Beranda / Rumah Tangga / Pembalasan Istri yang Terbuang / Bab 4 : Kebenaran Tersembunyi

Share

Bab 4 : Kebenaran Tersembunyi

Penulis: Piscisirius
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-11 10:11:07

Arjun ditarik keluar ruangan secara brutal, Baron sudah menetapkan pria itu sebagai pelaku. Keputusannya untuk memberikan hukuman padanya tidak bisa diganggu gugat.

Sedang Dorothy yang masih membenamkan dirinya dalam pikiran penuh tanda tanya hanya bisa bergeming, menyaksikan Arjun yang mulai diarak keliling desa dengan kedua tangan dan kakinya yang diborgol, beberapa pria bertubuh kekar menghimpit Arjun sambil sesekali memberi pecutan agar Arjun tidak diam di tempat.

Para warga desa yang menonton pun mulai mengolok-olok, saling memberi cacian hingga beberapa diantaranya melemparkan kerikil tajam pada tubuh Arjun. Pelipis pria itu terluka cukup parah, darah mengalir layaknya air terjun yang mulai menutupi seluruh paras Arjun.

Dorothy semakin merasakan tenggorokannya tercekat ketika tak sengaja melakukan kontak mata dengan Arjun, tatapan pria yang sudah babak belur itu seolah meminta pertolongan. Sorot matanya mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah.

Sebetulnya Dorothy ingin sekali menentang, dan menghentikan semua itu. Tapi dirinya tidak punya bukti yang kuat, sekalipun dirinya menjadi saksi atas transaksi dari racun tersebut, dan yakin bahwa pemilik racun itu adalah Baron, suaminya sendiri.

Dorothy melirik ke samping, melihat Baron yang sibuk menonton pemandangan di depan sambil menggertakan gigi. Dalam batin Dorothy bergumam, jika memang dalang sebenarnya dibalik semua ini adalah Baron. Lantas apa alasan dan tujuannya sampai tega membunuh ayahnya sendiri?

Entahlah, dipikirkan berapa kalipun rasanya Dorothy tidak bisa mengeluarkan sebuah dugaan. Meski Baron terlihat pembangkang, tapi Dorothy yakin hubungan antara ayah dan anak itu tidak seburuk sampai harus terjadi hal seperti ini.

“Selesai diarak keliling kampung, bawa dia ke hadapanku untuk dipenggal kepalanya!” pesan Baron sebelum meleos masuk ke dalam rumah.

“Baik, Tuanku.” Beberapa pria yang menanggung tugas tersebut langsung mengangguk paham.

***

Matahari nyaris terbenam di kaki langit, lembayung senja mulai berganti dengan gulitanya malam. Di pekarangan rumah utama Adhelmar, para warga desa berkerumun, mereka sengaja diundang oleh Baron untuk menyaksikan sebuah pertunjukan.

Tubuh Arjun yang bertelanjang dada dengan darah pekat yang bercucuran di mana-mana menguarkan bau amis yang menyengat. Paras Arjun yang sempat digilai banyak perempuan kini sudah tak berupa, bahkan warna matanya yang indah —ungu terang— sudah lebam melingkar, sebelah matanya bonyok, terpejam tak dapat dibuka kembali.

Tidak tahu apa yang dilakukan para warga desa hingga membuat Arjun terlihat menyedihkan seperti itu, tapi yang jelas penderitaannya tidak akan berhenti begitu saja. Karena akan ada pertunjukan mengerikan yang menjadi konsumsi publik, dan Arjun adalah bintang utamanya.

Arjun setengah duduk, borgol di tangannya belum dilepaskan. Hawa panas dari kobaran api yang melingkari tubuhnya sudah tak bisa lagi Arjun rasakan, ia mati rasa akibat luka di sekujur tubuhnya.

“Bersiaplah untuk menemui ajalmu, dasar pengkhianat!” Baron mengacungkan pedang, berjalan ke arah Arjun. “Aku tahu niat busukmu. Mencari-cari kesalahanku, lalu mengadu pada Ayahku untuk mengadu domba kami. Padahal jelas tujuanmu adalah untuk mengambil alih semua yang kami miliki. Jangan mentang-mentang Ayahku sangat amat mempercayaimu, kamu bisa semena-mena!”

