Share

BAB 5 : Koma

Penulis: Hamfa Merman
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 15:44:47

Tubuh sang juri gemetaran dan tidak bisa bergerak sedikit pun. Tekanan kuat tak tertahankan mengunci posisinya seakan langit sedang runtuh menimpanya.

“Urgh! M–mengapa Tuan harus bersikap seperti ini? Meski Raskar memang memiliki latar belakang yang buruk, dia tetap anak seorang Sultan. Bagaimana bisa kita membiarkannya mati di sini?” tanya sang juri memberanikan dirinya.

Pria tua itu tetap tenang tidak menjawab dan diam seakan sosoknya sudah lenyap tanpa jejak. Jika bukan karena tubuhnya sang juri masih terasa berat, dia tidak akan sadar kalau pria tua itu masih mengamati situasi.

“Tuan! Harap mengingat apa yang saya katakan!” seru sang juri kembali mencoba memperingatkan pria tua itu.

“Hmm? Apa kamu baru saja mencoba mengancamku? Lancang!” Suara serak kembali terdengar dalam pikiran sang juri.

Setelah itu, tubuhnya semakin bergetar dan ekspresi wajahnya langsung pucat pasi dan tak sadar dia langsung muntah seteguk darah.

“Mengerikan sekali! Inikah kekuatan Pendekar Tingkat 10 Fase 100? Pendekar Tingkat 7 sepertiku ini tidak bisa menahan bahkan tekanannya saja!” batin sang juri semakin pucat dalam penyesalan.

Dia tidak bisa lagi berbuat apa-apa dan hanya bisa menyaksikan Raskar dihajar habis-habisan oleh Toni. Entah hidup dan matinya semakin sulit ditentukan.

“Sialan! Kalau sudah begini, aku hanya bisa berharap Raskar tetap hidup. Jika sampai Toni membunuhnya, perang saudara di Wilayah Sabit akan pecah!” Sang juri yang sudah tak berdaya hanya bisa terdiam di tempatnya.

Pria tua itu tampak sunyi tak lagi mengirimkan pesan telepati. Saat ini, sosoknya berada tepat di ujung kursi tempat para penonton berada.

Pria tua itu tertunduk dengan tudung di kepalanya. Jika orang lain tidak jeli melihatnya, mereka pasti akan mengabaikan sosoknya.

Siapa sangka kalau dia adalah mantan Sultan ke-98. Benar-benar fakta yang mengejutkan ketika sosok mengerikan seperti itu sedang diam-diam duduk di sudut tanpa ada seorang pun yang memperhatikannya.

“Bocah, sebaiknya kamu mati hari ini!” gumam pria tua itu mengutuk keadaan Raskar.

Whoosh!

“Ha-ha-ha! Rasakan ini!” Toni tertawa terbahak-bahak memukul Raskar bertubi-tubi tanpa henti walau hanya sedetik saja.

Raskar yang sudah tak mampu lagi menahan pukulan hanya terus berteriak dan merintih kesakitan sebelum tubuhnya terus melayang dan jatuh berulang kali tak terhitung jumlahnya.

“Ada apa sekarang, Raskar? Di mana semangatmu tadi, hah?!” Toni kembali melayangkan pukulannya sebelum mengirim Raskar melayang di udara.

“Argh!” Raskar menjerit putus asa ketika Toni sekali lagi melompat ke arahnya dengan pukulan lainnya.

“Matilah!” teriak Toni dengan tegas menghantam perut Raskar sebelum mengarahkannya ke bawah hingga pemuda itu terlempar jatuh seperti meteor yang mengguncang arena.

Bruk!

Raskar menghantam arena dengan kerasnya hingga dentuman membuat para penonton merinding sebelum kembali bersorak-sorak.

“Ha-ha-ha! Lanjutkan pertempurannya!”

“Hajar dia, Toni! Jangan beri ampun sedikit pun!”

“Semut keturunan Wilayah Purnama, matilah kamu!”

