Buat Pecinta novel ini, Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu--sudah terbit 6 bab, lanjutannya, segera kami terbitkan...! Cikidot yaa
Anak kecil laki-laki berusia 7 tahun ini sama sekali tak menangis, ibu angkatnya terlihat sekarat, setelah di kerjai habis-habisan 13 perampok ganas dan kejam.Bahkan baru saja di perkosa seorang perampaok, setelah berhasil melumpuhkan wanita malang ini.Anak kecil ini tak kuasa melawan, dia masih terlalu kecil dan tenaganya tak ada artinya melawan ke 13 kawanan perampok ganas ini.Matanya memerah menahan amarah dan dendam luar biasa.“Boon Me, pergilah cepat, kelak kalau kamu sudah besar dan sakti seperti ayah kandungmu, balaskan dendam bibi dan pamanmu pada 13 begundal itu,” terdengar lirih suara wanita ini, dari mulutnya tak henti keluarkan darah. Ini seolah-olah pesan terakhir dari wanita yang terlihat sangat cantik tersebut. “Bibiiii…!” hanya itu suara yang bisa dikeluarkan anak bernama Boon Me ini.Tiba-tiba kepalanya di cengkram seorang perampok.“Ha-ha-ha ni anak harus kita sembelih, lihat matanya ngeri kayak mata setan,” seru seorang perampok, sambil mengangkat tubuh anak
Anong awalnya memelihara bayi Boon Me, tapi bayi ini rewel dan tak mau minum susu sapi atau susu kambing, sepeninggal ibu kandungnya. Sehingga badannya menjadi kurus, kurang gizi.Anong lalu ingat sepupunya yang baru melahirkan, namun bayinya meninggal dunia karena terkena penyakit, di sebuah desa yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya saat ini.Anong lalu membawa Boon Me ke sana, begitu melihat bayi kurus ini, sepupu Anong pun iba dan mau memberi ASI-nya.Dengan lahap Boon Me lalu menetek dan sejak saat itulah, Boon Me akhirnya tinggal dengan keluarga sepupu Anong tersebut.Anong sendiri tak lama kemudian menikah lagi dengan seorang perwira Kerajaan Rama, setelah suaminya meninggal dunia.Anong yang memiliki kesaktian tinggi juga dapat jabatan di kerajaan ini. Diapun di boyong suaminya ke Kotaraja, lalu melahirkan dua anak di sana.Sehingga dengan kesibukannya, baik sebagai ibu rumah tangga dan menjadi pasukan khusus kerajaan yang mengawal keluarga Raja Rama, Anong malah terlupa de
“Aku di culik 13 Setan itu tuan, setelah desaku mereka rampok dan kedua orang tua angkatku mereka bunuh. Mereka lalu bawa aku ke sarangnya dan jadi jongos, makanya aku kabur,” sahut Boon Me apa adanya dan berdiri di hadapan bajak laut ini.Si kepala bajak laut ini kaget melihat keberanian Boon Me, tidak ada takut-takutnya dengannya. Boon Me sebutkan usianya dan di mana desanya tinggal.Si kepala bajak bahkan kaget dengan usianya yang masih sangat belia ini, terlebih jawabannya bagus dan teratur, seperti anak sekolah tinggi saja dan masih bocah pula.Padahal Boon Me hanya sekolah di desanya itu, itupun hanya belajar membaca dan berhitung saja.Tapi anak ini memang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, agaknya gen kedua orang tuanyalah yang membuatnya begini.Bahkan anehnya si kepala bajak seperti tersihir saat menatap mata Boon Me yang tajam dan indah. Seperti ada sesuatu di mata itu yang tak bisa membuatnya berpaling.Semenjak kepalanya kepentuk kayu ketika di hempaskan salah satu da
