Share

Bab 6 : Kehidupan Baru

Penulis: Piscisirius
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-25 09:43:14

Harga diri Dorothy benar-benar hancur, namanya sudah jelek di mata orang-orang. Melangkah pergi dari kediaman Adhelmar pun Dorothy harus menelan banyak cacian dan hujatan dari mereka-mereka yang sudah terhasut omongan Baron.

Dorothy pergi tanpa memiliki tujuan yang jelas, juga dirinya tidak membawa apa-apa. Ia luntang-lantung tanpa arah, terus berjalan dan berharap bisa memiliki lingkungan dan tempat tinggal yang bisa membuatnya merasa dimanusiakan.

Berjalan memasuki hutan, meninggalkan ingar bingar pedesaan, Dorothy berjalan tanpa alas dan tanpa istirahat hingga langit sudah mulai menggelap. Perutnya yang terasa lapar dan perih hanya bisa ia usap-usap di sepanjang perjalanan, sesekali Dorothy meneguk sisa embun di dedaunan, sedikit bisa menghilangkan dahaga.

“Kemana aku harus pergi? Aku bahkan tidak tahu sekarang aku ada di mana.” Dorothy mengedarkan pandangan, sesekali menengadah, menatap dedaunan rimbun yang menghalau sinar mentari untuk menelusup ke dalam hutan.

Suara tapak kaki kuda terdengar sayup-sayup, Dorothy reflek melongok ke belakang. Melihat sebuah dokar yang ditarik oleh kuda hitam dan dikendalikan oleh seseorang tengah berjalan mendekat padanya.

Semakin mendekat, semakin jelas Dorothy bisa melihat bahwa yang tengah duduk sambil memegang kendali dokar tersebut ternyata seorang pria paruh baya dengan rambut yang nyaris memutih semua. Dorothy menelan ludah, memasang wajah memelas, berharap mendapat pertolongan.

Sampai akhirnya dokar tersebut berhenti tepat di samping Dorothy. Lalu jelaga hitam Dorothy beradu pandang dengan pria renta yang mengenakan pakaian khas ala petani tersebut.

“Sepertinya kamu tersesat, Nona. Tidak pernah sekalipun ada manusia yang berani melewati hutan ini sambil berjalan kaki. Apa kamu butuh tumpangan?” tawarnya kemudian dengan sorot teduhnya yang menenangkan.

Sedikit pun Dorothy tidak melihat niat jahat yang tersirat dari bola mata pria tersebut. Tatapannya memancarkan ketulusan dibalik tawarannya untuk membantu.

“Tolong,” lirih Dorothy dengan mulut yang bergetar, bulir dingin yang memenuhi seluruh permukaan wajahnya langsung berlomba-lomba menuruni leher. “Tolong bawa aku kemanapun. Aku ... A-aku tidak memiliki tujuan. Aku hanya ingin pergi ke tempat yang jauh, tempat yang baru, tempat yang dimana seorang pun tidak bisa mengenaliku.”

Dahi pria itu mengerut, perasaan iba muncul tatkala melihat ekspresi Dorothy yang mengkhawatirkan. Sebenarnya ia hanyalah petani lintas desa yang setiap hari menjualkan hasil kebunnya ke desa lain, dan baru kali ini ia bertemu dengan seorang perempuan linglung yang berjalan sendirian di hutan.

“Naiklah. Kamu bisa menceritakan apa masalahmu selama di perjalanan nantinya. Aku hanyalah pria tua sakit-sakitan yang mungkin tidak bisa membantu banyak. Tapi aku bisa memberimu tumpangan untuk sampai ke tempat baru seperti yang kamu inginkan,” balasnya kemudian.

Dorothy membentang senyum sumringah, seperti melihat cahaya setelah berjalan di dalam lorong panjang yang gelap. Dengan kaki yang sedikit gemetaran ia menaiki dokar milik pria itu, duduk dengan nyaman di kursi bagian belakang.

“Jika dilihat-lihat, kamu mirip dengan seseorang,” ujar pria tua itu sambil mengingat-ngingat, tali yang tersambung dengan badan kuda di depan ia gerakan, membuat dokar kembali bergerak melanjutkan perjalanan.

Dorothy menahan napas sembari memejamkan matanya sebentar.

