Home / Fantasi / PENDEKAR KAISAR RASKAR / BAB 8 : Tantangan

Share

BAB 8 : Tantangan

Author: Hamfa Merman
last update Last Updated: 2024-12-10 20:40:05

Seketika semua orang menjadi hening tak tahu harus berbuat apa. Ada yang ingin tertawa terbahak-bahak, tapi langsung mengurungkan niatnya.

Keheningan itu semakin mencekam ketika raut wajah pemuda sok jagoan berubah sangat suram dengan mata melotot menatap ke arah Beta.

“Lancang sekali kau! Beraninya kau menghina wajah tampanku, hah?! Ayo bertarung di arena kalau berani!” teriak pemuda sok jagoan tak kuasa menahan amarahnya.

Semua orang semakin sadar kalau hal ini tidak akan berakhir dengan damai. Tepat ketika mereka hendak bereaksi, Beta lebih dulu menyatakan perkataannya sekali lagi.

“Tuh, kan! Wajah, kumis, dan mata melototnya semakin persis seperti ikan lele yang sedang sekarat. Hei, Alpha! Lihatlah wajah orang ini, aneh dan jelek sekali!” ungkap Beta merasa tidak berdosa.

Alpha yang semula menutup matanya perlahan membukanya sekali lagi dan melirik sosok pemuda sok jagoan itu.

“Hmm? Wajahnya memang aneh, sih! Tapi, kalau jelek kayaknya lebih buruk daripada kata jelek itu sendiri. Mungkinkah bisa dibilang terlalu jelek hingga membuat sakit mata? Entahlah, aku tak terlalu yakin.”

Alpha dengan santai menjawab seakan menambah cuka apel dengan garam langsung ke wajah pemuda sok jagoan itu.

Luka yang tersayat semakin lebar ketika mendengar perkataan Alpha yang saat ini sudah memejamkan matanya seakan tak terjadi apa-apa.

“Benar juga! Wajahmu memang aneh, tapi jeleknya minta ampun!” ujar Beta dengan begitu kagum seakan telah menemukan jawaban pastinya.

Semua orang semakin heran dengan sikap kedua pemuda kembar itu yang begitu santai memprovokasi seorang Pendekar Tingkat 2.

Ada yang tak tahan lagi menahan tawanya akhirnya terlepas begitu saja. Seakan tawanya seperti korek api yang tersebar luas menjadi sumbu pemicu beberapa orang lainnya untuk tertawa terbahak-bahak.

“Ha-ha-ha!”

Tawa semua orang begitu menyakitkan ketika masuk ke indera pendengaran pemuda sok jagoan itu. Hatinya sudah meradang yang membuatnya langsung meraung dengan ganas.

“Kalian berdua, cepat masuk arena sekarang dan lawan aku!” teriak pemuda sok jagoan itu tak ingin basa-basi lagi.

Semua orang akhirnya terdiam dan diam-diam mengamati situasi. Mereka penasaran dengan balasan apa yang akan ditunjukkan oleh Kembar Gosiper.

“Arena? Boleh saja, tapi dengan satu syarat. Jika kamu kalah, serahkan semua Poin Kontribusi yang kau miliki! Bagaimana, sanggup atau tidak?” tanya Beta dengan senyum mengejek.

Semua orang termasuk pemuda sok jagoan itu tertegun mendengar persyaratan yang begitu tercela itu.

Poin Kontribusi seorang Pendekar di Wilayah Sabit itu seperti nyawa kedua mereka yang begitu berharga dan harus dijaga ketat.

Poin Kontribusi sendiri juga tidak bisa dirampas dan hanya bisa dipindahkan dengan sukarela oleh pihak yang memilikinya dengan syarat berada di dalam arena.

Sistem ini memungkinkan tidak adanya penindasan yang tidak terkendali hanya demi Poin Kontribusi. Kelicikan Kembar Gosiper akhirnya mulai menampakkan dirinya.