Sudah tak terhitung Boon Me menyaksikan perbuatan jahat para bajak laut ini. Membuat mentalnya makin mengeras.Boon Me seolah terdidik tabah dan kuat di usia yang masih bocah, yang harusnya hanya bermain saja kerjanya.Diam-diam dia bercita-cita muluk, yakni ingin jadi pendekar hebat dan basmi manusia-manusia durjana ini kelak.Tapi wajah 13 Setan duduki urutan pertama yang bakal dia basmi suatu hari nanti, kalau sudah menjadi pendekar sakti.Tapi bagaimana mencari guru yang hebat, pergi dari sarang bajak laut saja Boon Me belum ada keberanian...!Tapi ada satu hal yang membuatnya betah, Boon Me diikutkan latihan beladiri bersama anak-anak para bajak laut yang berjumlah 25 orang, yang usianya sebaya dengannya.Bahkan banyak ada yang lebih kecil lagi, yang di latih para bajak ini. Tentu saja latihannya seperti berkelahi saja, bukan berlatih ilmu kanuragan yang mengandung tenaga dalam hebat.Sehingga dia ada teman sebaya kalau lagi tak ada kerjaan, tidak lagi hanya melihat kelakuan para
Prabu Japra dianggap sebagai musuh nomor 1 kaum bajak, perampok dan juga pendekar golongan hitam, karena dianggap telah membasmi kelompok mereka tanpa ampun sejak dulu.Hari ini mereka berkumpul dan nanti akan memilih seorang 'Raja' golongan hitam, yang jadi pemimpin baru, pengganti Ki Birawa.Boon Me kagum juga melihat keramaian di sini, apalagi yang datang bermacam-macam manusia, ada yang berpakaian perlente, persis kaum bangsawan.Tak sedikit pula yang berpakaian seadanya, tapi gayanya selangit, tak kalah dari kaum bangsawan, dengan senjata yang aneh-aneh.Julukan mereka pun macam-macam, kadang Boon Me menahan senyum, mendengar julukan yang rata-rata bernama binatang.Ada yang bernama Pendekar Kucing, kalau tertawa persis kucing, ada juga Pendekar Harimau, bajunya terbuat dari kulit harimau.Ada juga yang bernama Pendekar Biawak, ternyata orangnya pesolek kayak banci, tapi tak bisa lihat wanita cantik, leleran lidahnya.Kalau ada pelayan Ki Anom yang denok dan genit, dia tak segan
“Ihh aahh…ihh kenapa jadi gini,” seru si gadis cilik ini, dia seolah tak bisa menahan gerakan kaki dan tangannya menari-nari bak tari jaipongan.Tiba-tiba melayanglah tubuh seorang wanita cantik, sekali menotok tubuh si gadis cilik ini, diapun langsung pingsan.Lalu serangkum serangan dahsyat menerpa Boon Me, akibatnya anak kecil ini jatuh bergulingan dan kepalanya langsung puyeng, tubuhnya yang hanya terlatih berkat sering kerja keras terasa sangat sakit.Boon Me beruntung, serangan ini tidak membinasakannya.“Apiw, bawa Putri Seruni ke dalam, agaknya anak setan itu ahli sihir, hingga Seruni terhipnotis,” dengus wanita cantik ini pada seorang dayangnya, sambil mendekati Boon Me, yang masih kleyengan.Kaki kanan wanita cantik ini menindih dada Boon Me. “Hei anak setan, siapa kamu, kenapa kamu berani menyihir anakku,” bentak wanita ini.Boon Me sampai sulit bernafas, melihat itu, si wanita ini melepas injakannya, dan dia menatap tajam wajah Boon Me.“Ma-maaf bibi, aku nggak tahu apa it
“Hei kamu berhenti menari, apa nggak capek menari terus!” tegur Boon Me sambil menatap wajah Putri Seruni.Boon Me sebelumnya terpaksa berbuat itu, untuk hentikan ‘sihirnya’ Putri Seruni.Ajaibnya, tiba-tiba gadis cilik ini berhenti menari, lalu kebingungan sendiri. Nyai Aura dan si Pangeran ini sampai bengong dan saling pandang.“Ibu apa yang terjadi? Kenapa Seruni seolah mimpi menari-nari tadi?” kata Putri Seruni sambil menatap Nyai Aura.Nyai Aura justru kebingungan sendiri, menyalahkan Boon Me, tak mungkin, anak ini polos dan lugu.Makin geleng-geleng kepala lagi, saat Boon Me tanpa malu minta makan, dengan alasan sejak tadi malam hingga siang ini belum makan!Apalagi saat melihat lauk-lauk enak yang menggugah selera. “Nggak tahan…enak bangettt.” Ceplos Boon Me cuek.Si pria yang dipanggil Pangeran yang awalnya juga naik darah, balik tertawa mendengar si bocil aneh ini minta makan.Akhirnya mereka membiarkan Boon Me makan di temani Putri Seruni yang juga lapar setelah menari-nari