“Di desa seberang ada sebuah keluarga yang cukup terkenal dengan kekayaan yang melimpah. Putra tunggalnya memiliki seorang istri. Aku pernah melihatnya sekilas, dan wajahnya mirip denganmu. Sudah lama aku tidak mendengar kabar keluarga itu,” papar pria tersebut memberitahu.

Kepala Dorothy tertekuk, memainkan jari-jari tangannya yang ia taruh di atas paha dengan gelisah. “Bukan. Itu bukan aku. Mungkin kebetulan hanya mirip saja.”

“Benar. Rasanya tidak mungkin. Sebab kabar terakhir yang kutahu, rumah tangga mereka bisa dibilang adem ayem dan harmonis. Mustahil istri yang beruntung itu pergi meninggalkan rumah dan memilih luntang-lantung di hutan,” timpalnya kemudian.

Dorothy menyunggingkan senyum, menahan tawa kesal yang hampir saja lolos. Lalu ia mendesis dalam hati, “Tch! Apanya yang beruntung?”

***

Sementara itu, selepas mengusir Dorothy, Baron membersihkan namanya di mata orang-orang. Beberapa saksi yang menonton kejadian sebenarnya sudah ia bungkam dengan sejumlah uang.

Selain para pelayan yang bekerja di rumahnya, tidak ada satupun yang mengetahui bahwa Baron membawa wanita lain untuk mengajaknya tinggal bersama. Sampai beberapa minggu kemudian, barulah Baron mengumumkan kabar tentang pernikahannya.

Beberapa orang terkejut tidak percaya bahwa begitu cepat Baron memutuskan menikah kembali setelah bercerai dengan Dorothy, sebagian lainnya mendukung pernikahannya karena bagaimanapun juga lelaki butuh pendamping. Setidaknya dalam sebulan itu pembicaraan tentang Baron terus memanas di kalangan para penduduk desa.

“Kamu sudah janji untuk membantu keluargaku, 'kan? Seperti yang kamu tahu, usaha orang tuaku tengah berada di ambang kehancuran, nyaris saja bangkrut jika tidak ada suntikan dana. Jadi seharusnya kamu tahu harus melakukan apa,” desak Gracia, tangannya menggelayuti bahu Baron sambil sesekali menggodanya.

Baron tengah sibuk membaca laporan hasil pengeluaran dan pemasukan bulanan dari usaha peninggalan ayahnya yang sudah diambil oleh dirinya, ia tidak mengerti caranya mengembangkan usaha. Bahkan semenjak kematian ayahnya hari itu, bisa dikatakan Baron rugi banyak.

“Kamu tidak mendengarkanku, ya?” Gracia mencebik, merasa diabaikan oleh suaminya itu. Kedua tangannya ia lipat di depan dada, bibirnya ia manyunkan.

Helaan napas gusar dikeluarkan Baron, wajahnya ia usap secara kasar. Kemudian menoleh pada Gracia dengan membentang senyum setenang mungkin. “Iya, aku tahu. Aku akan segera mengirimkan uang kepada keluargamu. Tenang saja, urusan itu tidak mungkin aku lupa.”

Gracia bangkit dari kursi dengan senyum kemenangan, lantas melenggang pergi setelah mendapatkan apa yang diinginkannya. Sejujurnya Gracia tidak sebodoh dan setulus itu untuk menerima seorang lelaki yang sebelumnya sudah berstatus seorang suami dari perempuan lain, dia juga tidak berniat untuk menjadi perebut, hanya saja keadaan memaksa dirinya untuk melangkah sampai ada di titik ini.

Siapa yang tahu jika Gracia adalah putri dari pemilik kedai makanan yang cabangnya sudah tersebar ke mana-mana? Tapi sejak usahanya terombang-ambing dan membuat beberapa cabang harus tutup, keluarga Gracia yang semula dipandang tinggi pun kini sudah meredup.

Satu-satunya cara yang bisa ia pikirkan adalah dengan mengencani pria kaya raya untuk mengembalikan kehidupannya yang dulu. Hingga akhirnya Gracia memilih Baron untuk menjadi boneka yang bisa dimanfaatkan, pria bodoh macam Baron mudah ditipu hanya dengan kata-kata manis dan belaian manja.

“Mau kemana? Sudah dua hari ini kamu selalu memilih tidur terpisah,” tanya Baron, membuat langkah istrinya yang nyaris menghilang dari balik pintu jadi terhenti.

