Share

Pertarungan Mematikan

Setelah mendengar laporan pelayan, Bu Peng memicingkan matanya. Tiba-tiba dia menghela nafas dan menggeleng-geleng. Ujarnya: “Akhirnya kecemasan Pangeran Zhao Kong terbukti.”

“Lalu apa yang hendak kita lakukan?” Bu Hung Chen tidak sabar terus berdiam diri.

Bu Peng masih diam. Dia mengerutkan dahinya berpikir jauh. Lalu kembali menggelengkan kepalanya. “Kita hadapi meski mempertaruhkan nyawa,” katanya.

Dari dalam rumah seorang penuh wibawa keluar dengan tenang. Dia melayangkan senyum hangat. Empat Pendekar Wangi heran melihat gelagat Pangeran Zhao Kong. Kenapa dia bisa setenang itu dalam kegentingan seperti ini?

“Saudaraku, sebaiknya kau pergi, biar kami yang menghadapi mereka,” Bu Sengku memegang pundak Zhao Kong.

“Tidak, kalian lah yang pergi, biar aku tetap di sini.”

“Tidak, tidak boleh! Sehebat apapun ilmu silatmu, kau tidak akan mampu mengalahkan dua puluh lebih pendekar tangguh dalam satu waktu,” Bu Liak tidak bisa menerima ini.

“Aku tahu. Pergi atau tidak, aku akan lebih berguna di sini. Aku minta kalian bawa anakku ke rumah Keluarga Li.”

Bu Hung Chen menggeleng keras, “Tidak, aku akan menemanimu di sini. Kita adalah saudara.”

Pangeran Zhao Kong tersenyum. Dia mengatakan dengan lembut: “Karena kita saudara, kalian harus pergi membawa keluargaku. Cepatlah sudah tiada waktu.”

“Tapi....”

“Sudahlah. Kalian cepat pergi!” Zhao Kong mengubah nada bicaranya. “Kenapa kalian masih diam? Pergi!” serunya keras.

Empat Pendekar Wangi terus menggeleng. Bagi mereka tidak mungkin meninggalkannya sendirian di sini. Dia pasti akan mati mengenaskan jika mereka tidak membantunya, meski sebenarnya tetap sama. Ilmu silat Empat Pendekar Wangi bila digabungkan pun belum mampu menandingi Zhao Kong, tapi sebagai saudara mereka harus membantunya.

“Kenapa kalian tidak mendengarku? Apa kalian mau seluruh keluargaku mati dan aku tiada penerus lagi? Pergilah! selamatkan keluargaku. Bawa mereka ke rumah keluarga Li.”

 “Kenapa kita tidak pergi bersama saja? Masih belum terlambat,” kata Bu Sengku.

“Jika aku pergi, mereka masih tetap mengejarku. Itu bahaya bagi keluargaku. Cepatlah pergi, aku mohon.”

“Baiklah,” kata Bu Peng, kemudian mereka berpelukan.

Setelah itu, mereka masuk ke dalam rumah untuk membawa anak-anak Pangeran Zhao Kong dan keluar dari pintu belakang.

Zhao Kong berdiri di depan pintu gerbang rumahnya. Para pengawal berada di sampingnya. Mereka tahu bahwa ini tak ubahnya menyambut maut, tapi itulah yang harus mereka hadapi.

Pangeran Zhao You mengirim Delapan Setan Utara, Lima Setan Barat dan pendekar-pendekar tangguh lain seperti Chiu Sek, Gu Buchou, dan Duan Fang You.

Mereka adalah pendekar-pendekar yang sulit dihadapi. Meski ketrampilan Pangeran Zhou Kong sangat luar biasa, tetap saja sulit untuk mengalahkan mereka semua.

Braak...

Pintu sebesar kolam terlempar ke arah Zhou Kong. Dilihat dari kecepatannya ini dilakukan oleh orang dengan tenaga dalam luar biasa. Zhao Kong meloncat beberapa hasta dan membelahnya dengan sekali pukul.

Kemampuan tenaga dalam Zhou Kong memang terbilang sempurna. Dia menguasai Pukulan Tanah Hampa dan Telapak Salju Mendung. Kedua jurus itu sangat terkenal dan menjadi impian setiap pendekar di dunia.

“Ha ha ha ha ha... Rupanya benar kabar yang kudengar, ilmu silat Pangeran Zhao Kong memang luar biasa,” ucap Liu Dan Lin. Dia lah yang melemparkan pintu besar itu. Dia adalah kakak pertama dari Delapan Setan Utara.

Mereka disebut setan karena perilakunya yang mirip setan. Delapan Setan Utara dan Lima Setan Barat terbilang saudara. Guru mereka adalah saudara seperguruan dari Lembah Naga Biru yang terkenal sebagai nenek moyang para setan persilatan.

“Sungguh aku merasa tersanjung dikunjungi orang-orang hebat,” kata Zhao Kong sembari menjura hormat.