“Ihh dasar jongos, tahu nggak kamu, paman pangeran ini sangat hebat, ibuku yang sakti saja tak bisa mengalahkannya,” sela Putri Seruni sambil mengetuk kepala Boon Me, seolah-olah Boon Me ini adiknya saja.Boon Me hanya terdiam sambil senyum mesem di jitak Seruni, anehnya dia tak marah, padahal kalau orang lain beginikan dia, bisa ngamuk si Boon Me ini.Dan inilah yang aneh terutama bagi Aura, kini Seruni dan Boon Me sangat akrab, seolah mereka ini sudah kenal lama, padahal baru beberapa jam bertemu.Sikap angkuh, pemarah, cuek dan tinggi hati Seruni bertemu dengan Boon Me yang pendiam dan baru bicara kalau di sapa duluan.Boon Me juga tak pernah membantah apalagi menyela cerocosan Seruni, cocok sekali mereka bersahabat!“Anak aneh, nih lihat,” cetus Pendekar Gledek jengkel karena diremehkan Boon Me, dia lalu melempar isi minumannya di gelas ke atas, tiba-tiba air tadi berubah mengeras seperti salju dan hebatnya terdiam di udara.Atraksi bak sulap ini bikin Boon Me terbelalak. Inilah p
“Serba salah, yang satu anakku, satunya cucuku…!” keluh Prabu Japra, yang didengarkan Permaisuri Dehea dengan wajah khawatir.Walaupun bisa saja dengan mudah Prabu Japra bebaska si Putul, tapi dia juga tahu, suaminya ini sangat taat dengan undang-undang kerajaan.Prabu Japra tentu saja juga tahu, Si Putul dan Putri Arumi memang saling mencintai dan hasilnya, seorang buyut mereka yang menggemaskan sudah hadir di antara keduanya.Tak ada unsur paksaan, apalagi ilmu sihir dalam menaklukan hati Putri Arumi yang dilakukan Pendekar Putul. Tapi murni dari hati dan saling mencintai...!Tiba-tiba terdengarlah suara burung rajawali dar kejauhan, wajah Prabu Japra yang semula keruh berubah ceria.“Hmm…syukurlah, Pangeran Boon Me datang, ayoo kita sambut anak kita itu,” ajak Prabu Japra pada Permaisuri Dehea.Sang maharaja ini akui dalam hati, dari semua anak-anaknya, sebenarnya Pangeran Boon Me inilah yang paling bijak dan wawasannya pada setiap masalah tak beda jauh dengannya.Andai saja Panger
“Iya nenek putri…itu adalah istri dan bayi itu anak kami, Ki Rawa sudah sudah aku bunuh kakek prabu dan Lembah Neraka ini sudah aku ambil alih!” sahut si Putul sambil tetap menundukan wajah.Si nenek yang tak lain adalah Permaisuri Dehea langsung tarik bahu si Putul dan memeluk erat cucu tunggalnya ini.Tewasnya Putri Alona di tangan Ki Rawa Cs membuatnya sangat kangen dengan si cucu berkaki tunggal ini. Ini juga salah satu alasan untuk ajak suaminya, Prabu Japra berpetualang.Walaupun tahu suaminya di sibukan dengan urusan kerajaan.Rasa cintanya kini tercurah buat si Putul, yang terlahir dari hubungn sedarah antara Putri Alona dan Prabu Harman, Maharaja kerajaan Hilir Sungai.Langsung berkurang marah di wajah kakek tua ini, yang tak lain dan tak bukan, Prabu Japra adanya dan wanita tua ini adala salah satu permaisurinya, Putri Dehea, yang tak lain nenek si Putul sendiri.“Hmm…baguslah, akhirnya kamu berhasil juga membunuh orang yang menyebabkan ibu kandungmu itu meninggal dunia,” ka
