Share

Kelakuan Laticia

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-20 16:19:19

“Bagaimana keadaan Tuan Roarke sekarang?”

Avanthe sedikit tersentak mendengar pertanyaan Shilom. Dia masih mengunyah roti bakar semalam sambil menatap wanita itu melangkah makin dekat. Sepertinya Shilom menyadari sesuatu yang ingin dia lakukan dan memutuskan untuk sekaligus bertanya.

“Sudah sedikit lebih baik, tapi aku rasa akan butuh waktu lama untuk luka di tangannya sembuh,” ucap Avanthe sambil berusaha melihat – lihat beberapa masakan mentah. Sedikit bingung untuk memulai dari mana. Masa sulit mengubah kegemaran seseorang, takut kalau – kalau sisa ingatan yang dia ketahui mengenai Hores mungkin tak lagi sama. Avanthe juga tak yakin jika roti bakar masih menjadi sesuatu yang pria itu sukai. Paling tidak merasa lega bahwa dia tak sempat langsung menyerahkan kepada Hores, karena peristiwa tak terduga dan pria itu yang pingsan.

“Luka Tuan Roarke mengerikan, ya? Aku tidak yakin kalau itu hanya luka bakar api. Apa kau tahu sesuatu, Ava?”

Lagi, Avanthe menoleh ke arah S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Tahu Rasa

    “Makanlah, Roarke. Aku sudah membuatkan sup ini untukmu.” Mendadak perut Avanthe merasa mual menyaksikan bagaimana Laticia berusaha membujuk Hores makan, yang tampaknya pun ... pria itu tak pernah mengira Laticia akan muncul kembali sebagai seseorang yang merusak keadaan di sekitar. Setidaknya Hores masih menolak apa pun yang coba wanita itu sajikan. “Sedikit saja, Roarke. Kau terlihat lebih kurus dari terakhir kali kau mengusirku. Aku sudah sangat merindukanmu, tapi kau malah menghilang tanpa kabar.” Desakan untuk memuntahkan sesuatu semakin tak tertahankan. Avanthe membekap bibir tanpa sadar, membayangkan dia mungkin membutuhkan kamar mandi untuk saat ini, tetapi tidak dengan ruang lembab yang sama di kamar Hores. Dia tak ingin menarik pehatian di sini atau barangkali sampai membiarkan Hores menaruh curiga. Cukup iris gelap yang sekarang sedikit membuat Avanthe takut bertahan lebih lama. Dia langsung mengambil langk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ceker

    Nama itu terus bergentanyangan sebagai sesuatu yang menyakitkan. Avanthe tanpa sadar memegangi pelipisnya, dan jika terus membiarkan kebutuhan untuk mengingat mengambil tempat. Dia yakin tak akan bertahan lebih lama. Untunglah suara Hope sayup – sayup masih terdengar, membuat rasa sakit yang menekan perlahan tergerus hilang. Avanthe akan kembali coba mengingat, tetapi tidak sekarang. Dia diam – diam menggeleng mendapati putri kecilnya mengeluarkan tawa berlebihan. Ntah apa yang Nicky lakukan, sehingga Hope cenderung menunjukkan sisi genit. Avanthe harus menyayangkan posisi mereka dibentengi oleh satu pohon lainnya. Paling tidak, dia harus sedikit membungkuk saat ingin mengetahui beberapa hal di sana. Hanya ada desakan keinginan melakukannya, yang berakhir hampir ... kemudian menjadi urung ketika tiba – tiba seseorang, tak terduga, muncul dengan semangkok sop ceker di tangan. Hores bertelanjang dada mengingat lukanya yang luar biasa mengerikan. Andai sehelai kai

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Pada Akhirnya

    Hores membiarkannya tak salah dengar? Luapan dari kebingungan hampir membuat Avanthe diam tanpa melakukan apa pun. Dia segera mengerjap dan ragu – ragu menatap wajah pucat di hadapannya. Mungkin pria itu sedang memilih ceker mana yang akan dimakan pertama kali sehingga hanya menunduk serius, memberi Avanthe ledakan untuk terpaku beberapa saat. Hores terlihat kasihan jika tak sedang mengungkapkan sikap kejam. “Aku mau yang ini.” Tangan pria itu memberi Avanthe petunjuk, kemudian dia memindahkan perhatian ke dalam mangkok. Benar. Hores memilih ceker cukup berisi. Sebuah kegemaran yang baru diketahui. Mengejutkan. Sambil berusaha membawa dirinya ke permukaan, Avanthe mengerjap sekadar menanggapi keinginan pria itu. Tidak ada niat mengajukan protes. Malah dia mendekatkan ceker di tangannya ke hadapan Hores. Pria itu terlihat lahap. Barangkali, karena jelas sangat menyukai ... sehingga cara makannya terlihat rakus dan konyol bersamaan. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Berbaikan

