Share

34

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-31 08:36:54

Dengan taksi, kubawa beberapa koper dan anakku, kubawa juga tangisan beserta luka hati yang sudah menumpuk-numpuk, menggunung melebihi tinggi badan dan kesabaranku.

Sebanyak perjalanan aku hanya membisu tapi air mataku meluncur dengan deras, mestinya ini adalah tangisan terakhir di mana aku tidak pantas lagi mengeluarkan air mata untuk seorang penghianat. Anakku juga diam saja sambil menyandarkan kepalanya di jendela. Melihatku berkaca-kaca Gadis itu hanya menghela nafas sambil mengalihkan pandangannya.

"Kalau Bunda berat kita bisa kembali," ujarnya.

"Tidak, kita tidak akan kembali."

"Kalau begitu semuanya sudah selesai."

"Ya anakku, tidak akan ada yang kembali karena segalanya sudah hancur."

"Sekarang kita mau ke mana?"

"Ke tempat kakekmu."

"Apa kita boleh pulang ke sana?"

"Tentu saja itu adalah rumah orang tua Bunda, kau adalah cucunya jadi kita pasti akan diterima."

*

Sesampainya di depan rumah ibuku, saat itu hujan gerimis, sopir taksi menurunkan koper sementara aku hanya terman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
dini irwani
bukannya masih Ramadhan ya? kok dibuatin kopi pagi2?
goodnovel comment avatar
edlyna zahra
iya ya kan di pertemuan itu ayah zu kan hadir
goodnovel comment avatar
Anita Rahmalia
iya bener bgt tuh,, knp kesannya jadi mentah lagi ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    35

    "apanya yang di luar kendali anakku, apa pernikahanmu dengan wanita itu di luar kendalimu?""Tidak, aku tahu persis apa yang kulakukan dan aku mencoba mencari waktu yang tepat untuk bicara dan jujur pada keluarga kita.""Baik, kuanggap kau masih menganggapku keluarga dan menghargaiku, jadi aku akan mendengar penjelasanmu.""Aku ingin jujur pada ayah dan juga pada istriku, tapi ... dia mengetahuinya sebelum aku memberitahunya, jadi dia murka dan memutuskan untuk meninggalkanku.""Menurutmu yang dilakukan anakku benar atau salah?""Dia melakukannya dalam keadaan emosi jadi aku tidak akan menyalahkannya," balasnya.Aku yang duduk di dekat ayah merasa terbakar hatiku, penuturannya yang lemah lembut dan seakan tidak bersalah itu membuatku muak dan kesal. Dia bicara seakan hatinya polos dan tidak melakukan sesuatu yang menyakiti orang lain. Aku benar benar kesal."Bicara tentang kesalahan, apa kau sama sekali tidak menyadari kesalahanmu?""Tentu, Zu. Aku menyadari semua kesalahanku dan aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • PETAKA SEKOTAK KURMA    36

    Keesokan harinya,Bersama dengan Eva Mas Hisyam datang ke rumah orang tuaku, mereka menyapa kami yang kebetulan sedang duduk di ruang tamu. "Assalamualaikum."Melihat Eva datang bersama anaknya dan mengenakan baju lengan panjang serta jilbab, aku tertegun. Biasanya wanita itu berpenampilan terbuka dan menunjukkan rambutnya yang indah, tapi sekarang dia memakai hijab dan dia melipat hijabnya itu sama seperti gayaku. "Assalamualaikum mbak Zubaidah.""Walaikum salam." Aku langsung berdiri begitu orang tuaku menyalami mereka berdua dan seperti biasa ayah dan ibuku selalu menunjukkan senyum keramahan mereka, meski mereka kecewa pada Mas Hisyam."Apa kabar kalian?" tanya Ayahku."Om, maaf karena kedatangan saya telah mengganggu dan mungkin tidak tepat waktu.""Oh, tidak sama sekali, Nak. Duduklah.""Jadi kau yang bernama Eva?" "Iya."Ibuku memandang wanita itu dari atas ke bawah, dia yang dipandangi seperti itu merasa gugup dan malu lalu menundukkan wajahnya. Dia membawa bayi di gendong

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • PETAKA SEKOTAK KURMA    37