Dengan penglihatan yang sedikit buram, Arjun masih bisa melihat wujud Baron yang tengah berjalan mendekat padanya. Ujung pedang yang runcing juga mengkilap sudah diarahkan pada lehernya, tapi itu sama sekali tidak membuat Arjun takut.

“Tuan, bahkan ketika nyawaku sudah tidak ada harganya lagi, aku masih tidak mau mengakui bahwa akulah pembunuhnya. Kata maaf dan pengakuan tidak akan keluar dari mulutku sampai kapanpun, Tuan!” tegas Arjun, rahangnya yang sudah bergeser dan ujung bibirnya yang sobek tak mengurungkan niatnya untuk tetap membela diri.

Baron mendesis sebal. “Benar. Percuma. Sekalipun kata maaf keluar dari mulutmu...” Ujung pedang yang diarahkan diangkat, menyentuh dahi Arjun, sedikit ditekan hingga tercipta luka sayatan dan kembali mengeluarkan darah, mengucur melintasi hidung mancungnya. “... Kamu akan tetap mati.”

Ujung pedang itu bergerak turun dari dahi dan kembali mendarat pada leher Arjun. Baron bersiap untuk menebasnya, ingin sekali mengakhiri nyawa Arjun dengan tangannya sendiri.

Entah karena sudah gelap mata atas kematian ayahnya atau memang Baron memiliki dendam pribadi padanya, yang jelas tilikan matanya menyorotkan kebencian yang mendalam.

“Jika kehidupan selanjutnya memang ada, saya bersumpah akan menuntut ketidak adilan ini!” Arjun mengangkat dagunya tinggi, memandang Baron tanpa takut, ekspresinya tampak senga. “Ingat, Tuan. Segalanya yang menjadi kebusukanmu akan segera terungkap. Uang yang sering kamu curi diam-diam, ketidakjujuranmu ketika mengirim barang pada konsumen, dan juga tentang sandiwaramu—”

Menggelinding. Kepala Arjun menggelinding bak bola setelah ditebas oleh Baron sebelum ucapannya selesai, tubuh tanpa kepala itu masih terduduk tegap, darah yang muncrat-muncrat membuatnya terlihat mengerikan.

Suasana mendadak tegang, keheningan mendera selama beberapa detik sebelum akhirnya Baron melempar pedang yang bersimbah darah Arjun ke sembarang arah. Lalu melenggang meninggalkan kerumunan orang-orang.

“Bersihkan jasadnya. Dan pastikan semua tentangnya pun harus hilang dari rumah ini!” titah Baron, langkah kakinya dipercepat untuk memasuki rumah.

***

Seminggu setelah kejadian itu, keadaan belum juga membaik. Hubungan antara Dorothy dan Baron pun terasa semakin berjarak, suaminya itu seolah sedang terang-terangan menjauhinya.

Bahkan selama seminggu ini mereka berdua tidak tidur seranjang lagi. Selama itu pula Dorothy dibayang-bayangi banyak pertanyaan, juga dirinya merasa diteror rasa bersalah setelah menyaksikan sendiri kematian Arjun yang mengenaskan.

Meski begitu, Dorothy tampaknya mencoba tutup mata atas suatu hal yang diketahuinya. Mungkin karena ia sudah jatuh hati pada suaminya, Dorothy berlagak seolah tidak tahu apa-apa. Menyembunyikan kebenaran yang ia ketahui entah sampai kapan.

Dorothy melamun sendirian di kamar, nafsu makannya hilang, bahkan sudah tiga hari ini ia tidak makan apapun kecuali meneguk air minum saja. Kantung matanya menghitam, membuat matanya terlihat tak cantik lagi.

Saat pintu kamar diketuk, atensi Dorothy langsung tersedot oleh Baron yang sudah berjalan masuk. Ekspresi datar Dorothy langsung berubah sumringah, ia berpikir mungkin suaminya sudah bersikap kembali seperti biasanya.

Mungkin perubahan sikapnya selama seminggu ini digunakan untuk mencoba menerima keadaan yang ada, bagaimanapun juga pastinya Baron masih terasa terpukul setelah kepergian ayahnya. Ditambah semua tanggung jawab Matteo terhadap usaha dan penguasaan wilayah langsung berpindah tangan pada Baron seluruhnya.

“Kamu—” Dorothy yang belum sempat menuntaskan ucapannya, Baron lebih dulu memotongnya.

