Share

Bab 456

Jihan menatap Wina dengan tenang selama beberapa saat, lalu berkata, "Wina, aku nggak pernah peduli dengan asal usulmu. Yang aku cintai itu pribadi kamu. Aku nggak peduli apa identitasmu atau siapa kamu. Kamu hanya perlu menjadi diri sendiri, itu sudah cukup ...."

Justru karena prinsip ini, Jihan tidak pernah terpikir semua kekhawatiran Wina tadi. Dia juga tidak pernah terpikir kalau ternyata dalam hati Wina mengukur pribadi mereka berdua seperti ini.

Penilaian Wina inilah yang membuat jarak di antara mereka berdua, tapi di mata Jihan semua ini bukan penghalang.

Dia mengangkat ujung jarinya untuk menyentuh pipi Wina dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Punyaku itu punyamu. Selama kamu mau, aku bisa kasih semuanya sekarang ...."

Setelah mendengar ini, Wina tersenyum padanya dan tidak berkata apa-apa lagi.

Jihan memang bisa memberikan segalanya, tapi dia tidak bisa memberikan arti dari kekayaan yang sesungguhnya.

Kekayaan yang berhubungan dengan cara berpikir semacam ini hanya dapat d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status