Home / Pendekar / Pangeran Pendekar Terasing / Pertarungan Mematikan

Share

Pertarungan Mematikan

Author: Afzah Nujati
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Setelah mendengar laporan pelayan, Bu Peng memicingkan matanya. Tiba-tiba dia menghela nafas dan menggeleng-geleng. Ujarnya: “Akhirnya kecemasan Pangeran Zhao Kong terbukti.”

“Lalu apa yang hendak kita lakukan?” Bu Hung Chen tidak sabar terus berdiam diri.

Bu Peng masih diam. Dia mengerutkan dahinya berpikir jauh. Lalu kembali menggelengkan kepalanya. “Kita hadapi meski mempertaruhkan nyawa,” katanya.

Dari dalam rumah seorang penuh wibawa keluar dengan tenang. Dia melayangkan senyum hangat. Empat Pendekar Wangi heran melihat gelagat Pangeran Zhao Kong. Kenapa dia bisa setenang itu dalam kegentingan seperti ini?

“Saudaraku, sebaiknya kau pergi, biar kami yang menghadapi mereka,” Bu Sengku memegang pundak Zhao Kong.

“Tidak, kalian lah yang pergi, biar aku tetap di sini.”

“Tidak, tidak boleh! Sehebat apapun ilmu silatmu, kau tidak akan mampu mengalahkan dua puluh lebih pendekar tangguh dalam satu waktu,” Bu Liak tidak bisa menerima ini.

“Aku tahu. Pergi atau tidak, aku akan lebih berguna di sini. Aku minta kalian bawa anakku ke rumah Keluarga Li.”

Bu Hung Chen menggeleng keras, “Tidak, aku akan menemanimu di sini. Kita adalah saudara.”

Pangeran Zhao Kong tersenyum. Dia mengatakan dengan lembut: “Karena kita saudara, kalian harus pergi membawa keluargaku. Cepatlah sudah tiada waktu.”

“Tapi....”

“Sudahlah. Kalian cepat pergi!” Zhao Kong mengubah nada bicaranya. “Kenapa kalian masih diam? Pergi!” serunya keras.

Empat Pendekar Wangi terus menggeleng. Bagi mereka tidak mungkin meninggalkannya sendirian di sini. Dia pasti akan mati mengenaskan jika mereka tidak membantunya, meski sebenarnya tetap sama. Ilmu silat Empat Pendekar Wangi bila digabungkan pun belum mampu menandingi Zhao Kong, tapi sebagai saudara mereka harus membantunya.

“Kenapa kalian tidak mendengarku? Apa kalian mau seluruh keluargaku mati dan aku tiada penerus lagi? Pergilah! selamatkan keluargaku. Bawa mereka ke rumah keluarga Li.”

 “Kenapa kita tidak pergi bersama saja? Masih belum terlambat,” kata Bu Sengku.

“Jika aku pergi, mereka masih tetap mengejarku. Itu bahaya bagi keluargaku. Cepatlah pergi, aku mohon.”

“Baiklah,” kata Bu Peng, kemudian mereka berpelukan.

Setelah itu, mereka masuk ke dalam rumah untuk membawa anak-anak Pangeran Zhao Kong dan keluar dari pintu belakang.

Zhao Kong berdiri di depan pintu gerbang rumahnya. Para pengawal berada di sampingnya. Mereka tahu bahwa ini tak ubahnya menyambut maut, tapi itulah yang harus mereka hadapi.

Pangeran Zhao You mengirim Delapan Setan Utara, Lima Setan Barat dan pendekar-pendekar tangguh lain seperti Chiu Sek, Gu Buchou, dan Duan Fang You.

Mereka adalah pendekar-pendekar yang sulit dihadapi. Meski ketrampilan Pangeran Zhou Kong sangat luar biasa, tetap saja sulit untuk mengalahkan mereka semua.

Braak...

Pintu sebesar kolam terlempar ke arah Zhou Kong. Dilihat dari kecepatannya ini dilakukan oleh orang dengan tenaga dalam luar biasa. Zhao Kong meloncat beberapa hasta dan membelahnya dengan sekali pukul.

