Beranda / Pendekar / Pangeran Pendekar Terasing / Chiu Kang dan Janji yang Sia-Sia

Share

Chiu Kang dan Janji yang Sia-Sia

Penulis: Afzah Nujati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mendengar teriakan Ping Guang yang sangat keras. Fa Duyi dan Tao Shunyuan langsung mendekati Ping Jianguo. Mereka memegang tangan paman gurunya dengan erat.

“Paman guru, kau baik-baik saja?” tanya Tao Shunyuan.

“Kenapa tubuhku seperti baik-baik saja,” dia keheranan. “Aku ingat betul lukaku sangat parah. Aku merasa seperti akan mati, tapi kenapa aku merasa baik-baik saja?” Ping Jianguo bangun dari duduknya dan bahkan mulai berdiri.

Tao Shunyuan, Fa Duyi dan kedua anak Ping Jianguo terkejut. Dalam tempo yang sangat cepat, Ping Jianguo telah kembali seperti sediakala. Sementara Lao Sying masih tersudut diam. Tatapanya masih kosong, bedanya kali ini air mata menetes deras di matanya.

“Adik kesepuluh, lihat! Obatmu benar-benar ajaib. Paman guru telah siuman,” ucap Tai Shunyuan sembari tersenyum. Lanjutnya: “Jangan salahkan dirimu sendiri. Meskipun aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi jangan salahkan dirimu sendiri.”

Lao Sying mengeluarkan senyum terpaksa mendengar nasihat kakak s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pangeran Pendekar Terasing   Lei Liwei Sampai di Perguruan Wuling

    Sekte Gunung Es yang merasa gagal menaklukan para pesilat Negeri Song memilih pulang ke tempat mereka.Sementara itu, karena menganggap tugas mereka di Xingyuan telah selesai, Fa Duyi, Tao Shunyuan, Lao Sying dan Qi Peizhi meninggalkan Xingyuan sebelas hari yang lalu. Saat ini mereka telah sampai di Perguruan Wuling.Berdiri di tepi jurang, Kong Kuanyin memainkan serulingnya. Suara merdunya menyebar dengan indah. Sayang dalam kemerduan itu terdapat rasa sakit dan kepedihan. Dia tidak dapat melupakan anak laki-laki semata wayangnya yang telah tiada. Sejak saat itu, kapanpun dia meniup serilungnya, nada pilu akan terasa.Kepedihan itu semakin bertambah setelah mendengar cerita tentang Chui Kang dari murid-muridnya. Nada seruling itu bertambah menyayat, mencabik siapapun yang mendengarnya.Kong Kuanyin terkenal sebagai pribadi yang tabah. Tak seorang pun, bahkan mendiang istrinya pernah melihatnya menitikkan air mata. Tapi bagi yang mengenalnya dengan baik, Kong Kuanyin selalu menangis.

  • Pangeran Pendekar Terasing   Kota Pelabuhan Ningbo

    Qi Peizhi pun tak kalah cemas. “Benar, Guru. Kita harus menyelamatkannya.”Kong Kuanyin terdiam untuk sesaat. “Aku rasa tidak perlu.”“Kenapa?!” semua orang terkejut mendengar ucapan Kong Kuanyin.“Kenapa Kakek tidak mau menyelamatkannya?” tanya Lei Liwei masih menangis.“Kenapa, Guru?” Qi Peizhi dan Lao Sying tak menyangka.“Aku ingin,” ujarnya dengan mendesah. “Tapi Kang-er tidak menghendakinya. Kalian tahu sendiri dia sedang menunggu seseorang di sana. Jika aku menolongnya, bukankah aku tidak menghormati keinginannya?”“Tapi, Guru...” ucap Lao Sying.“Sudahlah,” potong Kong Kuanyin. “Serahkan semuanya pada takdir. Lebih baik kalian berdoa memohon keselamatan untuknya.”Mereka bertiga tertunduk lesu. Meski tidak sepenuhnya sepakat dengan gurunya, mereka tidak bisa berbuat apa-apa.“Kakek, mana Kakak Kang?!” tanya Kong Xiang yang menghampiri kakeknya dengan Kong Lanyin.Kong Kuanyin langsung membopong Xiang-er dan membawanya naik ke atas lagi.“Kakek! Di mana Kakak Kang? Di mana?” ta

