Home / Fantasi / PENDEKAR KAISAR RASKAR / BAB 1 : Penderitaan Raskar

Share

PENDEKAR KAISAR RASKAR
PENDEKAR KAISAR RASKAR
Author: Hamfa Merman

BAB 1 : Penderitaan Raskar

Author: Hamfa Merman
last update Last Updated: 2024-12-10 15:39:08

Suatu hari, cinta yang seharusnya tidak pernah terlahir di dunia akhirnya muncul begitu saja tanpa seorang pun bisa menghentikannya.

Tatapan sinis dan gerakan protes terjadi hampir di seluruh penjuru Wilayah Sabit. Semua itu ditujukan kepada keputusan sang Sultan menikahi wanita dari Wilayah Purnama yang merupakan musuh bebuyutan Wilayah Sabit.

Sang Sultan yang baru naik tahta langsung menjadi kontroversi seluruh penjuru dunia. Namun, peristiwa itu tetap terjadi dan berlanjut hingga lahirnya Raskar.

***

Tempat ini adalah area paling menarik perhatian dari seluruh area di dalam Institut Teknologi Buyar. Sebagai salah satu pusat pendidikan Pendekar paling berkualitas tinggi, tentu saja bukan sembarang orang bisa keluar masuk sesuka hatinya.

Saat ini, banyak orang berkumpul di area tersebut. Area ini disebut sebagai Area Arena Tangguh di mana tempat para Pendekar pemula hingga elit profesional menjalani ujian paling keras dan brutal.

Terdiri dari banyak arena dengan pelindung tinggi yang didukung oleh Tekno Pusaka membuat tempat itu begitu menegangkan dan juga sakral di saat bersamaan.

Banyak sorakan terjadi silih berganti. Suara dentuman dahsyat juga terdengar setiap kali orang-orang bersorak. Seakan-akan, kedua suara itu sudah saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Namun, semua sorakan dan dentuman dahsyat tiba-tiba menjadi hening tepat ketika salah satu arena menjadi sorotan semua orang.

Arena tersebut milik Pendekar pemula yang seharusnya tidak terlalu menarik perhatian semua orang. Akan tetapi, kali ini jelas berbeda karena sosok itu ada di sana.

“Urgh…!” 

Suara lirih tak berdaya seorang pemuda yang terlempar melayang sebelum jatuh tersungkur di atas arena tersebut.

Lemas dan tak berdaya seperti sosis panggang, pemuda tersebut jelas sangat menderita sekali dengan keadaan yang sedang menimpanya.

Boom!

Tak jauh darinya, suara hentakan kaki terdengar dengan keras hingga menimbulkan debu di sekelilingnya. Sosok buram pemuda lainnya perlahan menunjukkan dirinya.

“Ha-ha-ha! Dasar semut rendahan! Apa ini produk akhir yang keluar dari perut wanita rendahan Wilayah Purnama itu, hah?!”

Seorang pemuda berusia sekitar 12 tahun dengan gagah berdiri menertawakan penderitaan pemuda yang tergeletak di atas arena itu.

Pemuda 12 tahun itu bernama Toni Fanto. Salah satu Pendekar pemula yang begitu terkenal karena kekuatannya serta keganasannya setiap kali bertarung di atas arena.

Adapun pemuda yang tersungkur itu adalah Raskar. Dia benar-benar terlihat begitu pucat dengan memar bertumpuk di wajahnya hingga sulit untuk mengenali sosoknya.

Jika bukan karena perlindungan dari kostum Tekno Pusaka miliknya, cederanya mungkin akan lebih parah daripada yang terlihat sekarang.

Raskar perlahan mencoba untuk bangkit kembali meski tertatih-tatih dan terlihat meliuk-liuk sempoyongan tak jelas arahnya.

“Urgh…. A–aku belum kalah! J–juga, jangan berani-berani kau menghina ibuku!” tegas Raskar dengan ganas menatap tajam ke arah Toni.

Meski kata-katanya terdengar begitu jantan, pandangan matanya semakin buram dan sulit baginya melihat dengan jelas.