Para penonton begitu terpukau dan seketika menjadi histeris melontarkan berbagai kata-kata pedas ke arah Raskar.

Semuanya tampak menikmati kekalahan menyedihkan Raskar yang sedari tadi hanya bisa bertahan sebelum secara sepihak dihajar habis-habisan.

Boom!

Toni mendarat di atas arena dengan pose gagah berdiri tegak seolah-olah sedang menunjukkan kalau dirinya adalah pemenangnya meski wajahnya lumayan pucat.

“Saudara-saudariku, rekan pendekar sekalian dan semua orang yang ada di sini. Hari ini, saya Toni Fanto sudah menjalankan tugas yang mulia untuk menghancurkan Raskar keturunan Wilayah Purnama!”

Toni dengan semangat tinggi mulai berpidato seakan tak ingin perhatian semua orang teralihkan darinya meski hanya sesaat saja. 

Dia tidak peduli lagi dengan hidup dan matinya Raskar sebab sudah yakin kalau pemuda itu tidak akan bisa bangkit lagi.

“Wilayah Purnama penuh dengan orang-orang kejam dan biadab! Mereka haus darah dan suka membunuh hanya untuk kesenangan saja. Penindasan yang kami derita di masa lalu, sekarang, dan nanti akan selalu membekas di dalam hati!”

Toni berteriak dengan lantang terdengar ke seluruh penjuru arena. Semua orang terdiam mendengar perkataan Toni dan tak lagi bersorak.

“Ingatlah semua kenyataan ini! Jika bukan karena invasi Pasukan Mata Api yang keluar dari Portal, para Pendekar biadab dari Wilayah Purnama pasti akan menyerang kita sejak dulu.”

Toni meraung dengan raut wajah penuh kebencian seakan-akan dirinya pernah mengalami penderitaan begitu besar yang sebenarnya tidak pernah dialaminya sendiri.

Meski begitu, kemampuan sandiwaranya memang cukup baik hingga membakar hati dan semangat juang para penonton yang mendengarnya.

“Benar! Wilayah Purnama penuh dengan orang biadab! Mereka kejam dan sangat menjijikkan!”

“Orang-orang tidak bermoral seperti itu tidak pantas disebut sebagai manusia!”

“Kebiadaban mereka hanya selangkah di bawah Pasukan Mata Api. Keduanya seperti saudara kembar terkutuk!”

“Pasukan Mata Api dan Wilayah Purnama, kalian semua pantas mati!”

Berbagai ucapan tegas dan lantang terdengar saling sahut menyahut melontarkan segala macam cacian penuh kebencian kepada dua musuh bebuyutan Wilayah Sabit.

Siapa yang tidak tahu dengan Wilayah Purnama dan Pasukan Mata Api. Keduanya adalah musuh yang selalu menjadi mimpi buruk bagi kesejahteraan Wilayah Sabit.

Jika bukan karena mereka berdua juga saling berselisih, nasib Wilayah Sabit akan jauh lebih buruk. Perang dengan Wilayah Purnama terjadi selama ribuan tahun hampir beberapa kali tak terhitung jumlahnya.

Adapun Pasukan Mata Api seakan menjadi momok yang lebih menakutkan muncul sekitar dua ratus tahun yang lalu menyerang Wilayah Sabit dan Wilayah Purnama di saat bersamaan.

Kemunculan Pasukan Mata Api membuat perang antara Wilayah Purnama dan Wilayah Sabit terhenti dan fokus melawan invasi Pasukan Mata Api.

Kekuatan yang ditunjukkan oleh Pasukan Mata Api benar-benar mengerikan sampai ke tahap di mana bahkan seorang Pendekar Tingkat 10 Fase 100 bisa kehilangan nyawanya.

Di bawah tekanan yang begitu mengerikan itu, gencatan senjata harus dilakukan oleh Wilayah Purnama dan Wilayah Sabit terlepas suka atau tidak.

