Share

Bab 142

Wina kembali menatap Jihan yang memeluknya dengan erat.

Ekspresi Jihan dingin dan masam, bibir tipisnya terkatup rapat.

Kemarahan di wajah Jihan menunjukkan bahwa dia mendengar pembicaraan mereka berdua.

Jihan mengira Wina akan pergi bersama Rian, jadi segera keluar untuk menghentikannya.

'Dia sudah melakukan hal keterlaluan padaku di depan Rian, kenapa masih nggak membiarkanku pergi?'

Kelopak mata Wina menurun dan menutupi emosi rumit di matanya.

Melihat Wina tidak melawannya, ekspresi Jihan sedikit melembut. Namun, tatapan dinginnya masih terpaku pada Rian.

"Pak Rian masih saja menginginkan barang yang pernah kumainkan, sungguh memiliki perasaan cinta yang mendalam ...."

Perkataan yang penuh penghinaan itu membuat Rian seketika marah.

Rian mengepalkan tangannya dan ingin memukul Jihan dengan keras.

Namun Rian yang memiliki kondisi luka parah di bagian belakang kepalanya dan kehujanan, bukanlah tandingan Jihan.

Sebelum tinjunya dapat menyentuh sudut pakaian Jihan, dia sudah ditendang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status