Share

54 Night Talking

“La, Alan nemuin kamu?”

Suara Alice yang bergetar di seberang sambungan telepon membuat Arla menghela napas.

Menangis lagi. Pasti itu yang baru saja dilakukan Alice. Dirinya dan Alice bagaikan dua kutub yang berlawanan. Kalau dirinya lebih sering marah ketika mendengar sesuatu yang berhubungan dengan keluarga Prawira, maka Alice lebih memilih menangis sebagai medianya.

Arla penuh dengan kemarahan, sedang Alice penuh dengan kesedihan. Abiel dan Aeriel punya cara mereka sendiri tentu saja, begitu juga mamanya yang masih sering meratapi foto mantan suaminya dengan penuh cinta.

“Are you ok?” tanya Alice lagi untuk memastikan.

“Hmm. Kenapa aku harus nggak ok, dia bukan siapa-siapa.”

Oh, thanks to Ervin, sekarang ia bisa dengan santainya mengatakan hal itu. Kalau Alice menghubunginya tepat setelah Alan menemuinya, mungkin ceritanya akan berbeda.

“Kenapa kamu nggak cerita? Termasuk waktu mamanya marah-marah ke kamu di kantin rumah sakit.”

“Dia juga nemuin kamu?”

“Kamu pikir aku tau dari mana
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status