Beranda / Romansa / Penawaran Gila Suamiku / Chapter 6 - Tembakan

Share

Chapter 6 - Tembakan

Penulis: Idahsj
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-18 16:51:09

Kurang satu minggu menginjakan kaki di tanah Amerika, Gabriel yang di haruskan kembali karena kabar yang mengejutkan dan begitu mendadak.

Padahal urusannya di sini dalam meninjau projek baru belum selesai, terlebih-Jika di pikir-pikir urusannya pun di kota ini akan semakin bertambah dan otamatis akan menetap lama karena kemunculan tak terduga sesorang yang telah berani enyah dari hidupnya dulu.

Terlebih setelah mengetahui ada bagian dirinya yang terbentuk di tubuh sesosok gadis cilik bernama Lucyana-gadis dengan raut dingin yang dia temui sehari setelah malam panas itu.

Di sambut lirikan penasaran dari para ibu-ibu yang tengah berlalu lalang kala pertama menginjakan kakinya di pekarangan luar sekolah dasar, Gabriel melepaskan kacamata hitam yang mambingkai matanya.

"Wanita itu apa tidak salah menyekolahkan di sekolah kecil seperti ini," komentarnya yang di balas delikan Brian.

Cengkem bosnya ini memang benar-benar butuh di sumpal.

"Yang penting niatnya tuan," komentar Brial yang memang selalu ikut kemana pun majikannya pergi.

Gabriel mendengus. "Tetap saja ada keterbatasan, tidak leluasa! Aku tidak mau anakku otaknya setengah-setengah karena sekolahnya ada keterbatasan."

Brian hanya bisa mengelus dada mendengar pikiran tak beraklak itu, ini sama saja lelaki itu meremehkan sekolah kecil.

Sampai kemudian ada sesuatu yang menarik objek dua orang yang tingginya sepantar itu.

"Parasnya memang seperti nyonya, cantik sekali." Komentar Brian dengan tatapan berpusat pada sesosok gadis cilik yang tengah duduk di sebuah bangku di temani teman perempuan sebayanya.

Namun tanpa di duga... 

"Astaga, " Brian terkejut kala melihat bocah yang menjadi pusat dari tatapannya itu merentangkan kaki saat seorang bocah lelaki akan melewatinya yang otomatis bocah lelaki itu terjatuh dengan kepala nyusruk kedepan.

"Untuk wajahnya tidak menghantam tanah, " ngeri Brian. "Tidak salah lagi memang setipe dengan tuan–" ucapan Brian terhenti bersama ringis tak enak kala mendapat delikan tajam Gabriel.

"Lucyana sudah ku bilang jangan..."

Dan perhatian dua orang dewasa itu kembali pada objek awal yang kini telah bertambah sesosok bocah lelaki dengan raut dinginnya tengah berbicara pada Lucy.

"Apa sih, awas ah Giovana!"

"Aku akan bilang ke tante Abby."

Lucy mendelik. "Ishhh dasar cupu, sialan!"

Dan Brian semakin di buat kaget, merasa takjud dengan bocah itu, seakan Brian tengah mengulang dejavu.

Menoleh pada Gabriel, tuannya itu langsung menatapnya dingin.

"Apa?!"

"Lucy lepas, LUCYANA!!"

Dan keributan terjadi, tampak Lucy dan Giovana tengah bertarung sengit, Lucy dengan beringas menjambak rambut pirang Giovana.

"Tuan, anak tu—"

Tanpa menyelesaikan ucapannya, segera Brian beranjak mengikuti sang tuan yang terlebih dulu menghampiri putrinya yang tengah ribut itu.

Astaga ada-ada saja!

Ya, setelah mengetahui fakta mengejutkan itu, bergegas Gabriel langsung mencari seluk beluk Abby dan tentunya Lucyana Metteow-ah apa wanita itu meninggalkan marga belakangnya pada putri mereka?

Kapan dan bagaimana wanita itu mengandung, melahirkan, menjalani kehidupan barunya di negara asing, dan bagaimana dengan begitu sempurna bersembunyi tanpa ketahuan, padahal Gabriel sudah mencarinya dengan segala cara.

Dan ya Gabriel mendapat jawaban akan kesulitan itu? Yap, bakingan, wanita itu punya bakingan di belakangnya.