  • Pangeran Pendekar Terasing   Bertemu Keluarga Baru di Ningbo

    “Bagaimana keadaan anak itu, Tabib?” tanya Chao Aiguo.“Dia sudah tak sadarkan diri lebih dari lima hari. Tubuhnya pun sangat panas. Aku tak bisa menjanjikan apa-apa, Tuan Besar.”“Tabib, kau harus menyelamatkannya,” Nyonya Chao memohon.Beberapa tahun yang lalu, dia telah kehilangan anak semata wayangnya. Karena itu, ketika matanya bertemu Chiu Kang, dia ingin mengambil anak itu menjadi anaknya sendiri.“Maaf, Nyonya. Penyakit anak ini di luar kemampuanku.”“Bagaimana bisa?!” Chao Aiguo heran. “Kau boleh pergi.”Nyonya Chao menangis di samping tubuh lemah Chiu Kang. Wanita berumur lima puluh satu tahun itu telah lama tidak menemukan kebahagiaan. Tuan Besar Chao duduk menemani istrinya. Dia mengelus-elus punggung istrinya untuk menenangkannya.“Suamiku, kenapa kau tak mencari tabib hebat? Kau bisa membayar mereka berapapun.”“Istriku, Tabib Jun adalah tabib terbaik di Ningbo. Jika dia saja mengatakan demikian, bagaimana dengan tabib lain? Kita harus pasrahkan nasib anak ini kepada tak

  • Pangeran Pendekar Terasing   Penabuh Kecapi Dewa dan Peniup Seruling Dewa

    Hong Hui, anak pertama Chao Luli dan Hong Guiren murka saat mendengar Chiu Kang memanggil Tuan Besar Chao dengan sebutan ayah.“Ayah Chao? Kau pikir pamanku itu ayahmu? Kau jangan pernah bermimpi.”“Apa salahnya aku menganggapnya Ayah, toh dia juga menganggapku sebagai anaknya,” ucap Chiu Kang. Sorot matanya tak mengenal takut sedikit pun.“Sepertinya kau memang tak takut mati,” ujar Chao Luli. “Baik, maka akan kubunuh orang yang kau panggil ayah dan ibu itu. Aku tak main-main.”Chiu Kang diam karena terkejut. Dia heran dengan keluarga ini, kenapa mereka tega mengatakan hal-hal seperti itu.“Bukankah Ayah Chao adalah kakaknya sendiri yang tanpa pamrih memberi mereka tempat tinggal? Apakah ini yang disebut keserakahan? Seperti tindakan pamannya, Pangeran Zhao You yang tega membunuh adiknya sendiri demi takhta. Akhirnya aku menemukan contoh lain di dunia,” pikirnya dalam hati.“Baik, besok aku akan meninggalkan rumah ini. Tapi kalian harus berjanji tidak akan mencelakai mereka.”“Pasti,

  • Pangeran Pendekar Terasing   Bertemu Sosok Misterius

    “Aku dengar, Tetua Heng dan Tetua Quan adalah teman baik guruku. Beliau pernah berkata kepadaku, jika suatu saat bertemu para tetua, aku harus memanggilnya paman,” ujar Li Guzhou masih berlutut.Sekali injak, Quan Shirong meloncat ringan ke arah Li Guzhou, tiada kesan berat dalam loncatannya. Itu merupakan bukti kesempurnaan ilmu meringankan tubuhnya.“Berdirilah, Jenderal Besar,” katanya setelah berada di depannya.“Aku akan berdiri, asalkan Paman berdua rela berkunjung ke rumahku,” ucapnya.Heng Tingfeng berdiri dari duduknya. Dia berjalan keluar gazebo sembari membawa kecapinya. “Kau memang murid Li Buchou. Selalu memaksakan kehendak. Bagaimana kabarnya sekarang? Di mana si tua gila itu?”“Aku tak tahu, Paman. Terakhir kami bertemu, guru mengatakan ingin berkeliling dunia.”“Hahaha, dia masih seperti itu. Baiklah, untuk menghormati gurumu dan jasa-jasamu pada rakyat, aku akan berkunjung ke rumahmu,” kata Heng Tingfeng.“Terima kasih, Paman,” senyum Li Guzhou mengembang dengan baik.