Keringat dingin mulai bercucuran di sekitar dahi dan leher pemuda sok jagoan itu. Dia tidak menyangka kalau Kembar Gosiper ini berani mengincar Poin Kontribusi miliknya.

“Lancang sekali! Apa untungnya bagiku menjadikan Poin Kontribusi yang susah-susah aku kumpulkan selama ini menjadi hadiahnya?” tanya pemuda sok jagoan itu berusaha mengalihkan perhatian semua orang.

Beta tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. “Bukankah seharusnya kami yang bertanya seperti itu? Apa untungnya bagi aku dan kakakku bertarung denganmu hanya untuk kesenanganmu saja?”

Pertanyaan Beta membuat pemuda sok jagoan itu kembali membisu tak tahu harus berkata apalagi. Dia mengepalkan tangannya dengan erat hendak berkata lagi sebelum disela oleh Beta.

“Jika kamu takut kalah, tidak perlu berbicara tentang arena lagi. Dasar pecundang dan penakut sekali!” tegas Beta membalikkan badannya hendak kembali duduk di samping Alpha.

“Pecundang? Penakut? Aku pecundang dan penakut? Kurang ajar!” batin pemuda sok jagoan itu begitu terpukul rasanya.

“Berhenti! Aku siap menyerahkan seluruh Poin Kontribusi milikku! Ayo bertarung di arena sekarang!” teriak pemuda sok jagoan itu langsung pergi melompat tinggi menuju arena.

Beta tersenyum tipis seakan semuanya berjalan sesuai dengan perhitungannya. “Akhirnya, ikan sudah terjebak dalam jaring! He-he-he!”

“Alpha, ayo bermain dengan orang berwajah jelek itu sebentar! Nanti, aku akan traktir lagi nasi kotak yang lebih besar porsinya!” seru Beta berusaha membangkitkan semangat kakaknya.

“Hmm! Apa kamu berjanji, Beta?” tanya Alpha begitu gembira.

Beta hanya menganggukkan kepalanya sebelum berbalik dan melompat menuju arena. Kedua mata Alpha yang sedikit mengantuk sebelumnya berubah menjadi cerah berbinar-binar.

“Ha-ha-ha! Nasi kotak jumbo, aku datang!” teriak Alpha begitu gembira dengan cepat menghilang dari posisinya.

“C–cepat sekali! Bagaimana dia melakukan hal itu?”

Beberapa orang begitu terkejut melihat sosok Alpha tiba-tiba menghilang dari hadapan semua orang. Kecepatannya terlalu luar biasa hingga sulit dipercaya.

Sosok Alpha dan Beta langsung berdiri berdekatan melihat sosok pemuda sok jagoan seperti melihat mangsanya.

Semua orang yang sebelumnya hendak beranjak pergi akhirnya terdiam dan mulai mengamati arena sekarang tempat pertarungan akan terjadi lagi.

Juri pun muncul dan siap mengawasi jalannya pertempuran. Beta dengan santai berjalan ke depan sebelum langsung berteriak keras.

“Aku dan kakakku ditantang oleh pemuda berwajah ikan lele itu dengan syarat seluruh Poin Kontribusi miliknya akan diserahkan kepada kami apabila pertempuran ini dimenangkan oleh kami!”

Perkataannya sontak menjadi kejutan luar biasa hingga juri yang siap mengawasi jalannya pertarungan keduanya sangat terkejut.

“Kamu, apakah perkataannya benar?” tanya sang juri mencoba untuk memastikan kembali kebenarannya.

Pemuda sok jagoan itu sempat ragu-ragu sebelum kembali teringat perkataan kasar Kembar Gosiper yang menghina wajahnya.

“Benar!” jawab pemuda sok jagoan itu dengan begitu lantang.

“Apa kamu benar-benar yakin? Anda harus ingat kalau Poin Kontribusi bagi seorang Pendekar begitu berharga. Saya tanya sekali lagi, apa kamu tidak salah ucap?” tanya sang juri mencoba untuk memastikan lagi.