Jika perang terus berlanjut, Pasukan Mata Api akan menjadi pemenang terakhir dalam permainan hidup dan mati itu.

Meski gencatan senjata terjadi hingga ke titik mulai ada kerja sama dan hubungan diplomasi, ketegangan antara keduanya tidak mereda sedikit pun.

Kecurigaan dan kewaspadaan terus terbesit di antara pikiran orang-orang baik itu para petinggi ataupun rakyat jelata. Semua tidak akan percaya dengan gencatan senjata seperti itu.

Jika mereka mempercayai omong kosong seperti gencatan senjata, jelas tidak akan lama lagi sebelum bencana besar akan timbul di dalam sistem masing-masing wilayah.

Dengan menekankan poin ini, Toni berusaha menunjukkan sisi kepahlawanannya sebagai seorang Pendekar Tingkat 2 sejati.

“Ha-ha-ha! Raskar, oh Raskar! Dasar semut rendahan sepertimu memang pantas menjadi batu loncatan bagi seorang Pendekar elit sepertiku ini! Ingat baik-baik, ini adalah takdirmu!” tegas Toni dengan senyum mengejek mengirimkan pesan telepati.

Dia tidak peduli apakah Raskar masih sadar dan mendengar perkataannya atau tidak. Toni hanya perlu memanfaatkan semua sanjungan para penonton demi menaikkan pamornya.

Sedangkan Raskar sendiri sudah tak bergerak sedikit pun karena dirinya benar-benar dalam keadaan koma tak sadarkan diri lagi.

Bab terkait

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 6 : Alpha dan Beta

    “Terima kasih semuanya karena telah mendukung saya, terima kasih!” tegas Toni dengan lantang dan bersikap berwibawa seperti seorang Pendekar elit sungguhan.Sorakan semua orang akhirnya bergema dengan tepuk tangan yang meriah menyambut kemenangan Toni seolah-olah telah menjadi tokoh paling berjasa di seluruh Wilayah Sabit.Toni dianggap seperti pahlawan yang berhasil memberantas hama tikus berbahaya yang menyusup ke dalam Wilayah Sabit yang tentu saja hama itu adalah Raskar.“Ha-ha-ha!” Toni tertawa terbahak-bahak di tengah pujian semua orang.Sang juri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi langsung bergegas menuju arena. Kali ini, pria tua sebelumnya tidak lagi berusaha untuk menghentikannya.Tak merasa ada hambatan lagi, sang juri langsung mengecek kondisi tubuh Raskar yang sudah terlihat begitu mengenaskan tanpa ada tanda-tanda kesadaran.“Sial! Meski dia masih bernapas, tapi vitalitasnya sudah sangat melemah sekali. Kemungkinan dia harus koma selama beberapa bulan atau bahkan bebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 7 : Kembar Gosiper

    “Alpha! Jangan makan terus dan dengarkan aku!” tegas Beta menegur Alpha yang tampak hanya peduli dengan nasi kotak miliknya itu.Beberapa suap nasi dan lauk pauk yang begitu melimpah langsung dilahap olehnya sekaligus tanpa sisa dengan begitu ganasnya.Secara bertahap, nasi kotak yang sebelumnya begitu cantik dan lengkap isinya sudah berubah lenyap tak ada sisa sedikit pun bahkan untuk seekor semut saja tak akan mampu menahan tangisannya.Glek!Alpha bersendawa dengan nyaring dan merdu membuat beberapa orang yang berada tak jauh darinya mulai menatap dengan ekspresi wajah yang jijik.“Eiuh! Bau sekali!”“Hei, bocah! Punya sopan santun tidak, hah?”Beberapa orang langsung menyindir terang-terangan tanpa ragu menatap ke arah wajah polos dan imut Alpha yang terlihat santai menikmati hidupnya sendiri.Sikap tenang dan mengabaikan perkataan oleh orang lain tentu saja sangat tidak sopan. Memangnya dia pikir dirinya siapa? Sultan? Bos besar? Pendekar Tingkat 10? Jelas tidak mungkin!Hal ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 8 : Tantangan

