Share

15. Masih Enggan

Aku melewati Sean karena merasa tak perlu membalas pertanyaan. Mana mungkin aku bilang baru saja payudaraku yang suci menempel pada dada si Bayu. Aku yakin Sean tidak akan berkomentar apapun, tapi risih saja mengatakannya.

Aku masuk kelas dan duduk di meja, merebut kipas angin mini milik Nadia dan mengipasi leherku yang tiba-tiba berkeringat.

“Buku gue aman ‘kan?”

“Aman, gue taro dibawah meja lo.”

Aku duduk bersandar di kursi. Belum selesai mengistirahatkan badan dan pikiran, si Karina datang bersama genk Barbienya itu.

“Mau apa? Masih pagi jangan cari perkara sama gue.” gertakku.

“Geer, siapa yang mau ganggu lo. Gue cuma mau...” Karina mendekatkan badannya padaku, “Nanya. Lo semiskin itu sampe harus nebeng sama pak Bayu tiap hari?”

Aku tertawa, “Harus banget lo tahu?”

“Tinggal jawab aja.”

“Gue gak miskin, Karina.”

“Terus kenapa lo terus nempelin pak Bayu gue?”

“Pak Bayu gue,” ledekku, “Dia punya orang tuanya, gak usah ngaku-ngaku.”

“Lo gak takut sama gue? Masi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status