Pemuda sok jagoan itu menggertakkan giginya sebelum berteriak, “Saya siap menyerahkan seluruh Poin Kontribusi apabila mereka menang! Namun, saya juga menginginkan hal yang serupa jika saya yang menang nantinya!”

Sang juri akhirnya terdiam sebelum melirik ke arah Kembar Gosiper. Dia hendak bertanya lagi sebelum langsung dipotong oleh Beta.

“Baiklah, lakukan saja semaumu! Mulai aktifkan Sistem Wilayah Sabit untuk pertukaran Poin Kontribusi!” teriak Beta hingga suaranya menggema ke seluruh penjuru arena.

Seketika langit bergetar hebat dan perlahan muncul cahaya-cahaya yang begitu menyilaukan mata.

“Sistem Wilayah Sabit! Bocah itu langsung mengaktifkannya!” batin sang juri terkejut dengan sikap terburu-buru Beta.

“Pertukaran Poin Kontribusi! Sebutkan keinginanmu sekarang!” tegas suara misterius di atas langit.

“Jika saya menang, seluruh Poin Kontribusi miliknya akan menjadi milikku dan begitu pula sebaliknya!” sahut Beta meraung dengan keras ke arah langit seakan sedang mencoba untuk marah.

Pemuda sok jagoan itu lumayan syok karena ini adalah pertama kalinya dia melihat fenomena aneh tepat di depan matanya.

Related chapters

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 9 : Layanan Masa Lalu

    “I–inikah Sistem Wilayah Sabit yang begitu legendaris? Benar-benar spektakuler!” gumam pemuda itu begitu tercengang.Tanpa sadar dia mundur selangkah karena masih syok melihat tekanan langit begitu mengerikan di matanya. Perasaan tidak berdaya memenuhi hatinya.“Baiklah! Mereka yang menang akan mendapatkan semuanya sedangkan yang kalah akan kehilangan segala-galanya. Apakah kalian sudah yakin?” tanya suara misterius seakan menunggu jawaban dari Beta dan pemuda sok jagoan itu.Suara bergemuruh di langit yang cerah membuat semua orang begitu terpukau tak tahu harus berkata apa lagi. Perasaan gugup dan merinding seperti diawasi dari langit secara langsung benar-benar pengalaman yang tidak akan terlupakan.Beta dan pemuda sok jagoan itu akhirnya saling menatap. Beta tersenyum mengejek sedangkan pemuda sok jagoan semakin suram wajahnya.“Yakin!” teriak Beta dan pemuda sok jagoan di saat bersamaan.Boom!Sistem Wilayah Sabit sudah diaktifkan di arena tersebut yang langsung menggetarkan hati

    Last Updated : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 10 : Raskar Anak Terkutuk

    Kembali ke masa lalu. Sekitar dua tahun yang lalu, Raskar merupakan jenius termuda yang begitu mengagumkan di mata semua orang. Meski banyak yang tidak suka, mereka harus menelan rasa pahit ketika berhadapan dengan jenius langka sepertinya.“Urgh! C–cepat lepaskan aku!” teriak seorang pemuda yang terlihat berusia 10 tahun dengan terbata-bata.“Lepaskan? Tidak semudah itu!” sahut pemuda lainnya yang berusia 7 tahun.Bak! Buk!Pemuda berusia 7 tahun itu tampak sangat ganas menghajar pemuda lainnya yang sedang berjuang untuk melindungi dirinya itu.“K–kamu! Aku masih saudaramu! Cepat hentikan sekarang!” tegas pemuda 10 tahun itu masih menahan pukulan yang semakin ganas.“Saudara? Bukankah kamu sebelumnya mengatakan kalau aku adalah anak kutukan Wilayah Sabit? Beraninya kamu menghina kehormatan Wilayah Sabit!” tegas pemuda berusia 7 tahun itu tampak marah sekali.“A–apa? Omong kosong macam apa itu? Aku menghinamu bukan Wilayah Sabit! Cepa–, Argh!” bantah pemuda 10 tahun itu belum selesai