Gracia menjawab tanpa menengok, “Kamu saja selalu sibuk dengan urusanmu itu. Lagi pula, memangnya isi otakmu itu hanya tentang seks saja? Ayolah, kita tidak perlu melakukannya setiap hari.”

Baron melenguh kesal, menatap punggung istrinya yang sudah menghilang dari pandangan. “Sepertinya aku salah memilih istri,” gumamnya sambil memijat pelipisnya yang mulai berdenyut pening.

Ia baru menyadari bahwa perempuan yang dipilihnya ternyata memiliki racun yang mematikan. Efeknya bukan seperti racun yang diberikannya pada sang ayah hari itu, tapi perlahan-lahan menggerogoti rongga hatinya, menutup logikanya, dan membutakan pandangannya terhadap yang benar dan yang salah.

Jika terus begini, bagaimana nasib Baron beberapa tahun ke depan? Sepertinya tanpa ada campur tangan Dorothy, Baron sudah hancur karena pilihannya sendiri.

***

Bab terkait

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 7 : Sebuah Rencana

    Di tahun ketiga pernikahan Baron dan Gracia, mereka berdua memutuskan untuk bercerai. Lebih tepatnya Gracia yang menginginkan untuk berpisah, alasannya karena ia mengira sudah tidak ada lagi yang bisa dimanfaatkan dari Baron. Dan juga tujuan Gracia sejak awal sudah tercapai. Usaha keluarganya kembali pulih, ekonominya kembali stabil, tapi sebaliknya Baron yang kini berada di ambang kesusahan. Separuh tanah peninggalan sang ayah sudah habis terjual, usaha perkebunan pun banyak mengalami kerugian. “Jadi selama ini kamu tidak pernah mencintaiku?” Baron memasang wajah nelangsa, teringat apa saja yang sudah ia korbankan hanya untuk bisa bersama Gracia dan sekarang berakhir sia-sia. Karena kenyataannya memang inilah balasannya. Gracia merampas habis semua yang dimiliki Baron, lalu mencampakkannya persis seperti Baron membuang Dorothy tanpa manusiawi. Gracia juga terang-terangan mengakui sudah memiliki lelaki lain, makinlah Baron menggila. “Sudahlah, jangan terlalu dramatis.” Gracia teru

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 8 : Pertemuan Kembali

    Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, akhirnya Baron bisa mendapatkan beberapa informasi tentang mantan istrinya, Dorothy. Mulai dari desa yang menjadi tempat tinggal Dorothy, hingga tempat bekerja wanita itu. Tapi satu hal yang tidak diketahui Baron, bahwa Dorothy memiliki seorang anak. Sehingga saat ini, setelah dirinya mengetuk pintu dan sudah berharap bahwa wajah mantan istrinya yang ia lihat, justru yang menampakkan diri adalah seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya. Baron memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, membungkuk ke depan, mencoba mensejajarkan tingginya dengan bocah tersebut sambil memandanginya lamat-lamat. “Apakah benar ini kediaman Nyonya Dorothy?” tanya Baron memastikan. Bocah itu mengangguk, memandangi Baron sedikit bingung. “Benar, Tuan. Nyonya Dorothy adalah Mama saya.”Mendengar jawaban tersebut, Baron tercengang beberapa saat. Punggungnya yang membungkuk ia tegakkan kembali, sorot matanya masih berpusat pada bocah laki-laki pemilik mat

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 9 : Dendam yang Menuntut Balas

    Sesaat Dorothy kehilangan kata-kata, ucapan Baron barusan mengguncang pikirannya. Tapi saat kembali menyadari bahwa yang dihadapannya saat ini adalah seorang bajingan yang sudah banyak membuat hidupnya menderita, cekalan di tangan pria itu langsung ia tepis, tubuhnya mundur menjauh darinya. “Dasar gila! Apa kamu tidak punya malu?” Dorothy mendesis sebal, dadanya semakin kembang kempis, tangannya mengepal kuat dengan rahang yang mengetat. “Sejak awal pun aku sudah tidak punya malu dan harga diri ini sudah aku korbankan ketika memutuskan untuk datang ke sini. Aku tahu aku salah, aku mengerti dengan rasa bencimu, dan itu sangat wajar. Tapi, tidak bisakah aku memintamu kembali untuk menjadi istriku?” Baron mengeluarkan jurus andalan, lihat saja wajahnya yang tampak memelas berusaha mengambil hati Dorothy. “Jangan mimpi!” sembur Dorothy, sedetik kemudian tubuhnya berbalik memunggungi Baron. “Pulanglah. Jangan membual dengan omong kosong seperti itu. Aku tidak akan pernah mau bersama den

