Bagi Pecinta Novel PEWARIS TUNGGAL, kini sudah terbit sambungannya, PEWARIS TUNGGAL II: SKANDAL CINTA MASALALU, selamat membaca novel asyik ini, salam, mrd_bb
Ki Anom mengeluarkan pekik aneh ketika tiba-tiba kedua lengannya kini berubah hitam kebiruan. Tanda setiap jurus yang dia keluarkan mengandung racun hebat dan mematikan.Pangeran Harman terlihat tak gentar, dia lalu bergerak sangat cepat hindari serangan ini. Tubuhnya berkelebatan lalu bergerak membentuk sebuah langkah kaki ajaib.Melihat gerakan ini, Pendekar Gledek kagum juga, langkah kaki ini mirip seperti yang dimiliki mendiang Pendeta Sura, bahkan terlihat sangat sempurna.“Jurus kaki ajaib dia kuasai, hebat juga si pangeran ini,” batin Pendekar Gledek dan kini tak lagi anggap remeh kehebatan Pangeran Harman.Diam-diam pendekar ini malah mula khawatir, kalau-kalau Ki Anom yang baru terpilih sebagai ketua dan seorang tokoh senior golongan hitam akan kalah, ini pastinya sangat memalukan.Selama hidupnya Ki Anom ini belum pernah gentar menghadapi ilmu silat dari manapun juga.Akan tetapi menghadapi gerakan aneh yang mengandung getaran mujijat kaki ajaib ini, ia benar-benar kaget sek
Blarrrr….! Untuk kesekian kalianya, terdengar suara yang luar biasa memekakan telinga. Kali ini Pendeta Suli dan Pendekar Gledek sama-sama mundur dan saling pandang.Nafas keduanya memburu, ini membuktikan tenaga dalam dan ilmu kanuragan mereka seimbang dan saat sama menatap, keduanya juga paham, kalau keduanya sama-sama memiliki ilmu sihir.“Pendekar Gledek, anda memang hebat, kurasa cukup dulu pertarungan kita ini. Sebaiknya kita bicara serius di dalam, bersama Pangeran Harman dan Ki Anom!”“Hmm…baiklah,” Pendekar Gledek pun turun dari panggung dan diikuti Pendeta Suli.Lalu Pendekar Codet mewakili Ki Anom naik ke panggung dan berkata, acara sudah selesai, Ki Anom resmi jadi Ketua Golongan Hitam dan tamu-tamu dipersilahkan pulang ke tempat masing-masing.Boon Me otomatis mengikuti Aura dan Putri Seruni, dia sudah memutuskan akan menjadi murid Pendekar Gledek dan tidak sudi lagi jadi jongos Pakhan si bajak laut.Tapi diam-diam Boon Me bangga, Pendekar Gledek memang sakti! Sepintas dia
Satu hal lagi yang membuat Boon Me kadang pusing sendiri, karena Pendekar Gledek tak begitu menerapkan susila dan mempunyai dua gundik cantik, sekaligus menjadi pembantu utamanya, otomatis para muridnya pembantu-pembantu utama lainnya tak beda jauh kelakuan.Boon Me tak aneh melihat ada beberapa murid dan pembantu utama Pendekar Gledek yang juga menjadi pelatih para murid-muridnya ini, yang terlibat pergaulan bebas, walaupun tidak terang-terangan.Tapi Boon Me tak pedulikan itu, tujuannya hanya satu, yakni berlatih silat dengan tekun, dan berharap menguasai semua ilmu gurunya ini.Lima tahun pun lewat tak terasa…!!Walaupun belum genap 13 tahun usianya, tapi ilmu kanuragan Boon Me sudah bisa disejajarkan dengan murid-murid senior atau di sebut pembantu utama di Padepokan Gledek ini. Inilah buah dari ketekunannya selama jadi murid istimewa Pendekar Gledek. Bahkan saat di adu dengan beberapa murid yang sudah lebih 10 tahun ikut Pendekar Gledek, Boon Me mampu kalahkah mereka, walaupun b