    Seketika semua orang menjadi hening tak tahu harus berbuat apa. Ada yang ingin tertawa terbahak-bahak, tapi langsung mengurungkan niatnya.Keheningan itu semakin mencekam ketika raut wajah pemuda sok jagoan berubah sangat suram dengan mata melotot menatap ke arah Beta.“Lancang sekali kau! Beraninya kau menghina wajah tampanku, hah?! Ayo bertarung di arena kalau berani!” teriak pemuda sok jagoan tak kuasa menahan amarahnya.Semua orang semakin sadar kalau hal ini tidak akan berakhir dengan damai. Tepat ketika mereka hendak bereaksi, Beta lebih dulu menyatakan perkataannya sekali lagi.“Tuh, kan! Wajah, kumis, dan mata melototnya semakin persis seperti ikan lele yang sedang sekarat. Hei, Alpha! Lihatlah wajah orang ini, aneh dan jelek sekali!” ungkap Beta merasa tidak berdosa.Alpha yang semula menutup matanya perlahan membukanya sekali lagi dan melirik sosok pemuda sok jagoan itu.“Hmm? Wajahnya memang aneh, sih! Tapi, kalau jelek kayaknya lebih buruk daripada kata jelek itu sendiri.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 9 : Layanan Masa Lalu

    “I–inikah Sistem Wilayah Sabit yang begitu legendaris? Benar-benar spektakuler!” gumam pemuda itu begitu tercengang.Tanpa sadar dia mundur selangkah karena masih syok melihat tekanan langit begitu mengerikan di matanya. Perasaan tidak berdaya memenuhi hatinya.“Baiklah! Mereka yang menang akan mendapatkan semuanya sedangkan yang kalah akan kehilangan segala-galanya. Apakah kalian sudah yakin?” tanya suara misterius seakan menunggu jawaban dari Beta dan pemuda sok jagoan itu.Suara bergemuruh di langit yang cerah membuat semua orang begitu terpukau tak tahu harus berkata apa lagi. Perasaan gugup dan merinding seperti diawasi dari langit secara langsung benar-benar pengalaman yang tidak akan terlupakan.Beta dan pemuda sok jagoan itu akhirnya saling menatap. Beta tersenyum mengejek sedangkan pemuda sok jagoan semakin suram wajahnya.“Yakin!” teriak Beta dan pemuda sok jagoan di saat bersamaan.Boom!Sistem Wilayah Sabit sudah diaktifkan di arena tersebut yang langsung menggetarkan hati

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 10 : Raskar Anak Terkutuk

    Kembali ke masa lalu. Sekitar dua tahun yang lalu, Raskar merupakan jenius termuda yang begitu mengagumkan di mata semua orang. Meski banyak yang tidak suka, mereka harus menelan rasa pahit ketika berhadapan dengan jenius langka sepertinya.“Urgh! C–cepat lepaskan aku!” teriak seorang pemuda yang terlihat berusia 10 tahun dengan terbata-bata.“Lepaskan? Tidak semudah itu!” sahut pemuda lainnya yang berusia 7 tahun.Bak! Buk!Pemuda berusia 7 tahun itu tampak sangat ganas menghajar pemuda lainnya yang sedang berjuang untuk melindungi dirinya itu.“K–kamu! Aku masih saudaramu! Cepat hentikan sekarang!” tegas pemuda 10 tahun itu masih menahan pukulan yang semakin ganas.“Saudara? Bukankah kamu sebelumnya mengatakan kalau aku adalah anak kutukan Wilayah Sabit? Beraninya kamu menghina kehormatan Wilayah Sabit!” tegas pemuda berusia 7 tahun itu tampak marah sekali.“A–apa? Omong kosong macam apa itu? Aku menghinamu bukan Wilayah Sabit! Cepa–, Argh!” bantah pemuda 10 tahun itu belum selesai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 11 : Kemenangan Mudah

