Linda merasa sangat lelah, sepertinya jika ia berbaring akan langsung menuju ke alam mimpi. Linda melihat Nelvan menyantap makan malam setelah itu tanpa mengucapkan kata terima kasih, lelaki itu pergi.
Hembusan nafas di hela oleh Linda, ia membereskan kembali sisa makanan yang ada, hari ini terasa sangat panjang sekali, tidak ada waktu istirahat selain waktu makan, dan sekarang sudah malam tapi ia masih juga belum selesai membereskan rumah Nelvan agar lebiih bersih.
Tiba waktu sepuluh malam, Linda tidak bisa lagi menahan rasa lelah yang ia rasakan, pintu kamar di tutup dan Linda langsung menjatuhkan diri di atas tempat tidur.
“Nyaman sekali.” ucapnya sambil mengusap seprai lembut dan kasur yang empuk untuk menikmati menuju alam mimpi sebentar lagi, mata Linda terpejam untuk mengembalikan energi yang terkuras habis hari ini.
“LINDA!”
Dengusan keluar dari bibir Linda, gadis itu kembali keluar dari kamar untuk menemui Nelvan yang memanggil namanya, tidakkah lelaki itu membiarkannya istirahat? Ini sudah lewat jam sepuluh malam, untuk apa Nelvan memanggilnya lagi?.
“Iya Tuan Xander.” jawab Linda.
“Isi gelas ini dengan air.” Nelvan memberikan gelas kosong pada Linda tapi tidak menatap gadis itu sedikitpun, Linda menerima gelas dari Nelvan lalu keluar dari kamar lelaki itu untuk mengambil air minum, setelahnya Linda kembali dan masih melihat Nelvan sedang duduk memangku layar tab.
“Apa saya sudah boleh istirahat Tuan Xander?” tanya Linda.
Tangan Nelvan mengibas menyuruh Linda keluar dari kamarnya, Linda menghela nafas lalu keluar dari kamar Nelvan dan berlari ke kamar untuk kembali tidur, Linda tidak akan menyi-nyiakan waktu untuk bisa istirahat.
Linda berbaring lalu mengambil ponsel saat ada pesan masuk dari Mia,
[Apa kau sangat sibuk? Apa Tuan muda itu memperlakukanmu dengan tidak baik? Apa dia memberikanmu tempat yang nyaman di rumahnya?]Linda tersenyum dan membalas pesan dari sahabatnya, sebelum itu Linda mengambil foto kamar yang ia tempati lalu ia kirim ke Mia agar sahabatnya tidak perlu cemas dengan apa yang Linda lakukan.
“Aku baik-baik saja.” jawab Linda.
Kemudian ada pesan masuk dari Allexin,
[Katakan jika boss mu berani menyakitimu]Setidaknya Linda masih punya dua orang penyemangat, Linda tersenyum dengan perhatian sahabat dan adiknya, hari ini memang terasa berat tapi Linda akan berusaha bertahan, jika tidak bekerja di sini lalu siapa yang akan memberinya pekerjaan?.
“Istirahatlah, ini sudah malam.” jawab Linda pada pesan Allexin setelah itu Linda mematikan ponsel untuk segera istirahat, dia tidak tau pekerjaan apa lagi yang akan Nelvan berikan besok.
Malam hari Nelvan keluar dari kamar setelah memastikan Linda sudah tidur, Nelvan menuju tempat latihan kebugaran yang ada di rumah itu, seharian berada di rumah dengan pura-pura cacat bukanlah hal yang mudah, Nelvan merasa pegal-pegal sehingga ia butuh olahraga.
Sebuah ruangan yang hanya boleh di buka oleh Nelvan di datangi, ruangan yang di isi oleh alat olahraga yang begitu banyak, dengan memakai singlet hitam dan celana pendek, Nelvan melakukan treadmill mengeluarkan keringat dari dalam tubuhnya.
Satu jam setelah berolahraga, Nelvan kembali ke kamarnya tapi ia mendengar suara pintu terbuka, Nelvan segera bersembunyi, terlihat Linda berjalan ke arah dapur untuk minum, dengan hati-hati Nelvan menuju ke kamarnya tanpa Linda ketahui.
“Sepertinya aku melihat sesuatu?” Linda mengucek kelopak matanya kemudian menggeleng saat mengira barusan yang ia lihat hanya sebuah halusinasi, setelah minum ia kembali ke kamar untuk tidur kembali.
