Selamat membaca..
Pernikahan tinggal sebentar lagi, semua persiapan termasuk tempat acara di gelar juga sudah siap, waktu sumpah janji pernikahan akan di ucapkan dua jam lagi tapi Nelvan justru melihat dengan mata kepalanya sendiri jika calon istrinya sedang menyiapkan hal yang paling tidak Nelvan duga selama ini.Tadinya Nelvan berniat untuk menemui wanita yang akan menjadi istrinya, setidaknya Nelvan bisa melihat wajah calon istri sebelum berhadapan mengucap sumpah janji pernikahan. Tapi, tanpa sengaja Nelvan mendengar pembicaraan calon istrinya dengan seorang pria dan kedua orang itu berbicara sesuatu yang benar-benar membuat hati Nelvan panas.
Nelvan diam di tempat nya saat ini, membiarkan dia orang di dalam sana berbicara. Kalimat yang mereka ucapkan sungguh berhasil membuat emosi Nelvan sampai ubun-ubun.
“Ingatlah jika kamu hanya akan mempertahankan pernikahan ini dalam waktu yang tidak akan lama, kuasai hartanya dan setelah itu urus surat cerai, lalu kita akan menikah kemudian hidup dengan bahagia.”
"Tenang saja, kau percayakan itu padaku." jawab suara Bella, calon istri Nelvan.
Tangan Nelvan mengepal, itu adalah suara Romy dan Bella, pria yang juga telah memperkenalkan Nelvan kepada Bella sehingga hubungan antara Nelvan dan Bella sudah sampai ke hari pernikahan. Nelvan bahkan merasa bahagia karena hari ini adalah hari pernikahannya bersama Bella. Tapi, setelah mendengar ucapan Romy barusan sungguh benar-benar membuat Nelvan emosi.
Emosi itu bertambah besar ketika Nelvan melihat dan mendengar sendiri Bella menjawab.
“Tenang saja, lagi pula apa yang di harapkan dari pria cacat seperti Nelvan jika bukan karena hartanya, aku tidak akan sudi untuk menikahi pria seperti itu jika bukan demi masa depan antara kita.” jawab Bella.
Telinga dan ubun-ubun Nelvan semakin panas, ia telah di manfaatkan oleh temannya sendiri. Nelvan pikir Romy selama ini adalah orang baik begitupun juga dengan Bella, tapi siapa sangka kedua orang itu ternyata adalah parasit yang harus segera di basmi.
Tangan Nelvan mengepal kuat sampai urat tangannya menonjol, “Kita lihat apa yang akan aku lakukan,” batin Nelvan kemudian pergi dari tempatnya saat ini berada atau telinganya akan meledak mendengar pembicaraan kedua orang tersebut.
Para tamu undangan juga telah hadir memenuhi kursi yang tersedia dan kini tinggal menunggu waktu beberapa saat lagi sampai sumpah pernikahan di lakukan. Namun, wajah Nelvan sama sekali tidak menunjukkan kebahagiaan sama sekali.
Nelvan melihat tangan lalu posisinya yang sedang duduk di kursi roda, kenapa begitu sulit mendapatkan ketulusan seseorang tanpa mengharapkan sesuatu?. Nelvan tersenyum miring, di jaman sekarang sangat sulit menemukan ketulusan tanpa berharap sesuatu.
“Tuan, saya akan mengatar Anda ke tempat acara.” Ucap pengawal untuk mendorong kursi roda yang Nelvan duduki.
Sekarang Nelvan berada di Altar dengan seorang Pastor, tamu undangan yang sudah mengetahui kondisi Nelvan merasa kagum dengan ketampanan Nelvan namun tak sedikit pula dari mereka mencibir dalam hati atas kondisi yang Nelvan alami, sedangkan dari ujung karpet merah terlihat Bella yang sedang di gandeng lengan oleh ayahnya tersenyum berjalan ke arah Nelvan.
‘Senyum palsu.’ batin Nelvan.
Seandainya Nelvan tidak mendengar apa yang Bella dan Romy bicarakan tadi kemungkinan sekarang Nelvan pasti tertipu dengan senyum Bella yang secantik namanya. Nelvan mengalihkan pandangan ke arah para tamu sampai ia melihat keberadaan Romy yang sedang duduk dengan pandangan takjub ke arah Bella.