    Last Updated : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 11 : Kemenangan Mudah

    Jurus Khusus hanya bisa dipelajari dan diturunkan oleh anggota suku tertentu kepada generasi selanjutnya.Jurus Utama hanya bisa dipelajari oleh para elit Pendekar yang berkuasa serta keluarganya seperti Sultan saat ini.Jurus terbagi menjadi Fase 1 dan seterusnya. Semakin meningkat Fase dari suatu jurus, maka akan semakin kuat pula efeknya. Jurus Sabit Tunggal adalah salah satu Jurus Dasar untuk menguasai jurus yang lebih rumit nantinya.Alasan orang-orang terkejut adalah kemampuan Raskar mengeksekusi Jurus Dasar hingga Fase 20 ketika masih di Tingkat 1.Biasanya, hanya Pendekar Tingkat 2 yang bisa mengeksekusi Jurus Dasar hingga Fase 20 ke atas.“Tak disangka, dia ternyata adalah jenius langka sekitar dua tahun yang lalu. Bagaimana dia bisa menjadi sampah sekarang? Aku jadi penasaran!” ujar Beta dengan suaranya bergema hingga masuk ke telinga semua penonton lainnya.“Hmph! Apa gunanya menjadi jenius belaka di masa lalu? Semua orang hanya tahu dirinya yang seperti sampah saat ini!”“

    Last Updated : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 12 : Kenangan dan Hasil Akhir

    “Ka–kamu! Tingkat 1 Fase berapa kamu saat ini? Tidak mungkin hanya di bawahku, tapi mustahil juga di atasku. Bagaimana bisa kamu melakukan dua jurus di Fase 20 secara beruntun?” tanya pemuda 10 tahun tampak pucat wajahnya.Dia jelas dibuat bingung dengan semua yang baru saja menimpanya itu. Raskar di matanya selama ini hanyalah seekor semut yang menjijikkan.Setiap orang lain menghina ayahnya sang Sultan karena keberadaan Raskar dan ibunya itu, dia selalu merasa sangat marah sekali.Wajar bagi anak seusianya merasa tersinggung ketika ayahnya dihina oleh orang lain. Namun, dia tidak ingin menyalahkan ayahnya yang tampak luar biasa di matanya.Dia juga tidak bisa melakukan apa pun kepada ibu Raskar. Alhasil, dia melampiaskan amarahnya kepada Raskar secara langsung.Tindakan seperti itu tentu saja sangat keliru dan ceroboh bahkan terkesan sangat kekanak-kanakan bagi seorang jenius dari Universitas Sewarta sepertinya.Namun, apa boleh buat? Dia juga ingin orang lain tidak menyalahkan ayah

    Last Updated : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 13 : Jenius dan Institut Teknologi Buyar

    Keheningan terjadi di antara para penonton dan Kembar Gosiper. Mereka tak tahu harus mengatakan apa melihat kekejaman Raskar.“Beta, dia makan apa itu? Belikan aku seperti itu juga nanti! Aku mau yang versi jumbo!” ujar Alpha tiba-tiba memecahkan keheningan yang cukup mencekik sebelumnya.Alpha tidak peduli dengan hal lainnya dan hanya fokus kepada kripik singkong yang sebelumnya dimakan oleh Raskar.Beta tak berdaya hanya bisa menjawab, “Baiklah, nanti aku akan belikan yang versi jumbo!”“Ha-ha-ha! Bagus sekali, Beta! Kamu harus berjanji dan jangan lupa nanti!” tegur Alpha tampak begitu bahagia.Beta hanya menganggukkan kepalanya. Semua penonton yang mendengar percakapan keduanya tetap membisu. Alhasil, Beta berusaha untuk memulai percakapan.“Bagaimana menurut kalian semua, para penonton terhormat? Ini adalah sosok Raskar yang begitu kejamnya bahkan memukuli kakaknya sendiri tanpa ampun!”Suara Beta kembali bergema ke dalam pikiran para penonton. Mereka akhirnya mulai saling mengeje