Ke esokan pagi, pekerjaan kembali di lakukan oleh Linda, hal pertama yang Linda lakukan adalah membuat sarapan sebelum mengerjakan tempat yang belum sempat ia sentuh. Setelah sarapan, Nelvan dan Hans pergi entah kemana, Linda tidak tau.
Di saat kedua orang itu tidak di rumah, Linda dengan gesit mengerjakan semuanya yang ia mampu, rumah harus terlihat bersih saat Nelvan kembali. Di saat Linda bersih-bersih, seseorang datang tanpa permisi sambil berteriak.
“NELVANO XANDER!”
Linda sampai terkejut mendengar suara perempuan berteriak sekeras itu di rumah yang begitu besar ini, sambil berlari Linda menghampiri suara teriakan, Nelvan sedang keluar bersama Hans sejak satu setengah jam yang lalu dan belum kembali.
“Nona, Anda mencari Tuan Xander? Beliau sedang tidak di rumah.” ucap Linda.
Bella menoleh melihat Linda dari bawah kaki sampai kepala,”Kau siapa!” ujar Bella.
“Saya Maid di sini.” jawab Linda, Bella berdecih.
“Panggil Nelvan kemari! Aku ingin berbicara dengan lelaki itu.” Bella akan menuju ruang kerja Nelvan tapi Linda segera menghalangi. Terlihat jelas di mata Linda jika wanita itu datang dengan amarah, Linda tidak mau kedatangan perempuan asing ini akan mengnancurkan rumah Nelvan.
“Nona, Tuan Xander sedang keluar dengan Hans, Anda bisa kembali setelah Tuan Xander kembali.” ucap Linda namun Bella mendorong Linda dengan kuat hingga gadis itu terjerembab ke lantai dengan kasar.
“Nona! Jangan masuk keruangan Tuan Xander! Beliau sedang tidak di rumah!” Linda menarik Bella keluar, ruang kerja adalah salah satu tempat yang tidak boleh di masuki oleh Linda jadi kemungkinan di dalam ruangan tersebut ada rahasia dan siapapun selain Nelvan tidak ada yang boleh ke sana.
“Menggangguku saja!” Bella mendorong Linda dengan kuat sampai gadis itu hampir jatuh ke lantai kembali, tapi segera Hans menahan Linda.
Nelvan yang sudah kembali dengan tajam menatap Bella, “Mau apa kau ke sini?” tanya Nelvan dengan suara dingin pada Bella.
Linda berdiri di samping Hans sembari berbisik, “aku sudah melarangnya.” kata Linda, Hans mengangguk paham dan tidak membahas lagi, “kau lanjutkan pekerjaanmu.” ucap Hans, Linda pun langsung melenggang pergi.
“Hans, sudah aku katakan perempuan ini tidak boleh menginjakkan kaki ke dalam rumahku lagi, kenapa dia masih bisa masuk dengan mudah.” ucap Nelvan geram.
Bella mendekati Nelvan ingin mencengkeram baju lelaki yang sedang duduk di kursi roda itu lalu menariknya hingga jatuh dari kursi rodanya. Namun, Nelvan tidak selemah yang Bella pikirkan, Nelvan balik mencengkeram tangan Bella.
“Berhenti membuatku berbuat hal lebih kejam dari yang kau terima saat ini.” ancamnya sambil menghempaskan tangan Bella darinya.
Bella mengepalkan tangannya, “Kau membuatku dan Romy tidak mendapatkan pekerjaan apapun, semua perusahaan telah menolak kami bekerja karena perintahmu, kau tiba-tiba membatalkan pernikahan lalu membuatku menderita seperti ini, apa yang kau lakukan!” bentak Bella emosi.
Nelvan tersenyum miring, jika bukan Bella yang membuatnya melakukan hal itu maka Nelvan tidak pernah membuat Bella dalam masalah. Masih teringat dengan jelas apa yang telah Bella dan Romy lakukan untuk menjatuhkan Nelvan jadi kini Nelvan tak memiliki belas kasihan untuk Bella sedikitpun.
“Aku rasa Romy tau alasan kenapa aku melakukan ini pada kalian.” Katanya dengan tenang.
Bella terdiam.
“Kau berusaha memanfaatkanku lebih dulu jadi terima saja konsekuensi yang harus kau dapatkan, Hans!” Lanjut Nelvan memanggil Hans, sedangkan Nelvan masih menahan kesal. Sampai sekarang kekesalannya pada Bella belum bisa di urai ataupun di hapuskan, tiap kali melihat wajah Bella, emosi nelvan seperti akan meledak untuk menghancurkan wanita itu.
