Share

Bab 3 : Dua Tersangka

Author: Piscisirius
last update Last Updated: 2023-10-11 10:09:36

Baron dan Dorothy berjalan tergesa-gesa menuju kamar Matteo setelah mendapat kabar mengejutkan dari pelayan tadi. Sepertinya kabar tentang kematian Matteo sudah menyebar ke seluruh isi rumah, karena para pelayan yang ada di rumah ini sudah berkerumun di depan ruangan yang di dalamnya ada Matteo. 

Tapi satu pun dari mereka tidak ada yang berani masuk. Baron lantas melesat masuk, diikuti oleh Dorothy, mereka langsung disuguhi pemandangan yang menyedihkan. 

Bahwa Matteo benar-benar sudah terbujur kaku dengan warna kulitnya yang sudah pucat membiru, tubuhnya layaknya seonggok bangkai, tergeletak di atas lantai tak berdaya. Saat Baron mendekat ke arahnya, berjongkok untuk menyentuh tubuh ayahnya, rasa dingin yang dirasakan membuatnya bergidik merinding. 

Pandangan Baron menyapu ke samping, tak jauh dari tubuh Matteo yang terkapar ada pecahan gelas yang berserakan. Mengambil salah satu dari pecahan tersebut, Baron jadi teringat bahwa gelas yang pecah itu adalah gelas yang dibawa Arjun tadi malam. 

“Maaf, Tuan. Saat saya masuk ke dalam ruangan ini tadi pagi, Juragan sudah dalam kondisi seperti itu. Dan dilihat dari kondisinya, Juragan sudah lama tiada. Bisa jadi malam tadi Juragan mengalami serangan jantung mendadak,” ungkap Arjun yang tiba-tiba saja sudah ada dalam ruangan, memberi informasi. 

Baron bangkit dari posisi jongkoknya, menoleh pada Arjun dengan memasang tatapan penuh curiga. “Kamu yakin penyebabnya adalah serangan jantung?”

Arjun mengambil napas pelan, wajah pucatnya menandakan bahwa dirinya masih belum percaya dengan apa yang tengah terjadi saat ini. “Itu hanya opini saya, Tuan. Mengingat bahwa memang Juragan memiliki riwayat penyakit jantung. Tapi lebih jelasnya kita bisa memanggil tabib untuk tahu apa penyebab kematian Juragan.”

Mata tajam Baron menyipit. Kaki panjangnya melangkah perlahan menuju Arjun. “Kenapa aku mengira bahwa kamulah yang membunuh Ayahku?” 

Tuduhan itu membuat siapapun yang mendengar langsung memasang wajah terkejut, termasuk Dorothy yang sejak tadi hanya diam menyimak. Semua orang tahu bahwa Arjun adalah orang kepercayaan Matteo yang sudah mengabdi selama belasan tahun, rasanya tidak mungkin jika Arjun tega melakukan hal itu. 

“Tuan?” Arjun syok bukan main, ia merasa hina saat dilayangkan tuduhan seperti itu. “Kenapa Tuan bisa menuduh saya?”

Baron mengusap wajahnya, menahan jengkel. “Bukankah tadi malam kamu orang terakhir yang bertemu dengan Ayahku? Dan gelas pecah yang berserakan di lantai adalah gelas yang diantar olehmu. Apa yang kamu masukan ke dalam minuman Ayahku?”

Bisikan demi bisikan di luar ruangan mulai terdengar, mereka mulai menggosip dan termakan oleh tuduhan Baron. Dorothy yang tidak berpihak ke siapa-siapa sebelum tahu bagaimana kebenaran aslinya, rasanya ingin menengahi obrolan mereka. 

“Sumpah demi apapun, Tuan. Saya berani bersumpah bahwa saya tidak mungkin melakukan hal kejam seperti itu. Saya hanya mengantar minuman yang diberi oleh pelayan di dapur,” jelas Arjun melakukan pembelaan untuk dirinya sendiri. 

Dorothy berderap ke sisi Baron, menyentuh lembut pundak suaminya untuk menenangkan. “Seperti apa yang dikatakan Arjun, lebih baik kita memanggil tabib untuk tahu apa penyebab kematian Ayah. Jadi berhentilah menuduh suatu hal yang belum pasti.”