    Jurus Khusus hanya bisa dipelajari dan diturunkan oleh anggota suku tertentu kepada generasi selanjutnya.Jurus Utama hanya bisa dipelajari oleh para elit Pendekar yang berkuasa serta keluarganya seperti Sultan saat ini.Jurus terbagi menjadi Fase 1 dan seterusnya. Semakin meningkat Fase dari suatu jurus, maka akan semakin kuat pula efeknya. Jurus Sabit Tunggal adalah salah satu Jurus Dasar untuk menguasai jurus yang lebih rumit nantinya.Alasan orang-orang terkejut adalah kemampuan Raskar mengeksekusi Jurus Dasar hingga Fase 20 ketika masih di Tingkat 1.Biasanya, hanya Pendekar Tingkat 2 yang bisa mengeksekusi Jurus Dasar hingga Fase 20 ke atas.“Tak disangka, dia ternyata adalah jenius langka sekitar dua tahun yang lalu. Bagaimana dia bisa menjadi sampah sekarang? Aku jadi penasaran!” ujar Beta dengan suaranya bergema hingga masuk ke telinga semua penonton lainnya.“Hmph! Apa gunanya menjadi jenius belaka di masa lalu? Semua orang hanya tahu dirinya yang seperti sampah saat ini!”“

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 12 : Kenangan dan Hasil Akhir

    “Ka–kamu! Tingkat 1 Fase berapa kamu saat ini? Tidak mungkin hanya di bawahku, tapi mustahil juga di atasku. Bagaimana bisa kamu melakukan dua jurus di Fase 20 secara beruntun?” tanya pemuda 10 tahun tampak pucat wajahnya.Dia jelas dibuat bingung dengan semua yang baru saja menimpanya itu. Raskar di matanya selama ini hanyalah seekor semut yang menjijikkan.Setiap orang lain menghina ayahnya sang Sultan karena keberadaan Raskar dan ibunya itu, dia selalu merasa sangat marah sekali.Wajar bagi anak seusianya merasa tersinggung ketika ayahnya dihina oleh orang lain. Namun, dia tidak ingin menyalahkan ayahnya yang tampak luar biasa di matanya.Dia juga tidak bisa melakukan apa pun kepada ibu Raskar. Alhasil, dia melampiaskan amarahnya kepada Raskar secara langsung.Tindakan seperti itu tentu saja sangat keliru dan ceroboh bahkan terkesan sangat kekanak-kanakan bagi seorang jenius dari Universitas Sewarta sepertinya.Namun, apa boleh buat? Dia juga ingin orang lain tidak menyalahkan ayah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 13 : Jenius dan Institut Teknologi Buyar

    Keheningan terjadi di antara para penonton dan Kembar Gosiper. Mereka tak tahu harus mengatakan apa melihat kekejaman Raskar.“Beta, dia makan apa itu? Belikan aku seperti itu juga nanti! Aku mau yang versi jumbo!” ujar Alpha tiba-tiba memecahkan keheningan yang cukup mencekik sebelumnya.Alpha tidak peduli dengan hal lainnya dan hanya fokus kepada kripik singkong yang sebelumnya dimakan oleh Raskar.Beta tak berdaya hanya bisa menjawab, “Baiklah, nanti aku akan belikan yang versi jumbo!”“Ha-ha-ha! Bagus sekali, Beta! Kamu harus berjanji dan jangan lupa nanti!” tegur Alpha tampak begitu bahagia.Beta hanya menganggukkan kepalanya. Semua penonton yang mendengar percakapan keduanya tetap membisu. Alhasil, Beta berusaha untuk memulai percakapan.“Bagaimana menurut kalian semua, para penonton terhormat? Ini adalah sosok Raskar yang begitu kejamnya bahkan memukuli kakaknya sendiri tanpa ampun!”Suara Beta kembali bergema ke dalam pikiran para penonton. Mereka akhirnya mulai saling mengeje