Sejak itu, makin di takutilah Lembah Neraka ini, nama Pendekar Putul pun makin di takuti hingga jauh keluar dari lembah ini.Tak pernah ada lagi yang nekat datang ke tempat ini. Takut bernasib sama dengan ke 10 perampok apes tersebut.Dulu tempat ini di takuti karena majikannya Ki Rawa, tapi setelah Pendekar Putul berhasil tewaskan musuh bebuyutannya itu, namanya malah makin di takuti daripada nama Ki Rawa sendiri.Si Putul yang sangat sayang dengan istrinya tak pernah membantah apapun keinginan Putri Arumi, dia selalu manjakan istri tercintanya ini.Apalagi semakin besar perutnya, istrinya makin manja saja, bahkan Pendekar Putul sampai geleng-geleng kepala, saat Putri Arumi minta dibangukan Istana di Lembah Neraka ini.“Aku kadang kangen dengan Istanaku sayang, juga ibundaku dan ayahanda maharaja, serta Abang Pangeran Akmal…!” kata Putri Arumi manja.Yang memang paling dekat dengan saudara se ayahnya itu, di bandingkan saudara-saudaranya yang lain, jumlahnya 10 orang, yang lahir dari
Ki Rawa menatap perutnya dan dia tertawa, ususnya terburai, matanya mendelik, serangan kilat yang Pendekar Putul layangkan tak bisa lagi dia hindari. Trassss….!Sebuah tebasan kilat yang di layangkan Putri Arumi membuat lehernya putus dan kepalanya menggelinding ke tanah dengan mata mendelik!Tubuh tanpa kepala ini lalu ambruk ke tanah dan tewas seketika.Berbarengan dengan putusnya leher dua sisa 3 Pendekar Tikus yang di hajar Pendekar Putul. Maka habislah kini 5 orang musuh bebuyutan Pendekar Putul.Si Putul menarik nafas lega, kini musuh besarnya tamat riwayatnya, tinggal satu orang yang sebenarnya tak tega dia bunuh…Pendekar Gledek.Si Putul masih ingat jasa mantan gurunya, yang pernah memeliharanya sejak bayi dan di beri ilmu kanuragan, juga pernah menolong Putri Arumi dari perbuata jahat Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus.“Kita cek ke dalam, agaknya ada gerakan?” kata Putri Arumi duluan masuk.Begitu mereka sampai di ruangan tengah, terdapat 2 orang wanita setengah tua yang
Mata Ki Rawa melotot, kemarahan membuatnya murka bukan kepalang, tanpa ragu dia langsung lancarkan serangan balasan yang sangat dahsyat ke arah Putri Arumi.Namun, Pendekar Putul yang sudah sejak tadi waspada, tentu saja tak membiarkan kekasihnya itu jadi korban serangan jurus iblis pencabut nyawa milik Ki Rawa ini yang dahsyat ini.Pendekar Putul langsung kerahkan jurus Rajawali Mencaplok Mangsa miliknya yang kin sudah sangat sempurna ia kuasai.Sengaja dia kerahkan sepenuhnya, karena tahu kesaktian pendekar tua ini, juga dendamnya atas kematian ibundanya. Blarrrr…!Jurus panas dan dingin bertemu, akibatnya Ki Rawa sampai harus bersalto agar tidak jatuh berdebuk ke tanah.Ki Rawa menahan sesak di dadanya, jurus si Putul benar-benar sangat hebat dan makin meningkat tajam. Sedangkan jurus miliknya malah stagnan, tak bertambah kesaktiannya.Di sisi lain, Putri Arumi sudah bertarung sengit dengan 3 Pendekar Tikus dan Pendekar Serigala.Sepintas Pendekar Putul tetap waspada, walaupun suda
Keduanya ternyata tidak melupakan musuh-musuh besarnya, sebelum sampai ke Kerajaan Hilir Sungai, mereka sengaja satroni persembunyian Ki Rawa Cs di Lembah Neraka."Kita harus bikin perhitungan dengan Ki Rawa Cs, aku akan balas kematian ibundaku, juga sudah sebabkan kita terjungkal ke jurang," kata Pendekar Putul.Ia lalu ajak Putri Arumi ke Lembah Neraka.Putri Arumi yang kini berbeda dengan 7-8 bulanan lalu tentu saja sangat antusias, sekaligus dia ingin ‘tes’ ilmu kanuragannya yang hebat.Jurus Dewi Lintah dan Jurus Sepasang Pedang Pencabut Nyawa yang sudah dia kuasai dengan baik, sekaligus ingin buktikan kehebatan kedua jurus dahsyat ini .“Hati-hati sayang, mereka bukan hanya sakti, tapi juga licik,” kata Pendekar Putul peringatkan kekasihnya ini.Putri Arumi tersenyum manis dan mengangguk. Kini mereka sudah sampai di depan hutan di lembah ini, setelah menempuh perjalanan hampir 1,5 bulanan.Putri Arumi masih ingat di mana dulu dia di sekap.Sehingga tanpa ragu, dia ajak Pendekar
