Home / Romansa / Pelampiasan / Chapter 4. Hari pertama

Share

Chapter 4. Hari pertama

Author: SILAN
last update Last Updated: 2021-06-30 12:12:05

“Kamu mau kemana pagi-pagi begini?” tanya Allexin, adik dari Linda yang baru berusia lima belas tahun.

Linda menoleh ketika selesai memakai sepatu, “Aku akan bekerja untuk biaya sekolahmu jadi belajarlah dengan baik agar suatu hari nanti kamu harus membayarku atas apa yang sudah aku lakukan hari ini.” jawabnya.

“Kamu tidak perlu bekerja keras untukku, aku akan berusaha mencari kerja sendiri” Allexin menahan tangan Linda, “pekerjaan untuk perempuan sepertimu di luar sana sangat berbahaya, aku tidak mau terjadi sesuatu denganmu,” lanjut Allexin khawatir.

Linda melepaskan tangan remaja itu dari lengannya sembari tersenyum kemudian Linda menatap Allexin, “Kamu tidak perlu khawatir, saat ini aku akan membayar sekolahmu dan hal yang perlu kamu lakukan adalah fokuslah dalam belajar, kau harus lebih sukses dari kakakmu ini, kau paham? Kalau begitu aku akan berangkat bekerja,” Linda menepuk wajah Allexin lalu keluar dari rumah mereka yang tidak begitu luas.

“Berhati-hatilah dengan pria hidung belang yang banyak berkeliaran di luar sana!” teriak Allexin.

Linda tersenyum dengan teriakan Allexin, sebuah mobil berhenti di depan Linda ketika keluar dari rumah, kaca mobil terbuka hingga terlihat Hans berada di dalam.

“Masuklah!” seru Hans, Linda mengangguk membuka pintu lalu masuk ke dalam mobil Hans yang akan membawanya lebih cepat ke mansion.

“Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan di sana nanti.” ucap Linda pada Hans yang masih menyetir.

Hans menoleh sembari tersenyum pada Linda, “Kamu akan tau setelah tiba di rumah itu.” jawabnya.

Linda mengangguk meski hatinya berdebar-debar, ini adalah kali pertama dirinya menjadi seorang maid di sebuah rumah besar untuk melayani seorang Tuan muda. Tak lama Linda melihat gerbang tinggi menjulang terbuka otomatis saat mobil Hans lewat dan tertutup kembali secara otomatis pula.

Sejujurnya Linda sangat takjub dengan semua yang ada di sekitar mansion, selain lokasinya yang sangat luas, rumah tersebut juga sangat mewah terlebih sang pemilik dari rumah itu adalah pria yang tampan. Hanya saja, selain cacat kaki pemilik rumah itu juga terlihat sangat mengerikan meski memiliki wajah yang tampan.

Belum memulai bekerja saja Linda sudah sangat berdebar-debar akan kembali berhadapan langsung dengan Nelvan.

Mobil Hans berhenti lalu Hans mengajak Linda masuk ke dalam mansion, di rumah itu terlihat sangat sepi seolah detak jantung pun bisa Linda dengarkan, rumah sebesar ini kemana para penghuninya? Linda celingukan sembari mengikuti kemana Hans membawanya.

“Di mana yang lain? Rumah sebesar ini kenapa sangat sepi?” tanya Linda penasaran.

Hans menoleh ke arah Linda saat ia sudah berhenti di depan pintu, pintu tersebut di buka oleh Hans, “Mereka semua akan datang saat Tuan muda memanggil, saat ini gantilah pakaianmu di dalam, semua pakaian yang kamu butuhkan ada di ruangan ini, setelah selesai berganti pakaian temui aku karena ada beberapa hal yang harus kamu ketahui tentang peraturan di rumah ini.” kata Hans, Linda mengangguk mengerti lantas ia masuk ke dalam ruangan.

Di dalam ruangan itu sangat banyak tersedia pakaian serupa tapi berbeda warna, ada sebuah lemari yang tertutup lalu di buka oleh Linda dan ia di buat takjub dengan pakaian indah di dalam lemari itu tapi Linda tidak mungkin memakai pakaian cantik untuk bekerja sehingga Linda memilih pakaian hitam putih layaknya para maid yang sering ada di film.

