Share

Berpura-pura Tak Berdaya

Saat Morgan membuka mata, dia mendapati dia berada di sebuah ruangan yang luas.

Tangan dan kakinya terikat ke rantai-rantai besi yang dipasang ke pilar-pilar di sekitarnya. Dia nyaris tak bisa menggerakkannya.

Plok! Plok! Plok!

Seseorang bertepuk tangan.

“Luar biasa. Bahkan setelah ditembak dalam jarak sedekat itu pun, kau masih belum mati juga. Memang kau ini istimewa,” cibir seseorang itu.

Tak lain dan tak bukan, dia adalah orang yang menembak Morgan saat di kafe tadi.

Sayangnya Morgan tak bisa mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Yang dia tahu, selepas tembakan tadi itu, kantung matanya terasa berat dan setelah itu gelap.

Entah bagaimana caranya orang ini membawanya dari kafe ke sini.

“Siapa kau?” tanya Morgan, menatap orang itu tajam.

Orang itu memiringkan kepala, menatap Morgan dengan kening penuh kerutan.

“Kau masih bertanya siapa aku? Bukankah kau sudah melihatnya sendiri dengan matamu?” kata orang itu.

“Yang kulihat adalah seseorang yang mengenakan topeng Rudolf dan berbicar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status