Kemampuan tenaga dalam Zhou Kong memang terbilang sempurna. Dia menguasai Pukulan Tanah Hampa dan Telapak Salju Mendung. Kedua jurus itu sangat terkenal dan menjadi impian setiap pendekar di dunia.

“Ha ha ha ha ha... Rupanya benar kabar yang kudengar, ilmu silat Pangeran Zhao Kong memang luar biasa,” ucap Liu Dan Lin. Dia lah yang melemparkan pintu besar itu. Dia adalah kakak pertama dari Delapan Setan Utara.

Mereka disebut setan karena perilakunya yang mirip setan. Delapan Setan Utara dan Lima Setan Barat terbilang saudara. Guru mereka adalah saudara seperguruan dari Lembah Naga Biru yang terkenal sebagai nenek moyang para setan persilatan.

“Sungguh aku merasa tersanjung dikunjungi orang-orang hebat,” kata Zhao Kong sembari menjura hormat.

“Tak salah memang orang-orang menjulukimu Si Peneduh Angin, dengan sekelebat tangan kau mampu menghancurkan pintu besar itu,” ujar Chiu Sek, pendekar sakti yang dikenal kejam.

“Akhirnya perjalananku dari Dali tidak sia-sia. Sudah lama kudengar nama besar Pangeran Zhao Kong, kini beruntung dapat bertatap langsung,” ucap Duan Fang You dengan senyum lebar.

Di antara para pendekar yang dikirim Pangeran Zhao You, Duan Fang You adalah yang paling tinggi tingkat keahliannya. Dia juga dari golongan putih. Alasannya datang ke negeri Song adalah untuk menjajal kemampuan Pangeran Zhao Kong sekaligus membalas kematian sepupunya.

“Syukurlah, ternyata di kerumunan para setan masih ada orang baik. Jika pun aku harus mati, aku memilih mati di tanganmu,” Pangeran Zhao Kong menjura hormat.

“Sudah, sudah! Kita harus mengakhirinya sekarang juga. Jangan sampai membuat Pangeran Zhao You menunggu lama. Bunuh dia!” teriak Gu Buchao yang diikuti serangan pukulan beruntun ke arah Pangeran Zhao Kong.

Serentak dua puluh lebih pesilat tangguh maju bersama menyerang Zhao Kong dengan senjata andalannya masing-masing. Delapan Setan Utara yang terkenal dengan keahliannya menggunakan racun tak ragu-ragu memanfaatkannya.

Demikian pula Lima Setan Barat. Setan-setan ini memang sangat mahir bermain-main dengar racun mematikan.

Sementara itu, Raja Pedang Bianjing, Gu Buchao secara membabi-buta menyerang tubuh Pangeran Zhao Kong dari berbagai arah. Menurut kabar yang beradar, dia adalah pemain pedang terbaik yang ada di Ibukota Kerajaan.

Mendapat serangan bertubi-tubi, Pangeran Zhao Kong terus bergerak kesana-kemari dengan gesit. Hampir semua serangan yang diarahkan kepadanya menjadi sia-sia.

Keahlian Pangeran Zhao Kong memang masih jauh di atas mereka. Meskipun kekuatan mereka digabungkan menjadi satu, tetap saja sukar untuk mendaratkan pukulan di tubuh Pangeran Zhao Kong.

Tak terasa pertempuran sengit itu telah terjadi lebih dari satu jam. Keringat lelah mulai tampak dari kening Pangeran Zhao Kong dan para pendekar lainnya. Mereka pun melangkah mundur untuk sekedar mengambil nafas.

“Ada yang aneh,” bisik Liu Dan Lin kepada saudara-saudaranya. Keningnya mengernyit berusaha mencari keanehan itu.

Gu Buchou dan Duan Fang You juga merasakan hal yang sama dengan Liu Dan Lin. Sedari tadi, mereka belum merasakan hawa panas dari tenaga dalam Pangeran Zhao Kong yang masyhur itu.

Pangeran Zhao Kong lebih sering menggunakan kekuatan fisiknya untuk menghadapi mereka. Dia pun terus mengelak dan menangkis daripada menyerang balik.