Sekali lagi Gabriel amat berterima kasih berkat malam itu, fakta besar dia ketahui. Tentang keberadaan Rosaline Abbyana Lucian atau lebih akrab di panggil Abby, setelah pergi darinya lebih dari tujuh tahun yang lalu.

Yeah, Abbyana adalah Istrinya secara sah di mata agama dan hukum, pernikahan mereka terdaftar di negara, hanya saja ada hitam di atas putih yang mengawasi pernikahan tersebut.

Tidak ada perjodohan, namun sendari awal hanya ada kekacauan dalam kehidupan rumah tangganya, terlebih kala dua keluarga terpandang yang saling bermusuhan di buat geram dengan kabar yang tiba-tiba di bawa Gabriel.

Musuh yang berakhir menikah?

Lelucon macam apa itu dan yang lebih penting-Mereka pun bukan pasangan yang saling jatuh cinta kala itu.

Gabriel tertawa mengingat masa lalu konyolnya yang berakhir dirinya yang kalah juga.

Yeah, pertempuran antara dirinya dan Abby-istrinya itu lah pemenangnya!

Dan Gabriel bersumpah tidak akan melepaskan wanita itu lagi, akan dia kejar kemana pun wanita itu pergi. Akan dia kurung wanita itu dan menjadi miliknya sampai ruhnya tak menetep lagi di raga.

Dret

Meraih ponselnya yang berada di saku jas, Gabriel mendapati pesan dari,

Pak tua bangka :

Kau lama sekali!

Mendengus setelah membaca pesan tersebut, Gabriel kemudian mengajukan pertanyaan pada sang tangan kanan tanpa menatapnya.

"Daddy?"

Dirinya di LA memang di dampingi Ayahnya yang katanya ingin holiday-dan pak tua yang baru memasuki usia pertengahan abad itu memang berlibur, menikmati hari tuanya yang masih bergelut di dunia kerja-ahh terkadang pun membantunya juga meski lebih banyak merecokinya dengan ide-ide konyol.

Namun Gabriel tidak meragukan potesi ayahnya itu.

"Tuan Aldrik sudah tiba dan tengah menunggu anda di landasan penerbangan."

Tanpa menjawab, Gabriel hanya melempar tatap datarnya pada pemandangan luar yang di lewati mobil yang tengah membawanya itu.

Beberapa menit kemudian mereka pun tiba di tempat tujuan.

"Silahkan tuan," ucap sang sopir yang telah membukakan pintu penumpang.

Dengan kacamata hitam yang membingkai kedua matanya, lelaki itu pun bergerak keluar, lalu berjalan memasuki gedung pencakar langit di hadapannya yang banyak sekali orang berlalu-lalang. Sedangkan para ajudannya mengikuti di belakang.

Tanpa buang-buang waktu dalam pemeriksaan, lelaki itu langsung menuju rute yang terkhusus untuknya.

"Bocah nakal!"

Gabriel menatap sinis pada sesosok pria bertubuh besar dan tinggi-well, mereka sepantaran yang berbeda hanya wajah kencang Gabriel dan wajah sedikitberkerut sang lelaki terlebih di bagian bawah matanya, dan yaps, siapa lagi kalau bukan Aldrik Matteow, Ayah kandungnya.

Pak tua itu tanpa canggung merangkulkan tangannya pada pinggang seorang pegawai bandara-well, terlihat dari seragamnya, kala dari balik kacamata minnya melihat kehadiran sang putra.

"Kakekmu itu menyebalkan sekali, menghadap sang kuasa tanpa tahu waktu padahal Daddymu ini sedang menikmati waktu liburannya." Aldrik membuka topik pembicaraan, gayanya teramat santai sekali dengan kabar duka yang beberapa jam yang lalu di beritahukan.

"Kalau begitu kenapa tidak tetap tinggal saja di sini dan menikmati liburanmu dengan para jalang-jalang itu." sahut Gabriel tanpa menutupi nada sinisnya.

Tapi kekehan khas bapak-bapak sekali yang menggema kemudian.

"Kau ini, tetap saja aku harus menghormati kakekmu, demi ibumu, right?"

"Terserah." Nada Gabriel terdengar malas sekali, berjalan menuju sofa dan menghempaskan bokongnya dengan nyaman. Di ikuti sang Ayah yang duduk berhadapan dengannya.

"Bisa kau mengenyahkannya dari pandanganku?" dingin Daniel menatap sang Ayah dan perempuan sexy di sebelahnya.