Sungguh, Nelvan sangat ingin mencekik lelaki seperti itu, memanfaatkan kekasihnya demi harta kekayaan adalah hal paling rendah yang pernah Nelvan lihat. Tanpa sadar ketika mengingat pembicaraan Bella dan Romy, kedua tangan Nelvan kembali mengepal.
Ayah Bella memberikan telapak tangan Bella pada Nelvan sambil mengatakan sesuatu tapi Nelvan tidak peduli dengan apa yang ayah Bella katakan karena yang pasti Nelvan tidak akan melanjutkan hubungannya dengan Bella ke jenjang yang lebih serius.
“Apa sudah siap, kalau begitu saya akan memulai.” ucap sang Pastor pada kedua mempelai.
“Nelvano Xander, apakah engkau bersedia menerima Arabella sebagai istrimu, baik senang maupun susah, duka maupun suka dan-“
“Berhenti.” sahut Nelvan, Bella terkejut dengan ucapan Nelvan yang tiba-tiba menghentikan sumpah perjanjian, para tamu juga terlihat bingung, Nelvan melepaskan tangan Bella yang ia pegang lalu memutar kursi rodanya ke arah para tamu. Terlihat beberapa keluarga Nelvan dan keluarga Bella terlihat kebingungan menatap Nelvan.
Dari para tamu yang hadir, tatapan Nelvan sekilas terarah pada Romy, tak bisa menyembunyikan kekesalan pada orang yang pernah menjadi temannya. Seolah ada kilatan api di mata Nelvan saat melihat Romy, segera tatapan Nelvan pun di alihkan untuk melihat yang lain. Tanpa menarik nafas panjang, Nelvan langsung berkata.
“Saya, Nelvano Xander membatalkan pernikahan kepada Bella dengan sangat yakin!” seru Nelvan yang tentunya membuat para tamu semakin bingung dan heran.
“Nelvan apa kamu gila? Kenapa tiba-tiba membatalkan pernikahan kita?” tanya Bella. Di waktu yang sangat penting seperti ini tak mungkin Nelvan membatalkan pernikahannya ‘kan? Bella sudah tinggal selangkah lagi mendapatkan lelaki itu tapi kenapa Nelvan membatalkan pernikahan secara tiba-tiba?
Nelvan menoleh ke arah Bella sambil tersenyum sinis, “Aku rasa kamu tau alasanku kenapa tiba-tiba mengatakan hal ini.” tangan Nelvan terangkat memerintahkan penjaga untuk membawanya keluar dari tempat acara.
Untuk saat ini Nelvan tidak ingin berbuat banyak untuk mempermalukan Bella meskipun dirinya bisa melakukan hal itu. Kursi rodanya di dorong oleh penjaga untuk kembali ke Mansion.
“Nelvan! Apa kau gila!” seru Romy datang menghampiri.
“Gila? Aku memang gila lalu kau ingin aku bagaimana?” Nelvan memutar kursi rodanya menghadap Romy, “kau ingin aku menikahi Bella? Tapi aku sudah tidak menyukainya jadi aku memberi kejutan untukmu sampai di sini saja oh dan satu lagi aku tidak ingin melihatmu di rumahku lagi mulai sekarang.” ucap Nelvan dengan wajah dingin.
“Penjaga! Usir Romy keluar dari Mansion dan jangan biarkan lelaki ini menginjakkan kaki di area Mansion dengan alasan apapun!” ujar Nelvan dan tak lama beberapa penjaga datang menarik Romy.
Romy menepis tangannya yang siap di geret paksa, “Tunggu sebentar!” katanya, Nelvan tersenyum.
“Sebenarnya kenapa kau tiba-tiba seperti ini?” tanya Romy. Dia tidak tau saja jika pembicaraannya dengan Bella telah di dengar semua oleh Nelvan. Jika saja penghiantan tidak di lakukan Romy pasti kini Nelvan telah terjebak.
Namun Nelvan hanya mengedikkan bahu, “Hanya ingin, kau kira aku tidak bisa melakukan hal seperti ini pada Bella? Tenang saja aku adalah orang yang di kenal tak punya hati jadi untuk membuktikan itu benar akhirnya aku membuktikannya di depanmu.” Jawabnya terdengar santai meski pada nyatanya Nelvan ingin meninju Romy saat ini juga.
