“Tuan Pakhan tolong jangan ganggu kak Seruni, kak cepat pergi,” kata Boon Me dan nekat menghadang langkah Pakhan dan Coi yang kembali akan ringkus Seruni.“He-he…bos, agaknya si bocil laknat ini naksir si bocil jelita ini,” ejek Coi, yang puas melihat Seruni terjengkang diterjang Pakhan.Wajah Boon Me langsung memerah di sebut naksir Seruni. “Cuihhh, ngomong seenak udelmu, aku belum kalah,” srattt…Seruni cabung pedang tipisnya dari pinggangnya.“Hmm…kamu anak siapa gadis kecil, nyalimu dan ilmu kanuraganmu boleh juga,” cetus Pakhan memandang kagum, walaupun tetap saja dia anggap remeh kemampuan silat Seruni.“Siapa yang berani mati mengganggu puteriku,” tiba-tiba bak setan, sudah berdiri Aura di depan Pakhan dan Coi.“Wowww….inikah ibunya, kayak bidadari turun dari laut bosqueee?” seru Coi, tapi baru saja berkata begitu, Coi langsung terjengkang hingga 5 meteran, bibirnya berdarah, kepalanya bak mau pecah, sesaat Coi antara pingsan dan tidak.Tanpa terlihat mata, tangan lentik Aura su
Seruni duduk santai bersama dayang-dayang ibunya, sambil sesekali memandang Boon Me yang duduk diam bak patung di halaman belakang penginapan ini.Semedi itu bukannya singkat, sampai tengah malam, barulah Boon Me diminta istirahat dan itu terus berlangsung sampai 4 hari berturut-turut.Tapi ketabahan Boon Me memang mengagumkan, dia tak mengeluh ataupun protes, tetap patuh pada ucapan gurunya ini.Hari ke 5, semedi dihentikan, karena tibalah saatnya pemilihan ketua golongan hitam di adakan, Boon Me ikuti Seruni saksikan pemilihan ini.Panggung yang sudah disiapkan untuk bertarung, kini dipenuhi ratusan undangan yang mengelilingi tempat ini.Ki Anom terlihat bak raja saja, dia duduk santai di sebuah kursi, berdampingan dengan Pendekar Gledek dan Nyai Aura, yang hari ini makin cantik saja, hingga banyak suitan nakal pada ibunda putri Seruni ini.Ki Anom sebagai tuan rumah lalu naik ke atas panggung, setelah berbasa-basi sebutkan nama-nama tamu VIP nya, Ki Anom lalu lanjutkan pidatonya.Pa
Aura tersenyum sinis, Ki Bana yang bertubuh tinggi besar melihat penampilan Aura yang bak putri bangsawan dengan tangan mulus dan tubuh indah, tentu saja leleran di buatnya.Sekaligus anggap remeh kehebatan wanita yang berjuluk Pendekar Rajawali Pedang Putih ini.“He-he kalau kamu ku kalahkan, kelak kamu kujadikan ‘Ratu’ dan kita bisa bercinta siang malam hasilkan anak-anak hebat kelak dan jadi pendekar nomor satu di kolong langit,” ejek Pendekar Harimau dengan mata berbinar-binar.Semua orang tertawa, tapi banyak juga yang iri, kalau benaran si badan gede ini menang, bisa ‘hancur-hancuran’ badan Aura di buatnya.“Liat serangan,” lalu sebuah serangan yang amat dingin menerjang Pendekar Harimau, akibatnya pria ini kaget bukan kepalang, andai tak cepat melompat, tentu tubuhnya akan terkena jurus hebat ini.Peluh dingin langsung keluar di dahinya, saat melihat lantai panggung di mana tadi dia berdiri berlubang sebesar kepalan tangannya.Padahal lantai panggung ini terbuat dari balok-balo
Dengan ilmu silatnya yang sudah amat tinggi, ditambah jurus-jurus yang dia latih dari kitab Ki Birawa, kehebatan Ki Anom meningkat pesat sekali. Bahkan Pendekar Gledek-pun kini sulit mengalahkannya.Ke empat orang ini terkesiap begitu Ki Anom balas menyerang, Ki Anom tiba-tiba mengeluarkan pekik aneh, suara ini mengandung tenaga mujijat yang sukar di lawan ke 4 musuhnya.Menghadapi gerakan aneh Ki Anom yang kini keluarkan kombinasi jurus kelelawar dan jurus yang selama ini dimilikinya, ke 4 orang ini benar-benar kaget sekali.Merekapun cepat mengerahkan tenaga dalamnya, mereka bahkan tak sungkan mengeluarkan senjatanya masing-masing.Kini ke 5 nya sudah sama-sama keluarkan kemampuan terbaiknya. Akan tetapi alangkah kagetnya mereka, secara tiba-tiba datang cengkeraman yang seolah sangat banyak dari lengan Ki Anom yang bergerak luar biasa cepatnya ini.Lalu dengan entengnya lengan-lengan ini mencekram ke empatnya dan melemparkannya keluar dari panggung dan jatuh jumpalitan ke tanah.Ber
