Share

Bab 89

Mata Wina sangat jernih, tidak ada sedikit pun kotoran. Begitu bersih sehingga tidak ada yang tega menyakitinya.

Raut wajah Jefri sedikit menegang, lalu memalingkan mukanya. "Ingatlah untuk menutup pintu." Setelah mengatakan ini dia berbalik dan pergi.

Ketika Wina melihatnya pergi, dia mengambil kopi dan berjalan ke tempat tersebut.

Rapat penawaran sudah dimulai, lampu di venue dimatikan dan hanya layar lebar yang menyala.

Ruangannya seperti studio kecil. Dari pintu belakang menuju ke tempat duduk depan harus melewati ratusan anak tangga.

Di tengah kegelapan, Wina hanya bisa pelan-pelan menuruni tangga dan meraba-raba ke depan.

Wina memegang kopi di satu tangan dan memegang kursi dengan tangan lainnya, perlahan berjalan ke bawah.

Dia telah menjadi asisten presiden selama bertahun-tahun, jadi dia masih bisa menangani hal kecil ini.

Tidak lama kemudian, Wina tiba sampai tempat Rian berada.

Wina membungkuk, menyerahkan cangkir kopi itu untuk Rian dan mengingatkannya dengan berbisik, "Pak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status