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11

Bab terbaru

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 15 : Konflik Merah Putih

    “Ratu Pertama Wilayah Sabit bukan sosok rendahan seperti ibumu, Raskar! Lancang sekali kau!”Berbagai macam kejutan dan celaan terus dilontarkan kepada Raskar yang saat ini tengah menderita di bawah tekanan.Namun, mereka semua diam-diam merasa sedikit takjud dan senang melihat keberanian dan penderitaan Raskar di saat bersamaan.“I–ini…. Bukankah terlalu sombong sekali si Raskar ini?” batin Beta tampak benar-benar tak tahu harus berkata apalagi melihat perilaku Raskar yang tidak tahu batasnya.Keheningan kembali terjadi ketika semua penonton kembali fokus memperhatikan momen menegangkan ini.***“Hmm? Tingkat 1 Fase 80? Bukankah ini terlalu lemah untuk bisa mengalahkan putraku?” batin wanita itu dengan heran.“G–gawat! Wanita ini sudah terlalu bar-bar hingga bahkan berani menindas anak kecil sepertiku. Apa yang harus aku lakukan sekarang?” batin Raskar bergejolak menahan rasa sakit.“Hmph! Cepat katakan kalau kamu menyesali perbuatanmu sekarang juga!” tegas wanita itu tampak semakin

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 14 : Merah Menyala

    Mereka tidak menyangka kalau sebenarnya Raskar sendiri yang ingin masuk ke Institut Teknologi Buyar. Selama ini, semua orang berpikir kalau ayahnya sang Sultan-lah yang mengutusnya pergi ke Institut Teknologi Buyar.“Aneh sekali! Mengapa Raskar malah ingin masuk ke Institut Teknologi Buyar?”“Benar juga! Apa dia tidak tahu kalau lokasi Institut Teknologi Buyar berada sangat membenci dirinya dan ibunya itu?”Berbagai pertanyaan terus terucap dan masih banyak yang terpendam dalam benaknya. Beta juga hening dan hanya bisa fokus melihat gambar-gambar masa lalu yang mulai beralih tempat.***Terlihat seorang pemuda dengan santai berjalan hampir tak jelas arahnya selama beberapa jam lamanya.Kriuk! Kriuk!“Seharusnya menunjukkan sedikit kekuatanku sebelumnya akan membuat ayah lebih yakin kepadaku. Langkah menuju Institut Teknologi Buyar semakin dekat!” gumam pemuda tersebut yang tak lain adalah Raskar.Dia dengan santai makan keripik singkong. Seperti yang dikatakan oleh sang Sultan, Raskar

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 13 : Jenius dan Institut Teknologi Buyar

    Keheningan terjadi di antara para penonton dan Kembar Gosiper. Mereka tak tahu harus mengatakan apa melihat kekejaman Raskar.“Beta, dia makan apa itu? Belikan aku seperti itu juga nanti! Aku mau yang versi jumbo!” ujar Alpha tiba-tiba memecahkan keheningan yang cukup mencekik sebelumnya.Alpha tidak peduli dengan hal lainnya dan hanya fokus kepada kripik singkong yang sebelumnya dimakan oleh Raskar.Beta tak berdaya hanya bisa menjawab, “Baiklah, nanti aku akan belikan yang versi jumbo!”“Ha-ha-ha! Bagus sekali, Beta! Kamu harus berjanji dan jangan lupa nanti!” tegur Alpha tampak begitu bahagia.Beta hanya menganggukkan kepalanya. Semua penonton yang mendengar percakapan keduanya tetap membisu. Alhasil, Beta berusaha untuk memulai percakapan.“Bagaimana menurut kalian semua, para penonton terhormat? Ini adalah sosok Raskar yang begitu kejamnya bahkan memukuli kakaknya sendiri tanpa ampun!”Suara Beta kembali bergema ke dalam pikiran para penonton. Mereka akhirnya mulai saling mengeje