Tak terasa sudah 5 bulan mereka bak ‘suami istri’ di pantai berpasir putih ini. Kini jurus terakhir dari kitab milik Dewi Lintah adalah, jurus pedang.Berdasarkan petunjuk di kitab tersebut, jurus pedang ini akan sangat hebat kalau di latih berpasangan.Dan…si Putul tanpa ragu cabut pedang pemberian nenek Putri Reswari.Saat pedang ini di sandingkan, kedua pedang ini seolah berpasangan saja, punya lebih lebih panjang hanya beberapa centi dari pedang milik Dewi Lintah yang kini di warisi Putri Arumi tersebut.“Waahh kayaknya jodoh ya sayang, liat,” kata Putri Arumi, yang tak ragu panggil si Putul dengan mesra, sambil sandingkan kedua pedang pusaka ini.Si Putul dengan wajah berseri-seri mengangguk, kini tanpa ragu keduanya mulai berlatih, gerakan si Putul dengan kaki ajaibnya sempat bikin pusing Putri Arumi.Tapi setelah dia pejamkan mata dan mulai salurkan tenaga saktinya, sesuai dengan jurus pembuka dari kitab Dewi Lintah, bayangan itu nampak jelas dan mulailah dia menyerang si Putul
Sebagai pemuda yang kenyang pengalaman menggauli wanita, tak perlu lagi banyak cakap, si Putul tahu di mana titik lemahnya seorang wanita.Dia membuat Putri Arumi sudah merasakan nikmatnya bercinta, padahal belum penetrasi.Apalagi saat si Putul mulai keluarkan jurus bercintanya, sampai kaget dan terpejam-pejam si putri jelita ini, saat perabotannya yang mulus tanpa rumput di lumat 'Pendekar Cabul' ini untuk yang pertama kalinya.Si Putul tak peduli lagi kalau Putri Arumi ini adalah tunangan Pangeran Daha, pengaruh buah ajaib membuat keduanya gelap mata dan terang nafsu, serta harus di tuntaskan saat ini juga.“Pelan-pelan…!” bisik Putri Arumi, saat sesuatu yang keras dan tegang mulai merasuki perabotannya yang tentu saja masih perawan.Si Putul pun kini lakukan secara perlahan dan dengan pengalamannya yang mumpuni di bidang puaskan hasrat ini.Alih-alin merasakan sakit, Putri Arumi malah melayang ke angkasa, saat si Putul mulai bergerak perlahaan memompa badannya di atas tubuhnya.Bua
“Hm…berarti kamu sendiri secara langsung keturunan dari Pangeran Wasi dan Dewi Lintah yaa?” kata Putri Arumi sambil memandang gundukan pasir di bawah tulisan itu.“Boleh dibilang begitu…tapi aku tak mau eufhoria,” sahut si Putul yang turut memandang gundukan tersebut dan dia tak mencegah, saat Putri Arumi secara tiba-tiba mendekati gundukan itu dan…menggalinya.Si Putul hanya memperhatikan, tapi dia tetap waspada, namun kini malah berbalik penasaran.“Apa yang kamu lakukan Putri?” tanya si Putul keheranan, karena Putri Arumi tanpa ragu menggali pasir putih itu dengan tangannya lentiknya.“Lihat ada peti hitam,” tunjuk Putri Arumi dan si Putul buru-buru mendekat. “Jangan buru-buru di buka putri, takutnya ada jebakan!” kata si Putul cepat, dirinya berpengalaman menemukan benda-benda rahasia yang tak sengaja di temukan dan biasanya ada jebakan berbahaya.Si Putul lalu pelan-pelan angkat peti ini dan baru saja dia meletakan di atas pasir.Putri Arumi kembali berseru, karena dia menemukan