Belum lagi postur tubuhnya yang terlihat lemah dan bisa saja tersungkur lagi kapan pun bila Raskar tidak punya tekad kuat yang tersisa.

“Hah? Apa kau bilang tadi? Aku tidak dengar dan tak ingin dengar apa pun dari mulutmu! Coba lihatlah keadaan dirimu sendiri sebelum bersikap sok di hadapanku!” sahut Toni dengan bangga menunjukkan jari tengahnya ke arah Raskar.

Semua orang yang melihat itu memiliki berbagai ekspresi yang rumit. Namun, sebagian besar orang tampak menikmati pemandangan di mana Toni mempermalukan Raskar.

“Hmph! Apa hebatnya seorang Pendekar Tingkat 2 menindas Pendekar Tingkat 1. Dia bahkan sempat kesulitan melawan bocah Tingkat 1 itu.”

Seseorang tampak mengejek sikap sombong Toni yang tidak selayaknya ditunjukkan oleh seorang Pendekar Tingkat 2 di hadapan musuhnya yang lebih lemah.

“Hah? Apa maksudmu berkata seperti itu? Salah sendiri bocah terkutuk itu karena berani menantang Toni. Siapa suruh dia bersikap jagoan seperti itu? Ternyata hanya pecundang! Bueh!”

Seorang lainnya seakan dengan sengaja menyindir balik sambil meludah dengan tatapan sinis tetap diarahkan kepada Raskar.

“Ha-ha-ha! Betul juga perkataanmu. Salahkan diri sendiri karena tidak tahu diri!”

“Tidak tahu diri? Bocah terkutuk itu lebih dari sekadar tidak tahu diri. Dia jelas tidak tahu malu sama sekali!”

“Pecundang sepertinya masih berani sok keren di sini, keluar saja sana!”

“Keturunan Wilayah Purnama tidak pantas berada di tempat ini. Pergi keluar dan kembali ke tempat asalmu!”

“Pergi! Pergi!”

Suara-suara sorakan berubah menjadi ejekan secara serempak dilontarkan tepat kepada Raskar. Dia jelas mendengar hal itu, tapi tetap diam menatap tajam ke arah Toni.

Toni sendiri tampak begitu menikmati sorakan yang mendukungnya serta ejekan kepada Raskar. Semua itu terdengar seperti alunan musik berkualitas tinggi.

“Ha-ha-ha! Lihatlah baik-baik! Ini adalah kenyataan yang harus kau dengar dan ingat sepanjang hidupmu! Kamu semut tidak penting di hadapanku seorang Toni Fanto!” tegas Toni dengan senyum mengejek melihat Raskar.

Raskar terdiam mendengar itu sebelum terbata-bata berkata, “A–aku bilang, jangan berani-berani kau menghina ibuku!”

Perkataan Raskar sebenarnya terdengar cukup jelas meski suaranya cukup serak dan kata-katanya sedikit terbata-bata.

Meski begitu, Toni tetap semakin mengejeknya. “Apa? Aku tidak dengar apa pun. Jangan banyak omong, cepat maju sini biar aku selesaikan semuanya dengan cepat! Ha-ha-ha!”

Suara lantang Toni memang sengaja dibuatnya agar para penonton mendengarnya dengan jelas. Rasa bangga dan sombong menindas Raskar sudah memenuhi hatinya.

“Betul itu. Cepat bertarung lagi!”

“Tunggu apalagi, hah? Maju dan selesai pertarungan membosankan ini!”

“Dasar bocah terkutuk! Cepat menyerah saja kalau sudah tidak mampu lagi!”

“Maju Toni! Habisi dia! Tunjukkan kekuatan sebenarnya Pendekar elit Wilayah Sabit!”

“Musnahkan semut keturunan Wilayah Purnama sekarang juga!”

“Toni! Toni!”

Semua orang terutama para penonton semakin menjadi-jadi bersorak mendukung Toni dan mulai mencaci maki Raskar hingga tak terhitung jumlah katanya.