Selesai berganti pakaian Linda menghampiri Hans untuk menunjukkan denah rumah agar Linda tidak salah jalan atau salah membuka ruangan. 

“Ada dua ruangan yang tidak boleh kamu masuki di rumah ini dan jika kamu memasuki ruangan itu maka konsekuensinya akan kamu bayar sangat mahal.” Hans menunjukkan bagian-bagian di dalam rumah lalu mengajak Linda tour home untuk mengetahui jalan dan lorong agar tidak tersesat. Rumah Nelvan memiliki cukup banyak lorong, jangan sampai Linda salah masuk dan tidak tau caranya kembali.

“Apakah ini sejenis rumah labirin?” batin Linda setelahh melihat-lihat rumah tersebut.

“Di rumah ini kamu wajib melakukan perintah yang di katakan oleh Tuan muda, kamu di pekerjakan di rumah ini memang untuk melayani kebutuhannya, semua maid di rumah ini akan melakukan tugasnya masing-masing termasuk dirimu.” jelas Hans sambil menunjukkan beberapa bagian di rumah besar Nelvan.

Linda tak bisa menyembunyikan ketakjuban melihat rumah seluas lapangan sepak bola ini, tapi rumah sebesar ini kenapa hanya di tinggali oleh satu Tuan muda? Kemana keluarga yang lain? Apa ini sejenis cerita beauty and the beast? Linda segera menggeleng sambil melihat Hans.

“Ini adalah kamar Tuan muda, kau tidak boleh masuk ke sana kecuali mendapat ijin dari dari pemilik kamar.” ucap Hans, Linda memperhatikan pintu hitam tinggi di depannya untuk memastikan dia tidak akan lupa.

Hans kemudian menunjukkan ruangan yang tidak boleh di masuki oleh Linda sebelum Linda melihat pemilik rumah sedang duduk di kursi roda sedang bersantai menikmati pemandangan taman, di belakang Nelvan ada seseorang yang mendorong kursi roda lelaki itu.

Hans menghampiri Nelvan sambil membawa Linda bersamanya, Nelvan melihat ke arah Linda yang sangat cocok memakai baju maid. Tangan Nelvan terangkat, “Kalian silahkan pergi tinggalkan aku dengan perempuan ini,” katanya.

Linda melihat Hans dan pria yang mendorong kursi roda Nelvan pergi menjauh, Linda ingin mengejar Hans tapi ia tau di sini dirinya harus berhadapan dengan Tuan muda yang akan ia layani kebutuhannya.

“Apa yang kamu ketahui untuk bekerja di sini?” tanya Nelvan.

“A.aku tidak tau,” jawab Linda gugup, “Anda sendiri kenapa mencari orang yang belum berpengalaman dalam pekerjaan ini jika sudah ada yang profesional?” tanya Linda balik.

Sudut bibir Nelvan tertarik, “Aku tidak menjawab pertanyaan yang kamu berikan, sekarang dorong kursi rodaku masuk ke rumah.” perintahnya, Linda mengangguk cepat untuk melakukan apa yang di katakan oleh Nelvan.

“Hans pasti sudah menjelaskan padamu apa yang harus kamu lakukan.” Ucap Nelvan.

“Hans bilang aku harus menuruti apa yang Anda katakan,” jawab Linda sambil mendorong kursi roda Nelvan.

Saat ini Linda hanya perlu belajar dari awal karena memang ia tidak tau apa-apa dalam pekerjaan ini, kemauan Tuan mudanya juga belum Linda ketahui. Tapi, jika Nelvan ingin Linda untuk menyiapkan makanan atau menyapu dan mencuci pakaian, hal itu masih dapat Linda lakukan.

Selain itu, entah Linda bisa melakukannya apa tidak tergantung perintah yang di berikan oleh Nelvan. Tapi rumah Nelvan terlalu besar, tidak mungkin Linda hanya mencuci pakaian dan menyiapkan makanan untuk Nelvan, jikalaupun tugas Linda hanya menyapu, setidaknya butuh dua hari ia baru bisa menyelesaikan rumah sebesar ini.

“Anda ingin saya membawa Anda kemana?” tanya Linda.