“Mari kita berpisah,” kata Baron dengan mimik datarnya, menyela ucapan Dorothy yang belum tuntas.

“A-apa maksudmu?” Dorothy nyaris tersedak ludah sendiri ketika mendengarnya, aneh sekali jika Baron mendadak mengatakan hal itu.

“Kamu tuli, ya?” Baron berdecak sebal, bola matanya bergulir kesal. “Tapi mari aku perjelas lagi. Aku ingin kita mengakhiri semuanya, pernikahan dan segala hal yang berhubungan antara aku dan kamu.”

“Tapi kenapa?” Dorothy mengerutkan kening, benar-benar tak bisa dipahami. “Tolong beri aku alasan mengapa kamu ingin kita melakukan itu, Baron.”

***

Bab terkait

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 5 : Si Manipulatif

    Sempat hening beberapa saat sebelum akhirnya Baron kembali menjelaskan sebab Dorothy tampaknya belum paham. Sebetulnya selama seminggu ini Baron sudah merencanakan semuanya, bahkan tentang keputusan ini sudah ia pikirkan sejak lama. “Aku tidak bisa lagi berpura-pura mencintaimu. Aku tidak bisa menjalani pernikahan yang didalamnya tidak ada cinta. Seharusnya sejak awal kamu tahu dan sadar diri siapa posisimu. Mana mungkin aku bisa jatuh cinta pada anak pembantu sepertimu?” jelas Baron mimik wajahnya yang dingin menunjukkan bahwa ia serius dengan ucapannya. Dorothy merasa tercekat, nafasnya tersendat-sendat, rasa syok membuat dadanya penuh dan sesak. Ia masih berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh Baron. Rasanya sulit sekali menerima semua perkataan itu setelah dua tahun menjalani kehidupan bersama, bahkan selama beberapa bulan terakhir pria itu memberikan perlakuan istimewa yang membuat Dorothy percaya hingga berhasil jatuh cinta padanya. Tapi sekarang semuanya sudah sirna, segala

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 6 : Kehidupan Baru

    Harga diri Dorothy benar-benar hancur, namanya sudah jelek di mata orang-orang. Melangkah pergi dari kediaman Adhelmar pun Dorothy harus menelan banyak cacian dan hujatan dari mereka-mereka yang sudah terhasut omongan Baron. Dorothy pergi tanpa memiliki tujuan yang jelas, juga dirinya tidak membawa apa-apa. Ia luntang-lantung tanpa arah, terus berjalan dan berharap bisa memiliki lingkungan dan tempat tinggal yang bisa membuatnya merasa dimanusiakan. Berjalan memasuki hutan, meninggalkan ingar bingar pedesaan, Dorothy berjalan tanpa alas dan tanpa istirahat hingga langit sudah mulai menggelap. Perutnya yang terasa lapar dan perih hanya bisa ia usap-usap di sepanjang perjalanan, sesekali Dorothy meneguk sisa embun di dedaunan, sedikit bisa menghilangkan dahaga. “Kemana aku harus pergi? Aku bahkan tidak tahu sekarang aku ada di mana.” Dorothy mengedarkan pandangan, sesekali menengadah, menatap dedaunan rimbun yang menghalau sinar mentari untuk menelusup ke dalam hutan. Suara tapak ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 7 : Sebuah Rencana

    Di tahun ketiga pernikahan Baron dan Gracia, mereka berdua memutuskan untuk bercerai. Lebih tepatnya Gracia yang menginginkan untuk berpisah, alasannya karena ia mengira sudah tidak ada lagi yang bisa dimanfaatkan dari Baron. Dan juga tujuan Gracia sejak awal sudah tercapai. Usaha keluarganya kembali pulih, ekonominya kembali stabil, tapi sebaliknya Baron yang kini berada di ambang kesusahan. Separuh tanah peninggalan sang ayah sudah habis terjual, usaha perkebunan pun banyak mengalami kerugian. “Jadi selama ini kamu tidak pernah mencintaiku?” Baron memasang wajah nelangsa, teringat apa saja yang sudah ia korbankan hanya untuk bisa bersama Gracia dan sekarang berakhir sia-sia. Karena kenyataannya memang inilah balasannya. Gracia merampas habis semua yang dimiliki Baron, lalu mencampakkannya persis seperti Baron membuang Dorothy tanpa manusiawi. Gracia juga terang-terangan mengakui sudah memiliki lelaki lain, makinlah Baron menggila. “Sudahlah, jangan terlalu dramatis.” Gracia teru