Di keadaan begini bisa-bisanya pak tua itu!

"Why?"

"Perlu kau tanyakan?" sinis Gabriel.

Aldrik hanya menyeringai, "Seperti kau tidak pernah saja-"

"Kau tidak malu dengan umur?" Gabriel berdecak memotong ocehan ayahnya itu.

Yang juga di balas decakan malas oleh Aldrik, tapi meski begitu memang tidak bisa di tapik, jika lelaki setengah abad itu masih tampak gagah dengan otot yang terbentuk teratur di bagian-bagian penting tubuhnya, terlebih ketampanannya yang akhirnya menurun pada Gabriel tidak perlu di tanyakan lagi.

"Tuan mari, kita sudah siap," Brian menghampiri Ayah anak yang tengah berdebat itu, memberitahukan bahwa mereka siap lepas landar dalam beberapa menit lagi.

Dan tepat pukul 7.30 PM waktu LA, dua orang itu pun beranjak dari duduknya.

Mereka memasuki lapangan penerbangan, namun belum juga sampai di kaki pesawat sesuatu yang mengerikan terjadi di iringi bunyi letupan yang memekikan telinga.

Dor

Dor

Tembakan itu secara beruntung mengarah pada Gabriel dan orang-orangnya yang langsung siaga, dan balas melayangkan perlawanan.

"Tuan, Anda tidak apa-apa?" Tanya Brian yang panik sambil mengarahkan pistolnya kesegala arah sebelum kemudian menoleh pada majikannya yang terjatuh tadi, untuknya peluru yang di layangkan musuh meleset.

"Tuan?!"

Dor

Satu tembakan kembali terdengar, Gabriel dengan raut dinginnya yang ternyata melayangkan tembakan pada seorang manusia berseragam pilot dari arah barat berjarak 2 meter darinya.

"Fokus, atau kalian akan mati!" Desisnya tersirat kemurkaan.

"Dan bisa-bisanya kalian kecolongan, sialan!?" Geramnya berang, mengedarkan pandangannya kesegala arah, dan...

Sial

Sial

Dasar sialan!

Umpatan itu memenuhi kepalanya, bersama detak jatungnya yang seakan terhenti, ada darah yang di tangkap indra penglihatnya.

"Daddy,"

Ya, darah yang di lihatnya itu adalah darah Ayahnya yang saat ini tak jauh darinya telah tergeletak dengan di kekelilingi para bodyguart.

***

Sedangkan di tempat lain, dengan raut geramnya yang tidak bisa di tutupi Alexa menghardik pada sepasang bawahannya. "Keluar!" Usirnya dengan tatap dingin.

Dan sepeninggalan pengawal-pengawalnya itu, Alexa kembali mencebik-cebikan mulutnya.

"Si berengsek itu tidak menghadiri undanganku, malah kembali pulang ke Italia karena kabar duka yang tiba-tiba, sialannya aku tidak bisa ikut kembali Haisss!" Gerutunya akan ultimatum tentang dirinya yang di sampaikan oleh Gabriel beberapa waktu lalu.

"Oh gosh, akhirnya kau menerima teleponku sialan!"

"Aku harus kembali,"

Alexa yang mendengarnya mengernyit, tak mengerti.

"Maksud-"

"Italia, Grandpa dead."

"What?!"

Mendengar itu Alexa mengangga terkejut, benar-benar berita yang mengejutkan padahal terakhir kali berintraksi lelaki yang memang akan mendekati usia seabad itu masih tampak baik-baik saja.

"K-kalau begitu aku juga mau pulang,"

Belum juga Alexa menyelesaikan ucapannya terlebih dulu di potong.

"Tidak. Kau tetap di sini. Aku tidak peduli kau kemari karena perkerjaan atau mengititku, yang pasti untuk saat ini aku butuh bantuanmu untuk menghendel sisa perkerjaanku."

"A-apa katamu?" tanya mendelik tak percaya.

"Kau berpengalaman dengan segala yang berurusan denganmu, right?"

"GABRIEL!"

"Ah whatever, pokonya kau tetap di sini sebelum aku kembali. Deril akan mendampingmu."

Dan tut-

Telepon terputus sepihak meninggalkan kegeraman untuk Alexandra.

Lelaki itu-

"OUHHHH!" Gemanya semakin berkobar api kekesalannya kala mengingat percakapan di telepon itu.