“Ya, aku juga merasakan hal yang sama,” kata Duan Fang You.

“Menurutmu kenapa? Apa Pangeran Zhao Kong sengaja menyimpan tenaga dalamnya?” tanya Gu Buchou penasaran.

“Aku tidak yakin penyebabnya. Mungkin saja dia sedang terluka,” Li Kai Sek, Ketua Lima Setan Barat angkat bicara.

Dengan golok kembar andalannya, Chiu Sek mengeluarkan jurus naga menerawang mangsa. Pangeran Zhou Kong mengelak cepat dan memutar tubuhnya ke depan. Seketika, bruuk, tubuh Chiu Sek terpental jauh. Pukulan keras Pangeran Zhou Kong mendarat di dadanya.

Melihat temannya terpelanting, para setan dan ahli-ahli lainnya maju serentak menyerang. Mereka tanpa ragu mengeluarkan jurus andalannya masing-masing.

Karena kelelahan hanya mengandalkan kekuatan fisiknya, Pangeran Zhou Kong kewalahan menghadapi serangan para setan itu. Tenaga dalam mereka tidak bisa diremehkan, terutama Duan Fang You.

Brugh...

Pangeran Zhou Kong terpental jauh menabrak tembok rumahnya. Pukulan dan tendangan para setan itu tepat mengenai dadanya. Ditambah lagi pukulan batu Duan Fang You telah membuatnya muntah darah.

Dengan susah payah Pangeran Zhou Kong berdiri kembali. Perlahan-lahan dia mulai mengatur nafasnya dan kembali bersiap menerima serangan orang-orang kejam itu.

Dia pun bersajak, “Hidup bagaikan bunga yang mekar dan menguncup. Apa gunanya beraroma jika tidak meninggalkan keindahan. Apa gunanya bernafas jika tak mampu bertahan.”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
sangat mantap
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pangeran Pendekar Terasing   Dalam Pelarian

    Setelah sedikit bersajak, Pangeran Zhao Kong tersenyum dan bersiap untuk menyerang lagi.“Omong kosong. Rupanya begini cara seorang terpelajar menghadapi kematian,” kata Gu Buchou dengan mengertak giginya.Hahahahaha.....Hahahaha......Pangeran Zhao Kong tertawa keras tiada henti. Dia terus-menerus tertawa seperti orang gila.“Aku pergi,” tiba-tiba Duan Fang You berkata demikian. Tanpa mempedulikan orang-orang di sekitarnya dia melangkah keluar. Melihat kejadian itu, tawa Pangeran Zhao Kong bertambah keras.“Diam kau pangeran sial!” kutuk Chiu Sek, lalu dengan sedikit berlari dia mendekati Duan Fang You dan memegang bahu kanannya. Katanya: “Kenapa? Kita hampir menyelesaikan tugas kita?”Duan Fang You menghelas nafas, “Aku tak tertarik. Lagipula aku di sini tidak untuk menjalankan tugas. Aku datang untuk menguji kemampuannya dan membalaskan kematian sepupuku. Setelah tahu dia tidak bisa menggunakan tenaga dalam, kenapa harus kulanjutkan. Lagipula, aku juga bukan orang suruhan seperti k

  • Pangeran Pendekar Terasing   Zhao Shing Tidak Sadarkan Diri

    “Pangeran! Pangeran!”Zhao Shing yang tiba-tiba tidak sadarkan diri membuat para Pendekar Wangi panik. Di sela-sela kepanikan mereka, terdengar suara angin kencang berlari ke arah mereka.Lalu dengan nafas terengah-engah Bu Liak keluar dari semak-semak hutan. Katanya: “Kakak Pertama, kita harus cepat pergi dari sini. Orang-orang Pangeran Zhao You sedang menuju ke mari.”“Kita tidak punya pilihan lain. Kita harus meninggalkan tempat ini.” Bu Peng tampak cemas, tapi memang beginilah adanya, tiada pilihan lain selain lari. "Berikan obat ini kepada Pangeran Zhao Ming dan Putri Zhao Rong. Jangan sampai tangisan mereka terdengar."Meski berat, Bu Peng harus melakukannya demi keselamatan mereka bertiga.“Bagaimana dengan Pangeran Zhao Shing? Dia tidak sadarkan diri,” tukas Bu Huang.Bu Liak terkaget mendengar keadaan Pangeran Zhao Shing. Baru saja sebentar dia pergi, keadaan telah berubah demikian terbalik.“Kita tidak punya pilihan. Biar aku yang menggendongnya. Kalian bawa Putri Zhao Rong

