Share

 Bab 484. Salah Sangka

Berani mempunyai kekasih, sama saja harus siap melakukan adventure. Terkadang mendapati hamparan pemandangan yang menyejukkan, dilengkapi indahnya berbagai macam bunga liar. Namun, tidak jarang mendapati jurang dan jalanan terjal yang menimbulkan perasaan was-was. Segala emosi akan mencuat, tidak hanya kegembiraan, tetapi juga was-was dan ketakutan.

Aku menghela napas, menekan rasa kekawatiran yang mulai kental. Dugaanku benar, Rima sebenarnya marah dan mulai terpantik karena ucapanku yang terkesan memberikan tuduhan.

Kalau aku memaksakan menelponnya sekarang, bisa jadi justru membuatnya bertambah kesal. Berbicara dalam keadaan tidak baik-baik saja, lebih baik ditunda.

‘Besok aku akan menelponnya lagi.’ ucapku dalam hati sambil meletakkan kembali ponsel yang tidak kunjung menyala.

Hatiku bersorak seketika, suara ponsel masuk. Tangan ini terulur cepat, tapi senyumku yang tadi sempat terbit kembali memudar. Bukan nama Rima yang aku harapkan, tetapi Om Tiok.

“Halo, Om. Ada apa pengantin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status