Share

Pengakuan Hores: Mari Berbagi Anak

“Aku bertanya kepadamu, Hores,” tambah Avanthe nyaris habis kesabaran.

“Bukan urusanmu.”

Dia menipiskan bibir geram, dengan penuh tekad menangkup wajah Hores meski itu telah membuat pria di hadapannya terkejut. Bibir Hores setengah bergerk, antara ingin mengatakan sesuatu dan tiba – tiba mengurungkan niat.

“Wajahmu pucat. Kau seharusnya tidak di sini—“

“Bukan urusanmu.”

Selalu dengan pernyataan yang sama. Karena Hores terlihat tidak berdaya, maka Avanthe merasa perlu melakukan sesuatu. Dia menarik wajah pria itu lagi ketika Hores sanggup melepaskan diri.

“Kau harus kembali ke kamarmu. Aku sudah membuatkan roti panggang. Makanlah, setidaknya sedikit.”

Avanthe rasa dia bicara sudah begitu lembut. Sungguh tidak ada naluri permusuhan, sehingga mungkin itulah yang sedikit membuat Hores tenang dan meluruh ... walau masih mencoba menyingkirkan tangannya.

Ada jeda beberapa saat yang mungkin sulit dilakukan. Iris gelap itu menatap lurus – lurus ke satu titik,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Udah, dong. Wkwk. Udah tak jedotin kepala Ava.
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Hihi. Gak yakin Hores bakal nyerah.
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Yang satunya lagi dibelah jadi dua, sih, kayaknya, manut cara kerja Hores. Wkwk. Pas masing-masing dapat jatah satu setengah.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status