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 1 : Penuh Rahasia

    Surai rambut coklat sepanjang telinga ia usap ke belakang, menampilkan alis tebalnya yang terukir tegas di wajahnya yang rupawan. Cahaya rembulan menembus kaca besar yang terpasang di sepanjang lorong layaknya dinding, menyinari sesosok pria bertubuh tegap yang dengan gagahnya berjalan. Bagai malaikat, tubuhnya itu disinari dengan indah, ditambah mata abu-abu gelapnya ikut tersenyum ketika kedua sudut bibirnya terangkat, semakin menambah level ketampanannya. Siapa yang tidak tahu Baron? Anak tunggal kaya raya yang siap mewarisi harta turunan sang ayah yang saat ini sedang sakit-sakitan. Kaki panjangnya melesat masuk ke dalam sebuah ruangan, harum aroma mawar menyerbak masuk ke dalam indera penciuman. Ruangan yang hanya mengandalkan sinar rembulan sebagai penerangan tersebut menampilkan siluet seorang perempuan yang berdiri menghadap jendela. “Apa kamu sudah siap?” tanya Baron, baritonnya yang serak dan berat menggema dalam ruangan yang diselimuti keheningan. Siluet perempuan i

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 2 : Kabar Mengejutkan

    Berlatar pada zaman dimana harta menjadi penunjang utama bagaimana seseorang bisa dipandang. Semakin banyak harta yang dimiliki, maka derajatnya akan semakin diagung-agungkan. Matteo Adhelmar adalah pria pekerja keras yang berhasil memiliki lahan luas yang ia jadikan sebagai perkebunan. Berhektar-hektar tanah yang dimiliki ia pakai untuk menanam sayur, buah, dan padi. Beberapa penduduk desa berbondong-bondong ingin menjadi pegawai Matteo, semua hasil dari perkebunan dijual ke desa lain dengan harga yang tinggi. Hanya di desa inilah tanah begitu subur gembur, sehingga mudah untuk mengembangkan usaha bahan pangan. “Pendapatan kita bulan ini turun lagi?” Matteo melenguh pasrah, pelipisnya yang terasa berdenyut ia pijat pelan. Matteo tak kuasa melihat hasil laporan dari keuntungan yang didapat bulan ini. Sebenarnya dari beberapa bulan sebelumnya sudah terasa mencurigakan, Matteo merasa ada sesuatu yang disembunyikan, tidak mungkin data penjualan tidak sebanding dengan pemasukan ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 3 : Dua Tersangka

    Baron dan Dorothy berjalan tergesa-gesa menuju kamar Matteo setelah mendapat kabar mengejutkan dari pelayan tadi. Sepertinya kabar tentang kematian Matteo sudah menyebar ke seluruh isi rumah, karena para pelayan yang ada di rumah ini sudah berkerumun di depan ruangan yang di dalamnya ada Matteo. Tapi satu pun dari mereka tidak ada yang berani masuk. Baron lantas melesat masuk, diikuti oleh Dorothy, mereka langsung disuguhi pemandangan yang menyedihkan. Bahwa Matteo benar-benar sudah terbujur kaku dengan warna kulitnya yang sudah pucat membiru, tubuhnya layaknya seonggok bangkai, tergeletak di atas lantai tak berdaya. Saat Baron mendekat ke arahnya, berjongkok untuk menyentuh tubuh ayahnya, rasa dingin yang dirasakan membuatnya bergidik merinding. Pandangan Baron menyapu ke samping, tak jauh dari tubuh Matteo yang terkapar ada pecahan gelas yang berserakan. Mengambil salah satu dari pecahan tersebut, Baron jadi teringat bahwa gelas yang pecah itu adalah gelas yang dibawa Arjun tadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 4 : Kebenaran Tersembunyi