"Nyonya, yang anda minta." Seorang lelaki yang merupakan Deril memasuki kamar hotel, langsung menyerahkan sebuah dokumen.

Menerimanya dengan malas Alexa langsung mencampakan dokumen-dokumen itu di meja di hadapannya. Kemudian beranjak dengan senyum penuh arti yang terlempar pada sesosok manusia yang menjulang kaku bak patung di hadapannya.

"Kau..."

Bab terkait

  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 7 - Daddy?

    Tepat pukul sembilan lebih tiga puluh menit di kediaman kecil Abbyana. Prank "Mom, are you oke?" Lucyana yang baru turun dengan muka bantalnya terkejut kala Ibunya menjatuhkan sebuah gelas hingga pecah berkeping menabrak lantai. Sedangkan Abby sendiri mengerutkan keningnya, ada yang terasa aneh dan tidak mengenakan menyerang dadanya, tapi sebab apa? "Mommy?!" Lucyana kembali berseru sedikit menaikan nadanya, karena Ibunya itu malah tampak melamun. "Hah, ya?" terkejut Abby kala melihat Lucy. "Kenapa gelasnya jatuh, Mommy tidak apa-apa?" "Oke, Mommy oke kok, tadi tidak sengaja kesenggol." Abby menyahut setelah tersadar dari lamunannya yang aneh. Lucyana hanya berdecak. "Duduk sana, Mommy siapkan sarapannya." Well, sarapan yang bisa di sebut kesiangan. Menurut, bocah itu segera menuju meja makan sedang yang kursinya hanya ada dua. "Telur lagi," cebik sang bocah kala menu sarapan hari ini lagi-lagi telur dadar sebagai lauknya. Sudah merasa bosan tiga hari ini hanya telur teru

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-22
  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 8 - Hura hara

    Bruk Bunyi hempasan pelan bersama ringisan Gabriel keluar kan kala tubuhnya sudah terbaring di berangkar yang tersedia di ruang medis di bandara tersebut. Di bagian perut kanannya yang tertutupi kemeja putih polos yang saat ini tampak mengerikan dengan noda merah yang terus keluar tak karuan di bawah telapak tangan besarnya yang tengah menahan lanjuan cairan bernama darah segar tersebut. "Tuan," Brian dengan raut wajah paniknya, baru memasuki ruangan. Brian menatap ngeri sang tuan yang tampak berantakan dengan pakaian yang 80% di penuhi noda darah. Sebelum di evakusi memang Gabriel sempat terkena tembakan karena ingin menghampiri Ayahnya yang sudah tergeletak mengenaskan, tapi sayangnya peluru dari musuhnya berhasil mampir di bagian perut kanannya yang saat itu langsung membuat Gabriel tumbang, dan belum selesai dengan itu dua hujaman peluru kembali dia terima di bagian bahunya yang untungnya saja meleset dan hanya meninggalkan goresan. Selang detik kemudian, sang penyerang pun m

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 9 - Sekarat

    Sudah berpindah ke rumah sakit terdekat dari bandara. Gabriel yang tengah bersandar di berangkarnya, tampak serius melihat berlembar-lembar foto jepretan di tangan kanannya, padahal ada luka yang sekarang telah di perban di area bahunya, tapi seakan tidak merasakan rasa sakit pria itu bergerak luas membolak balik foto tersebut.Lembaran foto yang di tangkap cctv, pelaku-pelaku yang beberapa waktu lalu menyerangnya. Wajah orang-orang berpakaian serba hitam itu tertutup topi dan masker, yang mungkin beberapa dari mereka telah menjadi mayat karena baku tembak tadi, apa lagi Gabriel yang saat itu tidak pandang bulu menembak mati kepala sang lawan."Oh, oke. Terus cari infomasinya lebih detail."Gabriel melirik sang ajudannya—Brian, yang tengah bertelepon. Sampai lelaki itu selesai, lalu melaporkan informasi yang baru di dengarnya."Dari beberapa yang kita dapatkan, dari yang telah tewas atau masih hidup adalah— sebagian besar pembunuh bayaran," ucap Brian sambil menyerahkan ipadnya setela

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29
  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 10 - Penyesalan?