Merasa bahwa istrinya membela Arjun, Baron langsung menatap tajam Dorothy sembari menyingkirkan lengan istrinya tersebut dari bahu. “Kamu jangan ikut campur!” ketusnya penuh penekanan. 

Dorothy tersentak. Tidak pernah dirinya melihat ekspresi menakutkan itu dari wajah Baron sebelumnya, bahkan jika perlu marah biasanya Baron hanya bersikap dingin dan mendiamkannya saja selama beberapa waktu. 

Jika melihat situasi sekarang, Dorothy mencoba untuk memahami apa yang dirasakan Baron. Pasti suaminya itu tidak bisa mengontrol emosi selepas menerima kabar tentang kematian ayahnya. 

“Panggilkan tabib terkenal sekarang juga! Dan jangan biarkan siapapun masuk ke dalam ruangan Ayahku, aku tidak ingin ada barang bukti yang bisa saja dihilangkan dari sini!” teriak Baron sembari berjalan keluar, disusul oleh Dorothy dan Arjun. 

Kurang dari setengah jam, tabib yang diminta Baron sudah sampai. Tabib yang perkiraan usianya sudah menginjak kepala empat itu sedang memeriksa keadaan Matteo, mencari tahu sebab kematian pria itu melalui kemampuan khususnya. 

Irsan—tabib terkenal yang sudah menjamah dari desa ke desa lain dan dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit serta bisa menangani berbagai ilmu hitam yang masih kental di zaman ini. Irsan sudah lama mengembara ke beberapa tempat, mencari bahan-bahan langka yang dibutuhkan untuk membuat ramuan. 

“Dilihat dari minuman terakhir yang diminumnya, bisa dipastikan penyebab kematiannya adalah karena racun. Ini racun yang amat mematikan, karena tidak perlu menunggu waktu lama untuk melihat reaksinya. Meskipun racun ini disamarkan, sebagai seorang yang bisa meracik racun tentu saja saya tahu jenis racun ini, Tuan,” papar tabib itu sambil menatap Baron yang duduk dihadapannya. 

Jasad Matteo sudah dibaringkan ke atas kasur, berencana akan dibersihkan terlebih dahulu sebelum nantinya akan dikebumikan. Dalam kamar tersebut yang diizinkan masuk hanya Arjun dan Dorothy saja, dan mereka berdua sejak tadi menyimak tidak masuk ke dalam obrolan. 

Setelah tahu apa penyebab kematian Matteo, Baron semakin gencar meyakinkan dirinya bahwa dalang dibalik pembunuhan ini adalah Arjun. Pria yang sebaya dengannya itu menjadi terduga yang paling meyakinkan. 

“Tuan, saya mohon tolong percaya. Saya—”

“Bagaimana mungkin aku bisa percaya?” Baron berdiri. “Minuman dalam gelas yang belum tersentuh mengandung racun. Malam tadi kamu membawa dua gelas dan itu sudah jelas untukku. Bagaimana jadinya jika aku ikut meminumnya juga? Apa kamu memang sengaja ingin membuat aku dan Ayahku mati secara bersamaan?”

Arjun langsung geleng-geleng kepala, ekspresinya semakin panik. “Tidak, Tuan. Jika memang saya punya niat begitu, bukankah saya harus menghilangkan barang bukti? Saya tidak mungkin se ceroboh ini. Kenapa tidak panggil pelayan yang membuat minuman itu? Bisa saja memang dia pelakunya.”

Baron langsung menyahut, pandangannya dengan cepat berpindah pada Dorothy. “Cepat panggilkan pelayan yang dia maksud!”

“Madam Gayatri, dia biasa dipanggil itu,” timpal Arjun memberitahu. 

Dorothy mengangguk. Langsung bergegas keluar kamar, mencari keberadaan wanita itu. Tak perlu waktu lama, yang dicari pun sudah berhasil Dorothy bawa masuk ke dalam ruangan. 

“Tuan Baron, saya benar-benar tidak tahu.” Wanita yang rambutnya penuh dengan uban tersebut seketika langsung bersimpuh, derai air mata memenuhi pipi. “Saya berani melakukan apapun untuk membuktikan bahwa saya tidak bersalah.”