Toni tak mampu lagi menahan rasa bangga dipuja oleh semua orang. Tatapannya penuh arogansi ketika melihat sosok Raskar seperti daging talenan di matanya.

“Ha-ha-ha! Semua orang ingin kamu kalah hari ini, Raskar! Karena hatiku sedang bahagia, satu pukulan saja sudah cukup untukmu. Bagaimana?”

Toni berjalan dengan tenang mendekat ke arah Raskar dan bersiap untuk melayangkan satu pukulan pamungkas dengan sekuat tenaga.

“He-he-he! Meski aku bilang satu pukulan, ini adalah pukulan paling kuat yang sudah aku latih selama ini. Soal ibumu, wanita murahan sepertinya tidak layak menjadi ratu Wilayah Sabit. Raskar, terima hadiahku ini!”

Toni memang sangat licik. Dia mengirimkan pesan telepati ke dalam pikiran Raskar yang jelas berbeda dengan sikap sok baiknya di hadapan semua orang.

Ini sudah kesekian kalinya Toni melakukan semua aksi sok jagonya itu. Setiap kali dia akan menang, tak pernah lupa untuk mendaratkan hinaan yang begitu pedas masuk ke dalam hati Raskar yang selalu ditindasnya.

Raskar sangat terguncang mendengar cacian seperti itu. Jika orang lain hanya menghina dirinya saja, dia tidak akan merasa begitu marah.

Namun, apabila ibunya yang dihina, hatinya akan hancur penuh amarah yang sulit diredakan. Itu adalah batas garis bawahnya yang tidak boleh disentuh oleh siapa pun.

“Toni Fanto! Aku, Raskar, putra Sultan ke-99 tidak akan pernah melupakan semua penghinaan hari ini. Ingat itu, dasar pria berwajah munafik seperti orang utan!” teriak Raskar dengan lantang sebagai bentuk balasannya menerima pesan telepati sebelumnya.

Related chapters

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 2 : Jurus Khusus

    Semua orang terkejut dan seketika menjadi hening. Langkah kaki Toni terhenti dan raut wajahnya yang begitu bahagia berubah menjadi pucat persis wajah orang utan yang tidak sedap dipandang.“Ha-ha-ha!”Tawa semua orang langsung pecah seketika setelah hening beberapa saat yang lalu. Toni semakin mengerutkan otot-otot di wajahnya yang membuat ekspresi wajahnya semakin ganas.“Bagus, bagus sekali, Raskar! Aku akan menghabisimu sampai setengah mati!” Toni meraung dengan cepat mengalirkan Energi Sabit di sekujur tubuhnya.Boom!Arena seketika berguncang hebat. Debu bertebaran dan aura tekanan kuat terpancar dari seluruh tubuh Toni. Seluruh kekuatannya dikerahkan saat itu dengan satu tujuan, menghancurkan Raskar.Jelas sekali, ini adalah tekanan aura yang terpancar dari tubuh seorang Pendekar Tingkat 2. Raskar semakin pucat melihat itu. “Urgh! Lukaku terlalu parah untuk menahan tekanan Pendekar Tingkat 2,” batin Raskar mulai merasakan gejolak keputusasaan.Sejak dua tahun menjadi murid Inst

    Last Updated : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 3 : Situasi Genting

    Kepercayaan dirinya semakin meningkat ketika pergerakan Toni benar-benar terbaca oleh inderanya. Raskar tak pikir panjang langsung mundur dan terus menghindar.“Ha-ha-ha! Raskar, kau tidak bisa kabur dariku!”Toni bergerak secepat dia mampu. Namun, gerakannya tidak begitu cepat di mata Raskar. Pemuda itu sadar kalau dia harus menjaga jarak di antara keduanya agar Toni segera kelelahan.Boom!Meski tubuhnya sudah tidak bisa bertahan lama, Raskar menggertakkan giginya dan langsung bergerak secepat mungkin menghindari setiap saat Toni mendekat.“Urgh…. Cederaku, sakit sekali! Aku tak tahan lagi,” batin Raskar mencoba terus menghindar.Seteguk darah keluar dari mulutnya karena terlalu memaksakan diri bergerak terlalu cepat di tengah luka-luka yang terlalu dalam untuk diabaikan begitu saja.“Raskar! Jangan lari kau! Hiyah!” Toni meraung keras dan langsung menghantam ke arah Raskar.Boom!“Hmm? Dahsyat sekali! Namun, Raskar ini boleh juga instingnya lumayan bagus kali ini. Saya awasi dulu s