Tapi Boon Me sangat cerdik, dia bertekad tidak akan terbuka soal siapa ortunya pada siapapun, karena yang dia tahu hanya nama ibunya yang bernama Guru Dao.Tapi tak tahu siapa nama ayah kandungnya, mendiang paman dan bibi angkatnya juga tak sempat beritahu dirinya.Bibi angkatnya hanya sebut, ayah kandungnya tinggal di Pulau Borneo dan sangat sakti! “Kelak kamu temui murid ibumu, namanya Anong, dialah yang tahu siapa ayah kandungmu Boon Me,” itulah pesan dari bibi angkatnya.Dengan tenang Boon Me pun sebutkan, dia sejak usia masih bayi di angkat anak oleh kedua paman dan bibinya, yang tewas oleh kelompok perampok yang berjuluk 13 Setan, kemudian ikut Pakhan si bajak laut dan kini berguru pada Pendekar Gledek.“Hmm…keturunan orang Thai ternyata…! Eh kamu belajar apa saja selama jadi murid Pendekar Gledek, ayoo segera bersilat, aku mau lihat!” si muka monyet memerintah.Boon Me melirik gurunya dan pendekar sakti ini mengangguk sekan beri lampu hijau buat Boon Me.Lalu Boon Me yang mu
Boon Me aslinya senang di ajak dua pendekar hewan merantau lagi, sebab dia sudah jengah melihat kelakuan murid-murid Pendekar Gledek yang tidak punya kesusilaan.Bercinta di mana suka dan tak peduli kadang di lihat murid-murid lainnya, atau bahkan para pembantu Pendekar Gledek yang malah ikutan berpesta syahwat.Selama dalam perjalanan menuju ke tempat kediaman dua pendekar hewan, sepanjang jalan Boon Me pun ceritakan kenapa dia mempunyai ilmu hipnotis tadi.Dua pendekar hewan sampai takjub dan bilang itulah namanya bakat yang tak semua orang dapat.“Mungkin di kepala kamu saat kepentuk tanah ada gumpalan darah dan itu malah jadi sumber ilmu sihir itu,” cetus si muka kuda dan kini dia tak penasaran lagi.Tapi perjalanan ini bukanlah santai, Boon Me digojlok berlari cepat, untuk melatih otot-otot kakinya.“Ini namanya jurus mengejar awan, jurus ini tak kalah dari jurus mengejar angin milik si Prabu Japra itu!” cetus si muka kuda.Sambil ajarkan Boon Me bagaimana melatih jurus berlari c
“Ah masa begitu guru, kalau gitu aku nggak mau gunakan ilmu sihir ini, lagian masa harus bercinta, apa nggak ada jalan lain?” cetus Boon Me sambil minum arak, yang sebelumnya dia beli di sebuah desa terdekat.Boon Me malu mencuri, sehingga dia membeli arak kesukaannya, uangnya? Tentu saja ambil dari orang kaya pelit..!Lagi-lagi inilah ajaran ‘salah’ kedua gurunya tersebut, yang malah jadi kebiasaan Boon Me.Boon Me kini ikut kebiasaan kedua gurunya yang berwajah aneh ini. Suka minum arak, dia biasa mabuk dan lucunya terkadang makin lihai kalau setengah teler!“Alahhh kamu itu, kalau sudah sekali saja mencelup batang burungmu, bakalan nagih dahhh, hi-hi-hi” ejek si muka kuda terkekeh, hingga mulutnya yang tinggal 4 buah gigi di geraham kiri dan kanan terlihat.Lalu si muka kuda dengan cueknya cerita soal wanita, kala mereka masih ‘waras dan sehat’. Hingga Boon Me jadi pusing sendiri mendengarnya.“Ah sudahlah, aku mau latihan lagi,” sahut Boon Me dengan langkah agak goyang, alias sete
Boon Me tertegun, barulah ia sadar, pakaiannya seadanya, bahkan ada yang sobek, sepatunya juga boncos di depan.“Lah kok melamun? Pergi nggak, kalau nggak mau pergi, aku panggil centeng nih,” ancam si pelayan ini dengan wajah di bengis-bengiskan, agar Boon Me keder.“Hei pelayan jangan usir dia, kalau dia makan, aku yang bayar semua!” tiba-tiba terdengar suara seorang wanita.Boon Me langsung menoleh, terpana juga dia, wanita ini sangat manis dan rambutnya di beri pita warna pink. Agaknya masih belum terlalu tua usianya, antara 20-25 an umurnya.Pakaiannya yang berwarna merah terlihat mewah dan di dadanya ada rajutan bunga teratai, ada pedang tergantung di pinggangnya, yang menandakan wanita ini seorang pendekar.Teman-temannya juga sama, ada 2 wanita lainnya dan 2 pria muda, yang gayanya seperti kaum bangsawan dan agak congkak, warna pakaian mereka kompak warna merah.Gadis ini lalu melempar dua koin perak ke lantai, yang diterima dengan terbungkuk-bungkuk oleh si pelayan.Melihat ga