  • Pangeran Pendekar Terasing   Penyamaran Empat Pendekar Wangi

    “Tenanglah, jangan sampai kau membangunkan Pangeran Zhao Ming dan Putri Zhao Rong,” Bu Sengku mengingatkan.“Aku tak tahu lagi harus bagaimana? Keadaan Pangeran Zhao Shing dan adik keempat membuatku sangat cemas.”“Ya, ya, aku mengerti. Satu-satunya tugas kita sekarang adalah mengantarkan mereka ke Taiyuan secepat mungkin. Di sana Pangeran Zhao Shing akan mendapat pengobatan lebih baik. Itulah satu-satunya harapan kita,” kata Bu Peng.“Semoga Pangeran Zhao Shing dapat bertahan,” ucap Bu Huang sambil menggelengkan kepala.“Aku akan mencari kereta kuda untuk mengangkut mereka,” tanpa menunggu persetujuan dari saudara-saudaranya, Bu Sengku langsung berdiri dan bergegas pergi.Bu Peng berdiri dan berkata setengah berteriak, “Tunggu!”Tepat di pintu kamar penginapan, seketika Bu Sengku berhenti. Dia membalikkan badannya dan bertanya, “Ada apa?”“Kau harus berhati-hati dan cepat kembali. Kita akan berangkat tengah malam nanti,” Bu Peng mendekati Bu Sengku dan menepuk-nepuk bahunya.“Jangan

  • Pangeran Pendekar Terasing   Berjumpa Jenderal Tai Kun Lun

    Kegelisah tampak di wajah Bu Peng. Dia kebingungan bagaimana caranya bisa melewati gerbang itu. Jarak antara kereta kuda yang dihentikannya dan gerbang terakhir kota masih cukup jauh. Dia melihat pintu gerbang besar dengan benteng hitam disesaki para prajurit kerajaan.Perlahan-lahan gelap telah menjadi lebih gelap. Kemilau hitamnya perlahan mulai habis diterkam malam. Meski dibantu gelap, mereka tidak berani melangkahkan keretanya melewati gerbang itu. Karena cahaya lampion masih nyaman menyala.Menanggapi tindakan kakaknya yang tiba-tiba ini, Bu Sengku menyibak tirai yang menutupi pintu kereta. “Ada apa, Kakak pertama?” tanyanya.“Aku merasa cemas, Adik kedua. Aku khawatir kita gagal melindungi para pangeran. Penjagaan begitu ketat,” ujarnya dengan mata dipenuhi kecemasan.Bu Sengku menghela nafas panjang-panjang. Dia keluar dari kereta dan duduk tepat di samping kakaknya. “Lalu apa lagi yang bisa kita lakukan? Tidak ada jalan lain,” katanya dengan kepala tertunduk lemas.Mereka pun

  • Pangeran Pendekar Terasing   Bertemu Sosok Misterius

    Degup jantung Bu Peng berdetak lebih cepat mendengar kata ‘tunggu’. Dia takut para pengawal gerbang kota itu menggeledah bagian dalam keretanya. Belum sempat dia menjawab, terdengar suara lantang menghardik.“Kurang ajar!” hardik Jenderal Tai Kun Lun kepada pengawal itu. “Dia bersamaku. Dia mempunyai tugas penting yang diperintahkan langsung oleh Yang Mulia Kaisar. Kau berani menanyainya, berarti kau berani bertanya kepada kaisar?” teriaknya sangat keras.Pengawal itu ketakukan. Bibirnya bergetar hebat. Wajahnya mendadak pucat pasi. Sementara pengawal yang lain hanya tertunduk. Mereka mungkin takut menjadi sasaran kemarahan Jenderal Tai Kun Lun berikutnya.“Maafkan aku, Jenderal,” pengawal itu langsung berlutut dan bersujud di depan jenderal.“Baiklah, kali ini kau tidak aku hukum. Bukan karena aku memaafkanmu, tapi aku tidak punya waktu. Enyah kalian!” getak Jenderal Tai Kun Lun. Mendengar hal tersebut, beratus-ratus pengawal itu menyingkir. Mereka tidak berani menyinggung Jenderal T