    “Kalau aku bilang ‘iya’, kau mau apa?” Alih – alih menyerahkan jawaban secara mutlak. Avanthe justru menambahkan pertanyaan lainnya untuk mengetahui seperti apa reaksi Hores. Pria itu masih diam, sesekali akan menunduk ke arah kucing sekadar menghindari kontak mata. Hores menghindari kontak mata .... Hal yang sungguh – sungguh harus Avanthe garis bawahi! Apa yang sedang pria itu pikirkan sekarang? Mulai mengerti-kah Hores bahwa mereka pada akhirnya adalah impas? Avanthe ingin tahu lebih lanjut. Perlahan dia mengulurkan tangan sekadar menyentuh rahang kasar pria itu, tak peduli kalau – kalau di tangannya terdapat sisa kuah sop yang akan membuat Hores—barangkali merasa keberatan dan harus mencuci wajah. “Jika kau ingin berdamai. Aku tidak akan keberatan. Tapi ....” “Tapi apa?” Seketika suara berat dan dalam Hores mencuak ke permukaan. Seperti ada kekhawatiran dan Avanthe segera menggeleng samar. “Aku ingin kita me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Lebih Baik

    Kata setuju yang terucap telah membiarkan kesepakatan dimuat sebenar – benarnya di antara mereka. Avanthe masih begitu ingat ketika dia dan Hores akhirnya berjabat tangan untuk melegalkan kebutuhan yang mereka asumsikan bersama, kemudian beberapa saat setelah itu ... suara kecing kembali meliputi. Hores susah payah berbungkuk untuk mengambil hewan yang menyasar di halaman rumah. Namun, tak dapat dimungkiri si kucing adalah saksi hidup dari cara mereka menempatkan pilihan. Ujung jari Hores mengusap bulu yang terlihat kotor juga menjadi sesuatu yang terus melekat di benak Avanthe. Dia tersenyum tanpa sadar saat suara Hores seakan menggema lantang; masih di taman yang sama beberapa waktu lalu, Nicky tiba – tiba muncul bersama Hope dan di sanalah Hores memerintahkan bawahannya supaya membawa kucing untuk mendapat perawatan. Katanya pun, agar Hope memiliki teman. Secara tidak langsung pria itu mengadopsi kucing. Akan tetapi Avanthe tidak merasa keberatan, terlepas d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Cerita

    “Bisakah kau katakan siapa yang melakukan ini kepadamu?” Avanthe sama sekali tak dapat menahan diri untuk mencegah pertanyaan tersebut terucap dari bibirnya. Hores telah menyembunyikan sesuatu sehingga wajah pria itu berpaling, kembali menengadah demi sekali lagi memejam menikmati rasa sakit yang kentara. “Kita sudah sepakat untuk berdamai, Hores. Mengapa kau sepertinya tidak ingin membahas hal ini bersamaku?” Karena, bagaimanapun, pria itu selalu memberi Avanthe petunjuk lewat mimpi buruk, ntah menyadarinya atau tidak. Selama ini Hores tidak meninggalkan sikap ganjil, tidak peduli Avanthe beberapa kali: selalu menjadi yang pertama pria itu lihat ketika terbangun dari tidur. Seharusnya itu bisa dipertimbangkan kembali. Seharusnya Hores bisa memikirkan lebih jauh. Bukan malah menganggap sesuatu tidak pernah terjadi. Avanthe sedikit terpengaruh jika pria itu menunjukkan reaksi biasa saja setelah sekian waktu berlalu. Dia menggeleng samar meras