“Ini hari pertamamu bekerja ‘kan?” Nelvan balik bertanya karena ia memang tidak menyukai pertanyaan, Linda mengangguk mengiyakan lantas Nelvan melanjutkan, “semua maid di rumah ini aku liburkan selama beberapa hari, jadi tugas mereka semua kau yang mengambil alih, kamu pasti tau apa yang harus di lakukan setelah ini.” imbuh Nelvan sambil tersenyum sinis.

Linda mendongak melihat rumah besar itu, sesaat ia hampir lupa caranya bernafas. Rumah seluas ini harus ia kerjakan sendiri? Linda menunduk melihat Nelvan yang masih duduk menghadap ke depan tanpa menoleh sedikitpun. “Maksud Anda saya harus membersihkan rumah sebesar ini sendirian?” Linda terbelalak tak percaya, kira-kira membutuhkan waktu berapa hari untuknya membersihkan rumah sebesar ini sendirian?.

“Kamu tidak bisa melakukannya? Jika tidak bisa maka kamu bisa mengundurkan diri dari sekarang tapi jangan berharap aku akan memberimu bayaran sedikitpun,” Nelvan yakin pasti kali ini maid yang ia pekerjakan akan mengundurkan diri seperti apa yang terjadi dengan para maid yang sebelumnya, tanpa Nelvan duga jika Linda justru menjawab.

“Siapa bilang aku tidak bisa, aku akan membersihkan rumahmu ini sampai debu pun tidak ingin menempel di dinding.” jawab Linda seenaknya, lagi pula ia butuh uang untuk biaya sekolah Allexin, jika ia tidak mendapatkan bayaran dengan bekerja di sini lalu siapa yang akan membayar biaya sekolah Allexin?.

Nelvan tersenyum, “Kamu bisa mulai bekerja hari ini tapi jika kamu merasa tidak bisa menyelesaikan tugas pertamamu kau bisa keluar tanpa aku perintah,” katanya, Linda mengambil nafas kemudian ia hela.

“Aku bisa, kamu pikir aku tidak bisa melakukan pekerjaan bersih-bersih.” ujarnya, Nelvan menoleh lalu Linda tau ia baru saja salah bicara, “e.eh maksudku aku bisa membersihkan rumahmu ini, tenang saja aku akan membersikan sampai mengkilat seperti kaca jika perlu,” kata Linda dengan hati-hati.

Nelvan mengangguk mengerti, “Aku pegang kata-katamu, sekarang bawa aku ke ruang baca setelah itu kamu bisa memulai pekerjaanmu.” ucap Nelvan, Linda pun mendorong kursi roda Nelvan ke ruang baca yang di maksud.

“Apa Anda butuh bantuan untuk pindah ke sofa?” tanya Linda menawarkan.

“Tidak perlu.” ketus Nelvan.

“Apa Anda butuh buku yang ingin saya ambilkan?” tanya Linda lagi.

Nelvan memejamkan mata mengambil nafas dalam kemudian ia hela perlahan setelah itu menoleh perlahan ke arah Linda, “Apa kamu tidak ingat apa yang baru saja aku katakan? Lakukan pekerjaanmu secepat mungkin dengann hasil maksimal, pastikan kau tidak membuat kesalahan sedikitpun,” Nelvan berkata dengan nada marah yang tertahan.

Linda segera mengangguk lalu melenggang pergi sebelum kemarahan Nelvan keluar, Linda tidak tau seberapa mengerikan kemarahan pria itu, jadi sebisa mungkin dirinya jangan sampai membuat Nelvan marah.

Rumah besar tersebut di tatap dengan nanar, sudut bibir Linda berkedut, “Bagaimana aku bisa membersihkan rumah sebesar ini sendirian?” batinnya.

Hal pertama yang Linda cari di rumah itu adalah alat pembersih, rumah sebesar ini sepertinya perlu bermain petak umpet lebih dulu hanya untuk menemukan penyimpanan alat pembersih di simpan di mana.

Hans tadi juga tidak memberitahu di mana tempat penyimpanan alat-alat pembersih, alhasil Linda ke sana kemari hanya untuk mendapatkan alat yang ia butuh, terdapat di sayap belakang mansion, sekitar seratus meter dari dapur.

Menghela nafas panjang, Linda pun mulai membersihkan apapun yang ia lihat. Sesekali Linda masih belum percaya, apakah rumah sebesar ini hanya akan ia bersihkan seorang diri?

