Share

51 Kemarahan yang Selalu Reda

“Boleh nggak kupanggil … Nda?”

“Hah?” Arla terburu menoleh hingga lehernya terasa sakit. “Kamu … bukan kayak anak SD yang mau bikin panggilan ayah bunda kan?” Bulu-bulu halus di belakang leher Arla tiba-tiba saja meremang.

Oh, God! Dari sekian banyak panggilan, kenapa harus se-cringe itu. Lagipula mereka baru resmi berpacaran dua hari dan sepertinya tidak perlu panggilan sayang.

“Itu nama kamu sendiri, La. Aku nggak aneh-aneh.”

“Arlanda. Aku cuma geser panggilan dari Arla jadi Nda.” Ervin masih tersenyum senang sambil mengetuk-ngetukkan jari di atas setir sembari menikmati lantunan lagu yang mengalun dari pemutar musik.

“Nggak mau ah, Vin.” Arla menggeleng-geleng tegas. Kalau seseorang mendengarnya, bisa jadi bulan-bulanan seumur hidupnya.

“Tapi aku mau manggil gitu, kayaknya romantis.”

Eugh! Arla menghentakkan kakinya. “Aku nggak bakal noleh kalo kamu manggil gitu.”

“Nanti lama-lama juga biasa.”

“Mending kamu samain kayak panggilan Yara ke kucingnya deh.”

“Loh ini terinspirasi dari Y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status