“Apa benar kamu yang membuatkan minuman untuk Ayahku malam tadi?” tanya Baron sambil memandanginya dengan tatapan bengis. 

“Benar, Tuan. Seperti biasa, setiap malam Juragan meminta dibuatkan teh herbal. Dan teh yang saya berikan pun tidak berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Saya tidak mencampurkan apapun ke dalam teh tersebut,” terang wanita itu, tubuhnya sudah bersujud sambil terus sesenggukan, menyeka air mata di pipi. 

“Kalian berdua sama saja! Yang terlibat dengan kejadian semalam adalah kalian berdua, entah siapa yang salah, atau mungkin kalian berdua bersekongkol! Demi menghormati Ayahku yang sudah tiada, kalian harus dihukum. Nyawa dibayar nyawa, tidak ada ampun bagi pengkhianat seperti kalian!” tegas Baron yang bertindak impulsif. 

Dorothy langsung menyerobot, tidak setuju dengan tindakan suaminya. “Tunggu dulu. Kenapa kamu begitu mudah mengambil keputusan dalam hal seperti ini? Kita tidak pernah tahu siapa pelaku sebenarnya. Bisa di antara mereka berdua atau mungkin orang lain. Kasus ini tidak bisa diakhiri dengan cara menuduh seperti itu, Baron. Mereka baru tersangka, belum ada bukti kuat untuk menjadikan mereka sebagai pelaku.”

“Tidak ada yang memintamu untuk berkomentar, Dorothy. Aku yang berhak memutuskan. Aku yang bisa menilai. Sudah jelas bahwa Ayahku keracunan dan racun itu ada di dalam minumannya, lalu mereka berdua terlibat di dalamnya. Mana mungkin aku tidak curiga?” sanggah Baron, sorot matanya membuat Dorothy memilih untuk mematung di tempat. 

Beberapa pria yang ditugaskan untuk menjadi penjaga di rumah ini langsung berbondong masuk, jumlah mereka sekitar empat orang. Sesuai perintah, mereka menyeret paksa Arjun dan Madam Gayatri untuk dibawa keluar, hendak melakukan penghukuman. 

Tapi belum sempat itu terjadi, sebelum mereka berhasil dibawa keluar, beberapa pelayan lain masuk lebih dulu. Salah seorang di antara ketiga pelayan yang masuk langsung berbicara. 

“Tuan, maafkan kami. Tapi ini penting. Sesuai apa yang Tuan Baron minta sebelumnya, kami sudah menggeledah dan memeriksa seluruh tempat dan ruangan di ruangan, terutama memeriksa kamar Arjun dan Madam Gayatri. Dan di kamar Arjun, kami menemukan ini.” Pelayan itu menunjukkan sesuatu di tangannya, sebuah botol kecil yang tampak tak asing bagi Dorothy. 

“Benda apa ini?” Baron yang bertanya, mengambil alih benda tersebut. 

“Saya tidak tahu, Tuan. Karena mencurigakan, alhasil saya membawanya ke sini,” terang pelayan itu. 

Sang tabib yang ikut penasaran dengan benda tersebut langsung meminta izin untuk melihatnya secara detail. Setelah ditelaah dari bentuk, warna dan aroma, meski yang terlihat cairan dalam botol itu seperti air biasa, tapi tabib itu tetap bisa mengenalinya. 

“Ini racun yang sama dengan racun yang sudah tersebar dalam tubuh Juragan Matteo. Terbuat dari tumbuhan mematikan yang langka dan tidak bisa hidup di sembarang tempat, tepatnya di wilayah utara yang dipastikan jarang terjamah oleh manusia, bahkan saya sendiri pun belum pernah membuat racun mematikan seperti ini,” ungkap tabib itu menjelaskan. 

Di saat Baron mulai meluap-luap dan semakin yakin bahwa pelaku pembunuhan berencana ini adalah Arjun, pandangan Dorothy tidak lepas dari botol berisi racun yang masih ada dalam genggaman tabib itu. Pikirannya jadi terlempar pada kejadian malam lalu, dimana Baron melakukan transaksi barang dengan orang asing. 

Dan barang itu adalah botol berisi racun tersebut. 

Dorothy bergumam dengan penuh kecurigaan, “Jangan-jangan ... Apa mungkin?”