____

Bersambung...

Semoga suka dan jangan lupa tinggalkan pesan di kolom komentar ya

Salam sayang dari 

SILAN

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Maria Helena Anu
saya suka sosok linda
goodnovel comment avatar
Sapar Khan
menarikkk .........
goodnovel comment avatar
Masdewani Siringo
menarik lucu jg...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pelampiasan   Chapter 5. Alergi

    Waktu telah menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh menit, sedangkan Linda bahkan belum bisa menyelesaikan seper enam rumah besar itu seorang diri, ia sudah merasa cukup lelah hanya merampungkan beberapa bagian di rumah tersebut dan masih banyak lagi yang belum ia bersihkan. Linda baru saja ingin duduk karena lelah bekerja tapi seruan nelvan membuat Linda langsung terlonjak kaget. “LINDA!” “Iya Tuan Xander, tunggu sebentar!” Linda meletakkan kain yang pakai untuk bersih-bersih ke atas meja lalu berlari menghampiri suara yang memanggilnya berada. Setelah tiba di hadapan Nelvan, Linda mengatur nafasnya beberapa detik, “Anda membutuhkan sesuatu?” tanya nya. “Siapkan makan siang.”perintah Nelvan. “Anda ingin saya memasak apa hari ini?” Linda melihat Nelvan menoleh ke arahnya, “Apapun asal tidak membuatku mati kelaparan.” jawab Nelvan bernada dingin. Linda mengangguk dengan cepat lalu kembali ke dapur menyiapkan masakan, untungnya ia tela

    Last Updated : 2021-07-05
  • Pelampiasan   Chapter 6. Membayar kompensasi

    Linda mendorong kursi roda Nelvan menuju parkiran rumah sakit, saat ini Linda merasa sangat lapar karena belum sempat makan siang, terlebih sejak tadi pagi ia membersihkan rumah besar Nelvan sehingga energinya banyak terkuras. Hans membukakan pintu membantu Nelvan masuk lalu Linda mengambil kursi roda dan meletakan di bagasi sebelum ia ikut masuk ke dalam mobil tepat di samping Hans. Sesekali Hans melihat Linda memelintir jari-jari tangannya sendiri, wajah Linda menatap lurus ke jalanan di depan tanpa menoleh ataupun berbalik melihat Nelvan yang duduk di belakang, Hans yakin pasti Linda habis di marahi oleh Nelvan. Tidak tau apakah Linda akan bertahan atau tidak untuk menghadapi Nelvan, ini baru hari pertama dan kondisi Linda seolah ingin menceburkan diri ke dalam sungai yang dalam. Hans melihat spion depan, pantulan Nelvan terlihat juga sedang melihatnya, kepala Hans menggeleng pelan, helaan nafas rendah keluar dari bibirnya sebelum mobil yang di kemudikan H

    Last Updated : 2021-07-07
  • Pelampiasan   Chapter 7. Tinggal satu rumah

    Pagi hari sebelum berangkat ke sekolah, Allexin mengantarkan Linda untuk pergi kerumah boss baru Linda. Namun, di perjalanan sebuah mobil hitam berhenti di depan Linda dan Allexin, Hans kembali menjemput Linda. “Apa dia boss mu?” tanya Allexin ketika Hans keluar dari mobil untuk menghampiri dua orang yang berdiri di tepi jalan. Linda menggeleng, “Bukan, dia sisten nya.” jawab Linda. “Nona Linda, silahkan masuk.” ucap Hans yang sudah membantu Linda memasukkan koper Linda yang tidak terlalu besar ke dalam bagasi. “Aku akan baik-baik saja, jangan cemaskan aku dan fokuslah pada pelajaran sekolahmu.” Linda menepuk bahu Allexin kemudian masuk ke dalam mobil bersama Hans, Allexin berdiri melihat mobil hitam melaju dari hadapannya. Hembusan nafas keluar dari bibir remaja itu, “Syukurlah kalau boss mu kali ini adalah orang baik, jadi aku tidak begitu mencemaskanmu saat jauh dari rumah.” gumam Allexin lalu ia pergi ke sekolah walaupun