    Last Updated : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 14 : Merah Menyala

    Mereka tidak menyangka kalau sebenarnya Raskar sendiri yang ingin masuk ke Institut Teknologi Buyar. Selama ini, semua orang berpikir kalau ayahnya sang Sultan-lah yang mengutusnya pergi ke Institut Teknologi Buyar.“Aneh sekali! Mengapa Raskar malah ingin masuk ke Institut Teknologi Buyar?”“Benar juga! Apa dia tidak tahu kalau lokasi Institut Teknologi Buyar berada sangat membenci dirinya dan ibunya itu?”Berbagai pertanyaan terus terucap dan masih banyak yang terpendam dalam benaknya. Beta juga hening dan hanya bisa fokus melihat gambar-gambar masa lalu yang mulai beralih tempat.***Terlihat seorang pemuda dengan santai berjalan hampir tak jelas arahnya selama beberapa jam lamanya.Kriuk! Kriuk!“Seharusnya menunjukkan sedikit kekuatanku sebelumnya akan membuat ayah lebih yakin kepadaku. Langkah menuju Institut Teknologi Buyar semakin dekat!” gumam pemuda tersebut yang tak lain adalah Raskar.Dia dengan santai makan keripik singkong. Seperti yang dikatakan oleh sang Sultan, Raskar

    Last Updated : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 15 : Konflik Merah Putih

    “Ratu Pertama Wilayah Sabit bukan sosok rendahan seperti ibumu, Raskar! Lancang sekali kau!”Berbagai macam kejutan dan celaan terus dilontarkan kepada Raskar yang saat ini tengah menderita di bawah tekanan.Namun, mereka semua diam-diam merasa sedikit takjud dan senang melihat keberanian dan penderitaan Raskar di saat bersamaan.“I–ini…. Bukankah terlalu sombong sekali si Raskar ini?” batin Beta tampak benar-benar tak tahu harus berkata apalagi melihat perilaku Raskar yang tidak tahu batasnya.Keheningan kembali terjadi ketika semua penonton kembali fokus memperhatikan momen menegangkan ini.***“Hmm? Tingkat 1 Fase 80? Bukankah ini terlalu lemah untuk bisa mengalahkan putraku?” batin wanita itu dengan heran.“G–gawat! Wanita ini sudah terlalu bar-bar hingga bahkan berani menindas anak kecil sepertiku. Apa yang harus aku lakukan sekarang?” batin Raskar bergejolak menahan rasa sakit.“Hmph! Cepat katakan kalau kamu menyesali perbuatanmu sekarang juga!” tegas wanita itu tampak semakin

    Last Updated : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 1 : Penderitaan Raskar

    Suatu hari, cinta yang seharusnya tidak pernah terlahir di dunia akhirnya muncul begitu saja tanpa seorang pun bisa menghentikannya.Tatapan sinis dan gerakan protes terjadi hampir di seluruh penjuru Wilayah Sabit. Semua itu ditujukan kepada keputusan sang Sultan menikahi wanita dari Wilayah Purnama yang merupakan musuh bebuyutan Wilayah Sabit.Sang Sultan yang baru naik tahta langsung menjadi kontroversi seluruh penjuru dunia. Namun, peristiwa itu tetap terjadi dan berlanjut hingga lahirnya Raskar.***Tempat ini adalah area paling menarik perhatian dari seluruh area di dalam Institut Teknologi Buyar. Sebagai salah satu pusat pendidikan Pendekar paling berkualitas tinggi, tentu saja bukan sembarang orang bisa keluar masuk sesuka hatinya.Saat ini, banyak orang berkumpul di area tersebut. Area ini disebut sebagai Area Arena Tangguh di mana tempat para Pendekar pemula hingga elit profesional menjalani ujian paling keras dan brutal.Terdiri dari banyak arena dengan pelindung tinggi yang