    Gabriel melirik Brian dengan bengis setelah mendengar alasan dari keberhasilannya membawa istrinya itu.Sedangkan yang di tatap hanya bisa meringis. "Kata tuan apa pun alasannya yang penting bisa membawa madam kesini.""Tapi tidak dengan mengatakan—damn! sudah lah, pergi sana!" Gabriel yang akhirnya mendengus dan tak memperpanjang lagi protesannya mengusir Brian yang langsung mendengus samar."Kebiasaan seenaknya terima kasih saja tidak, cih.""Apa katamu?"Deg Ah mati dia! Sepertinya ucapannya tadi bukan dari batin."Brian?!""Ahh tidak tidak. Saya undur diri saja. Selamat menimati reuni nya, dan jangan berantem. Malu sama anak kecil." Tunjuknya pada Lucy yang tengah menyandarkan tubuh mungilnya pada sisi perut kiri Daddynya yang tidak terluka. Dan sebelum kembali di semprot lelaki iti lebih dulu kabur meninggalkan umpatan nyaring Gabriel."Heh mulut!" Yang langsung di protes Abby.Wanita itu hanya bisa mengelus dada karena contoh buruk putrinya sepertinya bertambah. Dan pula tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 11 - Pelantara

    "Damn!" Menatap stik mini di antara jarinya, Abbyana yang kala itu masih berusia sembilan belas tahun terbelalak. Rasa panik, takut dan marah menyerbunya kala mendapati dua garis merah terpang-pang nyata. "Bagaimana bisa?" Lirih dengan kepala penuh. Ternyata tanda-tanda mual, pusing, mood sawing yang menyebalkan beberapa hari lalu itu ini penyebabnya? Dan bagaimana bisa? TENTU SAJA KARENA DIA BERSETUBUH DENGAN MAKHLUK HIDUP! Dan kecebong si MAKHLUK HIDUP ITU mendapatkan sel telurnya. SIALAN ABBYANA!Dia masih sembilan belas tahun, amat sangat belum siap terlebih keadaan saat ini sangat kacau. Dan bajingan itu... Ini semua kesalahan BAJINGAN itu! "GABRIEL METTEOW SIALAN!" Jeritnya memenuhi kamar mandi. Melempar stik di tangannya ke sembarang arah, mengacau rambutnya dengan perasaan campur aduk, dengan berutal juga melempar benda apa saja yang bisa di jangkau tangan kecil kurusnya sampai berhamburan. Rasanya dia ingin merubuhkan kamar mandi ini!BRAK BRAKKKKPRANKK"Abby?"Tok

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 12 - my fiancé

    Membuka matanya kemudian bangkit dalam sekejap mata, Abby meringis kala kepalanya berputar kencang setelahnya. Tapi tidak dia hiraukan karena ada yang lebih penting.Yea, Lucyana. Dimana putrinya? "Lucy?"Tidak ada sahutan.Bergerak bangkit dengan tergesa wanita itu keluar dari kamarnya dan hanya di sapa oleh keheningan."Lucyana?"Masih tidak ada sahutan.Ini benar? Bukan mimpi?Astaga, Abby harus bagaimana?Tadi malam setelah keributan yang terjadi di rumah sakit, permohonannya pada Gabriel, pemberontakannya pada bodyguart lelaki itu, lalu setelahnya tengkuknya terasa di pukul dan setelahnya dia tak ingat apa pun lagi.Dan lelaki itu tadi malam menyuruh bodyguartnya memulangkannya setelah membuatnya pingsan.Astaga. Dasar gila!Menatap sekeliling Abby berlari ke kamar putrinya, mencoba berharap kendati hanya kekosongan yang menyapa.Terduduk lemas di ranjang mini putrinya, Abby memeras kepalanya supaya berpikir—langkah apa yang harus di ambilnya.Tentu saja dia akan mengambil putri

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 1 - Terulang kembali

    Wynnn vegas, Amerika. 08.45 PM.Langkah kaki yang terbalut flat shoes itu tampak meliuk-liuk dan tergesa di antara puluhan kaki-kaki yang tengah sibuk kesana-kemari. Kedua tangannya pun tampak sibuk dengan nampan yang berisi beberapa gelas minuman. ABBYANA—Perempuan berusia 29 tahun itu—dengan wajah cantiknya yang terlapis makeup tipis, tersenyum kala satu pria paruh baya menyambut sodoran minuman yang di bawanya."Selamat menikmati, tuan." Ramah tamahnya yang memang merupakan tugas dari pekerjaannya."Yea, dan akan sangat menyenangkan jika kau ikut bergabung denganku, cantik." Bersama kalimat itu selesai terucap, Abby tersentak kala merasakan rangkulan mesra di pinggangnya.Dan wajah ini—Shit!Abby tidak menyukainya."Go ahead, mr!" Pria hidung belang bermarga Alexander yang sebisa mungkin selalu di hindarinya, meski hasilnya sia-sia saja karena bagaimana pun tempat kerjanya berhubungan dengan pria itu. Setelah berhasil menghilangkan keterkejutannya, Abby mencoba melebarkan seny