    Last Updated : 2021-07-08
  • Pelampiasan   Chapter 8. Siksaan berupa perintah

    Waktu sudah malam, Linda menyiapkan makan malam untuk Nelvan setelah itu memberi tahu jika makanan sudah siap agar Nelvan datang untuk menyantap makan malam yang sudah Linda siapkan. Linda merasa sangat lelah, sepertinya jika ia berbaring akan langsung menuju ke alam mimpi. Linda melihat Nelvan menyantap makan malam setelah itu tanpa mengucapkan kata terima kasih, lelaki itu pergi. Hembusan nafas di hela oleh Linda, ia membereskan kembali sisa makanan yang ada, hari ini terasa sangat panjang sekali, tidak ada waktu istirahat selain waktu makan, dan sekarang sudah malam tapi ia masih juga belum selesai membereskan rumah Nelvan agar lebiih bersih. Tiba waktu sepuluh malam, Linda tidak bisa lagi menahan rasa lelah yang ia rasakan, pintu kamar di tutup dan Linda langsung menjatuhkan diri di atas tempat tidur. “Nyaman sekali.” ucapnya sambil mengusap seprai lembut dan kasur yang empuk untuk menikmati menuju alam mimpi sebentar lagi, mata

    Last Updated : 2021-07-12
  • Pelampiasan   Chapter 9. Tenggelam

    Tak berhenti Linda menghembuskan nafas karena pekerjaan yang di berikan oleh Nelvan, pekerjaan yang bisa di lakukan dengan mudah justru di persulit oleh lelaki itu. Menguras kolam? Yang benar saja, jika itu kolam akuarium dengan dia meter setengah meter mungkin Linda masih bisa melakukannya, tapi yang di suruh Nelvan adalah kolam renang dengan dia meter sembilan dan lebar nyaris empat meter. “Apa dia masih waras? Sepertinya setelah aku berhasil menguras kolam ini aku akan memiliki bisep kekar seperti laki-laki.” Linda menatap lengan ototnya sambil merendahkan bahu, “kau akan menerima pekerjaan kuat jadi kau harus bersiap menerima otot kuat juga.” kata Linda pada lengannya sendiri. Linda tidak tau berapa dalam kolam itu, semoga saja hanya sebatas lutut, ia tidak akan bisa menguras air sebanyak ini dengan kekuatan tangan. “Kau tidak boleh menyerah, lakukan yang terbaik dan buat pria itu puas.” ucap Linda menyemangati dirinya sendiri. Satu persat

    Last Updated : 2021-07-14
  • Pelampiasan   Chapter 10. Hal yang tidak biasa

    Linda menyentuh bibirnya, pintu di tutup dari dalam tanpa membiarkan ada orang masuk bahkan pemilih rumah itu sekalipun. Jika tidak salah tadi Linda merasakan sesuatu di permukaan bibirnya, apa itu nafas buatan yang Nelvan berikan? Kedua bola mata Linda membola, mau nafas buatan atau apapun itu yang jelas lelaki tadi telah mengambil first kissnya. Dan Linda juga tidak mengira Nelvan akan memberikan perintah untuk membuka baju, meskipun Nelvan yang meminta dengan sendirinya tapi Linda masih waras untuk tidak melakukan tindakan seperti itu. Selain tidak sopan membuka baju orang lain, ia juga tau Nelvan adalah pria normal, jangan sampai sentuhan yang tanpa sengaja Linda lakukan berhasil membuat lelaki itu bangun dan bersikap agresif. Linda segera menggeleng dan segera membersihkan tubuhnya sebelum berganti pakaian kering, jangan sampai ia sakit atau Nelvan akan memakinya semakin banyak lagi. Menatap pantulan diri di cermin. Ada sedikit lebam di lengan at