***

Related chapters

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 4 : Kebenaran Tersembunyi

    Arjun ditarik keluar ruangan secara brutal, Baron sudah menetapkan pria itu sebagai pelaku. Keputusannya untuk memberikan hukuman padanya tidak bisa diganggu gugat.Sedang Dorothy yang masih membenamkan dirinya dalam pikiran penuh tanda tanya hanya bisa bergeming, menyaksikan Arjun yang mulai diarak keliling desa dengan kedua tangan dan kakinya yang diborgol, beberapa pria bertubuh kekar menghimpit Arjun sambil sesekali memberi pecutan agar Arjun tidak diam di tempat.Para warga desa yang menonton pun mulai mengolok-olok, saling memberi cacian hingga beberapa diantaranya melemparkan kerikil tajam pada tubuh Arjun. Pelipis pria itu terluka cukup parah, darah mengalir layaknya air terjun yang mulai menutupi seluruh paras Arjun.Dorothy semakin merasakan tenggorokannya tercekat ketika tak sengaja melakukan kontak mata dengan Arjun, tatapan pria yang sudah babak belur itu seolah meminta pertolongan. Sorot matanya mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah.Sebetulnya Dorothy ingin sekali men

    Last Updated : 2023-10-11
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 5 : Si Manipulatif

    Sempat hening beberapa saat sebelum akhirnya Baron kembali menjelaskan sebab Dorothy tampaknya belum paham. Sebetulnya selama seminggu ini Baron sudah merencanakan semuanya, bahkan tentang keputusan ini sudah ia pikirkan sejak lama. “Aku tidak bisa lagi berpura-pura mencintaimu. Aku tidak bisa menjalani pernikahan yang didalamnya tidak ada cinta. Seharusnya sejak awal kamu tahu dan sadar diri siapa posisimu. Mana mungkin aku bisa jatuh cinta pada anak pembantu sepertimu?” jelas Baron mimik wajahnya yang dingin menunjukkan bahwa ia serius dengan ucapannya. Dorothy merasa tercekat, nafasnya tersendat-sendat, rasa syok membuat dadanya penuh dan sesak. Ia masih berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh Baron. Rasanya sulit sekali menerima semua perkataan itu setelah dua tahun menjalani kehidupan bersama, bahkan selama beberapa bulan terakhir pria itu memberikan perlakuan istimewa yang membuat Dorothy percaya hingga berhasil jatuh cinta padanya. Tapi sekarang semuanya sudah sirna, segala

    Last Updated : 2023-10-11
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 6 : Kehidupan Baru

    Harga diri Dorothy benar-benar hancur, namanya sudah jelek di mata orang-orang. Melangkah pergi dari kediaman Adhelmar pun Dorothy harus menelan banyak cacian dan hujatan dari mereka-mereka yang sudah terhasut omongan Baron. Dorothy pergi tanpa memiliki tujuan yang jelas, juga dirinya tidak membawa apa-apa. Ia luntang-lantung tanpa arah, terus berjalan dan berharap bisa memiliki lingkungan dan tempat tinggal yang bisa membuatnya merasa dimanusiakan. Berjalan memasuki hutan, meninggalkan ingar bingar pedesaan, Dorothy berjalan tanpa alas dan tanpa istirahat hingga langit sudah mulai menggelap. Perutnya yang terasa lapar dan perih hanya bisa ia usap-usap di sepanjang perjalanan, sesekali Dorothy meneguk sisa embun di dedaunan, sedikit bisa menghilangkan dahaga. “Kemana aku harus pergi? Aku bahkan tidak tahu sekarang aku ada di mana.” Dorothy mengedarkan pandangan, sesekali menengadah, menatap dedaunan rimbun yang menghalau sinar mentari untuk menelusup ke dalam hutan. Suara tapak ka

    Last Updated : 2023-10-25
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 7 : Sebuah Rencana