  • Pangeran Pendekar Terasing   Bertemu Sang Guru, Feng Huizhong

    Kakek itu tersenyum lepas. Sehelai alisnya yang panjang jatuh ke tanah. “Seperti sehelai alisku yang jatuh di sini, tubuhku pun tak sengaja duduk di sampingmu.”“Kakek, siapa kau?”“Anak muda, aku lihat kau punya takdir yang besar dan jiwa yang bersih. Kenapa kau harus menghindari takdirmu?” kakek itu tidak menjawab pertanyaan Chiu Kang, malah balik bertanya.Chiu Kang beranjak maju dan duduk menghadap kakek itu. “Maksud, Kakek?”“Kau pasrah tanpa berjuang, anak muda,” ujar kakek itu tersenyum. Dia mengenakan baju putih panjang dengan beberapa lubang di sekitarnya.“Aku sudah berusaha.”“Kau sendiri atau orang lain yang mengusahakannya untukmu?”Pertanyaan itu membuat Chiu Kang terdiam. Dia tersadar bahwa selama ini yang memikirkan dan berjuang untuk masalahnya adalah orang-orang terdekatnya, bukan dirinya sendiri.“Tapi, Kakek. Aku tak tahu caranya, dan orang-orang hebat yang pernah kutemui pun berkata bahwa aku harus menunggu sampai usiaku tujuh belas tahun. Tapi, bagaimana mungkin

  • Pangeran Pendekar Terasing   Ilmu Serapan Hawa Semesta

    Chiu Kang tersenyum, meski belum memahami penjelasan gurunya, dia berpura-pura menganggukkan kepalanya.“Kau pasti belum sepenuhnya paham?” tebak gurunya.Chiu Kang tertawa kecil. “Iya, Guru, tapi biarlah. Suatu saat nanti aku akan paham maksud Guru.”Feng Huizhong tersenyum dan mengelus kepala Chiu Kang. Anak ini sering membuatnya tertawa. Selama ini, Feng Huizhong hidup mengasingkan diri. Dia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.Mengasingkan diri bagi Feng Huizhong bukan tidak berhubungan dengan manusia sama sekali, melainkan berkelana tanpa ikatan dan nama. Lagipula, saat ini, mungkin hanya tinggal sedikit orang yang mengetahui wajahnya. Murid-muridnya pun sudah meninggalkannya lebih dulu, apalagi teman-temannya.“Tenaga dalammu semakin meningkat, Kang-er. Agar tidak bertabrakan dengan tenaga dalam peninggalan ayahmu, kau harus menguasai ilmu Serapan Hawa Semesta,” Feng Huizhong berpindah topik pembicaraan. “Tapi sebelum kau mempelajari ilmu tersebut, kau harus berteman de

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Feng Huizhong Berlatih Tanding

    Dua belas tahun telah berlalu dengan cepat. Kota Gui pun telah berkembang lebih ramai. Selama dua belas tahun terakhir ini, keadaan Negeri Song aman terkendali.Hanya saja beberapa waktu terakhir ini terjadi pemberontakan di Chengdu. Pemberontakan itu dipimpin oleh seorang jenderal yang kabarnya membelot pada Kerajaan Xi Xia. Tapi kabar hanyalah kabar, masih tidak ada kejelasan tentang itu.Kota Gui yang biasanya tenang, seketika ramai setelah mendengar Jenderal Yang Un ditugaskan untuk membawa sepuluh ribu tentara untuk menumpas pemberontakan Chengdu. Dia bersama dua adik dan putra satu-satunya akan berangkat besok pagi.Putra Jenderal Yang Un bernama Yang Mingyu. Dia adalah murid kedelapan He Jinhai, Ketua Perguruan Mufu. Usianya saat ini adalah tiga puluh delapan tahun. Dia baru pulang ke Gui dua tahun yang lalu. Selama ini dia tinggal di Gunung Mufu sejak kecil.Mendengar seluruh laki-laki dari Keluarga Yang akan pergi berperang, masyarakat setempat banyak yang mengunjungi mereka.