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Pujian Langka

    Mulut Hores memang tidak akan pernah berubah. Beberapa hal segera membuat Avanthe terkejut ketika dia sudah terlalu dekat. Aroma tubuh pria itu masih begitu mengagumkan, sedangkan hasratnya sedang berhamburan – hamburan. Avanthe kembali terkejut saat Hores kembali merapatkan tubuh mereka. Ujung jari pria itu sedang dengan lambat menyingkirkan beberapa helai rambut yang menempel di ceruk leher, lalu tindakan tersebut berubah seperti sentuhan paling tak terduga. Avanthe nyaris tak pernah membayangkan bahwa hari ini Hores akan memperlakukannya lebih adil. Dia tidak menolak ketika pria itu mulai menjatuhkan mulut di garis bahunya untuk meninggalkan bekas kemerahan di sana, sementara satu tangan Hores mulai merambat sebagaimana pria itu gemar menjelajahi beberapa bagian tubuh wanita. Avanthe menggigit bibir menahan erangan menghadapi tangan Hores yang meremas di payudaranya. Tekstur kasar di tangan pria itu telah meninggalkan sensasi hangat ketika bersentu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Belajar Renang

    Kelopak mata Avanthe mengerjap beberapa kali sekadar mendapat sedikit petunjuk terhadap apa yang dia lewatkan semalam. Hores tidak akan pernah puas sampai pria itu benar – benar mengantuk. Aneh. Jika Avanthe pada akhirnya ikut tertidur, dia seharusnya menemukan Hores di samping ranjang, tetapi situasi di sekitar begitu hening. Tidak ada siapa pun yang Avanthe temukan. Bahkan Hope, juga sungguh tidak terlihat di mana pun.Ke mana ayah dan anak itu?Secara naluri Avanthe ingin beranjak bangun. Napasnya segera berembus kasar mengingat bahwa tidak ada sehelai kain pun membalut di tubuhnya selain selimut tebal yang membungkus begitu rapat. Sambil mengendarkan pandangan ke pelbagai arah. Dia menggenggam erat – erat kain tersebut di bagian dada. Barangkali Hores yang membawa Hope pergi. Avanthe rasa dia harus menemui putri kecilnya. Sesekali dia bertanya – tanya di mana seharusnya dapat menemukan keberadaan si bayi .... Pengetahuan terhadap Hores terlalu minim untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28

Bab terbaru

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ekstra Part

    “Kau benar – benar akan pergi meninggalkan istana, Hores?” Mata gelap Hores menatap setengah kosong ke depan. Dia telah mengambil keputusan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berkelena. Mungkin butuh beberapa waktu sampai benar – benar bisa melupakan kematian Avanthe. Sudah tepat seminggu ... tidak ada petunjuk. Hores tidak sanggup bertahan di sini lebih lama. Dia tak bisa terus dibayangi keberadaan Avanthe di wajah anak – anak. Aceli dan Hope merefleksikan sebuah senyum yang pernah begitu indah. Itu sangat menyakitkan. Hores tidak tahu bagaimana cara melupakan. Berharap dengan berpegian akan menyeretnya keluar dari jurang terjal. Dia ingin menjadi musafir yang lupa arah jalan pulang. Ingin meninggalkan pelbagai macam ingatan di masa lalu, seperti permintaan Avanthe; saat di mana wanita itu pernah begitu ingin agar dia melupakan masa kelam yang menyatukan mereka. Andai saja. Hores menarik napas panjang setelah mengemasi seluruh kebutuhan untuk memulai. Dia menatap Raja V

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ending

    “Sudah tiga hari, Hores. Kau menghabiskan darahmu di sini. Jika kau memang mencintai Ava. Biarkan dia bereinkarnasi, dia akan hidup kembali. Berharaplah akan menjadi manusia. Tapi, dengan menyimpan jasadnya kau tidak akan mendapat apa pun. Selain itu, apa yang kau lakukan bisa membuatmu terbunuh. Kau satu – satunya yang kumiliki. Aku tidak ingin kehilangan dirimu.” Raja Vanderox menjulang tinggi di belakang, menatap sebentuk bahu Hores yang lunglai ketika pria itu bersimpuh di depan peti tembus pandang, sambil meletakkan tangan ke dalam. Darah terus dibiarkan menetes supaya mengisi penuh dan merendam tubuh kaku Avanthe sebagai proses pengawetan. Tidak ada yang tahu kapan semua berakhir seperti semestinya. Sebagian dari mereka menyimpan pengetahuan berani bahwa Avanthe jelas – jelas tidak akan kembali. Tidak termasuk ke dalam pengecualian. Bagaimanapun, Raja Vanderox tak sanggup melihat putranya menderita. Hores seperti hilang arah; tersesat; melupakan bahwa pria