“Iya Tuan muda.”
“Buang perempuan ini dari hadapanku, aku tidak ingin melihat wajah penghianat ada di rumahku” kata Nelvan.
“Nelvan!” pekik Bella kesal setengah mati, Hans pun akhirnya memaksa Bella untuk keluar.
Kursi roda Nelvan berhenti saat melihat Linda kesusahan mengobati sikunya yang berdarah, “Apa Bella yang membuatmu terluka?” tanya Nelvan, Linda menoleh kemudian meringis tidak menjawab, Nelvan mendengus, bukannya membantu lelaki itu justru meninggalkan Linda yang masih kesusahan mengobati luka.
“Biar aku yang membantumu.” tidak lama Hans datang setelah membereskan Bella untuk pergi dari kediaman Nelvan.
“Terima kasih.” Linda membiarkan Hans membantunya.
“Jika perempuan tadi datang lagi lebih baik kamu segera panggil keamanan, mereka lebih bisa membuat perempuan tadi pergi dari pada kamu sendiri yang menghadapinya.” ucap Hans sambil membalutkan obat di luka Linda.
Linda menatap Hans yang kini sudah selesai mengobatinya, “Aku tidak tau ada penjaga di rumah ini, bagaimana aku memanggil mereka untuk datang?” tanya Linda.
Hans memberikan sebuah benda berukuran kecil berwarna hitam pada Linda, “Gunakan ini, kamu tinggal menekan tombol satu kali jika butuh bantuan tapi tekan dua kali jika itu mendesak.” kata Hans.
Linda menerima benda itu dan mengingat apa yang Hans katakan, lelaki itu pun pergi membiarkan Linda untuk melanjutkan pekerjaan, hembusan nafas panjang lewat di bibir Linda.
“Baru dua hari dan aku sudah seperti ini.” Linda menggelengkan kepalanya, ia masih harus berusaha untuk bersabar, sepertinya tinggal di rumah ini Linda benar-benar butuh kesabaran ekstra.
*
“Apa pelayan itu tidak terluka parah karena ulah Bella?” tanya Nelvan.
Hans menutup pintu kerja ruangan Nelvan, “Hanya luka goresan di siku, tapi kenapa kamu peduli dengan parah tidaknya?” Hans balik bertanya.
“Dia harus mengerjakan pekerjaan rumah ini dengan benar, jika dia terluka percuma saja memperkerjakan orang yang sedang sakit.” jawab Nelvan, Hans manggut-manggut.
Nelvan menutup berkas yang ia pegang setelah di tanda tangani, “Berikan pekerjaan yang jauh lebih berat dari sekedar mengerjakan rumah ini, aku ingin melihat gadis itu menyerah.” kata Nelvan.
“Tuan muda, rumah ini sangat besar, taman juga sangat luas, sedangkan gadis itu bekerja seorang diri untuk melayani Anda sekaligus mengurus semua hal di rumah ini, menurut Anda apakah ada hal lebih kejam lagi dari itu? Dia baru sembilan belas tahun, seorang wanita, memperkerjakan seorang wanita dengan cara seperti ini bukan tindakan yang benar meskipun dia bekerja sebagai pelayan.” kata Hans.
“Para maid yang sebelumnya sudah kabur sebelum satu minggu bekerja di rumah ini, bagaimana jika kita menunggu Linda sampai satu minggu, apakah gadis itu tetap bisa bertahan selama itu atau tidak, jika terjadi sesuatu dengan gadis itu maka Anda juga akan mendapat masalah nantinya.” saran Hans, sejujurnya Hans juga kasihan dengan Linda yang mengurus semua hal di rumah itu seorang diri.
“Menurutmu apa pekerjaan seperti itu sangat berat?”
“Tentu saja, aku seorang pria tapi untuk mengerjakan apa yang Linda lakukan saat ini tentu saja aku akan langsung mengundurkan diri di hari pertama.” jawab Hans tanpa pikir panjang.
Nelvan berpikir untuk beberapa saat, mengingat seberapa luas rumah dan halaman yang ia miliki, memang cukup luas tapi Nelvan merasa itu belum cukup untuk membuat Linda mengundurkan diri tanpa ia minta.
“Suruh dia menguras kolam renang...,” ucap Nelvan, “dengan cara manual.” lanjutnya.