  • Pangeran Pendekar Terasing   Zhao Shing Bertemu Li Guzhou

    Setelah berada di hadapan Empat Pendekar Wangi, orang tua berambut putih itu menyibakkan lengan bajunya yang panjang, seketika tiup angin yang sangat besar itu berhenti.Dilihat dari wajahnya, usia orang itu tidak kurang enam puluh dua tahun. Meski rambutnya telah memutih, anehnya jenggot orang tua itu masih hitam legam. Hampir tiada warna putih sedikit pun.“Kami memberi hormat pada tetua?” Bu Peng Cu melipatkan tangannya lalu membungkuk hormat.Orang tua itu masih tertawa keras. Dia perlahan menolehkan wajahnya ke arah Jenderal Tai Kun Lun dan tersenyum. Jenderal Tai terkejut. Matanya melotot tidak percaya. Sesaat dia kehilangan kesadarannya. Lalu orang tua itu berkata: “Tai Kun Lun!”“Hah, maafkan ketidaksopananku, Jenderal Besar Li. Aku tidak menyangka bisa bertemu Jenderal Besar di sini,” Jenderal Tai Kun Lun langsung berlutut dengan tangan menjura penuh hormat.“Tidak perlu sungkan. Aku bukan lagi seorang Jenderal Besar. Saat ini aku hanya rakyat biasa. Bangunlah,” perintah oran

  • Pangeran Pendekar Terasing   Mencari Kambing Hitam

    Suara derap kuda dari kejauhan semakin dekat. Dari suaranya memang tidak banyak, tapi kemungkinan terdiri dari para pendekar hebat dunia persilayan.“Cepat kalian pergi! Mereka datang,” ujar Jenderal Li Guzhou sambil menggendong Pangeran Zhao Shing di punggungnya. “Kalian harus berpisah jalan. Tai Kun Lun! Kau bawa Zhao Rong ke rumah keluarga Jin Su Yu di Dali. Tidak peduli apa, kau harus mengantarkannya dengan selamat.”“Baik, Tetua. Aku akan melindunginya dengan nyawaku.”“Aku percayakan cucuku padamu.”Kemudian Jenderal Besar Li Guzhou menoleh ke arah Empat Pendekar Wangi. Katanya: “Kalian mesti membawa Zhao Ming ke Chengdu. Berikan dia pada keluarga Miao Yin Feng. Kau harus mengantarkannya dengan selamat. Aku sendiri yang akan mengantarkan Pangeran Zhao Shing ke tujuannya.”“Kami akan melakukan apapun untuk mengantarkannya dengan selamat. Tapi, ke mana tetua akan membawa Pangeran Zhao Shing?” tanya Bu Peng.“Aku akan menyuratimu saat aku menemukan tempat yang layak untuknya. Tapi,