    Last Updated : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 4 : Kekalahan Mutlak

    Ini adalah jarak yang cukup untuk memisahkan status kedudukan dan kehormatan seseorang di dunia yang kejam seperti Wilayah Sabit ini.Raskar sadar betul akan hal itu, tapi dirinya masih menyimpan secuil ego yang dahulu kala dia miliki. Ego inilah yang membuatnya merasa tak rela kalah begitu saja.Para penonton yang melihat Raskar tergeletak dan sulit untuk bangkit lagi akhirnya bersorak-sorak tak terkontrol lagi.Meski ada beberapa yang prihatin dengan kondisi Raskar, banyak orang yang lebih suka melihat nasib buruk dan kekalahan Raskar.“Bagus, bagus sekali! Hajar dia lagi, Toni!”“Tunggu apalagi? Cepat habisi dia!”“Raskar! Ini adalah kenyataan hidupmu! Menyerahlah sebelum terlambat!”Teriakkan para penonton semakin histeris terdengar suaranya. Toni yang sudah pucat karena kehabisan Energi Sabit menjadi sedikit bersemangat dibuatnya apalagi ketika melihat Raskar tergeletak tak jauh darinya.“Hosh, hosh! Ha-ha-ha! Akhirnya, akhirnya selesai juga! Ha-ha-ha!” Tawa penuh kesombongan ter

    Last Updated : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 5 : Koma

    Tubuh sang juri gemetaran dan tidak bisa bergerak sedikit pun. Tekanan kuat tak tertahankan mengunci posisinya seakan langit sedang runtuh menimpanya.“Urgh! M–mengapa Tuan harus bersikap seperti ini? Meski Raskar memang memiliki latar belakang yang buruk, dia tetap anak seorang Sultan. Bagaimana bisa kita membiarkannya mati di sini?” tanya sang juri memberanikan dirinya.Pria tua itu tetap tenang tidak menjawab dan diam seakan sosoknya sudah lenyap tanpa jejak. Jika bukan karena tubuhnya sang juri masih terasa berat, dia tidak akan sadar kalau pria tua itu masih mengamati situasi.“Tuan! Harap mengingat apa yang saya katakan!” seru sang juri kembali mencoba memperingatkan pria tua itu.“Hmm? Apa kamu baru saja mencoba mengancamku? Lancang!” Suara serak kembali terdengar dalam pikiran sang juri.Setelah itu, tubuhnya semakin bergetar dan ekspresi wajahnya langsung pucat pasi dan tak sadar dia langsung muntah seteguk darah.“Mengerikan sekali! Inikah kekuatan Pendekar Tingkat 10 Fase 1

    Last Updated : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 6 : Alpha dan Beta

    “Terima kasih semuanya karena telah mendukung saya, terima kasih!” tegas Toni dengan lantang dan bersikap berwibawa seperti seorang Pendekar elit sungguhan.Sorakan semua orang akhirnya bergema dengan tepuk tangan yang meriah menyambut kemenangan Toni seolah-olah telah menjadi tokoh paling berjasa di seluruh Wilayah Sabit.Toni dianggap seperti pahlawan yang berhasil memberantas hama tikus berbahaya yang menyusup ke dalam Wilayah Sabit yang tentu saja hama itu adalah Raskar.“Ha-ha-ha!” Toni tertawa terbahak-bahak di tengah pujian semua orang.Sang juri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi langsung bergegas menuju arena. Kali ini, pria tua sebelumnya tidak lagi berusaha untuk menghentikannya.Tak merasa ada hambatan lagi, sang juri langsung mengecek kondisi tubuh Raskar yang sudah terlihat begitu mengenaskan tanpa ada tanda-tanda kesadaran.“Sial! Meski dia masih bernapas, tapi vitalitasnya sudah sangat melemah sekali. Kemungkinan dia harus koma selama beberapa bulan atau bahkan bebe