Bab terbaru

  • Pangeran Pendekar Terasing   Laporan tentang Pangeran Zhao Ming dan Putri Zhao Rong

    Di bawah pohon rindang, Chiu Kang duduk bermain-main dengan seruling pemberian Liu Changpu, putri Ketua Perguruan Zhongshan, Liu Kang Wei.Dia meniupnya penuh semangat tanpa irama. Bisa dibilang, ini pertama kalinya dia membunyikan seruling. Walau demikian, dia tidak kehilangan gairahnya dan terus memainkannya dengan buruk.Tak terasa, malam terus bergerak, suara derik jangkrik dan belalang mendampingi suara seruling Chiu Kang.Siapa pun yang mendengarnya, akan merasa sangat terganggu. Tidak ada irama dan nada yang sesuai dari tiupan seruling itu. Hanya kesumbangan yang mengganggu telinga.Lalu tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki menghampirinya dengan terburu-buru. Jika didengar dari suara langkah kakinya, ada lebih dari dua orang yang menuju ke arahnya.“Hormat kepada Ketua Kang.”Rupanya Kam Nam Su dan dua saudaranya yang datang menghadap Chiu Kang, mereka membawa Hu Hongyin pula.Awalnya, Hu Hongyin hampir saja berlutut memberi hormat, tapi dia urungkan niatnya karena ada

  • Pangeran Pendekar Terasing   Qi Renshu Datang ke Bianjing

    Untuk sesaat Duan Fang You menghela nafas panjang. Tulang-tulang di tangannya terasa panas dan nyeri. Dari pertarungan ini dia tahu, kemampuannya masih jauh di bawah Da Bolin.Karena itu dalam hatinya dia memilih berhenti melanjutkan pertarungan. Beruntung Mu Long Bui maju sebagai penengah.Duan Fang You langsung membalikkan badannya menjauhi mereka semua.“Aku pergi,” katanya dingin sembari melangkah pergi meninggalkan kediaman Keluarga Jin.“Ingat, pertarungan kita belum berakhir!” Da Bolin masih memendam kemarahan besar di hatinya.“Adik seperguruan, kau harus ingat tugas kita terlebih dahulu. Kau tahu apa yang akan Pangeran Zhao You lakukan jika mengetahui hal ini?”Mu Long Bui berusaha menenangkan adik seperguruannya.“Tuan Mu benar. Ketua Da seharusnya lebih tenang. Jangan terusik dengan kata-kata Duan Fang You. Dia memang bukan dari kalangan kita,” kata Chiu Sek.Da Bolin m

  • Pangeran Pendekar Terasing   Penggeledahan Rumah Keluarga Jin di Dali

    Memang, sepanjang karier kemiliterannya Jenderal Hu Qiqiang tidak pernah dicela dan dipandang remeh, karena ada titah Kaisar Song Renzong yang memerintahkan hal tersebut.Dia adalah satu-satunya keturunan Perdana Menteri Hu Lian Tang. Selama ini, dia sering merasa kecil hati jika menghadiri pertemuan bersama kaisar, pejabat dan jenderal-jenderal lainnya.Perdana Menteri Li Xiaobo mendekati Jenderal Hu Qiqiang.“Kau bukan anak seorang pengkhianat, kau putra seorang pahlawan sejati,” kata Perdana Menteri Liu Xiaobo sambil menepuk-nepuk pundak Jenderal Hu Qiqiang yang tanpa sadar telah menitikkan air mata.“Perdana Menteri Liu benar, pahlawan sejati tidak butuh tanda jasa, tapi sebuah hati yang besar. Kau beruntung telah mewarisinya dari ayahmu,” sambung Jenderal Besar Li Guzhou.Tangis di mata Jenderal Hu Qiqiang semakin deras.“Terima kasih telah menceritakannya, jika tidak aku akan terus menganggap Ayahku pengkhianat busuk.”“Anak orang besar tak boleh secengeng itu,” goda Jenderal We