Romy mengepalkan tangan sembari berjalan ke arah Nelvan tapi para penjaga segera menahan Romy, sekali lagi pria itu menepis tangannya yang akan di tarik paksa oleh penjaga, “Aku bisa jalan sendiri!” ujarnya, kemudian keluar dari rumah Nelvan tanpa mengatakan apapun lagi.
Nelvan tersenyum miring melihat kepergian Romy, “Untuk saat ini hanya akan keluar dari rumahku tapi lain kali kau juga akan keluar dari banyak tempat yang tidak terduga.” gumam Nelvan penuh dengan ancaman.
Kejadian hari ini membuat Nelvan semakin sulit untuk mempercayai siapapun, Nelvan semakin yakin jika ketulusan tidak pernah ada di dunia ini jikalaupun ada kemungkinan sangat kecil menemukan hal seperti itu.
Setelah memastikan Mansion sudah kosong dari orang-orang toxic, akhirnya Nelvan berdiri dari kursi rodanya di mana orang yang ada di belakangnya langsung terkejut.
“Kau akan mati jika mulutmu berani berbicara sesuatu mengenai apa yang terjadi di dalam mansion ini.” ancam Nelvan tanpa menoleh, orang yang ada di belakangnya mengangguk cepat.
Nelvan menggulung lengan kemejanya sampai siku lalu mendial nomor seseorang, “Carikan aku beberapa orang maid, pastikan dia adalah orang baru yang belum berpengalaman, setelah kau dapatkan segera bawa ke mansion karena aku ingin memilih sendiri mana yang aku butuhkan,” setelah itu Nelvan menyimpan ponsel ke saku celana dan menoleh sejenak ke penjaga yang bertugas mendorong kursi rodanya.
“Tutup mulutmu atau kau tidak akan pernah bisa menutupnya sama sekali.” ucap Nelvan terdengar nada ancaman untuk di tujukan pada seseorang yang kini masih terkejut melihat Nelvan dengan santai berjalan menggunakan kedua kaki.
_____
Bersambung...Karya ini di terbitkan original oleh SILAN. Jika ada kesamaan latar dan cerita di tempat lain itu sama sekali tidak di sengaja.
Selamat membaca... ____ Ke esokan harinya Bella datang ke mansion, saat itu Nelvan sedang duduk di sofa ruang baca memegang sebuah buku tebal dengan kaca mata bertengger di hidung mancungnya, bola mata hazel milik Nelvan melirik ke pintu saat Bella datang menghampiri. “Nelvan, kau-“ tangan Bella di tahan oleh Nelvan dengan sebelah tangan sebelum perempuan itu berhasil memukul wajahnya, perlahan kepala Nelvan menoleh sedikit mendongak menatap Bella. “Apa yang kamu lakukan di sini?” ucap Nelvan dengan tenang, Bella menarik tangannya dari Nelvan. “Kenapa kamu membatalkan acara pernikahan kita, kau tau betapa malunya aku di depan semua para tamu undangan yang hadir? Kenapa tidak kamu katakan sejak awal jika kamu tidak ingin menikahiku, apa kau sudah tidak lagi mencintaiku seperti dulu?” Nelvan berdecih pelan dia sama sekali tidak peduli seberapa besar rasa malu yang Bella rasakan karena yang memulai masalah in
Selamat membaca.. ____ Sebuah rumah yang begitu besar, pekarangan yang sangat luas bagaikan taman istana yang sering muncul di serial disney, bibir Linda terbuka takjub melihat pemandangan dari rumah besar itu. “Mereka kaya sekali tapi kenapa gajinya cuman dua ribu dolar ya?” gumam Mia, Linda menoleh melihat sahabatnya setelah melihat luas rumah dari orang yang di panggil Tuan Muda, tapi Linda tidak mengatakan apapun karena dia juga tidak tau. Ada sekitar delapan orang yang lolos seleksi tahap awal dan sekarang adalah waktunya untuk berhadapan langsung dengan si pemilik rumah yang akan memilih satu dari delapan orang calon maid. “Apa menurutmu wajah tuan muda itu seperti pangeran disney yang tampan? Dia sangat kaya tapi aku penasaran apakah wajahnya juga setampan pangeran?” Mia bergumam lagi di samping Linda. “Kita akan melihat tuan muda itu nanti jadi bersabarlah, kita hanya perlu menunggu beberapa menit lagi,” bisi
