Share

Tepuk Tangan Meriah untuk Morgan

Reynold ambruk. Dia langsung pingsan saat itu juga. Si Gundul meninjunya tepat di ulu hati.

“Aku sudah menghajarnya. Sekarang, biarkan kami pergi,” kata si gundul, menoleh menatap Morgan.

Morgan mengangguk. “Bawalah dia bersama kalian,” katanya.

Si gundul pun meminta anak-anak buahnya untuk membopong Reynold keluar bar. Dia sendiri baru keluar setelah menatap Morgan beberapa lama dan mengangguk.

Ketegangan itu akhirnya sirna. Para pengunjung bar, juga si bartender dan karyawan-karyawan bar yang lain, kini bisa bernapas lega.

Cukup mengherankan bahwa tak ada kerusakan yang terjadi, mengingat di kesempatan-kesempatan sebelumnya, setiap kali ada orang-orang yang mengacau di sini pastilah ada meja-meja atau kursi-kursi yang rusak.

Dan pandangan semua orang kini tertuju kepada Morgan. Harus mereka akui, sosok Morgan menjadi kunci dari perginya para pengacau itu tanpa sempat membuat kerusakan.

Diam-diam, mereka yang semula sempat mengira Morgan akan habis itu kini menatapnya dengan penuh ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status