  • Pangeran Pendekar Terasing   Kediaman Miao Yin Feng

    Mendengar nama Tai Niu Xin dan Tai Kun Lun tidak membuat Permaesuri Yi Thing tenang. Karena jamak diketahui, keluarga Tai merupakan pengikut dan pendukung utama Pangeran Zhao Kong.“Aku tahu apa yang ada di pikiran Ibunda Ratu. Tapi tenang saja, aku telah menyiapkan semuanya. Aku mengancam akan membunuh Jenderal Tai Kun Lun dan semua keluarga Tai jika dia tidak melakukan apa yang aku minta. Dengan ini, kita bisa membunuh dua burung dengan satu batu. Hahaha..” Pangeran Zhao You tertawa keras membanggakan dirinya sendiri.“Aku harap semuanya berjalan lancar, anakku. Karena dengan menjadikan keluarga Tai sebagai terdakwa, maka Tai Kun Lun tidak akan bisa lagi kembali ke istana. Dan lebih menyenangkan lagi, semua jabatan yang dipegang oleh keluarga Tai akan dihapuskan. Mereka akan menjadi rakyat biasa.”“Benar, Ibunda Ratu. Selama ini Perdana Menteri Hu Lian Tang dan keluarga Tai menjadi tembok penghalang keberhasilan kita.”“Bagaimana pun juga, aku lebih suka Jenderal Tai Niu Xin dihukum

Latest chapter

  • Pangeran Pendekar Terasing   Park Wan Sampai di Perguruan Danau Liangzi

    “Pergi ke Song rasanya tidak mungkin. Di sana terlalu banyak orang-orang Pangeran Zhao You,” kata Tai Niu Xin.“Kita harus membawanya ke sebuah tempat di mana Pangeran Zhao You tidak punya banyak pengaruh,” Bu Liak mengajukan saran.“Adik Keempat benar, kita harus melakukannya,” sambung Bu Sengku, saudara kedua dari Empat Pendekar Wangi.Miao Yin Feng dan lainnya manggut-manggut.Lalu tiba-tiba Tai Kun Lun angkat bicara: “Ke Liao. Di sana Pangeran Zhao You tidak mempunyai kekuasaan.”“Masalahnya, di mana kita akan tinggal di sana?” tanya Jin Su Yu.“Ya, itu masalahnya,” Bu Peng membenarkan.“Kalian tak usah khawatir. Di Liao kita bisa minta bantuan Hu Chen Wu, saudara kandung Jenderal Hu Hongyin,” ucap Tai Kun Lun.“Apa dia bisa dipercaya?” tanya Bu Huang.Tai Kun Lun tersenyum.“Dia adalah seorang Jenderal Song,

  • Pangeran Pendekar Terasing   Park Wan Menuju Perguruan Danau Liangzi

    Setelah cukup lama beradu tenaga dalam, tiba-tiba Park Wan menarik tenaga dalamnya dan mengarahkannya ke langit.Wushh...Bunyi nyaring tenaga dalam besar yang menguai menjadi air di udara.Karena terkejut dengan tindakan Park Wan, Guru Majin tidak sempat menarik serangannya secara penuh, sehingga ada tenaga dalam yang tersisa mengenai Park Wan.Bluugh...Park Wan terdorong beberapa langkah ke belakang. Di sudut bibirnya keluar sedikit darah.“Ketua!” seru Son Kam Jeu dan Son Hyeun In.Guru Majin bergegas mendekati Park Wan setelah mengendalikan tenaga dalamnya.“Bagaimana keadaanmu? Kenapa kau melakukannya?” tanya Guru Majin keheranan.Park Wan masih terdiam. Dia sedang mengatur tenaga dalamnya, dan berusaha menyembuhkan lukanya. Setelah beberapa saat memejamkan mata, Park Wan mulai membuka matanya.“Aku baik-baik saja,” ucapnya dengan tersenyum.Guru Majin menggelengkan kepalanya.“Jika kau mengeluarkan seluruh tenaga dalammu, aku pasti kalah,” kata Guru Majin.“Tetua berlebihan. Ak

  • Pangeran Pendekar Terasing   Park Wan Mendatangi Perguruan Jingshan

    “Mari kita pergi bersama,” ajak Chiu Kang yang dijawab dengan gelengan kepala Wang Jiang. “Kenapa?” tanyanya heran.“Aku harus menyelesaikan persediaan obat untuk orang-orang yang terluka,” ujarnya.Chiu Kang diam tersenyum.“Baiklah, aku akan pergi sendiri. Nona Jiang berhati-hatilah, jangan sampai tangan Nona yang istimewa itu terbakar saat merebus obat,” godanya.Wang Jiang mengangguk dengan senyum menyeringai. Dia merasakan kehangatan yang sama seperti dulu. Kehangatan yang memeluknya dengan erat dan memperkenalkannya dengan cinta.“Kenapa aku merasakan kehangatan seperti ini lagi? Apakah dia adalah Chiu Kang?” hatinya bertanya-tanya. “Ah, tidak mungkin. Chiu Kang telah mati. Kenapa aku menjadi seperti ini?” keluhnya dengan memukul-mukul kepalanya sendiri.Pagi ini Perguruan Danau Laingzi snagat ramai. Keceriaan tertampak di setiap sudutnya. Apalagi setelah kedatanga