“Kamu mau kemana pagi-pagi begini?” tanya Allexin, adik dari Linda yang baru berusia lima belas tahun. Linda menoleh ketika selesai memakai sepatu, “Aku akan bekerja untuk biaya sekolahmu jadi belajarlah dengan baik agar suatu hari nanti kamu harus membayarku atas apa yang sudah aku lakukan hari ini.” jawabnya. “Kamu tidak perlu bekerja keras untukku, aku akan berusaha mencari kerja sendiri” Allexin menahan tangan Linda, “pekerjaan untuk perempuan sepertimu di luar sana sangat berbahaya, aku tidak mau terjadi sesuatu denganmu,” lanjut Allexin khawatir. Linda melepaskan tangan remaja itu dari lengannya sembari tersenyum kemudian Linda menatap Allexin, “Kamu tidak perlu khawatir, saat ini aku akan membayar sekolahmu dan hal yang perlu kamu lakukan adalah fokuslah dalam belajar, kau harus lebih sukses dari kakakmu ini, kau paham? Kalau begitu aku akan berangkat bekerja,” Linda menepuk wajah Allexin lalu keluar dari rumah mereka yang tidak begitu luas. “B
Waktu telah menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh menit, sedangkan Linda bahkan belum bisa menyelesaikan seper enam rumah besar itu seorang diri, ia sudah merasa cukup lelah hanya merampungkan beberapa bagian di rumah tersebut dan masih banyak lagi yang belum ia bersihkan. Linda baru saja ingin duduk karena lelah bekerja tapi seruan nelvan membuat Linda langsung terlonjak kaget. “LINDA!” “Iya Tuan Xander, tunggu sebentar!” Linda meletakkan kain yang pakai untuk bersih-bersih ke atas meja lalu berlari menghampiri suara yang memanggilnya berada. Setelah tiba di hadapan Nelvan, Linda mengatur nafasnya beberapa detik, “Anda membutuhkan sesuatu?” tanya nya. “Siapkan makan siang.”perintah Nelvan. “Anda ingin saya memasak apa hari ini?” Linda melihat Nelvan menoleh ke arahnya, “Apapun asal tidak membuatku mati kelaparan.” jawab Nelvan bernada dingin. Linda mengangguk dengan cepat lalu kembali ke dapur menyiapkan masakan, untungnya ia tela
Linda mendorong kursi roda Nelvan menuju parkiran rumah sakit, saat ini Linda merasa sangat lapar karena belum sempat makan siang, terlebih sejak tadi pagi ia membersihkan rumah besar Nelvan sehingga energinya banyak terkuras. Hans membukakan pintu membantu Nelvan masuk lalu Linda mengambil kursi roda dan meletakan di bagasi sebelum ia ikut masuk ke dalam mobil tepat di samping Hans. Sesekali Hans melihat Linda memelintir jari-jari tangannya sendiri, wajah Linda menatap lurus ke jalanan di depan tanpa menoleh ataupun berbalik melihat Nelvan yang duduk di belakang, Hans yakin pasti Linda habis di marahi oleh Nelvan. Tidak tau apakah Linda akan bertahan atau tidak untuk menghadapi Nelvan, ini baru hari pertama dan kondisi Linda seolah ingin menceburkan diri ke dalam sungai yang dalam. Hans melihat spion depan, pantulan Nelvan terlihat juga sedang melihatnya, kepala Hans menggeleng pelan, helaan nafas rendah keluar dari bibirnya sebelum mobil yang di kemudikan H
Pagi hari sebelum berangkat ke sekolah, Allexin mengantarkan Linda untuk pergi kerumah boss baru Linda. Namun, di perjalanan sebuah mobil hitam berhenti di depan Linda dan Allexin, Hans kembali menjemput Linda. “Apa dia boss mu?” tanya Allexin ketika Hans keluar dari mobil untuk menghampiri dua orang yang berdiri di tepi jalan. Linda menggeleng, “Bukan, dia sisten nya.” jawab Linda. “Nona Linda, silahkan masuk.” ucap Hans yang sudah membantu Linda memasukkan koper Linda yang tidak terlalu besar ke dalam bagasi. “Aku akan baik-baik saja, jangan cemaskan aku dan fokuslah pada pelajaran sekolahmu.” Linda menepuk bahu Allexin kemudian masuk ke dalam mobil bersama Hans, Allexin berdiri melihat mobil hitam melaju dari hadapannya. Hembusan nafas keluar dari bibir remaja itu, “Syukurlah kalau boss mu kali ini adalah orang baik, jadi aku tidak begitu mencemaskanmu saat jauh dari rumah.” gumam Allexin lalu ia pergi ke sekolah walaupun
