Share

RSJ Pelita Permata

Inara masih belum sadarkan diri setelah mengalami pendarahan. Sarina, Cici, Lohan, dan Qian berdiri mengelilinginya dengan kedua pria itu berdiri berdampingan di sisi kanan ranjang rumah sakit yang ditiduri Inara.

Tubuh Inara tersentak kaget. Matanya terbuka dan mendapati samar wajah-wajah orang disekelilingnya hingga akhirnya menatap jelas wajah Qian, orang pertama dalam pandangannya. Perhatiannya beralih pada janin yang ada di perutnya, dengan cepat kedua tangan mendarat di perut itu bersama rasa takut kehilangan janin tersebut.

“Dia masih ada. Jangan khawatir,” ucap Lohan.

Inara lega.

“Apa sebenarnya yang terjadi?” tanya Qian.

Inara mengingat kejadian tadi, juga mengingat pembicaraan yang terjadi antara Sarina dan Cici yang membawanya mengarahkan pandangan pada kedua wanita itu dengan wajah sedikit rasa takut.

Qian dan Lohan mengarahkan pandangan kepada kedua wanita itu. Sarina dan Cici jadi bingung.

“Mengapa kamu menatap kami begitu?” tanya Cici, tersenyum cengengesan.

“Kam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status