Share

Bab 281

Mata Jihan yang indah tampak kabur dan tidak fokus, tetapi otaknya masih bisa berpikir dengan sangat jernih.

Dia tahu yang datang adalah Lilia. Dia juga tahu Lilia akan menghentikannya. Biarpun begitu, Jihan tetap menenggak anggur merahnya tanpa berkomentar apa-apa.

Lilia langsung merebut gelas anggur itu, lalu berkata kepada Jihan dengan dingin, "Kalau terus begini, bahkan menguras isi perutmu juga nggak akan bisa menyelamatkan nyawamu."

Jihan masih diam seribu bahasa, sepertinya dia memang tidak mau mengatakan apa-apa. Jemarinya yang lentik kembali menggenggam gelas anggur.

Lilia mengernyit menatap sikap Jihan yang keras kepala. "Pak Jihan, Nona Wina masih hidup. Alih-alih mabuk-mabukkan begini, seharusnya Pak Jihan bangkit dan berusaha mendapatkannya kembali. Ini bukan Pak Jihan yang aku kenal."

Dulu, Jihan adalah sosok yang selalu menyendiri, dingin dan sangat berwibawa. Dia sudah seperti seorang dewa yang tidak boleh disentuh manusia fana.

Namun, sekarang Jihan benar-benar sudah t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status