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05
  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 2 - Lucyana

    Kring Kring "Ohhh shit!" Umpatan itu lancar sekali terlontar dari bibir mungil seorang gadis kecil. Putri dari Abbyana yang dalam satu bulan kedepan akan menginjak usia 7 tahun— Mendapati jam yang telah menunjukan angka tujuh lebih dua puluh lima pagi.Telat.Tentu saja!Setelah mematikan alarmnya yang memang telah diatur sejak setahun lalu oleh sang Ibu. kendati usianya yang masih sangat belia Lucy sudah di ajarkan mandiri untuk mengarungi dunia yang keras ini.Pekerjaan dengan jam kelalawar yang di miliki sang Ibu sejak dua tahun yang lalu, membuat Lucy ikhlas tidak ikhlas mengiyakan titah sang ibu. Meski terkadang Lucy akan di ungsikan pada teman Abby yang bersebelahan dengan kontrakannya.Pagi hari pukul setengah delapan Lucy berangkat sekolah dan pulang tepat pukul satu siang, dan tentunya di jemput oleh ibunya.Dan dari pukul—ahh mentok jam 6 pagi Ibunya akan luang sekali dan lebih menghabiskan waktunya di rumah sedangkan pada malam hari, wanita yang telah melahirkannya itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12

Bab terbaru

  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 12 - my fiancé

    Membuka matanya kemudian bangkit dalam sekejap mata, Abby meringis kala kepalanya berputar kencang setelahnya. Tapi tidak dia hiraukan karena ada yang lebih penting.Yea, Lucyana. Dimana putrinya? "Lucy?"Tidak ada sahutan.Bergerak bangkit dengan tergesa wanita itu keluar dari kamarnya dan hanya di sapa oleh keheningan."Lucyana?"Masih tidak ada sahutan.Ini benar? Bukan mimpi?Astaga, Abby harus bagaimana?Tadi malam setelah keributan yang terjadi di rumah sakit, permohonannya pada Gabriel, pemberontakannya pada bodyguart lelaki itu, lalu setelahnya tengkuknya terasa di pukul dan setelahnya dia tak ingat apa pun lagi.Dan lelaki itu tadi malam menyuruh bodyguartnya memulangkannya setelah membuatnya pingsan.Astaga. Dasar gila!Menatap sekeliling Abby berlari ke kamar putrinya, mencoba berharap kendati hanya kekosongan yang menyapa.Terduduk lemas di ranjang mini putrinya, Abby memeras kepalanya supaya berpikir—langkah apa yang harus di ambilnya.Tentu saja dia akan mengambil putri

  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 11 - Pelantara

    "Damn!" Menatap stik mini di antara jarinya, Abbyana yang kala itu masih berusia sembilan belas tahun terbelalak. Rasa panik, takut dan marah menyerbunya kala mendapati dua garis merah terpang-pang nyata. "Bagaimana bisa?" Lirih dengan kepala penuh. Ternyata tanda-tanda mual, pusing, mood sawing yang menyebalkan beberapa hari lalu itu ini penyebabnya? Dan bagaimana bisa? TENTU SAJA KARENA DIA BERSETUBUH DENGAN MAKHLUK HIDUP! Dan kecebong si MAKHLUK HIDUP ITU mendapatkan sel telurnya. SIALAN ABBYANA!Dia masih sembilan belas tahun, amat sangat belum siap terlebih keadaan saat ini sangat kacau. Dan bajingan itu... Ini semua kesalahan BAJINGAN itu! "GABRIEL METTEOW SIALAN!" Jeritnya memenuhi kamar mandi. Melempar stik di tangannya ke sembarang arah, mengacau rambutnya dengan perasaan campur aduk, dengan berutal juga melempar benda apa saja yang bisa di jangkau tangan kecil kurusnya sampai berhamburan. Rasanya dia ingin merubuhkan kamar mandi ini!BRAK BRAKKKKPRANKK"Abby?"Tok

  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 10 - Penyesalan?