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 8 : Pertemuan Kembali

    Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, akhirnya Baron bisa mendapatkan beberapa informasi tentang mantan istrinya, Dorothy. Mulai dari desa yang menjadi tempat tinggal Dorothy, hingga tempat bekerja wanita itu. Tapi satu hal yang tidak diketahui Baron, bahwa Dorothy memiliki seorang anak. Sehingga saat ini, setelah dirinya mengetuk pintu dan sudah berharap bahwa wajah mantan istrinya yang ia lihat, justru yang menampakkan diri adalah seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya. Baron memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, membungkuk ke depan, mencoba mensejajarkan tingginya dengan bocah tersebut sambil memandanginya lamat-lamat. “Apakah benar ini kediaman Nyonya Dorothy?” tanya Baron memastikan. Bocah itu mengangguk, memandangi Baron sedikit bingung. “Benar, Tuan. Nyonya Dorothy adalah Mama saya.”Mendengar jawaban tersebut, Baron tercengang beberapa saat. Punggungnya yang membungkuk ia tegakkan kembali, sorot matanya masih berpusat pada bocah laki-laki pemilik mat

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 9 : Dendam yang Menuntut Balas

    Sesaat Dorothy kehilangan kata-kata, ucapan Baron barusan mengguncang pikirannya. Tapi saat kembali menyadari bahwa yang dihadapannya saat ini adalah seorang bajingan yang sudah banyak membuat hidupnya menderita, cekalan di tangan pria itu langsung ia tepis, tubuhnya mundur menjauh darinya. “Dasar gila! Apa kamu tidak punya malu?” Dorothy mendesis sebal, dadanya semakin kembang kempis, tangannya mengepal kuat dengan rahang yang mengetat. “Sejak awal pun aku sudah tidak punya malu dan harga diri ini sudah aku korbankan ketika memutuskan untuk datang ke sini. Aku tahu aku salah, aku mengerti dengan rasa bencimu, dan itu sangat wajar. Tapi, tidak bisakah aku memintamu kembali untuk menjadi istriku?” Baron mengeluarkan jurus andalan, lihat saja wajahnya yang tampak memelas berusaha mengambil hati Dorothy. “Jangan mimpi!” sembur Dorothy, sedetik kemudian tubuhnya berbalik memunggungi Baron. “Pulanglah. Jangan membual dengan omong kosong seperti itu. Aku tidak akan pernah mau bersama den

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 1 : Penuh Rahasia

    Surai rambut coklat sepanjang telinga ia usap ke belakang, menampilkan alis tebalnya yang terukir tegas di wajahnya yang rupawan. Cahaya rembulan menembus kaca besar yang terpasang di sepanjang lorong layaknya dinding, menyinari sesosok pria bertubuh tegap yang dengan gagahnya berjalan. Bagai malaikat, tubuhnya itu disinari dengan indah, ditambah mata abu-abu gelapnya ikut tersenyum ketika kedua sudut bibirnya terangkat, semakin menambah level ketampanannya. Siapa yang tidak tahu Baron? Anak tunggal kaya raya yang siap mewarisi harta turunan sang ayah yang saat ini sedang sakit-sakitan. Kaki panjangnya melesat masuk ke dalam sebuah ruangan, harum aroma mawar menyerbak masuk ke dalam indera penciuman. Ruangan yang hanya mengandalkan sinar rembulan sebagai penerangan tersebut menampilkan siluet seorang perempuan yang berdiri menghadap jendela. “Apa kamu sudah siap?” tanya Baron, baritonnya yang serak dan berat menggema dalam ruangan yang diselimuti keheningan. Siluet perempuan i