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 12 : Kenangan dan Hasil Akhir

    “Ka–kamu! Tingkat 1 Fase berapa kamu saat ini? Tidak mungkin hanya di bawahku, tapi mustahil juga di atasku. Bagaimana bisa kamu melakukan dua jurus di Fase 20 secara beruntun?” tanya pemuda 10 tahun tampak pucat wajahnya.Dia jelas dibuat bingung dengan semua yang baru saja menimpanya itu. Raskar di matanya selama ini hanyalah seekor semut yang menjijikkan.Setiap orang lain menghina ayahnya sang Sultan karena keberadaan Raskar dan ibunya itu, dia selalu merasa sangat marah sekali.Wajar bagi anak seusianya merasa tersinggung ketika ayahnya dihina oleh orang lain. Namun, dia tidak ingin menyalahkan ayahnya yang tampak luar biasa di matanya.Dia juga tidak bisa melakukan apa pun kepada ibu Raskar. Alhasil, dia melampiaskan amarahnya kepada Raskar secara langsung.Tindakan seperti itu tentu saja sangat keliru dan ceroboh bahkan terkesan sangat kekanak-kanakan bagi seorang jenius dari Universitas Sewarta sepertinya.Namun, apa boleh buat? Dia juga ingin orang lain tidak menyalahkan ayah

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 11 : Kemenangan Mudah

    Jurus Khusus hanya bisa dipelajari dan diturunkan oleh anggota suku tertentu kepada generasi selanjutnya.Jurus Utama hanya bisa dipelajari oleh para elit Pendekar yang berkuasa serta keluarganya seperti Sultan saat ini.Jurus terbagi menjadi Fase 1 dan seterusnya. Semakin meningkat Fase dari suatu jurus, maka akan semakin kuat pula efeknya. Jurus Sabit Tunggal adalah salah satu Jurus Dasar untuk menguasai jurus yang lebih rumit nantinya.Alasan orang-orang terkejut adalah kemampuan Raskar mengeksekusi Jurus Dasar hingga Fase 20 ketika masih di Tingkat 1.Biasanya, hanya Pendekar Tingkat 2 yang bisa mengeksekusi Jurus Dasar hingga Fase 20 ke atas.“Tak disangka, dia ternyata adalah jenius langka sekitar dua tahun yang lalu. Bagaimana dia bisa menjadi sampah sekarang? Aku jadi penasaran!” ujar Beta dengan suaranya bergema hingga masuk ke telinga semua penonton lainnya.“Hmph! Apa gunanya menjadi jenius belaka di masa lalu? Semua orang hanya tahu dirinya yang seperti sampah saat ini!”“

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 10 : Raskar Anak Terkutuk

    Kembali ke masa lalu. Sekitar dua tahun yang lalu, Raskar merupakan jenius termuda yang begitu mengagumkan di mata semua orang. Meski banyak yang tidak suka, mereka harus menelan rasa pahit ketika berhadapan dengan jenius langka sepertinya.“Urgh! C–cepat lepaskan aku!” teriak seorang pemuda yang terlihat berusia 10 tahun dengan terbata-bata.“Lepaskan? Tidak semudah itu!” sahut pemuda lainnya yang berusia 7 tahun.Bak! Buk!Pemuda berusia 7 tahun itu tampak sangat ganas menghajar pemuda lainnya yang sedang berjuang untuk melindungi dirinya itu.“K–kamu! Aku masih saudaramu! Cepat hentikan sekarang!” tegas pemuda 10 tahun itu masih menahan pukulan yang semakin ganas.“Saudara? Bukankah kamu sebelumnya mengatakan kalau aku adalah anak kutukan Wilayah Sabit? Beraninya kamu menghina kehormatan Wilayah Sabit!” tegas pemuda berusia 7 tahun itu tampak marah sekali.“A–apa? Omong kosong macam apa itu? Aku menghinamu bukan Wilayah Sabit! Cepa–, Argh!” bantah pemuda 10 tahun itu belum selesai