    Last Updated : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 7 : Kembar Gosiper

    “Alpha! Jangan makan terus dan dengarkan aku!” tegas Beta menegur Alpha yang tampak hanya peduli dengan nasi kotak miliknya itu.Beberapa suap nasi dan lauk pauk yang begitu melimpah langsung dilahap olehnya sekaligus tanpa sisa dengan begitu ganasnya.Secara bertahap, nasi kotak yang sebelumnya begitu cantik dan lengkap isinya sudah berubah lenyap tak ada sisa sedikit pun bahkan untuk seekor semut saja tak akan mampu menahan tangisannya.Glek!Alpha bersendawa dengan nyaring dan merdu membuat beberapa orang yang berada tak jauh darinya mulai menatap dengan ekspresi wajah yang jijik.“Eiuh! Bau sekali!”“Hei, bocah! Punya sopan santun tidak, hah?”Beberapa orang langsung menyindir terang-terangan tanpa ragu menatap ke arah wajah polos dan imut Alpha yang terlihat santai menikmati hidupnya sendiri.Sikap tenang dan mengabaikan perkataan oleh orang lain tentu saja sangat tidak sopan. Memangnya dia pikir dirinya siapa? Sultan? Bos besar? Pendekar Tingkat 10? Jelas tidak mungkin!Hal ini

    Last Updated : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 8 : Tantangan

    Seketika semua orang menjadi hening tak tahu harus berbuat apa. Ada yang ingin tertawa terbahak-bahak, tapi langsung mengurungkan niatnya.Keheningan itu semakin mencekam ketika raut wajah pemuda sok jagoan berubah sangat suram dengan mata melotot menatap ke arah Beta.“Lancang sekali kau! Beraninya kau menghina wajah tampanku, hah?! Ayo bertarung di arena kalau berani!” teriak pemuda sok jagoan tak kuasa menahan amarahnya.Semua orang semakin sadar kalau hal ini tidak akan berakhir dengan damai. Tepat ketika mereka hendak bereaksi, Beta lebih dulu menyatakan perkataannya sekali lagi.“Tuh, kan! Wajah, kumis, dan mata melototnya semakin persis seperti ikan lele yang sedang sekarat. Hei, Alpha! Lihatlah wajah orang ini, aneh dan jelek sekali!” ungkap Beta merasa tidak berdosa.Alpha yang semula menutup matanya perlahan membukanya sekali lagi dan melirik sosok pemuda sok jagoan itu.“Hmm? Wajahnya memang aneh, sih! Tapi, kalau jelek kayaknya lebih buruk daripada kata jelek itu sendiri.

    Last Updated : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 9 : Layanan Masa Lalu

    “I–inikah Sistem Wilayah Sabit yang begitu legendaris? Benar-benar spektakuler!” gumam pemuda itu begitu tercengang.Tanpa sadar dia mundur selangkah karena masih syok melihat tekanan langit begitu mengerikan di matanya. Perasaan tidak berdaya memenuhi hatinya.“Baiklah! Mereka yang menang akan mendapatkan semuanya sedangkan yang kalah akan kehilangan segala-galanya. Apakah kalian sudah yakin?” tanya suara misterius seakan menunggu jawaban dari Beta dan pemuda sok jagoan itu.Suara bergemuruh di langit yang cerah membuat semua orang begitu terpukau tak tahu harus berkata apa lagi. Perasaan gugup dan merinding seperti diawasi dari langit secara langsung benar-benar pengalaman yang tidak akan terlupakan.Beta dan pemuda sok jagoan itu akhirnya saling menatap. Beta tersenyum mengejek sedangkan pemuda sok jagoan semakin suram wajahnya.“Yakin!” teriak Beta dan pemuda sok jagoan di saat bersamaan.Boom!Sistem Wilayah Sabit sudah diaktifkan di arena tersebut yang langsung menggetarkan hati