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 2 : Kabar Mengejutkan

    Berlatar pada zaman dimana harta menjadi penunjang utama bagaimana seseorang bisa dipandang. Semakin banyak harta yang dimiliki, maka derajatnya akan semakin diagung-agungkan. Matteo Adhelmar adalah pria pekerja keras yang berhasil memiliki lahan luas yang ia jadikan sebagai perkebunan. Berhektar-hektar tanah yang dimiliki ia pakai untuk menanam sayur, buah, dan padi. Beberapa penduduk desa berbondong-bondong ingin menjadi pegawai Matteo, semua hasil dari perkebunan dijual ke desa lain dengan harga yang tinggi. Hanya di desa inilah tanah begitu subur gembur, sehingga mudah untuk mengembangkan usaha bahan pangan. “Pendapatan kita bulan ini turun lagi?” Matteo melenguh pasrah, pelipisnya yang terasa berdenyut ia pijat pelan. Matteo tak kuasa melihat hasil laporan dari keuntungan yang didapat bulan ini. Sebenarnya dari beberapa bulan sebelumnya sudah terasa mencurigakan, Matteo merasa ada sesuatu yang disembunyikan, tidak mungkin data penjualan tidak sebanding dengan pemasukan ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 3 : Dua Tersangka

    Baron dan Dorothy berjalan tergesa-gesa menuju kamar Matteo setelah mendapat kabar mengejutkan dari pelayan tadi. Sepertinya kabar tentang kematian Matteo sudah menyebar ke seluruh isi rumah, karena para pelayan yang ada di rumah ini sudah berkerumun di depan ruangan yang di dalamnya ada Matteo. Tapi satu pun dari mereka tidak ada yang berani masuk. Baron lantas melesat masuk, diikuti oleh Dorothy, mereka langsung disuguhi pemandangan yang menyedihkan. Bahwa Matteo benar-benar sudah terbujur kaku dengan warna kulitnya yang sudah pucat membiru, tubuhnya layaknya seonggok bangkai, tergeletak di atas lantai tak berdaya. Saat Baron mendekat ke arahnya, berjongkok untuk menyentuh tubuh ayahnya, rasa dingin yang dirasakan membuatnya bergidik merinding. Pandangan Baron menyapu ke samping, tak jauh dari tubuh Matteo yang terkapar ada pecahan gelas yang berserakan. Mengambil salah satu dari pecahan tersebut, Baron jadi teringat bahwa gelas yang pecah itu adalah gelas yang dibawa Arjun tadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 9 : Dendam yang Menuntut Balas

    Sesaat Dorothy kehilangan kata-kata, ucapan Baron barusan mengguncang pikirannya. Tapi saat kembali menyadari bahwa yang dihadapannya saat ini adalah seorang bajingan yang sudah banyak membuat hidupnya menderita, cekalan di tangan pria itu langsung ia tepis, tubuhnya mundur menjauh darinya. “Dasar gila! Apa kamu tidak punya malu?” Dorothy mendesis sebal, dadanya semakin kembang kempis, tangannya mengepal kuat dengan rahang yang mengetat. “Sejak awal pun aku sudah tidak punya malu dan harga diri ini sudah aku korbankan ketika memutuskan untuk datang ke sini. Aku tahu aku salah, aku mengerti dengan rasa bencimu, dan itu sangat wajar. Tapi, tidak bisakah aku memintamu kembali untuk menjadi istriku?” Baron mengeluarkan jurus andalan, lihat saja wajahnya yang tampak memelas berusaha mengambil hati Dorothy. “Jangan mimpi!” sembur Dorothy, sedetik kemudian tubuhnya berbalik memunggungi Baron. “Pulanglah. Jangan membual dengan omong kosong seperti itu. Aku tidak akan pernah mau bersama den

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 8 : Pertemuan Kembali

    Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, akhirnya Baron bisa mendapatkan beberapa informasi tentang mantan istrinya, Dorothy. Mulai dari desa yang menjadi tempat tinggal Dorothy, hingga tempat bekerja wanita itu. Tapi satu hal yang tidak diketahui Baron, bahwa Dorothy memiliki seorang anak. Sehingga saat ini, setelah dirinya mengetuk pintu dan sudah berharap bahwa wajah mantan istrinya yang ia lihat, justru yang menampakkan diri adalah seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya. Baron memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, membungkuk ke depan, mencoba mensejajarkan tingginya dengan bocah tersebut sambil memandanginya lamat-lamat. “Apakah benar ini kediaman Nyonya Dorothy?” tanya Baron memastikan. Bocah itu mengangguk, memandangi Baron sedikit bingung. “Benar, Tuan. Nyonya Dorothy adalah Mama saya.”Mendengar jawaban tersebut, Baron tercengang beberapa saat. Punggungnya yang membungkuk ia tegakkan kembali, sorot matanya masih berpusat pada bocah laki-laki pemilik mat