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dan Paling Akhir

    Avanthe menjulang dengan pandangan lurus ke bawah. Ujung pedang ... menancap di telapak tangan Margarheta Bell kembali ditarik. Wanita itu lagi – lagi mendesis, tetapi dia tak peduli. Tujuannya pasti. Margarheta Bell harus membayar setiap penderitaan Hores, yang menjadi rasa takut terdalam di pikiran pria tersebut. Untuk memusnahkannya; mereka perlu melenyapkan sumber utama. Telah begitu dekat. Hampir. Avanthe menyeringai tipis. “Aku akan membunuhmu,” ucapnya diliputi serangan konkrit dan menghujam perut Margarheta Bell. Dia tak ingin wanita itu terburu mengembuskan napas terakhir. Harus ada penderitaan lain, yang belum terbayarkan. Ingin mendengar teriakan lebih keras ketika Margarheta Bell mengerang kesakitan. Ada kepuasann di mana Avanthe menekan ujung pedang dan membuat wanita itu terlihat diliputi kecenderungan untuk menahan diri, atau memang Margarheta Bell berusaha mengatakan sesuatu. Wanita itu memegangi luka lubang menganga di perutnya sambil mendedika

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perang Akhir

    Kai .... Pria itu ada di sana, berdiri nyaris tanpa diberi jarak dari Margarheta Bell. Sebuah pemandangan yang membuat perasaan Avanthe seperti ditikam. Dia dirampas, kemudian dilempar ke tepian untuk menyadari bahwa Kai tidak sebaik dari yang pernah dibayangkan. Mengapa seperti ini? Benak Avanthe bertanya – tanya kapan? Apakah ini bagian rencana awal yang tidak sama sekali dia ketahui, bahwa Kai bukan benar – benar seorang teman. Pria itu sama sekali tidak memberi petunjuk. Tak ada yang sanggup menyadarinya atau malah Hores .... Wajah Avanthe berpaling ke arah pria, persis menjulang tinggi di sampingnya. Hores tidak diliputi ekspresi terkejut, atau sebenarnya .... “Kau tahu ini dari awal?” tanya Avanthe nyaris tak percaya. Hores melirik singkat, tetapi anggukan luar biasa samar seperti menamparnya dengan keras. “Mengapa kau tidak sedikitpun bicarakan ini kepadaku?” “Berharap kau akan pe

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mendekati Akhir

    “Aku tidak menginzinkanmu pergi, Ava. Kau tidak boleh ikut berperang. Ada risiko yang kau tahu kita tak bisa menghindarinya. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Kau adikku.”Avanthe tersenyum tipis menanggapi pernyataan Kingston. Dia akan baik – baik saja, meski merasa getir mengenai apa yang menjadi keputusan; menitipkan anak – anak, lalu berniat kembali ke dunia mereka sesungguhnya. Ini sudah termasuk sebagai keputusan yang bulat. Avanthe tahu betapa mereka akan menghadapi risiko riskan, tetapi terus menyaksikan Hores terluka adalah rasa sakit tak terungkap. Makin mencekik jika dia berusaha bersikap tak peduli. Malah, benaknya terus menaruh desakan khawatir mengenai pria itu. Hores sudah menghadapi masa – masa sulit. Dia tidak ingin berakhir terlalu jauh. “Aku akan baik – baik saja. Tidak usah takut. Kau tahu aku tidak lemah, bisa menjaga diriku dengan baik. Hores dan ayahnya mungkin akan kalah pasukan. Kita tidak tahu seberapa jauh Margarheta Bell menyiapkan perang i