“Tuan, kolam renang memiliki debit air yang sangat banyak, untuk menguras dengan membuka pintu saluran saja membutuhkan waktu cukup lama, bagaimana seorang gadis muda yang tidak bersalah Anda perlakukan seperti ini, dia tidak punya masalah dengan Anda tapi Anda sangat ingin menyiksa gadis itu, pelampiasan Anda ini tidak benar Tuan muda, Anda kesal dengan Bella tapi pelampiasan Anda justru pada gadis lain.” Tolak Hans.
“KAU BERANI MENENTANGKU!” bentak Nelvan, Hans langsung terdiam ia hanya ingin membantu Linda dari siksaan yang di berikan oleh Nelvan.
Mungkin bagi Nelvan pekerjaan yang Linda lakukan sederhana tapi rumah sebesar ini sangat tidak mungkin di bersihkan oleh satu orang dengan waktu sebentar.
“Keluar dan katakan apa yang aku katakan tadi.” perintah Nelvan yang sama sekali tidak mendengar saran dari Hans.
Hans hanya mampu menghembuskan nafas pasrah, “Kapan Nelvan bisa kembali menjadi Tuan muda yang aku kenal dulu,” batinnya. Hans keluar dari ruangan, mencoba menghampiri Linda yang sedang membersihkan sesuatu tentunya.
Hans sebenarnya sangat tidak tega, Linda orang luar yang bahkan tidak tau hal apa yang menimpa Nelvan sampai membuat Linda menjadi pelampiasan kekesalan Nelvan terhadap wanita.
Perlahan Hans berdiri di belakang Linda. “Apa kamu tidak ingin istirahat sebentar?” tanya Hans. Linda berbalik menatap Hans.
“Menurut Anda apakah pekerjaan ini wajar aku terima sendirian?” tanya Linda balik. Hans tau Nelvan sudah kelewatan, hembusan nafas dalam di hela oleh Hans.
“Maaf tidak bisa membantumu banyak hal, tapi jika aku sarankan lebih baik kamu keluar dari rumah ini jika merasa tidak nyaman dengan perintah yang Nelvan berikan untukmu.” Akhirnya Hans berkata demikian karena tak tahan melihat Nelvan yang terus menyiksa Linda.
Linda terdiam. Mencoba berpikir, tenggat waktu pembayara sekolah Allexin tinggal sebentar lagi, jika ia tidak segera mendapatkan uang lalu apakah Linda harus rela membiarkan adiknya putus sekolah? Tentunya Linda tidak akan membiarkan hal itu.
“Aku tidak bisa.” Ucap Linda dengan lirih.
Alis Hans terangkat. “Kamu yakin? Meskipun Nelvan sudah memerintahmu dengan hal yang tidak wajar?”
Linda mengangguk lemah, sebenarnya Linda tidak punya pilihan. Mungkin Linda harus bertahan sampai bulan ini berakhir. Hans pun menghela nafas lagi, ia juga tidak bisa memaksa. Setelah Hans menyampaikan pesan yang nelvan katakan tadi, Hans pun lantas pergi.
___
Bersambung...Tak berhenti Linda menghembuskan nafas karena pekerjaan yang di berikan oleh Nelvan, pekerjaan yang bisa di lakukan dengan mudah justru di persulit oleh lelaki itu. Menguras kolam? Yang benar saja, jika itu kolam akuarium dengan dia meter setengah meter mungkin Linda masih bisa melakukannya, tapi yang di suruh Nelvan adalah kolam renang dengan dia meter sembilan dan lebar nyaris empat meter. “Apa dia masih waras? Sepertinya setelah aku berhasil menguras kolam ini aku akan memiliki bisep kekar seperti laki-laki.” Linda menatap lengan ototnya sambil merendahkan bahu, “kau akan menerima pekerjaan kuat jadi kau harus bersiap menerima otot kuat juga.” kata Linda pada lengannya sendiri. Linda tidak tau berapa dalam kolam itu, semoga saja hanya sebatas lutut, ia tidak akan bisa menguras air sebanyak ini dengan kekuatan tangan. “Kau tidak boleh menyerah, lakukan yang terbaik dan buat pria itu puas.” ucap Linda menyemangati dirinya sendiri. Satu persat