    Gabriel melirik Brian dengan bengis setelah mendengar alasan dari keberhasilannya membawa istrinya itu.Sedangkan yang di tatap hanya bisa meringis. "Kata tuan apa pun alasannya yang penting bisa membawa madam kesini.""Tapi tidak dengan mengatakan—damn! sudah lah, pergi sana!" Gabriel yang akhirnya mendengus dan tak memperpanjang lagi protesannya mengusir Brian yang langsung mendengus samar."Kebiasaan seenaknya terima kasih saja tidak, cih.""Apa katamu?"Deg Ah mati dia! Sepertinya ucapannya tadi bukan dari batin."Brian?!""Ahh tidak tidak. Saya undur diri saja. Selamat menimati reuni nya, dan jangan berantem. Malu sama anak kecil." Tunjuknya pada Lucy yang tengah menyandarkan tubuh mungilnya pada sisi perut kiri Daddynya yang tidak terluka. Dan sebelum kembali di semprot lelaki iti lebih dulu kabur meninggalkan umpatan nyaring Gabriel."Heh mulut!" Yang langsung di protes Abby.Wanita itu hanya bisa mengelus dada karena contoh buruk putrinya sepertinya bertambah. Dan pula tanpa

  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 9 - Sekarat

    Sudah berpindah ke rumah sakit terdekat dari bandara. Gabriel yang tengah bersandar di berangkarnya, tampak serius melihat berlembar-lembar foto jepretan di tangan kanannya, padahal ada luka yang sekarang telah di perban di area bahunya, tapi seakan tidak merasakan rasa sakit pria itu bergerak luas membolak balik foto tersebut.Lembaran foto yang di tangkap cctv, pelaku-pelaku yang beberapa waktu lalu menyerangnya. Wajah orang-orang berpakaian serba hitam itu tertutup topi dan masker, yang mungkin beberapa dari mereka telah menjadi mayat karena baku tembak tadi, apa lagi Gabriel yang saat itu tidak pandang bulu menembak mati kepala sang lawan."Oh, oke. Terus cari infomasinya lebih detail."Gabriel melirik sang ajudannya—Brian, yang tengah bertelepon. Sampai lelaki itu selesai, lalu melaporkan informasi yang baru di dengarnya."Dari beberapa yang kita dapatkan, dari yang telah tewas atau masih hidup adalah— sebagian besar pembunuh bayaran," ucap Brian sambil menyerahkan ipadnya setela

  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 8 - Hura hara

    Bruk Bunyi hempasan pelan bersama ringisan Gabriel keluar kan kala tubuhnya sudah terbaring di berangkar yang tersedia di ruang medis di bandara tersebut. Di bagian perut kanannya yang tertutupi kemeja putih polos yang saat ini tampak mengerikan dengan noda merah yang terus keluar tak karuan di bawah telapak tangan besarnya yang tengah menahan lanjuan cairan bernama darah segar tersebut. "Tuan," Brian dengan raut wajah paniknya, baru memasuki ruangan. Brian menatap ngeri sang tuan yang tampak berantakan dengan pakaian yang 80% di penuhi noda darah. Sebelum di evakusi memang Gabriel sempat terkena tembakan karena ingin menghampiri Ayahnya yang sudah tergeletak mengenaskan, tapi sayangnya peluru dari musuhnya berhasil mampir di bagian perut kanannya yang saat itu langsung membuat Gabriel tumbang, dan belum selesai dengan itu dua hujaman peluru kembali dia terima di bagian bahunya yang untungnya saja meleset dan hanya meninggalkan goresan. Selang detik kemudian, sang penyerang pun m

  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 7 - Daddy?