    Last Updated : 2024-12-10

Latest chapter

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 15 : Konflik Merah Putih

    “Ratu Pertama Wilayah Sabit bukan sosok rendahan seperti ibumu, Raskar! Lancang sekali kau!”Berbagai macam kejutan dan celaan terus dilontarkan kepada Raskar yang saat ini tengah menderita di bawah tekanan.Namun, mereka semua diam-diam merasa sedikit takjud dan senang melihat keberanian dan penderitaan Raskar di saat bersamaan.“I–ini…. Bukankah terlalu sombong sekali si Raskar ini?” batin Beta tampak benar-benar tak tahu harus berkata apalagi melihat perilaku Raskar yang tidak tahu batasnya.Keheningan kembali terjadi ketika semua penonton kembali fokus memperhatikan momen menegangkan ini.***“Hmm? Tingkat 1 Fase 80? Bukankah ini terlalu lemah untuk bisa mengalahkan putraku?” batin wanita itu dengan heran.“G–gawat! Wanita ini sudah terlalu bar-bar hingga bahkan berani menindas anak kecil sepertiku. Apa yang harus aku lakukan sekarang?” batin Raskar bergejolak menahan rasa sakit.“Hmph! Cepat katakan kalau kamu menyesali perbuatanmu sekarang juga!” tegas wanita itu tampak semakin

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 14 : Merah Menyala

    Mereka tidak menyangka kalau sebenarnya Raskar sendiri yang ingin masuk ke Institut Teknologi Buyar. Selama ini, semua orang berpikir kalau ayahnya sang Sultan-lah yang mengutusnya pergi ke Institut Teknologi Buyar.“Aneh sekali! Mengapa Raskar malah ingin masuk ke Institut Teknologi Buyar?”“Benar juga! Apa dia tidak tahu kalau lokasi Institut Teknologi Buyar berada sangat membenci dirinya dan ibunya itu?”Berbagai pertanyaan terus terucap dan masih banyak yang terpendam dalam benaknya. Beta juga hening dan hanya bisa fokus melihat gambar-gambar masa lalu yang mulai beralih tempat.***Terlihat seorang pemuda dengan santai berjalan hampir tak jelas arahnya selama beberapa jam lamanya.Kriuk! Kriuk!“Seharusnya menunjukkan sedikit kekuatanku sebelumnya akan membuat ayah lebih yakin kepadaku. Langkah menuju Institut Teknologi Buyar semakin dekat!” gumam pemuda tersebut yang tak lain adalah Raskar.Dia dengan santai makan keripik singkong. Seperti yang dikatakan oleh sang Sultan, Raskar

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 13 : Jenius dan Institut Teknologi Buyar

    Keheningan terjadi di antara para penonton dan Kembar Gosiper. Mereka tak tahu harus mengatakan apa melihat kekejaman Raskar.“Beta, dia makan apa itu? Belikan aku seperti itu juga nanti! Aku mau yang versi jumbo!” ujar Alpha tiba-tiba memecahkan keheningan yang cukup mencekik sebelumnya.Alpha tidak peduli dengan hal lainnya dan hanya fokus kepada kripik singkong yang sebelumnya dimakan oleh Raskar.Beta tak berdaya hanya bisa menjawab, “Baiklah, nanti aku akan belikan yang versi jumbo!”“Ha-ha-ha! Bagus sekali, Beta! Kamu harus berjanji dan jangan lupa nanti!” tegur Alpha tampak begitu bahagia.Beta hanya menganggukkan kepalanya. Semua penonton yang mendengar percakapan keduanya tetap membisu. Alhasil, Beta berusaha untuk memulai percakapan.“Bagaimana menurut kalian semua, para penonton terhormat? Ini adalah sosok Raskar yang begitu kejamnya bahkan memukuli kakaknya sendiri tanpa ampun!”Suara Beta kembali bergema ke dalam pikiran para penonton. Mereka akhirnya mulai saling mengeje