Waktu sudah malam, Linda menyiapkan makan malam untuk Nelvan setelah itu memberi tahu jika makanan sudah siap agar Nelvan datang untuk menyantap makan malam yang sudah Linda siapkan. Linda merasa sangat lelah, sepertinya jika ia berbaring akan langsung menuju ke alam mimpi. Linda melihat Nelvan menyantap makan malam setelah itu tanpa mengucapkan kata terima kasih, lelaki itu pergi. Hembusan nafas di hela oleh Linda, ia membereskan kembali sisa makanan yang ada, hari ini terasa sangat panjang sekali, tidak ada waktu istirahat selain waktu makan, dan sekarang sudah malam tapi ia masih juga belum selesai membereskan rumah Nelvan agar lebiih bersih. Tiba waktu sepuluh malam, Linda tidak bisa lagi menahan rasa lelah yang ia rasakan, pintu kamar di tutup dan Linda langsung menjatuhkan diri di atas tempat tidur. “Nyaman sekali.” ucapnya sambil mengusap seprai lembut dan kasur yang empuk untuk menikmati menuju alam mimpi sebentar lagi, mata
Tak berhenti Linda menghembuskan nafas karena pekerjaan yang di berikan oleh Nelvan, pekerjaan yang bisa di lakukan dengan mudah justru di persulit oleh lelaki itu. Menguras kolam? Yang benar saja, jika itu kolam akuarium dengan dia meter setengah meter mungkin Linda masih bisa melakukannya, tapi yang di suruh Nelvan adalah kolam renang dengan dia meter sembilan dan lebar nyaris empat meter. “Apa dia masih waras? Sepertinya setelah aku berhasil menguras kolam ini aku akan memiliki bisep kekar seperti laki-laki.” Linda menatap lengan ototnya sambil merendahkan bahu, “kau akan menerima pekerjaan kuat jadi kau harus bersiap menerima otot kuat juga.” kata Linda pada lengannya sendiri. Linda tidak tau berapa dalam kolam itu, semoga saja hanya sebatas lutut, ia tidak akan bisa menguras air sebanyak ini dengan kekuatan tangan. “Kau tidak boleh menyerah, lakukan yang terbaik dan buat pria itu puas.” ucap Linda menyemangati dirinya sendiri. Satu persat
Beberapa bulan kemudian. Musim telah berganti, gaun putih yang memiliki kain panjang ke belakang menarik perhatian para tamu undangan, veil di kepala Linda juga melengkapi kecantikan dan keistimewaan hari pernikahan yang akan Linda lakukan bersama Nelvan hari ini. Senyum tak pudar dari bibir Linda, satu tangan Linda memegang rangkaian bunga pernikahan dan satu tangan menggandeng tangan Allexin melewati karpet menuju sebuah altar di mana Nelvan telah berdiri di sana dengan seorang pastor. Nelvan memakai tuksedo berwarna hitam, kemeja putih dan juga dasi kupu-kupu berwarna senada dengan tuksedo, Nelvan pun terlihat tersenyum seolah tak sabar untuk segera menggapai Linda. Bagi Nelvan, saat ini Linda terlihat sangat cantik, tak ada wanita secantik Linda di matanya sekarang ini. Dengan balutan gaun pernikahan berwarna putih dan tambahan taburan berlian sungguh memperindah penampilan Linda, Nelvan sampai terharu jika yang berjalan ke arahnya saat ini adalah wanita yang sebentar lagi