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 7 : Sebuah Rencana

    Di tahun ketiga pernikahan Baron dan Gracia, mereka berdua memutuskan untuk bercerai. Lebih tepatnya Gracia yang menginginkan untuk berpisah, alasannya karena ia mengira sudah tidak ada lagi yang bisa dimanfaatkan dari Baron. Dan juga tujuan Gracia sejak awal sudah tercapai. Usaha keluarganya kembali pulih, ekonominya kembali stabil, tapi sebaliknya Baron yang kini berada di ambang kesusahan. Separuh tanah peninggalan sang ayah sudah habis terjual, usaha perkebunan pun banyak mengalami kerugian. “Jadi selama ini kamu tidak pernah mencintaiku?” Baron memasang wajah nelangsa, teringat apa saja yang sudah ia korbankan hanya untuk bisa bersama Gracia dan sekarang berakhir sia-sia. Karena kenyataannya memang inilah balasannya. Gracia merampas habis semua yang dimiliki Baron, lalu mencampakkannya persis seperti Baron membuang Dorothy tanpa manusiawi. Gracia juga terang-terangan mengakui sudah memiliki lelaki lain, makinlah Baron menggila. “Sudahlah, jangan terlalu dramatis.” Gracia teru

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 6 : Kehidupan Baru

    Harga diri Dorothy benar-benar hancur, namanya sudah jelek di mata orang-orang. Melangkah pergi dari kediaman Adhelmar pun Dorothy harus menelan banyak cacian dan hujatan dari mereka-mereka yang sudah terhasut omongan Baron. Dorothy pergi tanpa memiliki tujuan yang jelas, juga dirinya tidak membawa apa-apa. Ia luntang-lantung tanpa arah, terus berjalan dan berharap bisa memiliki lingkungan dan tempat tinggal yang bisa membuatnya merasa dimanusiakan. Berjalan memasuki hutan, meninggalkan ingar bingar pedesaan, Dorothy berjalan tanpa alas dan tanpa istirahat hingga langit sudah mulai menggelap. Perutnya yang terasa lapar dan perih hanya bisa ia usap-usap di sepanjang perjalanan, sesekali Dorothy meneguk sisa embun di dedaunan, sedikit bisa menghilangkan dahaga. “Kemana aku harus pergi? Aku bahkan tidak tahu sekarang aku ada di mana.” Dorothy mengedarkan pandangan, sesekali menengadah, menatap dedaunan rimbun yang menghalau sinar mentari untuk menelusup ke dalam hutan. Suara tapak ka

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 5 : Si Manipulatif

    Sempat hening beberapa saat sebelum akhirnya Baron kembali menjelaskan sebab Dorothy tampaknya belum paham. Sebetulnya selama seminggu ini Baron sudah merencanakan semuanya, bahkan tentang keputusan ini sudah ia pikirkan sejak lama. “Aku tidak bisa lagi berpura-pura mencintaimu. Aku tidak bisa menjalani pernikahan yang didalamnya tidak ada cinta. Seharusnya sejak awal kamu tahu dan sadar diri siapa posisimu. Mana mungkin aku bisa jatuh cinta pada anak pembantu sepertimu?” jelas Baron mimik wajahnya yang dingin menunjukkan bahwa ia serius dengan ucapannya. Dorothy merasa tercekat, nafasnya tersendat-sendat, rasa syok membuat dadanya penuh dan sesak. Ia masih berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh Baron. Rasanya sulit sekali menerima semua perkataan itu setelah dua tahun menjalani kehidupan bersama, bahkan selama beberapa bulan terakhir pria itu memberikan perlakuan istimewa yang membuat Dorothy percaya hingga berhasil jatuh cinta padanya. Tapi sekarang semuanya sudah sirna, segala