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Wang Jiang

    Malam bergerak cepat, mengantar suara ayam mulai berkokok. Matahari perlahan memancarkan cahayanya, menyelinap di antara jendela, kebun, persawahan dan pepohonan yang rindang.Semua orang yang masih tertidur pulas terpapar kehangatannya. Mereka semua menggeliat, terbangun dan mencuci mukanya masing-masing.Wang Jiang, yang kebetulan tinggal di kamar depan mendengar suara angin ribut saling bersahutan. Angin ribut itu tidak seperti angin biasanya, terkadang kencang; terkadang pelan.Karena penasaran, dia keluar dari kamarnya dan menuju halaman latihan. Di sana, semuanya masih lengang. Mentari memang telah terbit, tapi belum banyak orang yang berkeliaran di sekitarnya.Tiba-tiba matanya membeku takjub sekaligus terkejut. Dia melihat Chiu Kang sedang berlatih ilmu silat yang sangat luar biasa.Semua angin besar tampak berputar-putar di sekitar tubuhnya. Ketika tangan Chiu Kang mengarah ke kanan, angin itu mengikutinya ke kanan, begitu pun sebaliknya.

  • Pangeran Pendekar Terasing   Wang Jiang dan Ong Fei Yin

    Danau Liangzi memang luar biasa, khususnya di malam hari dengan cahaya bulan yang terang benderang dan gemerlap aneka warna bintang-bintang.Saat ini di Danau Liangzi berkumpul banyak orang dari berbagai perguruan. Banyak juga wajah-wajah baru yang datang ke Perguruan Danau Liangzi.“Kenapa kau duduk di sini sendirian?”Ong Fei Yin muncul tiba-tiba di belakang Wang Jiang yang sedang melamun.“Sedang menikmati keindahan rembulan, Paman.”“Andaikan kau punya pasangan, keindahan ini akan dirasakan secara berbeda. Jauh lebih indah.”“Apakah Paman merasakannya?”“Bibimu adalah wanita terbaik di dunia ini,” ucap Ong Fei Yin yang telah duduk di samping Wang Jiang.Wang Jiang tersenyum memandang wajah pamannya.“Paman sangat mencintai Bibi?”“Mungkin melebihi cinta,” ucapanya tersenyum.Wang Jiang memang beruntung. Dia dikelilingi o

  • Pangeran Pendekar Terasing   Duan Fang You Diperintahkan ke Dali

    Kam Nam Su terdiam sesaat memperhatikan Chiu Kang.“Apa ada perintah untuk hamba, Ketua?” tanyanya.“Aku ingin kau pergi menemui Jenderal Hu Hongyin di Ningbo dan menyuruhnya ke Perguruan Danau Liangzi.”“Apa dia akan membiarkanku menemuinya?”“Kau hanya perlu mengatakan aku yang menyuruhmu. Setelah mendengar itu, dia tidak akan mencelakaimu.”“Baik, Ketua. Kami akan bergegas menuju Ningbo.”“Pergilah sekarang juga!”“Kami mohon diri,” setelah menjura hormat, mereka bertiga pergi meninggalkan Chiu Kang.Kemudian Chiu Kang masuk ke dalam tendanya. Dia duduk dengan tangan menyanggah kepala. Dalam keadaan seperti ini, tentu dia harus melakukan sesuatu, tapi apa yang harus dipilihnya.“Ketua Kang?” tiba-tiba suara Lao Sying membuyarkan pikirannya.“Masuklah, Paman Sying.”“Ketua Kang, bagaimana bisa