    Arjun ditarik keluar ruangan secara brutal, Baron sudah menetapkan pria itu sebagai pelaku. Keputusannya untuk memberikan hukuman padanya tidak bisa diganggu gugat.Sedang Dorothy yang masih membenamkan dirinya dalam pikiran penuh tanda tanya hanya bisa bergeming, menyaksikan Arjun yang mulai diarak keliling desa dengan kedua tangan dan kakinya yang diborgol, beberapa pria bertubuh kekar menghimpit Arjun sambil sesekali memberi pecutan agar Arjun tidak diam di tempat.Para warga desa yang menonton pun mulai mengolok-olok, saling memberi cacian hingga beberapa diantaranya melemparkan kerikil tajam pada tubuh Arjun. Pelipis pria itu terluka cukup parah, darah mengalir layaknya air terjun yang mulai menutupi seluruh paras Arjun.Dorothy semakin merasakan tenggorokannya tercekat ketika tak sengaja melakukan kontak mata dengan Arjun, tatapan pria yang sudah babak belur itu seolah meminta pertolongan. Sorot matanya mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah.Sebetulnya Dorothy ingin sekali men

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 5 : Si Manipulatif

    Sempat hening beberapa saat sebelum akhirnya Baron kembali menjelaskan sebab Dorothy tampaknya belum paham. Sebetulnya selama seminggu ini Baron sudah merencanakan semuanya, bahkan tentang keputusan ini sudah ia pikirkan sejak lama. “Aku tidak bisa lagi berpura-pura mencintaimu. Aku tidak bisa menjalani pernikahan yang didalamnya tidak ada cinta. Seharusnya sejak awal kamu tahu dan sadar diri siapa posisimu. Mana mungkin aku bisa jatuh cinta pada anak pembantu sepertimu?” jelas Baron mimik wajahnya yang dingin menunjukkan bahwa ia serius dengan ucapannya. Dorothy merasa tercekat, nafasnya tersendat-sendat, rasa syok membuat dadanya penuh dan sesak. Ia masih berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh Baron. Rasanya sulit sekali menerima semua perkataan itu setelah dua tahun menjalani kehidupan bersama, bahkan selama beberapa bulan terakhir pria itu memberikan perlakuan istimewa yang membuat Dorothy percaya hingga berhasil jatuh cinta padanya. Tapi sekarang semuanya sudah sirna, segala

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 9 : Dendam yang Menuntut Balas

    Sesaat Dorothy kehilangan kata-kata, ucapan Baron barusan mengguncang pikirannya. Tapi saat kembali menyadari bahwa yang dihadapannya saat ini adalah seorang bajingan yang sudah banyak membuat hidupnya menderita, cekalan di tangan pria itu langsung ia tepis, tubuhnya mundur menjauh darinya. “Dasar gila! Apa kamu tidak punya malu?” Dorothy mendesis sebal, dadanya semakin kembang kempis, tangannya mengepal kuat dengan rahang yang mengetat. “Sejak awal pun aku sudah tidak punya malu dan harga diri ini sudah aku korbankan ketika memutuskan untuk datang ke sini. Aku tahu aku salah, aku mengerti dengan rasa bencimu, dan itu sangat wajar. Tapi, tidak bisakah aku memintamu kembali untuk menjadi istriku?” Baron mengeluarkan jurus andalan, lihat saja wajahnya yang tampak memelas berusaha mengambil hati Dorothy. “Jangan mimpi!” sembur Dorothy, sedetik kemudian tubuhnya berbalik memunggungi Baron. “Pulanglah. Jangan membual dengan omong kosong seperti itu. Aku tidak akan pernah mau bersama den

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 8 : Pertemuan Kembali

    Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, akhirnya Baron bisa mendapatkan beberapa informasi tentang mantan istrinya, Dorothy. Mulai dari desa yang menjadi tempat tinggal Dorothy, hingga tempat bekerja wanita itu. Tapi satu hal yang tidak diketahui Baron, bahwa Dorothy memiliki seorang anak. Sehingga saat ini, setelah dirinya mengetuk pintu dan sudah berharap bahwa wajah mantan istrinya yang ia lihat, justru yang menampakkan diri adalah seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya. Baron memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, membungkuk ke depan, mencoba mensejajarkan tingginya dengan bocah tersebut sambil memandanginya lamat-lamat. “Apakah benar ini kediaman Nyonya Dorothy?” tanya Baron memastikan. Bocah itu mengangguk, memandangi Baron sedikit bingung. “Benar, Tuan. Nyonya Dorothy adalah Mama saya.”Mendengar jawaban tersebut, Baron tercengang beberapa saat. Punggungnya yang membungkuk ia tegakkan kembali, sorot matanya masih berpusat pada bocah laki-laki pemilik mat