Linda menyentuh bibirnya, pintu di tutup dari dalam tanpa membiarkan ada orang masuk bahkan pemilih rumah itu sekalipun. Jika tidak salah tadi Linda merasakan sesuatu di permukaan bibirnya, apa itu nafas buatan yang Nelvan berikan? Kedua bola mata Linda membola, mau nafas buatan atau apapun itu yang jelas lelaki tadi telah mengambil first kissnya. Dan Linda juga tidak mengira Nelvan akan memberikan perintah untuk membuka baju, meskipun Nelvan yang meminta dengan sendirinya tapi Linda masih waras untuk tidak melakukan tindakan seperti itu. Selain tidak sopan membuka baju orang lain, ia juga tau Nelvan adalah pria normal, jangan sampai sentuhan yang tanpa sengaja Linda lakukan berhasil membuat lelaki itu bangun dan bersikap agresif. Linda segera menggeleng dan segera membersihkan tubuhnya sebelum berganti pakaian kering, jangan sampai ia sakit atau Nelvan akan memakinya semakin banyak lagi. Menatap pantulan diri di cermin. Ada sedikit lebam di lengan at
Pekerjaan yang sama perlahan mulai di tekuni oleh Linda, rumah Nelvan begitu luas ia tidak bisa menyelesaikan sekaligus jadi sedikit demi sedikit sesuai kemampuannya ia akan membersihkan rumah itu. “Siapa ya perempuan yang datang kemarin?” gumam Linda. “Kau tidak perlu tau dia siapa.” sahut Nelvan. Linda langsung berbalik kaget melihat ada suara Nelvan di belakangnya, lelaki itu mengendalikan kursi rodanya dengan remot kendali melewati Linda untuk menuju ke dekat kolam ikan hias, menenangkan diri dengan suara air yang mengalir. “Dia mengagetkanku,” ucap Linda. “Hans.” sapa Linda ketika melihat asisten Nelvan datang, Hans tersenyum ke arah Linda, “Kamu melihat Tuan muda?” tanya Hans, Linda mengangguk sambil menunjuk di mana Nelvan berada. Hans menuju ke arah yang Linda tujuk untuk menemui Nelvan, mereka berbicara mengenai pekerjaan yang tidak Linda ketahui, mengabaikan apa yang Hans dan Nelvan lakukan membuat Linda menggelengkan kepala
Entah apa lagi yang harus Linda lakukan, ia berusaha untuk kebal terhadap bentakkan Nelvan dan kemarahan lelaki itu tapi ini sulit, perasaannya tidak suka di bentak ia akan merasa sangat tidak di hargai dan seolah teringat masa lalu yang menyakitkan terhadap bentakan. Buliran air mata menetes saat Linda bekerja, tatapan matanya menjadi blur saat terpenuhi oleh air mata, Linda ingin berhenti meski ia belum cukup lama bekerja di tempat itu tapi beberapa minggu lagi adalah pembayaran uang sekolah Allexin, jika ia tidak bekerja lalu dari mana uang yang cukup banyak itu ia dapatkan?. Linda akan berusaha bertahan hingga satu bulan ini berakhir, jika Nelvan tetap bersikap kasar maka Linda tidak punya pilihan lain untuk mengundurkan diri. Air mata di usap dari wajah Linda, ia tidak boleh cengeng, ini demi Allexin dan adiknya harus memiliki cita-cita yang bagus, menjadi pria yang mapan, jangan sampai Allexin mengikuti jejak kakaknya yang bekerja ke sana kemari han
Linda berganti pakaian dan segera menemui Allexin di tempat yang Mia sebutkan, Linda tidak ingin terjadi sesuatu dengan Allexin, sambil terus berlari akhirnya Linda melihat Allexin sedang duduk dengan kepala menunduk. “Allexin, what are you doing?” tanya Linda, antara cemas dan khawatir. Remaja itu mengangkat wajahnya yang memar di mana-mana, Linda menangkup wajah adiknya, Allexin di tarik ke pelukan oleh Linda, “Kamu kenapa berkelahi Al, sekarang kau seperti ini dan membuatku sangat cemas.” ucap Linda mendekap Allexin yang hanya diam merasa bersalah karena membuat Linda seperti ini. “Jangan menangis, aku melakukan ini karena mereka menghinamu, mereka bilang kau bekerja untuk melayani kebutuhan seorang laki-laki tua demi mendapatkan uang, mereka juga bilang kau menjual tubuhmu demi dapat membiayaiku, melihat kamu di hina seperti itu di depanku tentu saja aku tidak akan membiarkannya,” jawab Allexin, saat mengatakan hal itu ia tidak merasa bersalah sedikitpun