    Di tahun ketiga pernikahan Baron dan Gracia, mereka berdua memutuskan untuk bercerai. Lebih tepatnya Gracia yang menginginkan untuk berpisah, alasannya karena ia mengira sudah tidak ada lagi yang bisa dimanfaatkan dari Baron. Dan juga tujuan Gracia sejak awal sudah tercapai. Usaha keluarganya kembali pulih, ekonominya kembali stabil, tapi sebaliknya Baron yang kini berada di ambang kesusahan. Separuh tanah peninggalan sang ayah sudah habis terjual, usaha perkebunan pun banyak mengalami kerugian. “Jadi selama ini kamu tidak pernah mencintaiku?” Baron memasang wajah nelangsa, teringat apa saja yang sudah ia korbankan hanya untuk bisa bersama Gracia dan sekarang berakhir sia-sia. Karena kenyataannya memang inilah balasannya. Gracia merampas habis semua yang dimiliki Baron, lalu mencampakkannya persis seperti Baron membuang Dorothy tanpa manusiawi. Gracia juga terang-terangan mengakui sudah memiliki lelaki lain, makinlah Baron menggila. “Sudahlah, jangan terlalu dramatis.” Gracia teru

    Last Updated : 2023-10-27
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 8 : Pertemuan Kembali

    Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, akhirnya Baron bisa mendapatkan beberapa informasi tentang mantan istrinya, Dorothy. Mulai dari desa yang menjadi tempat tinggal Dorothy, hingga tempat bekerja wanita itu. Tapi satu hal yang tidak diketahui Baron, bahwa Dorothy memiliki seorang anak. Sehingga saat ini, setelah dirinya mengetuk pintu dan sudah berharap bahwa wajah mantan istrinya yang ia lihat, justru yang menampakkan diri adalah seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya. Baron memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, membungkuk ke depan, mencoba mensejajarkan tingginya dengan bocah tersebut sambil memandanginya lamat-lamat. “Apakah benar ini kediaman Nyonya Dorothy?” tanya Baron memastikan. Bocah itu mengangguk, memandangi Baron sedikit bingung. “Benar, Tuan. Nyonya Dorothy adalah Mama saya.”Mendengar jawaban tersebut, Baron tercengang beberapa saat. Punggungnya yang membungkuk ia tegakkan kembali, sorot matanya masih berpusat pada bocah laki-laki pemilik mat

    Last Updated : 2023-10-28
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 9 : Dendam yang Menuntut Balas

    Sesaat Dorothy kehilangan kata-kata, ucapan Baron barusan mengguncang pikirannya. Tapi saat kembali menyadari bahwa yang dihadapannya saat ini adalah seorang bajingan yang sudah banyak membuat hidupnya menderita, cekalan di tangan pria itu langsung ia tepis, tubuhnya mundur menjauh darinya. “Dasar gila! Apa kamu tidak punya malu?” Dorothy mendesis sebal, dadanya semakin kembang kempis, tangannya mengepal kuat dengan rahang yang mengetat. “Sejak awal pun aku sudah tidak punya malu dan harga diri ini sudah aku korbankan ketika memutuskan untuk datang ke sini. Aku tahu aku salah, aku mengerti dengan rasa bencimu, dan itu sangat wajar. Tapi, tidak bisakah aku memintamu kembali untuk menjadi istriku?” Baron mengeluarkan jurus andalan, lihat saja wajahnya yang tampak memelas berusaha mengambil hati Dorothy. “Jangan mimpi!” sembur Dorothy, sedetik kemudian tubuhnya berbalik memunggungi Baron. “Pulanglah. Jangan membual dengan omong kosong seperti itu. Aku tidak akan pernah mau bersama den

    Last Updated : 2023-10-30
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 1 : Penuh Rahasia

    Surai rambut coklat sepanjang telinga ia usap ke belakang, menampilkan alis tebalnya yang terukir tegas di wajahnya yang rupawan. Cahaya rembulan menembus kaca besar yang terpasang di sepanjang lorong layaknya dinding, menyinari sesosok pria bertubuh tegap yang dengan gagahnya berjalan. Bagai malaikat, tubuhnya itu disinari dengan indah, ditambah mata abu-abu gelapnya ikut tersenyum ketika kedua sudut bibirnya terangkat, semakin menambah level ketampanannya. Siapa yang tidak tahu Baron? Anak tunggal kaya raya yang siap mewarisi harta turunan sang ayah yang saat ini sedang sakit-sakitan. Kaki panjangnya melesat masuk ke dalam sebuah ruangan, harum aroma mawar menyerbak masuk ke dalam indera penciuman. Ruangan yang hanya mengandalkan sinar rembulan sebagai penerangan tersebut menampilkan siluet seorang perempuan yang berdiri menghadap jendela. “Apa kamu sudah siap?” tanya Baron, baritonnya yang serak dan berat menggema dalam ruangan yang diselimuti keheningan. Siluet perempuan i