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 7 : Sebuah Rencana

    Di tahun ketiga pernikahan Baron dan Gracia, mereka berdua memutuskan untuk bercerai. Lebih tepatnya Gracia yang menginginkan untuk berpisah, alasannya karena ia mengira sudah tidak ada lagi yang bisa dimanfaatkan dari Baron. Dan juga tujuan Gracia sejak awal sudah tercapai. Usaha keluarganya kembali pulih, ekonominya kembali stabil, tapi sebaliknya Baron yang kini berada di ambang kesusahan. Separuh tanah peninggalan sang ayah sudah habis terjual, usaha perkebunan pun banyak mengalami kerugian. “Jadi selama ini kamu tidak pernah mencintaiku?” Baron memasang wajah nelangsa, teringat apa saja yang sudah ia korbankan hanya untuk bisa bersama Gracia dan sekarang berakhir sia-sia. Karena kenyataannya memang inilah balasannya. Gracia merampas habis semua yang dimiliki Baron, lalu mencampakkannya persis seperti Baron membuang Dorothy tanpa manusiawi. Gracia juga terang-terangan mengakui sudah memiliki lelaki lain, makinlah Baron menggila. “Sudahlah, jangan terlalu dramatis.” Gracia teru

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 6 : Kehidupan Baru

    Harga diri Dorothy benar-benar hancur, namanya sudah jelek di mata orang-orang. Melangkah pergi dari kediaman Adhelmar pun Dorothy harus menelan banyak cacian dan hujatan dari mereka-mereka yang sudah terhasut omongan Baron. Dorothy pergi tanpa memiliki tujuan yang jelas, juga dirinya tidak membawa apa-apa. Ia luntang-lantung tanpa arah, terus berjalan dan berharap bisa memiliki lingkungan dan tempat tinggal yang bisa membuatnya merasa dimanusiakan. Berjalan memasuki hutan, meninggalkan ingar bingar pedesaan, Dorothy berjalan tanpa alas dan tanpa istirahat hingga langit sudah mulai menggelap. Perutnya yang terasa lapar dan perih hanya bisa ia usap-usap di sepanjang perjalanan, sesekali Dorothy meneguk sisa embun di dedaunan, sedikit bisa menghilangkan dahaga. “Kemana aku harus pergi? Aku bahkan tidak tahu sekarang aku ada di mana.” Dorothy mengedarkan pandangan, sesekali menengadah, menatap dedaunan rimbun yang menghalau sinar mentari untuk menelusup ke dalam hutan. Suara tapak ka

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 5 : Si Manipulatif

    Sempat hening beberapa saat sebelum akhirnya Baron kembali menjelaskan sebab Dorothy tampaknya belum paham. Sebetulnya selama seminggu ini Baron sudah merencanakan semuanya, bahkan tentang keputusan ini sudah ia pikirkan sejak lama. “Aku tidak bisa lagi berpura-pura mencintaimu. Aku tidak bisa menjalani pernikahan yang didalamnya tidak ada cinta. Seharusnya sejak awal kamu tahu dan sadar diri siapa posisimu. Mana mungkin aku bisa jatuh cinta pada anak pembantu sepertimu?” jelas Baron mimik wajahnya yang dingin menunjukkan bahwa ia serius dengan ucapannya. Dorothy merasa tercekat, nafasnya tersendat-sendat, rasa syok membuat dadanya penuh dan sesak. Ia masih berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh Baron. Rasanya sulit sekali menerima semua perkataan itu setelah dua tahun menjalani kehidupan bersama, bahkan selama beberapa bulan terakhir pria itu memberikan perlakuan istimewa yang membuat Dorothy percaya hingga berhasil jatuh cinta padanya. Tapi sekarang semuanya sudah sirna, segala