Hari sudah cukup pagi, Linda membangunkan Allexin untuk sarapan tapi remaja itu sudah tidak ada. Jika bukan musim dingin Linda tau kemana Allexin pergi, tapi sekarang ia benar-benar tidak tau kemana Allexin pergi di pagi hari begini?Ponsel Linda raih untuk menghubungi Allexin, tapi ponsel Allexin justru berbunyi di kamar yang ternyata sedang di isi daya. Linda duduk dan menunggu sampai Allexin pulang baru mereka menikmati makanan bersama.Pintu terbuka, Linda langsung berdiri mengira jika itu adalah Allexin, tapi ketika yang mucul adalah Mia, Linda langsung berlari cepat berhambur ke pelukan sahabatnya itu.“Mia! Aku sangat merindukanmu!” ujar Linda.Mia tertawa membalas pelukan Linda, “Aku juga sangat merindukanmu.” Jawab Mia.Linda tersenyum lebar, tadinya Linda pikir Mia datang sendirian tapi melihat ada sosok lain di belakang Mia membuat Linda penasaran, pasalnya orang tersebut membawa banyak barang sampai
Allexin menepuk bahu Linda berusaha untuk menenangkan, tapi bukannya berhasil membuat Linda tenang, kakaknya itu justru tambah menangis, tak peduli jika saat ini Linda terlihat sangat memalukan menangis seperti anak kecil yang ingin permen di depan adiknya.Hembusan nafas berkali-kali di hela oleh remaja itu, “Apa benturan di kepalanya sangat keras sehingga dia tidak mengenalmu?” ucap Allexin.Linda menoleh tapi kemudian menangis lagi, Allexin memijit keningnya. “Sudah jangan menangis lagi, aku tau luka di kepalanya waktu itu memang cukup parah tapi tidak menyangka sampai membuatnya tidak mengingatmu. Mungkin saja itu hanya lupa ingatan sementara, kamu tenang saja, dia pasti akan mengingatmu kembali.” Allexin mengusap lengan Linda.Perasaan Linda masih sangat sakit, ia menjaga Nelvan siang dan malam untuk memastikan lelaki itu sadar kembali, namun begitu Nelvan membuka mata dan berbicara, dia justru tidak mengenal Linda. Hal apa lagi yang
Tak terasa sudah berlalu tujuh hari, dan selama itu Nelvan masih belum mau membuka matanya. Memar di tubuh Nelvan juga sudah berkurang sangat banyak, kemungkinan besar kondisi Nelvan akan segera membaik.Saat Linda membersihkan tubuh Nelvan dengan handuk basah, Allexin datang dengan senyum lebarnya.“Linda.”panggil remaja itu, Linda menoleh dan Allexin memamerkan sertifikat kemenangannya, “aku memang kejuaraan turnamen beladiri kemarin. Kau tenang saja, ini legal dan buktinya aku mendapatkan sertifikat penghargaan.” Lanjut Allxin sebelum Linda marah.“Benarkah?” Linda meletakkan handuk basah ke dalam baskomnya, sertifikat yang di pegang oleh Allexin di ambil oleh Linda, terlihat raut wajah Linda saat membaca nama Allexin tertulis sebagai pemenang di dalamnya.“Maaf, aku tidak bisa menyemangatimu saat kamu bertanding kemarin.” Ucap Linda merasa bersalah.Allexin menggeleng, “Bukan m
Seorang laki-laki yang di kenal Linda sebagai sepupu Nelvan datang, kejadian kecelakaan kemarin masih membuat Nelvan belum sadarkan diri, beberapa bagian di tubuh Nelvan mulai membiru akibat luka.Bagian bahu dan kepala pun sama, melihat kondisi Nelvan yang seperti itu tentu saja membuat siapapun yang melihatnya merasa kasihan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Julius.“Masih belum ada tanda jika Nelvan akan segera bangun.” Jawab Linda, kemudian Linda balik bertanya, “apa ibu dan ayah Nelvan sudah di beritahu mengenai hal ini?”Julius menggeleng.“Entahlah, tapi Nelvan sudah biasa seperti ini. Maksudku, jika dia sakit kedua orang tuanya memang jarang ada yang peduli.” Julius meletakkan bunga sekaligus vasnya di meja.Linda menatap Nelvan, Nelvan punya keluarga yang lengkap tapi tak satupun dari mereka datang menjenguk saat Nelvan sakit, sekalinya yang datang menjenguk dia adalah Julius.Tak be