    Last Updated : 2023-10-11
  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 2 : Kabar Mengejutkan

    Berlatar pada zaman dimana harta menjadi penunjang utama bagaimana seseorang bisa dipandang. Semakin banyak harta yang dimiliki, maka derajatnya akan semakin diagung-agungkan. Matteo Adhelmar adalah pria pekerja keras yang berhasil memiliki lahan luas yang ia jadikan sebagai perkebunan. Berhektar-hektar tanah yang dimiliki ia pakai untuk menanam sayur, buah, dan padi. Beberapa penduduk desa berbondong-bondong ingin menjadi pegawai Matteo, semua hasil dari perkebunan dijual ke desa lain dengan harga yang tinggi. Hanya di desa inilah tanah begitu subur gembur, sehingga mudah untuk mengembangkan usaha bahan pangan. “Pendapatan kita bulan ini turun lagi?” Matteo melenguh pasrah, pelipisnya yang terasa berdenyut ia pijat pelan. Matteo tak kuasa melihat hasil laporan dari keuntungan yang didapat bulan ini. Sebenarnya dari beberapa bulan sebelumnya sudah terasa mencurigakan, Matteo merasa ada sesuatu yang disembunyikan, tidak mungkin data penjualan tidak sebanding dengan pemasukan ya

    Last Updated : 2023-10-11

Latest chapter

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 9 : Dendam yang Menuntut Balas

    Sesaat Dorothy kehilangan kata-kata, ucapan Baron barusan mengguncang pikirannya. Tapi saat kembali menyadari bahwa yang dihadapannya saat ini adalah seorang bajingan yang sudah banyak membuat hidupnya menderita, cekalan di tangan pria itu langsung ia tepis, tubuhnya mundur menjauh darinya. “Dasar gila! Apa kamu tidak punya malu?” Dorothy mendesis sebal, dadanya semakin kembang kempis, tangannya mengepal kuat dengan rahang yang mengetat. “Sejak awal pun aku sudah tidak punya malu dan harga diri ini sudah aku korbankan ketika memutuskan untuk datang ke sini. Aku tahu aku salah, aku mengerti dengan rasa bencimu, dan itu sangat wajar. Tapi, tidak bisakah aku memintamu kembali untuk menjadi istriku?” Baron mengeluarkan jurus andalan, lihat saja wajahnya yang tampak memelas berusaha mengambil hati Dorothy. “Jangan mimpi!” sembur Dorothy, sedetik kemudian tubuhnya berbalik memunggungi Baron. “Pulanglah. Jangan membual dengan omong kosong seperti itu. Aku tidak akan pernah mau bersama den

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 8 : Pertemuan Kembali

    Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, akhirnya Baron bisa mendapatkan beberapa informasi tentang mantan istrinya, Dorothy. Mulai dari desa yang menjadi tempat tinggal Dorothy, hingga tempat bekerja wanita itu. Tapi satu hal yang tidak diketahui Baron, bahwa Dorothy memiliki seorang anak. Sehingga saat ini, setelah dirinya mengetuk pintu dan sudah berharap bahwa wajah mantan istrinya yang ia lihat, justru yang menampakkan diri adalah seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya. Baron memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, membungkuk ke depan, mencoba mensejajarkan tingginya dengan bocah tersebut sambil memandanginya lamat-lamat. “Apakah benar ini kediaman Nyonya Dorothy?” tanya Baron memastikan. Bocah itu mengangguk, memandangi Baron sedikit bingung. “Benar, Tuan. Nyonya Dorothy adalah Mama saya.”Mendengar jawaban tersebut, Baron tercengang beberapa saat. Punggungnya yang membungkuk ia tegakkan kembali, sorot matanya masih berpusat pada bocah laki-laki pemilik mat