    Last Updated : 2024-12-10

Latest chapter

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 15 : Konflik Merah Putih

    “Ratu Pertama Wilayah Sabit bukan sosok rendahan seperti ibumu, Raskar! Lancang sekali kau!”Berbagai macam kejutan dan celaan terus dilontarkan kepada Raskar yang saat ini tengah menderita di bawah tekanan.Namun, mereka semua diam-diam merasa sedikit takjud dan senang melihat keberanian dan penderitaan Raskar di saat bersamaan.“I–ini…. Bukankah terlalu sombong sekali si Raskar ini?” batin Beta tampak benar-benar tak tahu harus berkata apalagi melihat perilaku Raskar yang tidak tahu batasnya.Keheningan kembali terjadi ketika semua penonton kembali fokus memperhatikan momen menegangkan ini.***“Hmm? Tingkat 1 Fase 80? Bukankah ini terlalu lemah untuk bisa mengalahkan putraku?” batin wanita itu dengan heran.“G–gawat! Wanita ini sudah terlalu bar-bar hingga bahkan berani menindas anak kecil sepertiku. Apa yang harus aku lakukan sekarang?” batin Raskar bergejolak menahan rasa sakit.“Hmph! Cepat katakan kalau kamu menyesali perbuatanmu sekarang juga!” tegas wanita itu tampak semakin

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 14 : Merah Menyala

    Mereka tidak menyangka kalau sebenarnya Raskar sendiri yang ingin masuk ke Institut Teknologi Buyar. Selama ini, semua orang berpikir kalau ayahnya sang Sultan-lah yang mengutusnya pergi ke Institut Teknologi Buyar.“Aneh sekali! Mengapa Raskar malah ingin masuk ke Institut Teknologi Buyar?”“Benar juga! Apa dia tidak tahu kalau lokasi Institut Teknologi Buyar berada sangat membenci dirinya dan ibunya itu?”Berbagai pertanyaan terus terucap dan masih banyak yang terpendam dalam benaknya. Beta juga hening dan hanya bisa fokus melihat gambar-gambar masa lalu yang mulai beralih tempat.***Terlihat seorang pemuda dengan santai berjalan hampir tak jelas arahnya selama beberapa jam lamanya.Kriuk! Kriuk!“Seharusnya menunjukkan sedikit kekuatanku sebelumnya akan membuat ayah lebih yakin kepadaku. Langkah menuju Institut Teknologi Buyar semakin dekat!” gumam pemuda tersebut yang tak lain adalah Raskar.Dia dengan santai makan keripik singkong. Seperti yang dikatakan oleh sang Sultan, Raskar

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 13 : Jenius dan Institut Teknologi Buyar

    Keheningan terjadi di antara para penonton dan Kembar Gosiper. Mereka tak tahu harus mengatakan apa melihat kekejaman Raskar.“Beta, dia makan apa itu? Belikan aku seperti itu juga nanti! Aku mau yang versi jumbo!” ujar Alpha tiba-tiba memecahkan keheningan yang cukup mencekik sebelumnya.Alpha tidak peduli dengan hal lainnya dan hanya fokus kepada kripik singkong yang sebelumnya dimakan oleh Raskar.Beta tak berdaya hanya bisa menjawab, “Baiklah, nanti aku akan belikan yang versi jumbo!”“Ha-ha-ha! Bagus sekali, Beta! Kamu harus berjanji dan jangan lupa nanti!” tegur Alpha tampak begitu bahagia.Beta hanya menganggukkan kepalanya. Semua penonton yang mendengar percakapan keduanya tetap membisu. Alhasil, Beta berusaha untuk memulai percakapan.“Bagaimana menurut kalian semua, para penonton terhormat? Ini adalah sosok Raskar yang begitu kejamnya bahkan memukuli kakaknya sendiri tanpa ampun!”Suara Beta kembali bergema ke dalam pikiran para penonton. Mereka akhirnya mulai saling mengeje