Kedua tangan Nelvan mengepal kuat seolah bisa mengancurkan apapun dari genggamannya, wajahnya terlihat jelas menahan diri agar tidak memukul siapapun yang ada di sana.Lewat kedua matanya, Nelvan melihat posisi Linda yang berada dalam posisi paling berbahaya, Nelvan merasa sangat bersalah karena dirinyalah Linda berada di posisi seperti ini.“Apa yang kalian inginkan?” ucap Nelvan dengan suara tertahan, ia tidak ingin basa-basi jika hal itu menyangkut keselamatan Linda.Gilbert mengambil dokumen yang di pegang oleh lelaki yang dari tadi ikut dengannya.“Tandatangi ini, kau akan mendapatkan wanitamu dengan selamat setelah menandatangani surat peralihan ini.”Nelvan mengambil dokumen tersebut.“Jangan coretkan tinta di atasnya!” seru Linda, Nelvan menoleh, sejujurnya Nelvan ingin berlari dan menggantikan posisi Linda, tapi ia tidak bisa langsung bertindak seperti itu.Nelvan balik menatap Gilbert
Nelvan menuju lokasi Allexin, tapi tentunya tidak untuk menjemput remaja itu melainkan berencana untuk menghadang mobil yang membawa Linda.Gerakan Nelvan ternyata tidak tepat, orang-orang suruhan Nelvan pun ikut terjun untuk mencari Linda sampai ketemu tapi sudah sekitar tiga puluh menit Nelvan mencari, ia masih juga belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan Linda di mana.Kecemasan Nelvan tidak bisa membuat lelaki itu berpikir jernih, yang ia inginkan hanya segera bisa menemukan Linda dengan keadaan selamat.Pangilan dari Allexin kembali masuk dan Nelvan segera menerima panggilan tersebut.“Kamu menemukan Linda?” tanya Nelvan.“Belum, aku dan anak-anak lainnya juga sedang mencari Linda tapi belum ketemu.” Jawab Allexin.Nelvan mematikan ponsel dan menfokuskan diri mencari Linda, Nelvan juga menunggu salah satu dari anggotanya menelfon dengan tujuan mengatakan bahwa Linda baik-baik saja. Namun, sudah lebih dari satu j
Musim dingin tak terasa akan tiba, Nelvan duduk di ruang baca dengan memegang sebuah buku, tapi bukan tulisan di buku tersebut yang ia lihat melainkan sebuah foto gadis cantik yang sedang tersenyum manis.Satu hal yang di rasakan oleh Nelvan saat ini, yaitu bersalah. Bersalah karena dulu ia membiarkan Julia mengantikannya dalam kecelakaan, dan karena kecerobohan yang Nelvan lakukan akhirnya Julia telah tenang di tempat istirahat terakhir.Tak disangka, setelah bertahun-tahun lamanya ada orang yang meniru wajah Julia untuk penipu Nelvan, pantas saja sejak kejadian di rumah sakit waktu itu keberadaan Bella sangat sulit di temukan dan ternyata wanita licik itu merubah wajahnya dengan sosok wanita yang sempat Nelvan lindungi.Rasa bersalah Nelvan bukan hanya untuk Julia, tapi juga untuk Linda. Saat sibuk melamun, tiba-tiba saja Bella yang berwajah Julia datang, sejujurnya Nelvan ingin langsung melemparkan wanita itu ke penjara atau ke dasar laut jika per
Wanita cantik turun dari mobil berwarna biru yang di kemudikan sendiri, wajah yang memiliki sedikit kemiripan dengan Nelvan itu pun memasuki rumah besar di depannya, pintu ruang kerja di buka tanpa perlu di ketuka lebih dulu, hal itu tentu saja membuat terkejut orang di dalamnya.“Kau harus menjelaskan mengenai kenapa ada Julia di rumahmu?” pertanyaan Vania langsung terlontar begitu saja.Nelvan melihat ke arah di mana alat yang di sembunyikan Julia ada di sana, Nelvan berdiri dari kursi lalu mengajak Vania ikut dengannya ke ruang baca, sesampainya di sana tak lupa menutup pintu dan mempersilahkan Vania duduk.“Aku tidak ingin mendangar kata yang terlalu panjang, katakan dengan singkat yang bisa dengan mudah aku mengerti.” Ujar Vania sebelum Nelvan mulai berbicara.Nelvan duduk di sofa lain di ruangan tersebut, “Apa kamu penasaran dengan siapa Julia yang ada di rumah ini?” bukan jawaban melainkan pertanyaan balik.