Nelvan melihat pekerjaan Linda cukup rapih bahkan gadis itu bekerja lebih cepat dari sebelumnya, sifat Linda terlihat aneh sejak tadi siang sebenarnya ada apa dengan gadis itu. “Linda.” panggil Nelvan, gadis itu pun menoleh dan menghampiri, “apa ada yang kamu inginkan?” tanya Nelvan. Linda justru memainkan jari-jari tangannya dan Nelvan mulai memperhatikan jika Linda mulai gugup pasti gadis itu akan memainkan tangannya, Nelvan menghela nafas rendah, “Baiklah-baiklah, aku tidak akan marah tapi katakan apa yang kamu inginkan, sikapmu aneh sejak tadi siang,” ucap nelvan seolah tau jika Linda takut ia marah. “Tuan Xander, sebenarnya saya sedang butuh—“ “Kau butuh uang?” sahut Nelvan, Linda langsung memberanikan diri menatap Nelvan sembari mengangguk pelan. “Maaf, tapi aku tidak berminat meminta tapi aku akan meminjam dan Anda bisa memotong gaji saya selama bekerja di sini,” ucap Linda dengan hati-hati. Nelvan tersenyum miring ketika Li
Nelvan melihat Linda, menunggu gadis itu melakukan apa yang ia katakan tapi Linda terlihat bergetar dan mencengkeram bajunya sendiri erat, apa benar Linda benar-benar masih suci? Nelvan tidak percaya hal seperti itu di jaman sekarang ini tapi melihat raut wajah Linda yang ketakutan justru membuat Nelvan tidak tega. Nelvan mendengus, “pergilah!” ujarnya, Linda menatap Nelvan dengan mata berair, “hari ini aku sangat lelah dan ingin segera istirahat jadi kau bisa keluar, tapi lain kali jika aku memintamu untuk melakukannya kau tidak boleh menolak, sekarang keluar sebelum aku berubah pikiran lagi.” lanjutnya. Linda berbalik tanpa mengatakan apapun, di luar pintu air mata yang sudah ia bendung menetes membasahi wajahnya, Linda pikir Nelvan tidak akan melakukan hal seperti itu tapi Linda salah dan ia sudah tidak bisa lari lagi dari takdirnya yang seperti ini. Segera Linda menuju ke kamarnya sendiri, menutup pintu dan menguncinya dari dalam, tubuh Linda lemas hingga
WARNING!! MATURE CONTENT!!___Melihat Linda berdiri dengan syok dan tidak percaya membuat Nelvan menghela nafas rendah, ia terlanjur ketahuan jadi tidak mungkin berpura-pura lagi di depan Linda. Nelvan berjalan ke arah Linda dan gadis itu refleks bergerak mundur, “Anda, Anda bisa berjalan?” ucap Linda masih kaget. Bagaimana tidak kaget jika ia melihat dengan mata kepalanya ketika orang yang selama ini duduk di kursi roda kini bisa berjalan dengan santai. Sekali lagi helaan nafas keluar dari bibir Nelvan saat matanya bertemu dengan wajah Linda yang masih terlihat kaget. “Karena kamu sudah tau aku tidak perlu berpura-pura lagi di depanmu, tapi—“, Nelvan mencondongkan wajahnya ke depan Linda yang lebih pendek darinya, “—sampai berita jika aku bisa berjalan menyebar maka aku tidak menjamin kamu masih bisa bernafas lagi.” ancam Nelvan lalu pria itu mendorong Linda untuk menyingkir dari jalannya. Linda menyentuh baju di depan dadanya, ia tidak
Beberapa bulan kemudian. Musim telah berganti, gaun putih yang memiliki kain panjang ke belakang menarik perhatian para tamu undangan, veil di kepala Linda juga melengkapi kecantikan dan keistimewaan hari pernikahan yang akan Linda lakukan bersama Nelvan hari ini. Senyum tak pudar dari bibir Linda, satu tangan Linda memegang rangkaian bunga pernikahan dan satu tangan menggandeng tangan Allexin melewati karpet menuju sebuah altar di mana Nelvan telah berdiri di sana dengan seorang pastor. Nelvan memakai tuksedo berwarna hitam, kemeja putih dan juga dasi kupu-kupu berwarna senada dengan tuksedo, Nelvan pun terlihat tersenyum seolah tak sabar untuk segera menggapai Linda. Bagi Nelvan, saat ini Linda terlihat sangat cantik, tak ada wanita secantik Linda di matanya sekarang ini. Dengan balutan gaun pernikahan berwarna putih dan tambahan taburan berlian sungguh memperindah penampilan Linda, Nelvan sampai terharu jika yang berjalan ke arahnya saat ini adalah wanita yang sebentar lagi
