Share

46 Stalker

“Kamu anak Esther kan?” Senyum meremehkan keluar darinya. “Sebegitu sempitnya kah Jakarta, sampai kamu harus ada di sini selagi suami saya sakit? Udah ngincer harta warisan?”

Arla mengernyitkan dahi. “Anda siapa ya?”

Sebenarnya Arla bukannya tidak ingat dengan wanita itu. Ia masih ingat dengan jelas, wanita itu pernah menyambangi rumahnya dan dengan membabi buta memaki-maki mamanya. Arla tidak akan pernah melupakannya meskipun saat itu ia masih kecil.

“Jangan pura-pura nggak tau ya.”

Arla mengabaikan keberadaan perempuan itu dan melanjutkan menghabiskan beberapa potongan siomay terakhir di piringnya.

“La,” tegur Ervin pelan. “Mau pergi aja?”

“Why? Makananku belum abis.” Arla tidak akan gentar hanya karena kehadiran perempuan itu. Ia tidak bersalah, perempuan itulah yang mengganggu acara makan siangnya.

“Mama sama anak semua sama. Murahan!”

Arla refleks berdiri dan menghadap perempuan itu. Ia masih bisa terima ketika dirinya yang dijelek-jelekkan, tapi ia tidak bisa terima kalau mamany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status