    Tepat pukul sembilan lebih tiga puluh menit di kediaman kecil Abbyana. Prank "Mom, are you oke?" Lucyana yang baru turun dengan muka bantalnya terkejut kala Ibunya menjatuhkan sebuah gelas hingga pecah berkeping menabrak lantai. Sedangkan Abby sendiri mengerutkan keningnya, ada yang terasa aneh dan tidak mengenakan menyerang dadanya, tapi sebab apa? "Mommy?!" Lucyana kembali berseru sedikit menaikan nadanya, karena Ibunya itu malah tampak melamun. "Hah, ya?" terkejut Abby kala melihat Lucy. "Kenapa gelasnya jatuh, Mommy tidak apa-apa?" "Oke, Mommy oke kok, tadi tidak sengaja kesenggol." Abby menyahut setelah tersadar dari lamunannya yang aneh. Lucyana hanya berdecak. "Duduk sana, Mommy siapkan sarapannya." Well, sarapan yang bisa di sebut kesiangan. Menurut, bocah itu segera menuju meja makan sedang yang kursinya hanya ada dua. "Telur lagi," cebik sang bocah kala menu sarapan hari ini lagi-lagi telur dadar sebagai lauknya. Sudah merasa bosan tiga hari ini hanya telur teru

  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 6 - Tembakan

    Kurang satu minggu menginjakan kaki di tanah Amerika, Gabriel yang di haruskan kembali karena kabar yang mengejutkan dan begitu mendadak. Padahal urusannya di sini dalam meninjau projek baru belum selesai, terlebih-Jika di pikir-pikir urusannya pun di kota ini akan semakin bertambah dan otamatis akan menetap lama karena kemunculan tak terduga sesorang yang telah berani enyah dari hidupnya dulu.Terlebih setelah mengetahui ada bagian dirinya yang terbentuk di tubuh sesosok gadis cilik bernama Lucyana-gadis dengan raut dingin yang dia temui sehari setelah malam panas itu. Di sambut lirikan penasaran dari para ibu-ibu yang tengah berlalu lalang kala pertama menginjakan kakinya di pekarangan luar sekolah dasar, Gabriel melepaskan kacamata hitam yang mambingkai matanya. "Wanita itu apa tidak salah menyekolahkan di sekolah kecil seperti ini," komentarnya yang di balas delikan Brian. Cengkem bosnya ini memang benar-benar butuh di sumpal. "Yang penting niatnya tuan," komentar Brial yang

  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 5 - Bukan lawan sepadan

    "Gila!" Menyentak dengan tenaga penuh akhirnya Abby terlepas dari dekapan yang membuat sesak itu.Sorotnya yang tajam dan tersirat kebenciaan begitu menghunas pada sepasang mata biru langit di hadapannya.Tidak habis pikir dengan kerja otak lelaki itu, sangat tidak memiliki perasaan, bisa-bisanya merencanakan untuk memisahkan ibu dan anak yang sendari bayi merah bersama.Setelah perjuangannya mengandung melahirkan dan membesarkan tentu saja Abby tidak akan sudi akan tawaran gila lelaki sialan ini."Aku tau kau memang kejam tapi aku tidak berpikir kau berencana memisahkan ku dengan putriku sendiri hanya karena menolak tawaranmu!"Dan Gabriel hanya mengendikan bahunya seakan tak peduli."Kau yang memperumitnya, aku jelas menawarkan hal simpel," ucapnya dengan tangan yang kini terulur menuju pipi halus sang little girlnya, mengelusnya seringai bulu."... Kembali padaku, kau akan tetap bersama anak kita dan melepaskan pekerjaan ini, tapi jika kau tak mau maka sebaliknya."Abby Mengepalka

  • Penawaran Gila Suamiku   Chapter 4 - Penawaran gila

    Kilas balik"NO, LUCY!!"Di pagi hari setelah malam itu, Abby yang terbangun karena mimpi buruk di ranjang hotel itu, bangkit dengan raut cemas dan peluh yang membanjiri tubuhnya terutama wajah yang tampak jelas, dan kedua pipinya pun sedikit memerah. Tangannya terulur memijit kepalanya yang seperti tertimpa palu, pusing yang terasa sakit sekali dan semakin sakit kala menyadari sesuatu. Ada sesuatu yang bergerak. Batinnya merasakan pergerakan di sebelahnya.Dan rasa bingung menghampirinya. "Ini di— Oh shit" ucapannya terhenti dengan raut kaget yang tampak di wajahnya, terlibih kala melihat punggung kekar milik pria di sampingnya. "Jangan bilang, damn it?" Punggung milik pria itu? "Kau gila Abbbyana!!"Dan seketika itu pula otaknya di penuhi kerusuhan, tadi malam memang gila tak seharusnya dia mabuk. Abby pun sadar akan keberadaan Gabriel yang lelaki itu lah yang menjadi pelanggannya. Pertama kali bertatap wajah tentu syok tapi syukurnya Abby bisa mempertahankan raut datar dan

DMCA.com Protection Status