    Last Updated : 2021-07-17
  • Pelampiasan   Chapter 11. Selalu salah

    Pekerjaan yang sama perlahan mulai di tekuni oleh Linda, rumah Nelvan begitu luas ia tidak bisa menyelesaikan sekaligus jadi sedikit demi sedikit sesuai kemampuannya ia akan membersihkan rumah itu. “Siapa ya perempuan yang datang kemarin?” gumam Linda. “Kau tidak perlu tau dia siapa.” sahut Nelvan. Linda langsung berbalik kaget melihat ada suara Nelvan di belakangnya, lelaki itu mengendalikan kursi rodanya dengan remot kendali melewati Linda untuk menuju ke dekat kolam ikan hias, menenangkan diri dengan suara air yang mengalir. “Dia mengagetkanku,” ucap Linda. “Hans.” sapa Linda ketika melihat asisten Nelvan datang, Hans tersenyum ke arah Linda, “Kamu melihat Tuan muda?” tanya Hans, Linda mengangguk sambil menunjuk di mana Nelvan berada. Hans menuju ke arah yang Linda tujuk untuk menemui Nelvan, mereka berbicara mengenai pekerjaan yang tidak Linda ketahui, mengabaikan apa yang Hans dan Nelvan lakukan membuat Linda menggelengkan kepala

    Last Updated : 2021-07-17
  • Pelampiasan   Chapter 12. Keanehan

    Entah apa lagi yang harus Linda lakukan, ia berusaha untuk kebal terhadap bentakkan Nelvan dan kemarahan lelaki itu tapi ini sulit, perasaannya tidak suka di bentak ia akan merasa sangat tidak di hargai dan seolah teringat masa lalu yang menyakitkan terhadap bentakan. Buliran air mata menetes saat Linda bekerja, tatapan matanya menjadi blur saat terpenuhi oleh air mata, Linda ingin berhenti meski ia belum cukup lama bekerja di tempat itu tapi beberapa minggu lagi adalah pembayaran uang sekolah Allexin, jika ia tidak bekerja lalu dari mana uang yang cukup banyak itu ia dapatkan?. Linda akan berusaha bertahan hingga satu bulan ini berakhir, jika Nelvan tetap bersikap kasar maka Linda tidak punya pilihan lain untuk mengundurkan diri. Air mata di usap dari wajah Linda, ia tidak boleh cengeng, ini demi Allexin dan adiknya harus memiliki cita-cita yang bagus, menjadi pria yang mapan, jangan sampai Allexin mengikuti jejak kakaknya yang bekerja ke sana kemari han

    Last Updated : 2021-07-17

Latest chapter

  • Pelampiasan   Chapter 91. The ending

    Beberapa bulan kemudian. Musim telah berganti, gaun putih yang memiliki kain panjang ke belakang menarik perhatian para tamu undangan, veil di kepala Linda juga melengkapi kecantikan dan keistimewaan hari pernikahan yang akan Linda lakukan bersama Nelvan hari ini. Senyum tak pudar dari bibir Linda, satu tangan Linda memegang rangkaian bunga pernikahan dan satu tangan menggandeng tangan Allexin melewati karpet menuju sebuah altar di mana Nelvan telah berdiri di sana dengan seorang pastor. Nelvan memakai tuksedo berwarna hitam, kemeja putih dan juga dasi kupu-kupu berwarna senada dengan tuksedo, Nelvan pun terlihat tersenyum seolah tak sabar untuk segera menggapai Linda. Bagi Nelvan, saat ini Linda terlihat sangat cantik, tak ada wanita secantik Linda di matanya sekarang ini. Dengan balutan gaun pernikahan berwarna putih dan tambahan taburan berlian sungguh memperindah penampilan Linda, Nelvan sampai terharu jika yang berjalan ke arahnya saat ini adalah wanita yang sebentar lagi

  • Pelampiasan   Chapter 90. Kejutan tak terduga

    Hari sudah cukup pagi, Linda membangunkan Allexin untuk sarapan tapi remaja itu sudah tidak ada. Jika bukan musim dingin Linda tau kemana Allexin pergi, tapi sekarang ia benar-benar tidak tau kemana Allexin pergi di pagi hari begini?Ponsel Linda raih untuk menghubungi Allexin, tapi ponsel Allexin justru berbunyi di kamar yang ternyata sedang di isi daya. Linda duduk dan menunggu sampai Allexin pulang baru mereka menikmati makanan bersama.Pintu terbuka, Linda langsung berdiri mengira jika itu adalah Allexin, tapi ketika yang mucul adalah Mia, Linda langsung berlari cepat berhambur ke pelukan sahabatnya itu.“Mia! Aku sangat merindukanmu!” ujar Linda.Mia tertawa membalas pelukan Linda, “Aku juga sangat merindukanmu.” Jawab Mia.Linda tersenyum lebar, tadinya Linda pikir Mia datang sendirian tapi melihat ada sosok lain di belakang Mia membuat Linda penasaran, pasalnya orang tersebut membawa banyak barang sampai