  • Pangeran Pendekar Terasing   Surat dari Tai Bersaudara kepada Li Guzhou

    Pagar sedang berdiri kokoh. Warnanya yang putih membuatnya tidak tampak seperti benteng. Bendera naga berkibar kencang di atasnya.Di depan pintu gerbang masuk rumah itu dijaga beberapa prajurit kerajaan. Mereka mengenakan pakaian besi ringan, tidak seperti pakaian besi untuk berperang.Seperti halnya rumah-rumah menteri lainnya, selalu ada keamanan ketat yang menjaganya, demikian pula dengan Menteri Keadilan Li Weiyuan.Walaupun jika dibandingkan dengan kediaman menteri lainnya, keamanan di rumah Li Weiyuan masih terbilang longgar.Beberapa saat yang lalu, seorang kurir tiba dari Taiyuan. Mereka membawa sebuah surat penting yang dikirimkan oleh Tai bersaudara dari Dali.Setelah menerima surat itu, muka Jenderal Besar Li Guzhou mendadak berubah cemas. Seketika dia mondar-mandir seperti seseorang yang telah kehilangan arah.Sepupunya, Menteri Keadilan Li Weiyuan tampak bingung melihat tingkah aneh Li Guzhou. Demikian pula dengan anaknya, Jend

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Park Wan

    Park Wan dan dua bawahannya tertegun, terutama Park Wan. Dia tidak percaya ilmu tertinggi Sekte Gunung Es tidak berarti apa-apa bagi Chiu Kang. Bahkan gabungan tenaga dalam mereka bertiga hilang begitu saja.Setelah berhasil mengendalikan tenaga dalamnya, Chiu Kang berjalan menghampiri Park Wan.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ilmu silat Ketua Kang memang luar biasa. Aku mengaku kalah,” ujar Park Wan.Sementara Son Kam Jeu dan Son Hyeun In masih terlihat tidak terima, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.“Aku masih harus banyak belajar,” ucap Chiu Kang sembari mengulurkan tangan membantu Park Wan berdiri.“Terima kasih,” kata Park Wan setelah berdiri.Chiu Kang tersenyum.“Aku akan menyelamatkan Son Ca Gang,” kata Chiu Kang tiba-tiba.Park Wan, Son Kam Jeu dan Son Hyeun In terkejut mendengar ucapan Chiu Kang. Tidak terkecuali dengan para bawahannya di Perkumpulan Pendekar Song.“Ketua Kang! Kau tidak bisa melakukannya,” ujar Xiao Bojing.“Benar, Ketua Kang,” ujar para ketua

  • Pangeran Pendekar Terasing   Ilmu Silat yang Mengejutkan Semua Orang

    Setelah cukup lama Chiu Kang berada dalam posisi ini, lalu dia mengubah telapak tangannya yang terbuka menjadi mengepal.Dia tarik sedikit mundur kedua telapak tangannya, lalu memukulkannya sekuat tenaga. Jurus yang dikeluarkannya saat ini adalah jurus Pukulan Tanah Hampa milik ayahnya.Wusshh...Park Wan terdorong ke atas sehingga dia harus bersalto beberapa kali untuk mengendalikan tenaga dalamnya. Sedangkan Son Hyeun In terdorong jatuh di atas tanah karena tidak mampu menahan serangan Chiu Kang.Lalu Chiu Kang mendaratkan kakinya di atas tanah dengan kedua tangan bergerak mengendalikan tenaga dalamnya.“Kau memang hebat, Ketua Kang,” ucap Park Wan yang sudah berdiri di atas tanah.Dia membantu Son Kam Jeu dan Son Hyeun In bangun.“Apa tuan-tuan masih ingin memaksamu?” tanya Chiu Kang.“Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan Kakak Gang selain membawamu ke sana,” kata Park Wan.