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 7 : Sebuah Rencana

    Di tahun ketiga pernikahan Baron dan Gracia, mereka berdua memutuskan untuk bercerai. Lebih tepatnya Gracia yang menginginkan untuk berpisah, alasannya karena ia mengira sudah tidak ada lagi yang bisa dimanfaatkan dari Baron. Dan juga tujuan Gracia sejak awal sudah tercapai. Usaha keluarganya kembali pulih, ekonominya kembali stabil, tapi sebaliknya Baron yang kini berada di ambang kesusahan. Separuh tanah peninggalan sang ayah sudah habis terjual, usaha perkebunan pun banyak mengalami kerugian. “Jadi selama ini kamu tidak pernah mencintaiku?” Baron memasang wajah nelangsa, teringat apa saja yang sudah ia korbankan hanya untuk bisa bersama Gracia dan sekarang berakhir sia-sia. Karena kenyataannya memang inilah balasannya. Gracia merampas habis semua yang dimiliki Baron, lalu mencampakkannya persis seperti Baron membuang Dorothy tanpa manusiawi. Gracia juga terang-terangan mengakui sudah memiliki lelaki lain, makinlah Baron menggila. “Sudahlah, jangan terlalu dramatis.” Gracia teru

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 6 : Kehidupan Baru

    Harga diri Dorothy benar-benar hancur, namanya sudah jelek di mata orang-orang. Melangkah pergi dari kediaman Adhelmar pun Dorothy harus menelan banyak cacian dan hujatan dari mereka-mereka yang sudah terhasut omongan Baron. Dorothy pergi tanpa memiliki tujuan yang jelas, juga dirinya tidak membawa apa-apa. Ia luntang-lantung tanpa arah, terus berjalan dan berharap bisa memiliki lingkungan dan tempat tinggal yang bisa membuatnya merasa dimanusiakan. Berjalan memasuki hutan, meninggalkan ingar bingar pedesaan, Dorothy berjalan tanpa alas dan tanpa istirahat hingga langit sudah mulai menggelap. Perutnya yang terasa lapar dan perih hanya bisa ia usap-usap di sepanjang perjalanan, sesekali Dorothy meneguk sisa embun di dedaunan, sedikit bisa menghilangkan dahaga. “Kemana aku harus pergi? Aku bahkan tidak tahu sekarang aku ada di mana.” Dorothy mengedarkan pandangan, sesekali menengadah, menatap dedaunan rimbun yang menghalau sinar mentari untuk menelusup ke dalam hutan. Suara tapak ka

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 5 : Si Manipulatif

    Sempat hening beberapa saat sebelum akhirnya Baron kembali menjelaskan sebab Dorothy tampaknya belum paham. Sebetulnya selama seminggu ini Baron sudah merencanakan semuanya, bahkan tentang keputusan ini sudah ia pikirkan sejak lama. “Aku tidak bisa lagi berpura-pura mencintaimu. Aku tidak bisa menjalani pernikahan yang didalamnya tidak ada cinta. Seharusnya sejak awal kamu tahu dan sadar diri siapa posisimu. Mana mungkin aku bisa jatuh cinta pada anak pembantu sepertimu?” jelas Baron mimik wajahnya yang dingin menunjukkan bahwa ia serius dengan ucapannya. Dorothy merasa tercekat, nafasnya tersendat-sendat, rasa syok membuat dadanya penuh dan sesak. Ia masih berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh Baron. Rasanya sulit sekali menerima semua perkataan itu setelah dua tahun menjalani kehidupan bersama, bahkan selama beberapa bulan terakhir pria itu memberikan perlakuan istimewa yang membuat Dorothy percaya hingga berhasil jatuh cinta padanya. Tapi sekarang semuanya sudah sirna, segala

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 4 : Kebenaran Tersembunyi

    Arjun ditarik keluar ruangan secara brutal, Baron sudah menetapkan pria itu sebagai pelaku. Keputusannya untuk memberikan hukuman padanya tidak bisa diganggu gugat.Sedang Dorothy yang masih membenamkan dirinya dalam pikiran penuh tanda tanya hanya bisa bergeming, menyaksikan Arjun yang mulai diarak keliling desa dengan kedua tangan dan kakinya yang diborgol, beberapa pria bertubuh kekar menghimpit Arjun sambil sesekali memberi pecutan agar Arjun tidak diam di tempat.Para warga desa yang menonton pun mulai mengolok-olok, saling memberi cacian hingga beberapa diantaranya melemparkan kerikil tajam pada tubuh Arjun. Pelipis pria itu terluka cukup parah, darah mengalir layaknya air terjun yang mulai menutupi seluruh paras Arjun.Dorothy semakin merasakan tenggorokannya tercekat ketika tak sengaja melakukan kontak mata dengan Arjun, tatapan pria yang sudah babak belur itu seolah meminta pertolongan. Sorot matanya mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah.Sebetulnya Dorothy ingin sekali men