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 4 : Kebenaran Tersembunyi

    Arjun ditarik keluar ruangan secara brutal, Baron sudah menetapkan pria itu sebagai pelaku. Keputusannya untuk memberikan hukuman padanya tidak bisa diganggu gugat.Sedang Dorothy yang masih membenamkan dirinya dalam pikiran penuh tanda tanya hanya bisa bergeming, menyaksikan Arjun yang mulai diarak keliling desa dengan kedua tangan dan kakinya yang diborgol, beberapa pria bertubuh kekar menghimpit Arjun sambil sesekali memberi pecutan agar Arjun tidak diam di tempat.Para warga desa yang menonton pun mulai mengolok-olok, saling memberi cacian hingga beberapa diantaranya melemparkan kerikil tajam pada tubuh Arjun. Pelipis pria itu terluka cukup parah, darah mengalir layaknya air terjun yang mulai menutupi seluruh paras Arjun.Dorothy semakin merasakan tenggorokannya tercekat ketika tak sengaja melakukan kontak mata dengan Arjun, tatapan pria yang sudah babak belur itu seolah meminta pertolongan. Sorot matanya mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah.Sebetulnya Dorothy ingin sekali men

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 3 : Dua Tersangka

    Baron dan Dorothy berjalan tergesa-gesa menuju kamar Matteo setelah mendapat kabar mengejutkan dari pelayan tadi. Sepertinya kabar tentang kematian Matteo sudah menyebar ke seluruh isi rumah, karena para pelayan yang ada di rumah ini sudah berkerumun di depan ruangan yang di dalamnya ada Matteo. Tapi satu pun dari mereka tidak ada yang berani masuk. Baron lantas melesat masuk, diikuti oleh Dorothy, mereka langsung disuguhi pemandangan yang menyedihkan. Bahwa Matteo benar-benar sudah terbujur kaku dengan warna kulitnya yang sudah pucat membiru, tubuhnya layaknya seonggok bangkai, tergeletak di atas lantai tak berdaya. Saat Baron mendekat ke arahnya, berjongkok untuk menyentuh tubuh ayahnya, rasa dingin yang dirasakan membuatnya bergidik merinding. Pandangan Baron menyapu ke samping, tak jauh dari tubuh Matteo yang terkapar ada pecahan gelas yang berserakan. Mengambil salah satu dari pecahan tersebut, Baron jadi teringat bahwa gelas yang pecah itu adalah gelas yang dibawa Arjun tadi

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 2 : Kabar Mengejutkan

    Berlatar pada zaman dimana harta menjadi penunjang utama bagaimana seseorang bisa dipandang. Semakin banyak harta yang dimiliki, maka derajatnya akan semakin diagung-agungkan. Matteo Adhelmar adalah pria pekerja keras yang berhasil memiliki lahan luas yang ia jadikan sebagai perkebunan. Berhektar-hektar tanah yang dimiliki ia pakai untuk menanam sayur, buah, dan padi. Beberapa penduduk desa berbondong-bondong ingin menjadi pegawai Matteo, semua hasil dari perkebunan dijual ke desa lain dengan harga yang tinggi. Hanya di desa inilah tanah begitu subur gembur, sehingga mudah untuk mengembangkan usaha bahan pangan. “Pendapatan kita bulan ini turun lagi?” Matteo melenguh pasrah, pelipisnya yang terasa berdenyut ia pijat pelan. Matteo tak kuasa melihat hasil laporan dari keuntungan yang didapat bulan ini. Sebenarnya dari beberapa bulan sebelumnya sudah terasa mencurigakan, Matteo merasa ada sesuatu yang disembunyikan, tidak mungkin data penjualan tidak sebanding dengan pemasukan ya

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 1 : Penuh Rahasia

    Surai rambut coklat sepanjang telinga ia usap ke belakang, menampilkan alis tebalnya yang terukir tegas di wajahnya yang rupawan. Cahaya rembulan menembus kaca besar yang terpasang di sepanjang lorong layaknya dinding, menyinari sesosok pria bertubuh tegap yang dengan gagahnya berjalan. Bagai malaikat, tubuhnya itu disinari dengan indah, ditambah mata abu-abu gelapnya ikut tersenyum ketika kedua sudut bibirnya terangkat, semakin menambah level ketampanannya. Siapa yang tidak tahu Baron? Anak tunggal kaya raya yang siap mewarisi harta turunan sang ayah yang saat ini sedang sakit-sakitan. Kaki panjangnya melesat masuk ke dalam sebuah ruangan, harum aroma mawar menyerbak masuk ke dalam indera penciuman. Ruangan yang hanya mengandalkan sinar rembulan sebagai penerangan tersebut menampilkan siluet seorang perempuan yang berdiri menghadap jendela. “Apa kamu sudah siap?” tanya Baron, baritonnya yang serak dan berat menggema dalam ruangan yang diselimuti keheningan. Siluet perempuan i

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status