“Aku Pendeta Suli, kalian tentu sudah kenal dengan mendiang Pendeta Sura, nah dia itu kakakku. Dan ini adalah muridku sekaligus Putra Mahkota Kerajaan Hilir Sungai, namanya Pangeran Harman!”Pri yang lebih tua dan berpenampilan bak pendeta ini meengenalkan diri.Semuanya kini menatap keduanya, Pendekar Gledek lalu menjura memberi hormat, termasuk Ki Anom dan Pendekar Codet.Sebagai orang berpengalaman, ketiganya paham, si pendeta dan muridnya yang juga putra mahkota ini punya ilmu kanuragan hebat.Tentu saja mereka tahu, kalau Pangeran Harman ini aslinya bukan anak angkat Ratu Reswari, tapi anak asli, ayahnya siapa…? Tidak ada yang tahu.Tapi mereka juga maklum, Putri Reswari yang merupakan mantan selir Raja Daha dulu pernah nakal!Ketiganya sama kagetnya, tak menyangka anak Ratu Reswari kini sudah menjadi remaja sangat tampan dan perlente.“Ih mentang-mentang putra mahkota, gayanya selangit,” sungut Putri Seruni mangkel.Tapi Boon Me beda lagi, saat menatap wajah Pangeran Harman, dia
Ki Anom mengeluarkan pekik aneh ketika tiba-tiba kedua lengannya kini berubah hitam kebiruan. Tanda setiap jurus yang dia keluarkan mengandung racun hebat dan mematikan.Pangeran Harman terlihat tak gentar, dia lalu bergerak sangat cepat hindari serangan ini. Tubuhnya berkelebatan lalu bergerak membentuk sebuah langkah kaki ajaib.Melihat gerakan ini, Pendekar Gledek kagum juga, langkah kaki ini mirip seperti yang dimiliki mendiang Pendeta Sura, bahkan terlihat sangat sempurna.“Jurus kaki ajaib dia kuasai, hebat juga si pangeran ini,” batin Pendekar Gledek dan kini tak lagi anggap remeh kehebatan Pangeran Harman.Diam-diam pendekar ini malah mula khawatir, kalau-kalau Ki Anom yang baru terpilih sebagai ketua dan seorang tokoh senior golongan hitam akan kalah, ini pastinya sangat memalukan.Selama hidupnya Ki Anom ini belum pernah gentar menghadapi ilmu silat dari manapun juga.Akan tetapi menghadapi gerakan aneh yang mengandung getaran mujijat kaki ajaib ini, ia benar-benar kaget sek
Blarrrr….! Untuk kesekian kalianya, terdengar suara yang luar biasa memekakan telinga. Kali ini Pendeta Suli dan Pendekar Gledek sama-sama mundur dan saling pandang.Nafas keduanya memburu, ini membuktikan tenaga dalam dan ilmu kanuragan mereka seimbang dan saat sama menatap, keduanya juga paham, kalau keduanya sama-sama memiliki ilmu sihir.“Pendekar Gledek, anda memang hebat, kurasa cukup dulu pertarungan kita ini. Sebaiknya kita bicara serius di dalam, bersama Pangeran Harman dan Ki Anom!”“Hmm…baiklah,” Pendekar Gledek pun turun dari panggung dan diikuti Pendeta Suli.Lalu Pendekar Codet mewakili Ki Anom naik ke panggung dan berkata, acara sudah selesai, Ki Anom resmi jadi Ketua Golongan Hitam dan tamu-tamu dipersilahkan pulang ke tempat masing-masing.Boon Me otomatis mengikuti Aura dan Putri Seruni, dia sudah memutuskan akan menjadi murid Pendekar Gledek dan tidak sudi lagi jadi jongos Pakhan si bajak laut.Tapi diam-diam Boon Me bangga, Pendekar Gledek memang sakti! Sepintas dia
Satu hal lagi yang membuat Boon Me kadang pusing sendiri, karena Pendekar Gledek tak begitu menerapkan susila dan mempunyai dua gundik cantik, sekaligus menjadi pembantu utamanya, otomatis para muridnya pembantu-pembantu utama lainnya tak beda jauh kelakuan.Boon Me tak aneh melihat ada beberapa murid dan pembantu utama Pendekar Gledek yang juga menjadi pelatih para murid-muridnya ini, yang terlibat pergaulan bebas, walaupun tidak terang-terangan.Tapi Boon Me tak pedulikan itu, tujuannya hanya satu, yakni berlatih silat dengan tekun, dan berharap menguasai semua ilmu gurunya ini.Lima tahun pun lewat tak terasa…!!Walaupun belum genap 13 tahun usianya, tapi ilmu kanuragan Boon Me sudah bisa disejajarkan dengan murid-murid senior atau di sebut pembantu utama di Padepokan Gledek ini. Inilah buah dari ketekunannya selama jadi murid istimewa Pendekar Gledek. Bahkan saat di adu dengan beberapa murid yang sudah lebih 10 tahun ikut Pendekar Gledek, Boon Me mampu kalahkah mereka, walaupun b