    "Mas, apa kau baru saja menjatuhkan talak?" tanya Eva mengguncang bahu Mas Hisyam."Ya," jawab lelaki itu tanpa berkedip sedikitpun air matanya jatuh begitu saja di pipinya.Aku tidak mampu lagi mengatakan apa-apa selain menahan lelehan bening di kelopak mata agar tidak terlihat begitu deras di matanya. Saat istrinya menyeretnya pergi tatapan mata lelaki itu masih lekat padaku bahkan ia tak mampu berbaring meski langkah kakinya perlahan meninggalkan rumah ayahku.Untuk air mata yang kusapu terakhir kali, aku mungkin aku harus berjanji pada diriku sendiri bahwa ini adalah penutup dari segala kesengsaranku. Bahwa setelah ini aku harus tegar dan melupakan dirinya, benar-benar menutup pintu hatiku untuk segala kenangan manis dan kedatangannya di kemudian hari. *Tiga hari di rumah orang tuaku aku memutuskan untuk pulang, Jangan tanya betapa marahnya ayah begitu aku memberitahu kalau masih hisyam telah menjatuhkan talak di hadapan Eva. "Kabulkan saja permintaannya, ayah bersumpah, suatu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • PETAKA SEKOTAK KURMA    38

    Sepanjang perjalanan pulang dari pengadilan, Aku hanya terdiam sambil menerawang ke arah jendela taksi, hiruk pikuk kota dan bagaimana para penjual ornamen dan kue idul Fitri terlihat semarak di sisi kanan dan kiri jalan. Geliat penghujung Ramadhan terlihat begitu meriah, disambut dengan penuh sukacita dan semua keluarga berharap untuk berkumpul dan berbagi kasih sayang di hari yang penuh kemuliaan. Semuanya terlihat begitu indah tapi tidak seirama dengan perasaanku sekarang.Aku baru saja kehilangan suami, perceraian merampas separuh hati dan kesadaranku sehingga aku sama sekali tidak bergairah untuk menyambut idul fitri. Biasanya tahun-tahun sebelumnya kami akan bersemangat beli baju seragam, memikirkan rencana liburan, akan menginap di rumah Mertua atau rumah keluargaku, memikirkan menu dan kue serta acara open house yang selalu berlangsung meriah dengan warga-warga sekitar komplek rumah kami.Sekarang apa yang mau kupikirkan, tentang bagaimana menata hati dan bagaimana pura-pura

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • PETAKA SEKOTAK KURMA    39

    Mulai dari jam 06.00 pagi aku telah bersiap-siap menuju ke tanah lapang di mana salat ied akan dilaksanakan. Aku dan putriku berjalan beriringan, ternyata, sudah banyak jemaah yang menghamparkan sajadah dan duduk menunggu imam. Di antara para tetangga, aku mendapatkan tempat di sana, seakan sedang bersimpati padaku, mereka berebut untuk untuk memberi kami tempat di sela-sela mereka. "Mbak duduk sini." Seorang wanita memberi isyarat agar aku duduk di dekatnya. "Sini aja Mbak, lebih luas," ujar yang lain."Elina, sini sama anak Tante," timpal yang lainnya. Menanggapi sikap baik mereka aku hanya tersenyum dan mengangguk hormat, duduk di garis belakang bersama anakku, yang mungkin tak lama lagi jemaah akan mengisinya dan semakin bertambah banyak.Lantunan takbir tak berhenti sedetikpun, bergema bersahutan membawa suasana tersendiri di dalam hati. Orang-orang berdatangan dengan sanak family memakai pakaian dan alat salat terbaik. Idul Fitri adalah hari yang dirindukan semua orang, penu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • PETAKA SEKOTAK KURMA    40

    "Jangan bilang begitu, kamu bukan anak yatim, Nak." Aku mencoba merangkul anakku di dibalik pintu gerbang rumah ayahnya. Sungguh ironis, di saat ia mencoba membahagiakan anak orang, tapi anaknya sendiri menderita karena perbuatannya."Ayah sama sekali tidak melihatku, dia menyalami dan memberi amplop tanpa perasaan.""Astaghfirullah, Nak.""Ayo pergi saja, percuma di sini, Kita seharusnya tidak di sini ujar putriku yang air matanya menetes deras membuatku semakin murka tiada terkira. Aku yang sudah tidak tahan langsung menarik tangan anakku masuk ke pekarangan rumah ayahnya yang luas, dengan amplop di tanganku aku menghampirinya."Hisyam!" Teriakanku yang keras menghentikan semua keriuhan itu. anak-anak yang sedang berebut amplop kaget dan langsung menghentikan kegiatan merekaalu bersurut memberiku ruang agar aku bisa maju ke depan lelaki itu, mereka berbaris dan memberiku jalan di tengah-tengah mereka. Melihatku menggandeng putrinya lelaki itu terbelalak, dia ternganga dan salah