Boon Me tertarik melihat lebih dekat terlebih dia melihat dua pria ini langsung setengah pingsan terkena pukulan sakti.Begitu sampai di halaman, kembali Boon Me, tiga wanita berbaju merah kini seolah jadi bulan-bulanan dua pria berbaju kuning.“He-he hanya segini kemampuan kalian, lebih baik kalian nyerah dan kita bersenang-senang sampai besok pagi di penginapan. Daripada badan denok kalian lebam-lebam kami belai,” ejek si muka kuning yang memiliki kumis tebal terbahak-bahak.“Bangsat, kalian berani menghina kami dari Padepokan Teratai Merah, sampai mati kami tak bakal menyerah, dasar kalian dari Padepokan Baju Kuning bau ta’i, cuihhh najissss!” dengar bentakan dari wanita yang sebelumnya membayari makanan Boon Me di warung tersebut.Lalu serempak mereka cabut pedang masing-masing di pinggang. Tapi kedua lawannya ini tetap santai dan belum cabut golok di pinggang.Nampak sekali mereka anggap remeh kemampuan ke 3 wanita berbaju merah ini.“Olalala…makin marah makin manis, asoyyy geboy
Kali ini Bafin nekat saja, dia masih yakin Putri Aura juga mencintainya. Apalagi selama ini perhatian sang putri padanya sangat jelas dari sikap si jelita ini di matanya. Putri Aura terdiam sejenak, dia lalu menarik nafas panjang seakan kumpulkan kekuatan hatinya, sikap Bafin ini memang lancang.Tapi inilah gaya asli Bafin, yang tak suka berpura-pura dan selalu bicara apa adanya.“Bafin…sejujurnya..aku memang sangat menyukaimu…ta..?”“Putri kalau begitu, kita harus menghadap ayah dan ibu angkat, kita akan bicara soal ini…!” potong Bafin spontan.Wajahnya berbinar-binar, Putri Aura pun sampai kagum menatap betapa tampannya wajah Bafin kalau sudah begini, ketampanan Bafin ini sudah jadi buah bibir seluruh gadis-gadis di Lembah Rajawali.“Tunggu dulu Bafin, selesaikan aku bicara,” sela Putri Aura sambil menepis tangan Bafin yang ingin memegang tangannya, Bafin-pun kontan terdiam.“Bafin…memang, aku memang menyukaimu..tapi tidak….mencintaimu, aku sebenarnya mencintai Abang Durga!”Deg…j
Pangeran Boon Me mendengarkan kisah dari Putri Aura dan Pangeran Wasi, sementara Bafin di minta istirahat di kamarnya.Padahal diam-diam, pendekar sakti ingi tahu, di antara kedua 'anaknya' ini, bagaimana sepak terjangnya.Pangeran Boon Me geleng-geleng kepala mendengar Bafin sangat ganas dan 9 orang kelompok Bajing Hitam itu tewas di tangannya semua.Setelah itu keduanya di minta ke kamar masing-masing.Pangeran Boon Me pun kini bicara dengan Putri Kalia, di temani 3 Pendekar Golok Bayangan, si Juling alias Ki Fanoi, si Muka Pucat Ki Jolo dan si Codet Ki Ankar.“Hmmm Bajing Hitam, aku baru dengar ada kelompok penjahat itu,” kata Pangeran Boon Me sambil menatap istri dan 3 pembantu setianya ini.“Aku pernah dengar mahaguru, kelompok ini sangat terkenal di Kerajaan Kubu Raya berada di ujung barat pegunungan meratus. Nah, ini sangat aneh, kenapa mereka sampai nyasar ke daerah Selatan ini, apa tujuan mereka, ini tak bisa kita diamkan, perlu di seldiki,” sela Ki Fanoi mulai khawatir.“Oh