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 9 : Layanan Masa Lalu

    “I–inikah Sistem Wilayah Sabit yang begitu legendaris? Benar-benar spektakuler!” gumam pemuda itu begitu tercengang.Tanpa sadar dia mundur selangkah karena masih syok melihat tekanan langit begitu mengerikan di matanya. Perasaan tidak berdaya memenuhi hatinya.“Baiklah! Mereka yang menang akan mendapatkan semuanya sedangkan yang kalah akan kehilangan segala-galanya. Apakah kalian sudah yakin?” tanya suara misterius seakan menunggu jawaban dari Beta dan pemuda sok jagoan itu.Suara bergemuruh di langit yang cerah membuat semua orang begitu terpukau tak tahu harus berkata apa lagi. Perasaan gugup dan merinding seperti diawasi dari langit secara langsung benar-benar pengalaman yang tidak akan terlupakan.Beta dan pemuda sok jagoan itu akhirnya saling menatap. Beta tersenyum mengejek sedangkan pemuda sok jagoan semakin suram wajahnya.“Yakin!” teriak Beta dan pemuda sok jagoan di saat bersamaan.Boom!Sistem Wilayah Sabit sudah diaktifkan di arena tersebut yang langsung menggetarkan hati

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 8 : Tantangan

    Seketika semua orang menjadi hening tak tahu harus berbuat apa. Ada yang ingin tertawa terbahak-bahak, tapi langsung mengurungkan niatnya.Keheningan itu semakin mencekam ketika raut wajah pemuda sok jagoan berubah sangat suram dengan mata melotot menatap ke arah Beta.“Lancang sekali kau! Beraninya kau menghina wajah tampanku, hah?! Ayo bertarung di arena kalau berani!” teriak pemuda sok jagoan tak kuasa menahan amarahnya.Semua orang semakin sadar kalau hal ini tidak akan berakhir dengan damai. Tepat ketika mereka hendak bereaksi, Beta lebih dulu menyatakan perkataannya sekali lagi.“Tuh, kan! Wajah, kumis, dan mata melototnya semakin persis seperti ikan lele yang sedang sekarat. Hei, Alpha! Lihatlah wajah orang ini, aneh dan jelek sekali!” ungkap Beta merasa tidak berdosa.Alpha yang semula menutup matanya perlahan membukanya sekali lagi dan melirik sosok pemuda sok jagoan itu.“Hmm? Wajahnya memang aneh, sih! Tapi, kalau jelek kayaknya lebih buruk daripada kata jelek itu sendiri.

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 7 : Kembar Gosiper

    “Alpha! Jangan makan terus dan dengarkan aku!” tegas Beta menegur Alpha yang tampak hanya peduli dengan nasi kotak miliknya itu.Beberapa suap nasi dan lauk pauk yang begitu melimpah langsung dilahap olehnya sekaligus tanpa sisa dengan begitu ganasnya.Secara bertahap, nasi kotak yang sebelumnya begitu cantik dan lengkap isinya sudah berubah lenyap tak ada sisa sedikit pun bahkan untuk seekor semut saja tak akan mampu menahan tangisannya.Glek!Alpha bersendawa dengan nyaring dan merdu membuat beberapa orang yang berada tak jauh darinya mulai menatap dengan ekspresi wajah yang jijik.“Eiuh! Bau sekali!”“Hei, bocah! Punya sopan santun tidak, hah?”Beberapa orang langsung menyindir terang-terangan tanpa ragu menatap ke arah wajah polos dan imut Alpha yang terlihat santai menikmati hidupnya sendiri.Sikap tenang dan mengabaikan perkataan oleh orang lain tentu saja sangat tidak sopan. Memangnya dia pikir dirinya siapa? Sultan? Bos besar? Pendekar Tingkat 10? Jelas tidak mungkin!Hal ini

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status