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • PETAKA SEKOTAK KURMA    41

    Pernikahanku dengan orang yang kucintai menciptakan prahara. Ya, aku benar-benar tidak menyadari bahwa niat untuk menemukan jodoh yang tepat malah berujung pada kesalahan yang akan kusesali. Aku aku mengenalnya dengan baik, kami satu kantor dan dia adalah manajer kami. Dia Lelaki yang sangat santun dan lembut hati, mengayomi karyawan di bawahnya dan selalu membimbing kami dengan penuh perhatian. Mungkin aku telah menyenanginya dari awal perjumpaanku, saat aku bergabung di kantor tersebut. Dia Lelaki yang sangat agamis dan pandai menjaga jarak, dia juga menundukkan matanya begitu melihat wanita yang terlampau terbuka, aku jadi mengaguminya. Hari demi hari berganti, kami semakin dekat dengan pertemuan yang intens dan perjalanan ke luar kota yang selalu memasangkan diriku dengan Mas Hisyam, kami kompak sebagai satu tim, sukses dengan semua proyek dan presentasi kami. Aku dan diateman bicara yang seru di mana Mas Hisyam selalu menyambung atau semua topik obrolan. Perasaan di hatiku se

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • PETAKA SEKOTAK KURMA    42

    Entah memulai kisah dari mana tapi akan kupaparkan yang sebenarnya, Aku terhenyak saat seorang wanita dengan segala kejujuran Dan keberanian yang mengutarakan bahwa ia jatuh cinta padaku. Kaget dan tidak menyangka bahwa staf yang selama ini ku anggap sebagai adik sendiri ternyata menyimpan kekaguman, dan dia bilang dia tidak bisa membendung perasaannya dan tak mampu menyimpannya lagi.Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, terlampau jahat jika menolak seorang wanita secara mentah-mentah terlebih jika itu langsung dikatakan di depan wajahnya. Maka, satu-satunya jalan yang bisa kulakukan adalah menghindari pertemuan dengannya."Eh, besok perjalanan bisnis ke Palembang, Eva mau dikutkan tidak?" Tanya Bosku."Tidak, aku bisa menghandle sendiri.""Tapi bukankah dia asisten yang bisa kau andalkan?""Dia punya pekerjaan di sini jadi aku bisa mengatasinya.""Tapi kau tetap perlu orang lain untuk mendampingi dan menemani presentasi bisnis kita.""Kalau begitu akan kuajak yoga bersamaku.""A

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09

Bab terbaru

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    71

    "kasihan juga ya Mas," bisikku."Ya, juga. Tapi itu adalah jalan hidup yang harus mereka lewati. Kita hanya bisa mendoakan," balas suamiku. "Aku nggak nyangka juga Mas, mereka hidup di hunian mewah dan bergelimangan harta tidak kurang satu apapun, tapi tiba-tiba mereka terpisahkan dan kini istrinya harus jadi sales perumahan. Dari anak panti asuhan kembali menjadi gelandangan."Hidupnya tidak seburuk itu Bun, tapi tetap saja, keadaan telah menjungkirbalikkan wanita itu," balas suamiku sambil mengesap kopinya."Benarkah menurutmu mereka akan berpisah?""Orang yang sudah terbiasa hidup enak tiba-tiba jatuh miskin dan kehilangan segalanya akan sulit menerima kenyataan Bunda. Baik jika wanita itu bisa berdamai dengan suaminya kemudian berjuang lagi dari nol, tapi, Jika dia tidak mau maka besar kemungkinan perceraian akan terjadi.""Bukan maksud untuk meresahkan diri... Jika itu benar-benar terjadi lalu mas hisyam dengan siapa?" "Entahlah, kurasa, Dia terpaksa harus tinggal dengan ibuny

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    70

    "kasihan juga ya Mas," bisikku."Ya, juga. Tapi itu adalah jalan hidup yang harus mereka lewati. Kita hanya bisa mendoakan," balas suamiku. "Aku nggak nyangka juga Mas, mereka hidup di hunian mewah dan bergelimangan harta tidak kurang satu apapun, tapi tiba-tiba mereka terpisahkan dan kini istrinya harus jadi sales perumahan. Dari anak panti asuhan kembali menjadi gelandangan."Hidupnya tidak seburuk itu Bun, tapi tetap saja, keadaan telah menjungkirbalikkan wanita itu," balas suamiku sambil mengesap kopinya."Benarkah menurutmu mereka akan berpisah?""Orang yang sudah terbiasa hidup enak tiba-tiba jatuh miskin dan kehilangan segalanya akan sulit menerima kenyataan Bunda. Baik jika wanita itu bisa berdamai dengan suaminya kemudian berjuang lagi dari nol, tapi, Jika dia tidak mau maka besar kemungkinan perceraian akan terjadi.""Bukan maksud untuk meresahkan diri... Jika itu benar-benar terjadi lalu mas hisyam dengan siapa?" "Entahlah, kurasa, Dia terpaksa harus tinggal dengan ibuny