Kali ini di pimpin Pangeran Durga, ke empatnya berkeliling desa ini dan Bafin sampai menggelutukan giginya menahan amarah.Tanpa di ketahui Durga dan Pangeran Wasi serta Putri Aura, diam-diam Bafin dekati orang yang pingsan tadi.Lalu dia bertanya di mana sarang mereka, setelah tahu, lalu tanpa ampun Bafin bunuh orang tersebut dengan jurus usap gledeknya.Sehingga kini 9 orang menggeletak tanpa nyawa...!Puluhan wanita muda baik yang masih gadis ataupun sudah bersuami jadi korban pemerkosaan kelompok jahat itu, tangis pilu para korban membuat kemarahan Bafin tak bisa di tahan.Andai tak memandang wajah Abang angkatnya, sudah sejak tadi Bafin akan kejar dan habisi kelompok jahat tersebut.Apalagi banyak para laki laki d ikampung kecil ini jadi korban pembunuhan kelompok itu, yang sempat kuasai desa ini hingga 5 hari.“Kita lempar ke jurang saja mayat ke 9 orang itu, tak usah di kubur, biar mereka di makan serigala liar di dasar jurang!” dengus Bafin, sambil melirik ke Pangeran Wasi yan
Namun lagi-lagi menatap wajah kakaknya, Pangeran Durga, Bafin tunduk dan tidak mau gegabah.Diam-diam kelakuannya ini dilihat oleh Putri Aura dan si cantik jelita ini sudah paham, siapa kelak pria yang paling pas sebagai…calon suaminya.“Awass…!”Putri Aura berteriak kaget, ketika tiba-tiba ada serangan yang menghantam Pangeran Wasi yang masih berada di atas kuda.Pangeran Durga dan Bafin sama-sama bergerak luar biasa cepatnya memapaki serangan gelap ini.Akibatnya orang yang bicara tadi terjungkal ke tanah dan tubuhnya pingsan seketika, tubuhnya kejang-kejang dan tak lama kemudian diam tak bergerak.Si Putra Mahkota ini terhindar dari serangan fatal tersebut. Pangeran Wasi kini turun dari kudanya, dia terlihat amat marah dengan kecurangan ini.Srattt..!Dia cabut pedang nya dan kini malah maju duluan, tanpa sadar serangan tadi bisa saja membahayakan jiwanya.Inilah rupanya yang dikatakan Putri Aura, kalau Pangeran Wasi pada dasarnya baik dan selalu terdepan dalam membela siapa saja,
“Tenang adik Aura, aku siap menjaga mu,” ceplos Bafin spontan, Pangeran Boon Me kaget lagi, termasuk Pangeran Wasi, lancang betul ni orang, pikir Pangeran Wasi tak senang.“Ayo kita berangkat sekarang, keburu kabur kawanan perampok itu,” potong Pangeran Durga, karena tak enak hati melihat pandangan ayahnya, terutama Pangeran Wasi terhadap kelancangan Bafin ini.Ke 4 orang ini naik kuda dan langsung menuju ke desa yang di satroni para perampok dan kabarnya sampai kini masih kuasai kawanan jahat itu.Walaupun secara usia Pangeran Durga tertua, tapi si Pangeran Wasi seolah ingin tunjukan dominasinya.Dia bilang pada Pangeran Durga, Bafin dan Putri Aura, untuk menahan diri kelak.“Biar aku yang akan bicara dulu dengan para perampok itu, sebelum kita bertindak keras!” kata Pangeran Wasi.“Siapppp baginda pangeran,” sahut Bafin agak sinis sambil rangkapkan kedua tangannya, hingga Durga dan Putri Aura menahan tawa melihat sikap Bafin begitu.Setelah berkuda hampir 3 jam, akhirnya mereka samp
Semenjak kehadiran Putri Aura, Bafin makin semangat latihan, dia bahkan selalu datang lebih dulu dari murid-murid yang lain.Putri Aura sebenarnya mirip kelakuan dengan Bafin, ceria, suka bercanda dan selalu ramah pada siapa saja.Kebalikannya dengan Pangeran Durga yang tenang dan kalem, serta tak banyak gaya.Putri Aura juga cepat akrab dengan dua saudara angkat ini. Dia kagum melihat kehebatan Bafin dan Pangeran Durga saat latihan berdua.Kalau sudah keluarkan jurus kaki ajaibnya, sampai silau mata Putri Aura melihat gerakan Bafin yang mirip kilat, saking cepatnya.“Hebat sekali kamu Bafin,” puji Putri Aura spontan, hingga si Bafin makin ‘sengaja’ bergaya, keluarkan kemampuan terhebatnya.Durga…hanya senyum kecil melihat ulah adik angkatnya ini.Tapi diam-diam Puti Aura juga semakin kagum saat melihat gaya bersilat Pangeran Durga, biarkan tak segesit dan secepat Bafi gerakannya.Tapi dengan jurus kapas rajawalinya yang makin matang, semua serangan Bafin tak bisa menembus kokohnya per