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Park Wan Bertarung di Danau Liangzi

    Setelah mengeluarkan jurus Pedang Es Putih, Park Wan menangkis semua serangan pedang He Jinhai dengan tangan telanjang, tapi karena tangan tersebut dibalut tenaga dalam es yang luar biasa, membuatnya lebih keras dari baja.Lalu kemudian Park Wan mulai menyerang He Jinhai dengan lebih serius.He Jinhai seketika terkejut. Dia tidak siap menghadapi serangan yang sangat cepat dari segala arah bagian tubuhnya. Kali ini He Jinhai benar-benar terdesak. Ilmu Pedang Es Putih milik Park Wan berhasil mengungguli jurus Pedang Hujan Badai.Traang...Pedang He Jinhai jatuh terkena sabetan tangan Park Wan. He Jinhai terdesak beberapa langkah ke belakang untuk menghindari serangan Park Wan.Melihat gurunya berada dalam bahaya, Hong Chuntao masuk ke dalam pertempuran, tapi dia juga tak banyak membantu. Bahkan hanya beberapa jurus, dia sudah terkena pukulan hebat dan terpental jauh.Lalu secara bergantian masuk Yang Mingyu, Chan Juan dan terakhir Ho Fengge. Dengan keterlibatan mereka, pertempuran menja

  • Pangeran Pendekar Terasing   Park Wan Sampai di Perguruan Danau Liangzi

    “Pergi ke Song rasanya tidak mungkin. Di sana terlalu banyak orang-orang Pangeran Zhao You,” kata Tai Niu Xin.“Kita harus membawanya ke sebuah tempat di mana Pangeran Zhao You tidak punya banyak pengaruh,” Bu Liak mengajukan saran.“Adik Keempat benar, kita harus melakukannya,” sambung Bu Sengku, saudara kedua dari Empat Pendekar Wangi.Miao Yin Feng dan lainnya manggut-manggut.Lalu tiba-tiba Tai Kun Lun angkat bicara: “Ke Liao. Di sana Pangeran Zhao You tidak mempunyai kekuasaan.”“Masalahnya, di mana kita akan tinggal di sana?” tanya Jin Su Yu.“Ya, itu masalahnya,” Bu Peng membenarkan.“Kalian tak usah khawatir. Di Liao kita bisa minta bantuan Hu Chen Wu, saudara kandung Jenderal Hu Hongyin,” ucap Tai Kun Lun.“Apa dia bisa dipercaya?” tanya Bu Huang.Tai Kun Lun tersenyum.“Dia adalah seorang Jenderal Song,

  • Pangeran Pendekar Terasing   Park Wan Menuju Perguruan Danau Liangzi

    Setelah cukup lama beradu tenaga dalam, tiba-tiba Park Wan menarik tenaga dalamnya dan mengarahkannya ke langit.Wushh...Bunyi nyaring tenaga dalam besar yang menguai menjadi air di udara.Karena terkejut dengan tindakan Park Wan, Guru Majin tidak sempat menarik serangannya secara penuh, sehingga ada tenaga dalam yang tersisa mengenai Park Wan.Bluugh...Park Wan terdorong beberapa langkah ke belakang. Di sudut bibirnya keluar sedikit darah.“Ketua!” seru Son Kam Jeu dan Son Hyeun In.Guru Majin bergegas mendekati Park Wan setelah mengendalikan tenaga dalamnya.“Bagaimana keadaanmu? Kenapa kau melakukannya?” tanya Guru Majin keheranan.Park Wan masih terdiam. Dia sedang mengatur tenaga dalamnya, dan berusaha menyembuhkan lukanya. Setelah beberapa saat memejamkan mata, Park Wan mulai membuka matanya.“Aku baik-baik saja,” ucapnya dengan tersenyum.Guru Majin menggelengkan kepalanya.“Jika kau mengeluarkan seluruh tenaga dalammu, aku pasti kalah,” kata Guru Majin.“Tetua berlebihan. Ak

DMCA.com Protection Status