  • Pelampiasan   Chapter 89. Kesedihan Linda

    Allexin menepuk bahu Linda berusaha untuk menenangkan, tapi bukannya berhasil membuat Linda tenang, kakaknya itu justru tambah menangis, tak peduli jika saat ini Linda terlihat sangat memalukan menangis seperti anak kecil yang ingin permen di depan adiknya.Hembusan nafas berkali-kali di hela oleh remaja itu, “Apa benturan di kepalanya sangat keras sehingga dia tidak mengenalmu?” ucap Allexin.Linda menoleh tapi kemudian menangis lagi, Allexin memijit keningnya. “Sudah jangan menangis lagi, aku tau luka di kepalanya waktu itu memang cukup parah tapi tidak menyangka sampai membuatnya tidak mengingatmu. Mungkin saja itu hanya lupa ingatan sementara, kamu tenang saja, dia pasti akan mengingatmu kembali.” Allexin mengusap lengan Linda.Perasaan Linda masih sangat sakit, ia menjaga Nelvan siang dan malam untuk memastikan lelaki itu sadar kembali, namun begitu Nelvan membuka mata dan berbicara, dia justru tidak mengenal Linda. Hal apa lagi yang

  • Pelampiasan   Chalter 88. Syok!

    Tak terasa sudah berlalu tujuh hari, dan selama itu Nelvan masih belum mau membuka matanya. Memar di tubuh Nelvan juga sudah berkurang sangat banyak, kemungkinan besar kondisi Nelvan akan segera membaik.Saat Linda membersihkan tubuh Nelvan dengan handuk basah, Allexin datang dengan senyum lebarnya.“Linda.”panggil remaja itu, Linda menoleh dan Allexin memamerkan sertifikat kemenangannya, “aku memang kejuaraan turnamen beladiri kemarin. Kau tenang saja, ini legal dan buktinya aku mendapatkan sertifikat penghargaan.” Lanjut Allxin sebelum Linda marah.“Benarkah?” Linda meletakkan handuk basah ke dalam baskomnya, sertifikat yang di pegang oleh Allexin di ambil oleh Linda, terlihat raut wajah Linda saat membaca nama Allexin tertulis sebagai pemenang di dalamnya.“Maaf, aku tidak bisa menyemangatimu saat kamu bertanding kemarin.” Ucap Linda merasa bersalah.Allexin menggeleng, “Bukan m

  • Pelampiasan   Chapter 87. Kritis

    Seorang laki-laki yang di kenal Linda sebagai sepupu Nelvan datang, kejadian kecelakaan kemarin masih membuat Nelvan belum sadarkan diri, beberapa bagian di tubuh Nelvan mulai membiru akibat luka.Bagian bahu dan kepala pun sama, melihat kondisi Nelvan yang seperti itu tentu saja membuat siapapun yang melihatnya merasa kasihan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Julius.“Masih belum ada tanda jika Nelvan akan segera bangun.” Jawab Linda, kemudian Linda balik bertanya, “apa ibu dan ayah Nelvan sudah di beritahu mengenai hal ini?”Julius menggeleng.“Entahlah, tapi Nelvan sudah biasa seperti ini. Maksudku, jika dia sakit kedua orang tuanya memang jarang ada yang peduli.” Julius meletakkan bunga sekaligus vasnya di meja.Linda menatap Nelvan, Nelvan punya keluarga yang lengkap tapi tak satupun dari mereka datang menjenguk saat Nelvan sakit, sekalinya yang datang menjenguk dia adalah Julius.Tak be