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    69

    Apa artinya kini Hisyam sudah menyerah? Kurasa ya!Dirampok hingga jatuh miskin, kehilangan harta dan rumah yang harus dijual untuk perawatannya. Ditambah kehilangan pekerjaan karena harus cuti panjang, istri yang terus mengeluh karena harus mengurus bayi sekaligus bekerja, kupikir semua itu adalah paket combo yang membuat Mas Hisyam sudah tidak punya waktu untuk mengganggu kami lagi. Dia harus fokus menata kehidupannya, dia harus menyembuhkan dirinya sendiri, dan mulai berkeliling untuk mencari pekerjaan yang layak, dulu pekerjaannya sebagai orang proyek membuat lelaki itu mudah sekali mendapatkan uang dan menghamburkannya, namun sekarang, sungguh jauh kenyataan dari harapan, segala sesuatu pupus begitu saja dalam genggaman.*Hari bergulir, berjalan dengan normal seperti kehidupan orang pada umumnya, rumah tangga kami berlangsung dengan harmonis meski kami belum kunjung mendapatkan garis dua. Prioritas untuk mendapatkan anak itu tidak terlalu ada di urutan pertama mengingat aku dan

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    68

    Sejak kepergian wanita pengusik ketenangan kami itu, suamiku terus gelisah, bahkan setelah mengantarkan Fira dan Ali kembali ke rumah neneknya pria itu tidak bisa memejamkan matanya, hanya terus bolak-balik, bangun tidur dan gelisah di kamar kami."Kenapa Mas," ujarku sambil menyentuh bahu dan mendekatinya,"ini sudah malam, kenapa belum tidur, besok harus mengajar di kampus dan sekolah.""Aku tahu, tapi aku benar-benar gelisah.""sebab apa?""Aku ingin melindungi keluargaku Ida. Aku ingin kalian selalu hidup dalam ketentraman dan bahagia, aku tidak mau ada seorangpun yang mengganggu kalian.""Aku paham itu, Mas, aku tahu, dan kau sudah lakukan yang terbaik.""Tapi kenapa keluarga mantanmu seolah mengincar kehidupan kita dan bertekad untuk membuat kita tidak tenang! Ya Allah, Ida, aku harus bagaimana?" keluh lelaki itu dengan sedih. Aku tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu sebab aku sendiri tidak mengerti kenapa keluarga mas Hisyam masih terus mengincar kami. "Wanita itu mengha

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    67

    "Kau harus lebih tenang Mas. Tersulutnya emosimu saat mas Hisyam menyindirmu membuat dia memenangkan dan mempermainkan emosimu. Kau langsung marah dan mengusir mereka, belum memberi mereka alasan untuk terus mengolokmu, kau harus lebih sabar." Aku menyentuh pundaknya, sambil membelainya perlahan. "Apa boleh buat ucapan mereka sangat menyakitkan hatiku!""Mereka hanya mempermainkanmu. Sebagai istrimu aku lebih mempercayai dan yakin pada akhlakmu yang baik.""Kau pun sudah 14 tahun bersama dengan keluarga itu, Ida. Apa kau sama sekali tidak terganggu dengan sifat mereka.""Tadinya mereka semua baik Mas. Tapi perceraian mengubah keadaan dan pernikahanku denganmu semakin membuat mereka kesal.""Manusia yang punya hasad dan dengki di hatinya sangat berbahaya, Ida. Aku dan kamu harus berhati-hati, karena jika tidak mereka bisa saja memfitnah dan merusak keluarga kita.""Semoga itu tidak terjadi.""Membayangkan saja membuatku takut," ucap Mas Jaka sambil menghela napas perlahan.**Seminggu