  • Pangeran Pendekar Terasing   Kam Nam Su Menghadap Chiu Kang

    “Adik kesebelas,” Lao Sying mengingatkan Qi Peizhi, tapi dia tak ambil peduli.Chiu Kang kembali tersenyum.“Kalian dengar kata-katanya, bukan? Kepekaan wanita lebih teruji daripada kita, laki-laki.”Sekali lagi Chiu Kang menghadapinya dengan senyum bodoh. Beberapa hari terakhir ini mereka tidak pernah bicara satu sama lain sejak kejadian itu.Qi Peizhi merasa terhina dengan perlakuan Chiu Kang padanya.“Mingyu!” panggil Chiu Kang.“Ada apa, Mahaguru Kang?”Yang Mingyu seketika menarik tali kekangnya dan turun dari kereta kuda.Chiu Kang ingin mencegahnya, tapi Yang Mingyu bergerak sangat cepat.“Apa kau sudah berpamitan pada Jenderal Shi Bu Xin?” tanyanya.“Sudah, aku mendatangi kediamannya sebelum kita pergi.”“Apa pendapatmu tentang Jenderal Shi Bu Xin?” tanyanya.Karena Chiu Kang dan Yang Mingyu berhenti, semua or

  • Pangeran Pendekar Terasing   Perjalanan Menuju Danau Liangzi

    “Hamba pantas mati! Hamba pantas mati!”Seluruh Keluarga Yi mengucapkannya berkali-kali.Jenderal Besar Li Guzhou bingung menghadapi situasi seperti ini. Dia terus tertunduk memikirkan sesuatu. Lalu tiba-tiba dia maju dan menjura hormat kepada Kaisar Song Renzong.“Yang Mulia Kaisar, izinkan hamba untuk menjemput Pangeran Mahkota Shing,” katanya seketika.Semua orang di ruangan itu menjadi tertegun. Keluarga Yi yang semula berkali-kali mengucapkan “hamba pantas mati!” seketika berhenti.Tidak seorang pun yang tidak mengarahkan pandangannya pada Jenderal Besar Li Guzhou. Mata mereka membelalak terkejut, termasuk Kaisar Song Renzong sendiri.“Kau ingin membawa Pangeran Zhao Shing pulang?” tanya Kaisar Song Renzong tegas.“Benar, percayakan tugas ini kepadaku,” Jenderal Besar Li Guzhou berlutut memohon.“Tidak, ini masih belum waktunya,” jawab Kaisar Song Renzong.Jawaban itu menambah keterkejutan para menteri dan jenderal yang mendukung Pangeran Zhao You. Mereka bertanya-tanya, apakah P

  • Pangeran Pendekar Terasing   Melatih Ilmu Pedang

    Chiu Kang menggeleng.“Ada hal yang lebih penting,” kata Chiu Kang. “Ternyata penyerangan terhadap sekte dan perguruan yang bergabung dengan Perkumpulan Pendekar Song tidak hanya terjadi di sini, tapi juga di tempat lain. Sebagai ketua, tentu aku harus menyelesaikan semua ini terlebih dahulu.”“Sebenarnya siapa mereka? Kemarin mereka menyerang kemari dengan seseorang yang berilmu tinggi,” Lin Qiao mengira-ngira.“Tuan-tuan tidak perlu mencemaskan hal itu, aku sudah mengetahui siapa dalang di balik ini semua.”Lin Qiao dan Lin Yao terperanjat. Mereka tampak bersemangat untuk mengetahui kebenarannya.“Siapa mereka, Ketua Kang?” tanya Lin Yao.“Aku belum bisa mengatakannya. Jika waktunya tepat, semua orang akan tahu,” jawabnya datar.Mendengar jawaban Chiu Kang, Lin Yao tampak tidak puas. Dia berusaha menanyakannya lagi, tapi dicegah oleh Lin Qiao.“Tuan-tuan jangan salah paham. Aku tidak mengatakannya bukan karena tidak mempercayai kalian.”Chiu Kang memandang Lin Qiao dan Lin Yao dengan

DMCA.com Protection Status