  • Pelampiasan   Chapter 86. Bukti

    Kedua tangan Nelvan mengepal kuat seolah bisa mengancurkan apapun dari genggamannya, wajahnya terlihat jelas menahan diri agar tidak memukul siapapun yang ada di sana.Lewat kedua matanya, Nelvan melihat posisi Linda yang berada dalam posisi paling berbahaya, Nelvan merasa sangat bersalah karena dirinyalah Linda berada di posisi seperti ini.“Apa yang kalian inginkan?” ucap Nelvan dengan suara tertahan, ia tidak ingin basa-basi jika hal itu menyangkut keselamatan Linda.Gilbert mengambil dokumen yang di pegang oleh lelaki yang dari tadi ikut dengannya.“Tandatangi ini, kau akan mendapatkan wanitamu dengan selamat setelah menandatangani surat peralihan ini.”Nelvan mengambil dokumen tersebut.“Jangan coretkan tinta di atasnya!” seru Linda, Nelvan menoleh, sejujurnya Nelvan ingin berlari dan menggantikan posisi Linda, tapi ia tidak bisa langsung bertindak seperti itu.Nelvan balik menatap Gilbert

  • Pelampiasan   Chaptet 85. Dalam bahaya

    Nelvan menuju lokasi Allexin, tapi tentunya tidak untuk menjemput remaja itu melainkan berencana untuk menghadang mobil yang membawa Linda.Gerakan Nelvan ternyata tidak tepat, orang-orang suruhan Nelvan pun ikut terjun untuk mencari Linda sampai ketemu tapi sudah sekitar tiga puluh menit Nelvan mencari, ia masih juga belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan Linda di mana.Kecemasan Nelvan tidak bisa membuat lelaki itu berpikir jernih, yang ia inginkan hanya segera bisa menemukan Linda dengan keadaan selamat.Pangilan dari Allexin kembali masuk dan Nelvan segera menerima panggilan tersebut.“Kamu menemukan Linda?” tanya Nelvan.“Belum, aku dan anak-anak lainnya juga sedang mencari Linda tapi belum ketemu.” Jawab Allexin.Nelvan mematikan ponsel dan menfokuskan diri mencari Linda, Nelvan juga menunggu salah satu dari anggotanya menelfon dengan tujuan mengatakan bahwa Linda baik-baik saja. Namun, sudah lebih dari satu j

  • Pelampiasan   Chapter 84. Pembalasan.

    Musim dingin tak terasa akan tiba, Nelvan duduk di ruang baca dengan memegang sebuah buku, tapi bukan tulisan di buku tersebut yang ia lihat melainkan sebuah foto gadis cantik yang sedang tersenyum manis.Satu hal yang di rasakan oleh Nelvan saat ini, yaitu bersalah. Bersalah karena dulu ia membiarkan Julia mengantikannya dalam kecelakaan, dan karena kecerobohan yang Nelvan lakukan akhirnya Julia telah tenang di tempat istirahat terakhir.Tak disangka, setelah bertahun-tahun lamanya ada orang yang meniru wajah Julia untuk penipu Nelvan, pantas saja sejak kejadian di rumah sakit waktu itu keberadaan Bella sangat sulit di temukan dan ternyata wanita licik itu merubah wajahnya dengan sosok wanita yang sempat Nelvan lindungi.Rasa bersalah Nelvan bukan hanya untuk Julia, tapi juga untuk Linda. Saat sibuk melamun, tiba-tiba saja Bella yang berwajah Julia datang, sejujurnya Nelvan ingin langsung melemparkan wanita itu ke penjara atau ke dasar laut jika per

  • Pelampiasan   Chapter 83. Julia ketahuan

    Wanita cantik turun dari mobil berwarna biru yang di kemudikan sendiri, wajah yang memiliki sedikit kemiripan dengan Nelvan itu pun memasuki rumah besar di depannya, pintu ruang kerja di buka tanpa perlu di ketuka lebih dulu, hal itu tentu saja membuat terkejut orang di dalamnya.“Kau harus menjelaskan mengenai kenapa ada Julia di rumahmu?” pertanyaan Vania langsung terlontar begitu saja.Nelvan melihat ke arah di mana alat yang di sembunyikan Julia ada di sana, Nelvan berdiri dari kursi lalu mengajak Vania ikut dengannya ke ruang baca, sesampainya di sana tak lupa menutup pintu dan mempersilahkan Vania duduk.“Aku tidak ingin mendangar kata yang terlalu panjang, katakan dengan singkat yang bisa dengan mudah aku mengerti.” Ujar Vania sebelum Nelvan mulai berbicara.Nelvan duduk di sofa lain di ruangan tersebut, “Apa kamu penasaran dengan siapa Julia yang ada di rumah ini?” bukan jawaban melainkan pertanyaan balik.

DMCA.com Protection Status