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 3 : Dua Tersangka

    Baron dan Dorothy berjalan tergesa-gesa menuju kamar Matteo setelah mendapat kabar mengejutkan dari pelayan tadi. Sepertinya kabar tentang kematian Matteo sudah menyebar ke seluruh isi rumah, karena para pelayan yang ada di rumah ini sudah berkerumun di depan ruangan yang di dalamnya ada Matteo. Tapi satu pun dari mereka tidak ada yang berani masuk. Baron lantas melesat masuk, diikuti oleh Dorothy, mereka langsung disuguhi pemandangan yang menyedihkan. Bahwa Matteo benar-benar sudah terbujur kaku dengan warna kulitnya yang sudah pucat membiru, tubuhnya layaknya seonggok bangkai, tergeletak di atas lantai tak berdaya. Saat Baron mendekat ke arahnya, berjongkok untuk menyentuh tubuh ayahnya, rasa dingin yang dirasakan membuatnya bergidik merinding. Pandangan Baron menyapu ke samping, tak jauh dari tubuh Matteo yang terkapar ada pecahan gelas yang berserakan. Mengambil salah satu dari pecahan tersebut, Baron jadi teringat bahwa gelas yang pecah itu adalah gelas yang dibawa Arjun tadi

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 2 : Kabar Mengejutkan

    Berlatar pada zaman dimana harta menjadi penunjang utama bagaimana seseorang bisa dipandang. Semakin banyak harta yang dimiliki, maka derajatnya akan semakin diagung-agungkan. Matteo Adhelmar adalah pria pekerja keras yang berhasil memiliki lahan luas yang ia jadikan sebagai perkebunan. Berhektar-hektar tanah yang dimiliki ia pakai untuk menanam sayur, buah, dan padi. Beberapa penduduk desa berbondong-bondong ingin menjadi pegawai Matteo, semua hasil dari perkebunan dijual ke desa lain dengan harga yang tinggi. Hanya di desa inilah tanah begitu subur gembur, sehingga mudah untuk mengembangkan usaha bahan pangan. “Pendapatan kita bulan ini turun lagi?” Matteo melenguh pasrah, pelipisnya yang terasa berdenyut ia pijat pelan. Matteo tak kuasa melihat hasil laporan dari keuntungan yang didapat bulan ini. Sebenarnya dari beberapa bulan sebelumnya sudah terasa mencurigakan, Matteo merasa ada sesuatu yang disembunyikan, tidak mungkin data penjualan tidak sebanding dengan pemasukan ya

  • Pembalasan Istri yang Terbuang   Bab 1 : Penuh Rahasia

    Surai rambut coklat sepanjang telinga ia usap ke belakang, menampilkan alis tebalnya yang terukir tegas di wajahnya yang rupawan. Cahaya rembulan menembus kaca besar yang terpasang di sepanjang lorong layaknya dinding, menyinari sesosok pria bertubuh tegap yang dengan gagahnya berjalan. Bagai malaikat, tubuhnya itu disinari dengan indah, ditambah mata abu-abu gelapnya ikut tersenyum ketika kedua sudut bibirnya terangkat, semakin menambah level ketampanannya. Siapa yang tidak tahu Baron? Anak tunggal kaya raya yang siap mewarisi harta turunan sang ayah yang saat ini sedang sakit-sakitan. Kaki panjangnya melesat masuk ke dalam sebuah ruangan, harum aroma mawar menyerbak masuk ke dalam indera penciuman. Ruangan yang hanya mengandalkan sinar rembulan sebagai penerangan tersebut menampilkan siluet seorang perempuan yang berdiri menghadap jendela. “Apa kamu sudah siap?” tanya Baron, baritonnya yang serak dan berat menggema dalam ruangan yang diselimuti keheningan. Siluet perempuan i

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status