Pendekar sakti ini memang hanya punya dua anak, yakni Putri Dao yang kini ikut Pangeran Akmal, suaminya di Kerajaan Loksana dan Pangeran Durga ini.“Sudah tahu kedua kakekmu mangkat, kamunya malah lambat balik sini, ngelayap kemana sih?” sungut Putri Kalia memarahi Pangeran Durga.Sekaligus sama terkejut dengan suaminya, karena mertuanya yang mantan maharaja itu sudah mangkat.Putri Kalia tetap cantik di usia setengah tuanya, tapi dia heran menatap wajah Bafin, sahabat anaknya ini.“Ganteng banget, siapa anak ini, sayangnya badannya kurus...?” batin Putri Kalia.Bafin sendiri sangat kagum menatap Pangeran Boon Me yang tadi sudah terbang dengan rajawali raksasa dan Putri Kalia ini, dia langsung minder dengan kedua keturunan bangsawan ini.Selain sangat kaya raya bahkan terkaya di Lembah Rajawali ini, pakaian mereka juga perlente, bahkan tetap terlihat sangat tampan dan cantik, walaupun usia keduanya sudah 50 tahunan lebih.Suasana berkabung langsung terlihat di Lembah ini, karena mangka
“Sudahlah, ayo bantu aku kuburkan jasad kakek, sesuai wasiatnya, kuburkan di halaman pesanggrahan ini, di samping makam sahabatnya, yang juga kakek angkatku,” ajak Pangeran Durga.Proses penguburan sederhana ini berlangsung cepat, karena keduanya sama-sama remaja sakti.Kini keduanya duduk bersimpuh di samping dua kuburan ini.Bafin kadang melirik ke Pangeran Durga, kagum sekali dia melihat betapa tenang dan berwibawanya cucu Kakek Japra ini.Padahal tadi Pangeran Durga bilang usianya baru 17 tahunan, artinya hanya selisih 3 tahunan dengan usianya yang kini menginjak 14 tahun.Pangeran Durga duluan cerita.Dia sengaj menyusul ke sini karena di suruh ayahnya, Pangeran Boon Me, sebab neneknya Putri Dehea baru 3 mingguan yang lalu mangkat, setelah berkunjung ke Lembah Rajawali, setelah lama di Lembah Neraka.Awalnya dia ingin beritahu kakeknya ini, untuk beri kabar soal nenek Putri Dehea, tak di sangka, si kakek sakti ini juga mangkat hari ini.“Bafin…sebelum bertemu kedua kakekku di huta
Kakek Japra yang melihat ini senyum kecil. Dia mengangguk-anggukan kepala, tanda mengagumi kehebatan Bafin ini.“Hebat sekali anak ini, benar-benar anak istimewa, dia dengan mudah paham apa yang ku ajarkan, anak ajaib! Pasti orangtuanya bukan orang sembarangan,” batin kakek Japra, sekaligus menebak-nebak, anak siapakah Bafin ini.Kemudian kakek Japra mulai menyalurkan hawa sakti di ke tubuhnya yang terluka dalam, yang justru memperburuk keadaan kakek sakti iniketika tadi oper hawa saktinya buat Bafin.Sehingga dadanya makin sesak tenaganya juga makin lemah. Tapi pendekar hebat ini tetap bisa tersenyum dan rasa sesak di dadanya bisa dia tekan, dengan salurkan kemampuan tenaga dalamnya yang memang istimewa ini.Bahkan dengan kekuatan tersisa yang saat ini dia miliki, Kakek Japra pun tetap kirim suara sakti berupa petunjuk ini dan itu, yang hanya Bafin yang mendengar.Sehingga Bafin pun makin semangat dan tak kenal lelah terus berlatih jurus baru ini. Dia hanya berhenti kalau sangat lelah