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    66

    Dua bulan kemudian, Pada ujian kenaikan kelas putri kami berhasil mendapatkan nilai yang sempurna, demi mengapresiasi usaha dan prestasi belajarnya maka Mas Jaka berniat untuk membelikan dia sebuah hadiah dengan sedikit uang yang telah ditabungnya selama berbulan-bulan. "Aku berniat menghadiahkan Elina barang yang akan membantunya kemana-mana.""Tidak usah Mas, tidak usah repot-repot.""Dengar, Aku adalah Ayah sambungnya jadi aku harus bertanggung jawab membahagiakan dan memastikan bahwa hidupnya baik-baik saja.""Dia baik-baik saja kok.""Sejak ayahnya tidak bekerja, mereka tak lagi mengirimkan uang. Aku bisa melihat perubahan Putri kita yang hanya bisa menahan perasaannya ketika menginginkan sesuatu.""Oh ya, apa begitu, Mas?" Aku mulai menyadari bahwa sejak mas Hisyam tidak mengirimkan nafkah, anakku tak lagi merengek saat hendak minta sesuatu atau kebutuhan sekolahnya, dia lebih banyak diam dan menjalani apa adanya. "Aku sering memperhatikannya dan menanyai apa sebenarnya yang

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    65

    "Bersabarlah eva.""Aku tidak yakin Apakah aku bisa sabar dalam ujian ini, aku benar-benar putus asa Mbak, trauma dan takut juga, bahkan aku trauma melihat rumahku.""Kau harus tegar, karena jika kau lemah siapa yang akan merawat suami dan anakmu!" ujarku tegas, aku tidak tersenyum atau bersikap lembut padanya sama sekali. "Aku kebingungan sekarang, perampok itu merampas ponsel kami sehingga aku tidak bisa memeriksa m-banking, tapi aku yakin 100% kalau mereka sudah menguras isinya!""Bukankah mereka tidak tahu pin-nya?""Tapi mereka bisa saja mengacaknya Mbak, terlebih mereka juga membawa lari dompet dan dokumen-dokumen kami, tidak ada yang tersisa sedikitpun bahkan mereka merampas cincin pernikahan kami dari jemariku." "Astaghfirullah....""Aku benar-benar ketakutan seakan nyawa kami berada di ujung tanduk Mbak, mereka menodongkan pistol dan hendak menggorok leherku leherku, aku sampai bersujud untuk memohon atas nyawaku dan anakku," tuturnya dengan air mata berderai. Terlihat seka

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    64

    Demi apa, Karma itu benar-benar terjad! aku mendapatkan kabar yang begitu membuatku terbelalak dan kaget luar biasa, karena semalam tadi rumah Mas Hisyam disatroni kawanan perampok. Sebenarnya, pagi-pagi ini kami baru bangun dan mau menikmati secangkir kopi, bersama dengan suamiku kami bercanda dan mau menyiapkan sarapan, tapi tiba-tiba saat televisi dinyalakan, berita pagi menampilkan kejadian di rumah Mas Hisyam. "... Korban mengalami kerugian sebanyak 200 juta, kehilangan barang-barang berharga dan mengalami luka-luka." Begitu kalimat yang disampaikan oleh news anchor, aku terpana mendengarnya. "Kawanan tersebut melakukan penganiayaan sehingga korban mengalami luka yang cukup serius dan harus dirawat di rumah sakit. Sementara istri dari korban mengalami trauma berat." Begitu kalimat penutup dari berita yang tampil pagi ini. "Apa itu benar?" tanya Mas Jaka sambil menatapku."Iya, Mas, tapi...."Lagi Aku ragu menjawab pertanyaan suamiku tiba-tiba Elina keluar dari kamarnya denga

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    63

    Alangkah terkejutnya Mas Jaka saat di beliau berkunjung ke rumah kami. Hari itu aku memilih lebih cepat pulang dari sekolah sehingga dia yang merasa khawatir langsung menyusul. Dan betapa kagetnya dia mendapatiku yang sedang berkemas-kemas dengan Elina. Rumah kami sudah sangat berantakan dengan tumpukan kardus barang-barang."Ada apa ini?""Kami akan pindah Mas?""Ke mana Kenapa tidak beritahu aku?""Ada kontrakan yang tidak jauh dari tempat kita mengajar, harganya satu juta sebulan jadi aku menyewanya.""Tapi ada apa dengan rumah ini?""Sudah dikembalikan?""Aku tidak bermaksud ikut campur Zubaidah tapi bukankah, ini milik Elina?""Emang betul tapi?""Apa mereka merampasnya karena kita akan menikah?""Terlepas dari aku akan menikah atau tidak, mereka tidak akan melepaskan dan membiarkanku tenang sebelum aku benar-benar mengembalikan semua harta itu, Mas. Jadi jangan merasa bersalah.""Ya Tuhan... Sini kubantu.""Makasih Mas.""Kenapa tidak beritahu aku dari kemarin-kemarin?""Kau sib

DMCA.com Protection Status