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Taktik

    “Hores ...,” panggil Avanthe lirih. Dia dengan gemetar mengusap rahang kasar pria itu. Berharap akan ada prospek bagus, tetapi tidak. Hening terasa penuh gemuruh. Rasanya benar – benar menyakitkan. “Aku bicara denganmu, Hores ....” “Hores tidak akan mendengarmu. Dia sedang masa pemulihan saat ikut berperang. Aku mengingatkannya supaya tidak ikut. Putra-ku sangat keras kepala. Dia tetap melibatkan diri, sampai mereka menemukan kelemahannya dan menghajarnya tanpa ampun.” Kelemahan? Di mana sebenarnya Hores juga sedang terluka? Dan mereka, siapa pun mereka, memanfaatkan situasi ini untuk menikung di belakang? Avanthe mengetatkan pelukan secara naluriah. Dia hanya ingin melarikan diri dari cengkeraman Hores, bukan dengan sengaja membuat pria itu terluka parah. Hores menghadapi risiko besar, karena berusaha memulangkannya ke neraka berbentuk mewah, berusaha mengembalikannya ke Meksiko dan anak – anak akan itu serta. Namun, semua berubah

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kenyataan yang Tak Terduga

    “Hores?” Seperti ada gemuruh besar dengan segala bentuk sambaran mengerikan. Avanthe menatap wajah Ellordi penuh tanda tanya. Dia tak ingin percaya terhadap apa pun itu. Tidak ada penjelasan gamblang mengenai keadaan Hores saat ini, tetapi mengapa rasanya seperti telah membawa dia menghadapi pendekatan yang jelas, di mana kekhawatiran berakhir sebagai rayuan tidak masuk akal. Hores baik – baik saja ... akan selalu begitu. Pria itu harus kembali untuk anak – anaknya. Bukankah Aceli sudah menunggu? Meminta supaya Avanthe membangunkan ketika Hores datang? Sekarang apa yang bisa dilakukan setelah semua terasa mengejutkan? Avanthe menatap ayahnya sambil menggeleng samar. Bagian paling penting adalah menyingkirkan tumpukan air yang membentuk percikan kaca. Dia melihat semua dengan buram, sama seperti berjuang keras meyakinkan perasaannya, meski tidak ada harapan tersisa. “Jangan katakan itu, Papa,“ ucap Avanthe mendeteksi akan ada suatu informasi u

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ketakutan

    Pernyataan Hores mengenai perang di wilayah pria itu menjadi suatu bagian paling nyata, bahwa mereka ... meski tidak terlibat; juga mengalami dampak serius. Suara – suara ledakan hingga guncangan yang sesekali terasa begitu keras merupakan prospek terburuk. Avanthe bertanya – tanya pertempuran seperti apa, atau barangkali perebutan hak dari mana sehingga nyaris tidak ada damai di Kerajaan Bawah Tanah. Dia khawatir mengenai Hores, takut jika akan terjadi suatu hal tak diinginkan dan berakibat fatal. Rasanya sesuatu di dalam diri Avanthe seakan ingin memberi petunjuk. Dia tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut, hanya tidak tahu bagaimana caranya, tidak tahu apakah seharus ini mendambakan Hores baik – baik saja, maka pria itu akan kembali mendatangi anak – anak, apalagi ... jika secara ajaib mereka bisa berdamai. Membayangkan andai perasaan mereka kembali utuh. Anak – anak juga akan menyukainya; tidak ada pemisahan dan pelbagai hal lain yang menjadi masalah besar.“Mommy,

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Uraian

    Pernyataan Hores terdengar penuh pengalihan serius. Perkara pancake itu lagi dan permasalahan yang selalu sama ....Avanthe diam beberapa saat, terpaku, memikirkan kembali pengajuan Hores sebagai berikut;Apa yang dia ingin pria itu katakan?Tidak banyak, tetapi Hores telah mengatakannya. Ya, setidaknya Avanthe mengerti ... betapa dia perlu menyadari bentuk kesalahpahaman yang menyemat di sana dengan suatu pengakuan nyata. “Dan kau percaya aku akan melakukannya?” tanyanya sarat ekspresi nanar. Ini lebih buruk dari membayangkan Hores telah sadar dari setiap tindakan buruk. Avanthe ingin tahu, adakah cara ampuh untuk menarik Hores ke permukaan, memberi pria itu petunjuk, atau sejenis lainnya, tetapi bagaimana? Dia belum menemukan cara. Dengan desakan putus asa dalam dirinya, reaksi Avanthe yang paling murni adalah menunduk saat Hores seperti tidak memiliki niat menanggapi. Pria itu selalu percaya terhadap apa yang menurutnya benar, tetapi lupa bahwa logika juga h

DMCA.com Protection Status