saking hebatnya ilmu meringankan tubuhnya, kereta ini sama sekali tak bergerak, ini menandakan orang ini luar biasa ilmu silatnya.Pangeran Daha yang setengah sadar terbangun, dia merasa aneh, kenapa kini berada di sebuah gua, hari pun sudah beranjak pagi, tidak lagi malam dan berada di dalam kereta yang di bawa Dua Rubah Betina serta Pendekar Serigala.Tapi Pangeran ini tak pikirkan itu, dia cepat-cepat lakukan semedi dan kerahkan seluruh kesaktian tenaga dalamnya, untuk kembali

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 419: Jadi Tawanan Murid Pendekar Gledek

    Kedua Kembar Rubah Betina yang bernama Jinari dan Jamari ini langsung kalang kabut berpakaian.Padahal mereka tengah enak-enaknya naik ‘kuda jantan’ ini, yang sengaja mereka recoki obat kuat, agar tetap perkasa, walaupun tenaga dalamnya tak berfungsi.“Sialan si Pendekar Serigala, orang lagi nanggung, eh main panggil saja,” gerutu Jinari, sambil bantu Pangeran Daha berpakaian lagi.Saking gemasnya, dia malah sempat-sempatnya memegang tongkat Pangeran Daha yang masih kokoh bak tongkat ulin.“Ihh padahal masih ngacengg say!” kata Jamarin terkekeh dan dengan gemas sempat melumat batang ini.Tapi panggilan orang yang mereka sebut Pendekar Serigala membuat keduanya dengan terpaksa papah Pangeran Daha keluar dari kuil tua ini.“Gila sekali kalian berdua, tahu kah kalian siapa dia ini hahhh? Dia ini Pangeran Daha, putra mahkota Kerajaan Muara Sungai. Kalau sampai lepas gara-gara ulah kalian, leher kalian berdua yang mulus itu bakalan misah dari tubuh kalian yang bakalan dilakukan guru kita,”

DMCA.com Protection Status