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 12 : Kenangan dan Hasil Akhir

    “Ka–kamu! Tingkat 1 Fase berapa kamu saat ini? Tidak mungkin hanya di bawahku, tapi mustahil juga di atasku. Bagaimana bisa kamu melakukan dua jurus di Fase 20 secara beruntun?” tanya pemuda 10 tahun tampak pucat wajahnya.Dia jelas dibuat bingung dengan semua yang baru saja menimpanya itu. Raskar di matanya selama ini hanyalah seekor semut yang menjijikkan.Setiap orang lain menghina ayahnya sang Sultan karena keberadaan Raskar dan ibunya itu, dia selalu merasa sangat marah sekali.Wajar bagi anak seusianya merasa tersinggung ketika ayahnya dihina oleh orang lain. Namun, dia tidak ingin menyalahkan ayahnya yang tampak luar biasa di matanya.Dia juga tidak bisa melakukan apa pun kepada ibu Raskar. Alhasil, dia melampiaskan amarahnya kepada Raskar secara langsung.Tindakan seperti itu tentu saja sangat keliru dan ceroboh bahkan terkesan sangat kekanak-kanakan bagi seorang jenius dari Universitas Sewarta sepertinya.Namun, apa boleh buat? Dia juga ingin orang lain tidak menyalahkan ayah

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 11 : Kemenangan Mudah

    Jurus Khusus hanya bisa dipelajari dan diturunkan oleh anggota suku tertentu kepada generasi selanjutnya.Jurus Utama hanya bisa dipelajari oleh para elit Pendekar yang berkuasa serta keluarganya seperti Sultan saat ini.Jurus terbagi menjadi Fase 1 dan seterusnya. Semakin meningkat Fase dari suatu jurus, maka akan semakin kuat pula efeknya. Jurus Sabit Tunggal adalah salah satu Jurus Dasar untuk menguasai jurus yang lebih rumit nantinya.Alasan orang-orang terkejut adalah kemampuan Raskar mengeksekusi Jurus Dasar hingga Fase 20 ketika masih di Tingkat 1.Biasanya, hanya Pendekar Tingkat 2 yang bisa mengeksekusi Jurus Dasar hingga Fase 20 ke atas.“Tak disangka, dia ternyata adalah jenius langka sekitar dua tahun yang lalu. Bagaimana dia bisa menjadi sampah sekarang? Aku jadi penasaran!” ujar Beta dengan suaranya bergema hingga masuk ke telinga semua penonton lainnya.“Hmph! Apa gunanya menjadi jenius belaka di masa lalu? Semua orang hanya tahu dirinya yang seperti sampah saat ini!”“

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 10 : Raskar Anak Terkutuk

    Kembali ke masa lalu. Sekitar dua tahun yang lalu, Raskar merupakan jenius termuda yang begitu mengagumkan di mata semua orang. Meski banyak yang tidak suka, mereka harus menelan rasa pahit ketika berhadapan dengan jenius langka sepertinya.“Urgh! C–cepat lepaskan aku!” teriak seorang pemuda yang terlihat berusia 10 tahun dengan terbata-bata.“Lepaskan? Tidak semudah itu!” sahut pemuda lainnya yang berusia 7 tahun.Bak! Buk!Pemuda berusia 7 tahun itu tampak sangat ganas menghajar pemuda lainnya yang sedang berjuang untuk melindungi dirinya itu.“K–kamu! Aku masih saudaramu! Cepat hentikan sekarang!” tegas pemuda 10 tahun itu masih menahan pukulan yang semakin ganas.“Saudara? Bukankah kamu sebelumnya mengatakan kalau aku adalah anak kutukan Wilayah Sabit? Beraninya kamu menghina kehormatan Wilayah Sabit!” tegas pemuda berusia 7 tahun itu tampak marah sekali.“A–apa? Omong kosong macam apa itu? Aku menghinamu bukan Wilayah Sabit! Cepa–, Argh!” bantah pemuda 10 tahun itu belum selesai