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 12 : Kenangan dan Hasil Akhir

    “Ka–kamu! Tingkat 1 Fase berapa kamu saat ini? Tidak mungkin hanya di bawahku, tapi mustahil juga di atasku. Bagaimana bisa kamu melakukan dua jurus di Fase 20 secara beruntun?” tanya pemuda 10 tahun tampak pucat wajahnya.Dia jelas dibuat bingung dengan semua yang baru saja menimpanya itu. Raskar di matanya selama ini hanyalah seekor semut yang menjijikkan.Setiap orang lain menghina ayahnya sang Sultan karena keberadaan Raskar dan ibunya itu, dia selalu merasa sangat marah sekali.Wajar bagi anak seusianya merasa tersinggung ketika ayahnya dihina oleh orang lain. Namun, dia tidak ingin menyalahkan ayahnya yang tampak luar biasa di matanya.Dia juga tidak bisa melakukan apa pun kepada ibu Raskar. Alhasil, dia melampiaskan amarahnya kepada Raskar secara langsung.Tindakan seperti itu tentu saja sangat keliru dan ceroboh bahkan terkesan sangat kekanak-kanakan bagi seorang jenius dari Universitas Sewarta sepertinya.Namun, apa boleh buat? Dia juga ingin orang lain tidak menyalahkan ayah

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 11 : Kemenangan Mudah

    Jurus Khusus hanya bisa dipelajari dan diturunkan oleh anggota suku tertentu kepada generasi selanjutnya.Jurus Utama hanya bisa dipelajari oleh para elit Pendekar yang berkuasa serta keluarganya seperti Sultan saat ini.Jurus terbagi menjadi Fase 1 dan seterusnya. Semakin meningkat Fase dari suatu jurus, maka akan semakin kuat pula efeknya. Jurus Sabit Tunggal adalah salah satu Jurus Dasar untuk menguasai jurus yang lebih rumit nantinya.Alasan orang-orang terkejut adalah kemampuan Raskar mengeksekusi Jurus Dasar hingga Fase 20 ketika masih di Tingkat 1.Biasanya, hanya Pendekar Tingkat 2 yang bisa mengeksekusi Jurus Dasar hingga Fase 20 ke atas.“Tak disangka, dia ternyata adalah jenius langka sekitar dua tahun yang lalu. Bagaimana dia bisa menjadi sampah sekarang? Aku jadi penasaran!” ujar Beta dengan suaranya bergema hingga masuk ke telinga semua penonton lainnya.“Hmph! Apa gunanya menjadi jenius belaka di masa lalu? Semua orang hanya tahu dirinya yang seperti sampah saat ini!”“

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 10 : Raskar Anak Terkutuk

    Kembali ke masa lalu. Sekitar dua tahun yang lalu, Raskar merupakan jenius termuda yang begitu mengagumkan di mata semua orang. Meski banyak yang tidak suka, mereka harus menelan rasa pahit ketika berhadapan dengan jenius langka sepertinya.“Urgh! C–cepat lepaskan aku!” teriak seorang pemuda yang terlihat berusia 10 tahun dengan terbata-bata.“Lepaskan? Tidak semudah itu!” sahut pemuda lainnya yang berusia 7 tahun.Bak! Buk!Pemuda berusia 7 tahun itu tampak sangat ganas menghajar pemuda lainnya yang sedang berjuang untuk melindungi dirinya itu.“K–kamu! Aku masih saudaramu! Cepat hentikan sekarang!” tegas pemuda 10 tahun itu masih menahan pukulan yang semakin ganas.“Saudara? Bukankah kamu sebelumnya mengatakan kalau aku adalah anak kutukan Wilayah Sabit? Beraninya kamu menghina kehormatan Wilayah Sabit!” tegas pemuda berusia 7 tahun itu tampak marah sekali.“A–apa? Omong kosong macam apa itu? Aku menghinamu bukan Wilayah Sabit! Cepa–, Argh!” bantah pemuda 10 tahun itu belum selesai