“Tak salah memang orang-orang menjulukimu Si Peneduh Angin, dengan sekelebat tangan kau mampu menghancurkan pintu besar itu,” ujar Chiu Sek, pendekar sakti yang dikenal kejam.

“Akhirnya perjalananku dari Dali tidak sia-sia. Sudah lama kudengar nama besar Pangeran Zhao Kong, kini beruntung dapat bertatap langsung,” ucap Duan Fang You dengan senyum lebar.

Di antara para pendekar yang dikirim Pangeran Zhao You, Duan Fang You adalah yang paling tinggi tingkat keahliannya. Dia juga dari golongan putih. Alasannya datang ke negeri Song adalah untuk menjajal kemampuan Pangeran Zhao Kong sekaligus membalas kematian sepupunya.

“Syukurlah, ternyata di kerumunan para setan masih ada orang baik. Jika pun aku harus mati, aku memilih mati di tanganmu,” Pangeran Zhao Kong menjura hormat.

“Sudah, sudah! Kita harus mengakhirinya sekarang juga. Jangan sampai membuat Pangeran Zhao You menunggu lama. Bunuh dia!” teriak Gu Buchao yang diikuti serangan pukulan beruntun ke arah Pangeran Zhao Kong.

Serentak dua puluh lebih pesilat tangguh maju bersama menyerang Zhao Kong dengan senjata andalannya masing-masing. Delapan Setan Utara yang terkenal dengan keahliannya menggunakan racun tak ragu-ragu memanfaatkannya.

Demikian pula Lima Setan Barat. Setan-setan ini memang sangat mahir bermain-main dengar racun mematikan.

Sementara itu, Raja Pedang Bianjing, Gu Buchao secara membabi-buta menyerang tubuh Pangeran Zhao Kong dari berbagai arah. Menurut kabar yang beradar, dia adalah pemain pedang terbaik yang ada di Ibukota Kerajaan.

Mendapat serangan bertubi-tubi, Pangeran Zhao Kong terus bergerak kesana-kemari dengan gesit. Hampir semua serangan yang diarahkan kepadanya menjadi sia-sia.

Keahlian Pangeran Zhao Kong memang masih jauh di atas mereka. Meskipun kekuatan mereka digabungkan menjadi satu, tetap saja sukar untuk mendaratkan pukulan di tubuh Pangeran Zhao Kong.

Tak terasa pertempuran sengit itu telah terjadi lebih dari satu jam. Keringat lelah mulai tampak dari kening Pangeran Zhao Kong dan para pendekar lainnya. Mereka pun melangkah mundur untuk sekedar mengambil nafas.

“Ada yang aneh,” bisik Liu Dan Lin kepada saudara-saudaranya. Keningnya mengernyit berusaha mencari keanehan itu.

Gu Buchou dan Duan Fang You juga merasakan hal yang sama dengan Liu Dan Lin. Sedari tadi, mereka belum merasakan hawa panas dari tenaga dalam Pangeran Zhao Kong yang masyhur itu.

Pangeran Zhao Kong lebih sering menggunakan kekuatan fisiknya untuk menghadapi mereka. Dia pun terus mengelak dan menangkis daripada menyerang balik.

“Ya, aku juga merasakan hal yang sama,” kata Duan Fang You.

“Menurutmu kenapa? Apa Pangeran Zhao Kong sengaja menyimpan tenaga dalamnya?” tanya Gu Buchou penasaran.

“Aku tidak yakin penyebabnya. Mungkin saja dia sedang terluka,” Li Kai Sek, Ketua Lima Setan Barat angkat bicara.

Dengan golok kembar andalannya, Chiu Sek mengeluarkan jurus naga menerawang mangsa. Pangeran Zhou Kong mengelak cepat dan memutar tubuhnya ke depan. Seketika, bruuk, tubuh Chiu Sek terpental jauh. Pukulan keras Pangeran Zhou Kong mendarat di dadanya.

Melihat temannya terpelanting, para setan dan ahli-ahli lainnya maju serentak menyerang. Mereka tanpa ragu mengeluarkan jurus andalannya masing-masing.

Karena kelelahan hanya mengandalkan kekuatan fisiknya, Pangeran Zhou Kong kewalahan menghadapi serangan para setan itu. Tenaga dalam mereka tidak bisa diremehkan, terutama Duan Fang You.

Brugh...

Pangeran Zhou Kong terpental jauh menabrak tembok rumahnya. Pukulan dan tendangan para setan itu tepat mengenai dadanya. Ditambah lagi pukulan batu Duan Fang You telah membuatnya muntah darah.

Dengan susah payah Pangeran Zhou Kong berdiri kembali. Perlahan-lahan dia mulai mengatur nafasnya dan kembali bersiap menerima serangan orang-orang kejam itu.

Dia pun bersajak, “Hidup bagaikan bunga yang mekar dan menguncup. Apa gunanya beraroma jika tidak meninggalkan keindahan. Apa gunanya bernafas jika tak mampu bertahan.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status