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 4 : Kebenaran Tersembunyi

    Arjun ditarik keluar ruangan secara brutal, Baron sudah menetapkan pria itu sebagai pelaku. Keputusannya untuk memberikan hukuman padanya tidak bisa diganggu gugat.Sedang Dorothy yang masih membenamkan dirinya dalam pikiran penuh tanda tanya hanya bisa bergeming, menyaksikan Arjun yang mulai diarak keliling desa dengan kedua tangan dan kakinya yang diborgol, beberapa pria bertubuh kekar menghimpit Arjun sambil sesekali memberi pecutan agar Arjun tidak diam di tempat.Para warga desa yang menonton pun mulai mengolok-olok, saling memberi cacian hingga beberapa diantaranya melemparkan kerikil tajam pada tubuh Arjun. Pelipis pria itu terluka cukup parah, darah mengalir layaknya air terjun yang mulai menutupi seluruh paras Arjun.Dorothy semakin merasakan tenggorokannya tercekat ketika tak sengaja melakukan kontak mata dengan Arjun, tatapan pria yang sudah babak belur itu seolah meminta pertolongan. Sorot matanya mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah.Sebetulnya Dorothy ingin sekali men

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 3 : Dua Tersangka

    Baron dan Dorothy berjalan tergesa-gesa menuju kamar Matteo setelah mendapat kabar mengejutkan dari pelayan tadi. Sepertinya kabar tentang kematian Matteo sudah menyebar ke seluruh isi rumah, karena para pelayan yang ada di rumah ini sudah berkerumun di depan ruangan yang di dalamnya ada Matteo. Tapi satu pun dari mereka tidak ada yang berani masuk. Baron lantas melesat masuk, diikuti oleh Dorothy, mereka langsung disuguhi pemandangan yang menyedihkan. Bahwa Matteo benar-benar sudah terbujur kaku dengan warna kulitnya yang sudah pucat membiru, tubuhnya layaknya seonggok bangkai, tergeletak di atas lantai tak berdaya. Saat Baron mendekat ke arahnya, berjongkok untuk menyentuh tubuh ayahnya, rasa dingin yang dirasakan membuatnya bergidik merinding. Pandangan Baron menyapu ke samping, tak jauh dari tubuh Matteo yang terkapar ada pecahan gelas yang berserakan. Mengambil salah satu dari pecahan tersebut, Baron jadi teringat bahwa gelas yang pecah itu adalah gelas yang dibawa Arjun tadi

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 2 : Kabar Mengejutkan

    Berlatar pada zaman dimana harta menjadi penunjang utama bagaimana seseorang bisa dipandang. Semakin banyak harta yang dimiliki, maka derajatnya akan semakin diagung-agungkan. Matteo Adhelmar adalah pria pekerja keras yang berhasil memiliki lahan luas yang ia jadikan sebagai perkebunan. Berhektar-hektar tanah yang dimiliki ia pakai untuk menanam sayur, buah, dan padi. Beberapa penduduk desa berbondong-bondong ingin menjadi pegawai Matteo, semua hasil dari perkebunan dijual ke desa lain dengan harga yang tinggi. Hanya di desa inilah tanah begitu subur gembur, sehingga mudah untuk mengembangkan usaha bahan pangan. “Pendapatan kita bulan ini turun lagi?” Matteo melenguh pasrah, pelipisnya yang terasa berdenyut ia pijat pelan. Matteo tak kuasa melihat hasil laporan dari keuntungan yang didapat bulan ini. Sebenarnya dari beberapa bulan sebelumnya sudah terasa mencurigakan, Matteo merasa ada sesuatu yang disembunyikan, tidak mungkin data penjualan tidak sebanding dengan pemasukan ya

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 1 : Penuh Rahasia

    Surai rambut coklat sepanjang telinga ia usap ke belakang, menampilkan alis tebalnya yang terukir tegas di wajahnya yang rupawan. Cahaya rembulan menembus kaca besar yang terpasang di sepanjang lorong layaknya dinding, menyinari sesosok pria bertubuh tegap yang dengan gagahnya berjalan. Bagai malaikat, tubuhnya itu disinari dengan indah, ditambah mata abu-abu gelapnya ikut tersenyum ketika kedua sudut bibirnya terangkat, semakin menambah level ketampanannya. Siapa yang tidak tahu Baron? Anak tunggal kaya raya yang siap mewarisi harta turunan sang ayah yang saat ini sedang sakit-sakitan. Kaki panjangnya melesat masuk ke dalam sebuah ruangan, harum aroma mawar menyerbak masuk ke dalam indera penciuman. Ruangan yang hanya mengandalkan sinar rembulan sebagai penerangan tersebut menampilkan siluet seorang perempuan yang berdiri menghadap jendela. “Apa kamu sudah siap?” tanya Baron, baritonnya yang serak dan berat menggema dalam ruangan yang diselimuti keheningan. Siluet perempuan i

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status