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 9 : Layanan Masa Lalu

    “I–inikah Sistem Wilayah Sabit yang begitu legendaris? Benar-benar spektakuler!” gumam pemuda itu begitu tercengang.Tanpa sadar dia mundur selangkah karena masih syok melihat tekanan langit begitu mengerikan di matanya. Perasaan tidak berdaya memenuhi hatinya.“Baiklah! Mereka yang menang akan mendapatkan semuanya sedangkan yang kalah akan kehilangan segala-galanya. Apakah kalian sudah yakin?” tanya suara misterius seakan menunggu jawaban dari Beta dan pemuda sok jagoan itu.Suara bergemuruh di langit yang cerah membuat semua orang begitu terpukau tak tahu harus berkata apa lagi. Perasaan gugup dan merinding seperti diawasi dari langit secara langsung benar-benar pengalaman yang tidak akan terlupakan.Beta dan pemuda sok jagoan itu akhirnya saling menatap. Beta tersenyum mengejek sedangkan pemuda sok jagoan semakin suram wajahnya.“Yakin!” teriak Beta dan pemuda sok jagoan di saat bersamaan.Boom!Sistem Wilayah Sabit sudah diaktifkan di arena tersebut yang langsung menggetarkan hati

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 8 : Tantangan

    Seketika semua orang menjadi hening tak tahu harus berbuat apa. Ada yang ingin tertawa terbahak-bahak, tapi langsung mengurungkan niatnya.Keheningan itu semakin mencekam ketika raut wajah pemuda sok jagoan berubah sangat suram dengan mata melotot menatap ke arah Beta.“Lancang sekali kau! Beraninya kau menghina wajah tampanku, hah?! Ayo bertarung di arena kalau berani!” teriak pemuda sok jagoan tak kuasa menahan amarahnya.Semua orang semakin sadar kalau hal ini tidak akan berakhir dengan damai. Tepat ketika mereka hendak bereaksi, Beta lebih dulu menyatakan perkataannya sekali lagi.“Tuh, kan! Wajah, kumis, dan mata melototnya semakin persis seperti ikan lele yang sedang sekarat. Hei, Alpha! Lihatlah wajah orang ini, aneh dan jelek sekali!” ungkap Beta merasa tidak berdosa.Alpha yang semula menutup matanya perlahan membukanya sekali lagi dan melirik sosok pemuda sok jagoan itu.“Hmm? Wajahnya memang aneh, sih! Tapi, kalau jelek kayaknya lebih buruk daripada kata jelek itu sendiri.

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 7 : Kembar Gosiper

    “Alpha! Jangan makan terus dan dengarkan aku!” tegas Beta menegur Alpha yang tampak hanya peduli dengan nasi kotak miliknya itu.Beberapa suap nasi dan lauk pauk yang begitu melimpah langsung dilahap olehnya sekaligus tanpa sisa dengan begitu ganasnya.Secara bertahap, nasi kotak yang sebelumnya begitu cantik dan lengkap isinya sudah berubah lenyap tak ada sisa sedikit pun bahkan untuk seekor semut saja tak akan mampu menahan tangisannya.Glek!Alpha bersendawa dengan nyaring dan merdu membuat beberapa orang yang berada tak jauh darinya mulai menatap dengan ekspresi wajah yang jijik.“Eiuh! Bau sekali!”“Hei, bocah! Punya sopan santun tidak, hah?”Beberapa orang langsung menyindir terang-terangan tanpa ragu menatap ke arah wajah polos dan imut Alpha yang terlihat santai menikmati hidupnya sendiri.Sikap tenang dan mengabaikan perkataan oleh orang lain tentu saja sangat tidak sopan. Memangnya dia pikir dirinya siapa? Sultan? Bos besar? Pendekar Tingkat 10? Jelas tidak mungkin!Hal ini

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status