Hari sudah cukup pagi, Linda membangunkan Allexin untuk sarapan tapi remaja itu sudah tidak ada. Jika bukan musim dingin Linda tau kemana Allexin pergi, tapi sekarang ia benar-benar tidak tau kemana Allexin pergi di pagi hari begini?Ponsel Linda raih untuk menghubungi Allexin, tapi ponsel Allexin justru berbunyi di kamar yang ternyata sedang di isi daya. Linda duduk dan menunggu sampai Allexin pulang baru mereka menikmati makanan bersama.Pintu terbuka, Linda langsung berdiri mengira jika itu adalah Allexin, tapi ketika yang mucul adalah Mia, Linda langsung berlari cepat berhambur ke pelukan sahabatnya itu.“Mia! Aku sangat merindukanmu!” ujar Linda.Mia tertawa membalas pelukan Linda, “Aku juga sangat merindukanmu.” Jawab Mia.Linda tersenyum lebar, tadinya Linda pikir Mia datang sendirian tapi melihat ada sosok lain di belakang Mia membuat Linda penasaran, pasalnya orang tersebut membawa banyak barang sampai
Allexin menepuk bahu Linda berusaha untuk menenangkan, tapi bukannya berhasil membuat Linda tenang, kakaknya itu justru tambah menangis, tak peduli jika saat ini Linda terlihat sangat memalukan menangis seperti anak kecil yang ingin permen di depan adiknya.Hembusan nafas berkali-kali di hela oleh remaja itu, “Apa benturan di kepalanya sangat keras sehingga dia tidak mengenalmu?” ucap Allexin.Linda menoleh tapi kemudian menangis lagi, Allexin memijit keningnya. “Sudah jangan menangis lagi, aku tau luka di kepalanya waktu itu memang cukup parah tapi tidak menyangka sampai membuatnya tidak mengingatmu. Mungkin saja itu hanya lupa ingatan sementara, kamu tenang saja, dia pasti akan mengingatmu kembali.” Allexin mengusap lengan Linda.Perasaan Linda masih sangat sakit, ia menjaga Nelvan siang dan malam untuk memastikan lelaki itu sadar kembali, namun begitu Nelvan membuka mata dan berbicara, dia justru tidak mengenal Linda. Hal apa lagi yang
Tak terasa sudah berlalu tujuh hari, dan selama itu Nelvan masih belum mau membuka matanya. Memar di tubuh Nelvan juga sudah berkurang sangat banyak, kemungkinan besar kondisi Nelvan akan segera membaik.Saat Linda membersihkan tubuh Nelvan dengan handuk basah, Allexin datang dengan senyum lebarnya.“Linda.”panggil remaja itu, Linda menoleh dan Allexin memamerkan sertifikat kemenangannya, “aku memang kejuaraan turnamen beladiri kemarin. Kau tenang saja, ini legal dan buktinya aku mendapatkan sertifikat penghargaan.” Lanjut Allxin sebelum Linda marah.“Benarkah?” Linda meletakkan handuk basah ke dalam baskomnya, sertifikat yang di pegang oleh Allexin di ambil oleh Linda, terlihat raut wajah Linda saat membaca nama Allexin tertulis sebagai pemenang di dalamnya.“Maaf, aku tidak bisa menyemangatimu saat kamu bertanding kemarin.” Ucap Linda merasa bersalah.Allexin menggeleng, “Bukan m
Seorang laki-laki yang di kenal Linda sebagai sepupu Nelvan datang, kejadian kecelakaan kemarin masih membuat Nelvan belum sadarkan diri, beberapa bagian di tubuh Nelvan mulai membiru akibat luka.Bagian bahu dan kepala pun sama, melihat kondisi Nelvan yang seperti itu tentu saja membuat siapapun yang melihatnya merasa kasihan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Julius.“Masih belum ada tanda jika Nelvan akan segera bangun.” Jawab Linda, kemudian Linda balik bertanya, “apa ibu dan ayah Nelvan sudah di beritahu mengenai hal ini?”Julius menggeleng.“Entahlah, tapi Nelvan sudah biasa seperti ini. Maksudku, jika dia sakit kedua orang tuanya memang jarang ada yang peduli.” Julius meletakkan bunga sekaligus vasnya di meja.Linda menatap Nelvan, Nelvan punya keluarga yang lengkap tapi tak satupun dari mereka datang menjenguk saat Nelvan sakit, sekalinya yang datang menjenguk dia adalah Julius.Tak be