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 9 : Layanan Masa Lalu

    “I–inikah Sistem Wilayah Sabit yang begitu legendaris? Benar-benar spektakuler!” gumam pemuda itu begitu tercengang.Tanpa sadar dia mundur selangkah karena masih syok melihat tekanan langit begitu mengerikan di matanya. Perasaan tidak berdaya memenuhi hatinya.“Baiklah! Mereka yang menang akan mendapatkan semuanya sedangkan yang kalah akan kehilangan segala-galanya. Apakah kalian sudah yakin?” tanya suara misterius seakan menunggu jawaban dari Beta dan pemuda sok jagoan itu.Suara bergemuruh di langit yang cerah membuat semua orang begitu terpukau tak tahu harus berkata apa lagi. Perasaan gugup dan merinding seperti diawasi dari langit secara langsung benar-benar pengalaman yang tidak akan terlupakan.Beta dan pemuda sok jagoan itu akhirnya saling menatap. Beta tersenyum mengejek sedangkan pemuda sok jagoan semakin suram wajahnya.“Yakin!” teriak Beta dan pemuda sok jagoan di saat bersamaan.Boom!Sistem Wilayah Sabit sudah diaktifkan di arena tersebut yang langsung menggetarkan hati

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 8 : Tantangan

    Seketika semua orang menjadi hening tak tahu harus berbuat apa. Ada yang ingin tertawa terbahak-bahak, tapi langsung mengurungkan niatnya.Keheningan itu semakin mencekam ketika raut wajah pemuda sok jagoan berubah sangat suram dengan mata melotot menatap ke arah Beta.“Lancang sekali kau! Beraninya kau menghina wajah tampanku, hah?! Ayo bertarung di arena kalau berani!” teriak pemuda sok jagoan tak kuasa menahan amarahnya.Semua orang semakin sadar kalau hal ini tidak akan berakhir dengan damai. Tepat ketika mereka hendak bereaksi, Beta lebih dulu menyatakan perkataannya sekali lagi.“Tuh, kan! Wajah, kumis, dan mata melototnya semakin persis seperti ikan lele yang sedang sekarat. Hei, Alpha! Lihatlah wajah orang ini, aneh dan jelek sekali!” ungkap Beta merasa tidak berdosa.Alpha yang semula menutup matanya perlahan membukanya sekali lagi dan melirik sosok pemuda sok jagoan itu.“Hmm? Wajahnya memang aneh, sih! Tapi, kalau jelek kayaknya lebih buruk daripada kata jelek itu sendiri.

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 7 : Kembar Gosiper

    “Alpha! Jangan makan terus dan dengarkan aku!” tegas Beta menegur Alpha yang tampak hanya peduli dengan nasi kotak miliknya itu.Beberapa suap nasi dan lauk pauk yang begitu melimpah langsung dilahap olehnya sekaligus tanpa sisa dengan begitu ganasnya.Secara bertahap, nasi kotak yang sebelumnya begitu cantik dan lengkap isinya sudah berubah lenyap tak ada sisa sedikit pun bahkan untuk seekor semut saja tak akan mampu menahan tangisannya.Glek!Alpha bersendawa dengan nyaring dan merdu membuat beberapa orang yang berada tak jauh darinya mulai menatap dengan ekspresi wajah yang jijik.“Eiuh! Bau sekali!”“Hei, bocah! Punya sopan santun tidak, hah?”Beberapa orang langsung menyindir terang-terangan tanpa ragu menatap ke arah wajah polos dan imut Alpha yang terlihat santai menikmati hidupnya sendiri.Sikap tenang dan mengabaikan perkataan oleh orang lain tentu saja sangat tidak sopan. Memangnya dia pikir dirinya siapa? Sultan? Bos besar? Pendekar Tingkat 10? Jelas tidak mungkin!Hal ini

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status