Kedua tangan Nelvan mengepal kuat seolah bisa mengancurkan apapun dari genggamannya, wajahnya terlihat jelas menahan diri agar tidak memukul siapapun yang ada di sana.Lewat kedua matanya, Nelvan melihat posisi Linda yang berada dalam posisi paling berbahaya, Nelvan merasa sangat bersalah karena dirinyalah Linda berada di posisi seperti ini.“Apa yang kalian inginkan?” ucap Nelvan dengan suara tertahan, ia tidak ingin basa-basi jika hal itu menyangkut keselamatan Linda.Gilbert mengambil dokumen yang di pegang oleh lelaki yang dari tadi ikut dengannya.“Tandatangi ini, kau akan mendapatkan wanitamu dengan selamat setelah menandatangani surat peralihan ini.”Nelvan mengambil dokumen tersebut.“Jangan coretkan tinta di atasnya!” seru Linda, Nelvan menoleh, sejujurnya Nelvan ingin berlari dan menggantikan posisi Linda, tapi ia tidak bisa langsung bertindak seperti itu.Nelvan balik menatap Gilbert
Nelvan menuju lokasi Allexin, tapi tentunya tidak untuk menjemput remaja itu melainkan berencana untuk menghadang mobil yang membawa Linda.Gerakan Nelvan ternyata tidak tepat, orang-orang suruhan Nelvan pun ikut terjun untuk mencari Linda sampai ketemu tapi sudah sekitar tiga puluh menit Nelvan mencari, ia masih juga belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan Linda di mana.Kecemasan Nelvan tidak bisa membuat lelaki itu berpikir jernih, yang ia inginkan hanya segera bisa menemukan Linda dengan keadaan selamat.Pangilan dari Allexin kembali masuk dan Nelvan segera menerima panggilan tersebut.“Kamu menemukan Linda?” tanya Nelvan.“Belum, aku dan anak-anak lainnya juga sedang mencari Linda tapi belum ketemu.” Jawab Allexin.Nelvan mematikan ponsel dan menfokuskan diri mencari Linda, Nelvan juga menunggu salah satu dari anggotanya menelfon dengan tujuan mengatakan bahwa Linda baik-baik saja. Namun, sudah lebih dari satu j
Musim dingin tak terasa akan tiba, Nelvan duduk di ruang baca dengan memegang sebuah buku, tapi bukan tulisan di buku tersebut yang ia lihat melainkan sebuah foto gadis cantik yang sedang tersenyum manis.Satu hal yang di rasakan oleh Nelvan saat ini, yaitu bersalah. Bersalah karena dulu ia membiarkan Julia mengantikannya dalam kecelakaan, dan karena kecerobohan yang Nelvan lakukan akhirnya Julia telah tenang di tempat istirahat terakhir.Tak disangka, setelah bertahun-tahun lamanya ada orang yang meniru wajah Julia untuk penipu Nelvan, pantas saja sejak kejadian di rumah sakit waktu itu keberadaan Bella sangat sulit di temukan dan ternyata wanita licik itu merubah wajahnya dengan sosok wanita yang sempat Nelvan lindungi.Rasa bersalah Nelvan bukan hanya untuk Julia, tapi juga untuk Linda. Saat sibuk melamun, tiba-tiba saja Bella yang berwajah Julia datang, sejujurnya Nelvan ingin langsung melemparkan wanita itu ke penjara atau ke dasar laut jika per
Wanita cantik turun dari mobil berwarna biru yang di kemudikan sendiri, wajah yang memiliki sedikit kemiripan dengan Nelvan itu pun memasuki rumah besar di depannya, pintu ruang kerja di buka tanpa perlu di ketuka lebih dulu, hal itu tentu saja membuat terkejut orang di dalamnya.“Kau harus menjelaskan mengenai kenapa ada Julia di rumahmu?” pertanyaan Vania langsung terlontar begitu saja.Nelvan melihat ke arah di mana alat yang di sembunyikan Julia ada di sana, Nelvan berdiri dari kursi lalu mengajak Vania ikut dengannya ke ruang baca, sesampainya di sana tak lupa menutup pintu dan mempersilahkan Vania duduk.“Aku tidak ingin mendangar kata yang terlalu panjang, katakan dengan singkat yang bisa dengan mudah aku mengerti.” Ujar Vania sebelum Nelvan mulai berbicara.Nelvan duduk di sofa lain di ruangan tersebut, “Apa kamu penasaran dengan siapa Julia yang ada di rumah ini?” bukan jawaban melainkan pertanyaan balik.