Share

[48] Pembuktian Cinta Argam

“Gece, Bang!”

Argam menelan kasar air liurnya. Ia sudah menyanggupi tantangan Melisa. Tak ada jalan lagi untuk mundur. Ia memang harus melakukan apa yang Melisa perintahkan agar tidak ditinggalkan.

“Ah, lama!”

“Mel!” Argam mencekal pergelangan Melisa, tak membiarkan Melisa beranjak. “Sabar! Persiapan bentar.” Ucapnya, beralasan.

Fiuh!

Bersama dengan napas yang dirinya hembuskan, kini Argam sepenuhnya siap.

“Bismillah,” lontar Argam membuat Melisa memutar bola matanya.

“Nggak sekalian baca doa makan lo, Bang?! Tumbenan amat kayak orang mau berangkat perang!” nyinyir Melisa. Dimatanya, Argam terkesan seperti tengah mengulur-ngulur waktu.

“Mel..” Argam memelas. Ia menatap Melisa dengan bibir yang sedikit mengerucut.

“Ya udin! Cepetan! Panas nih disini!”

Argam menghitung mundur dalam hati. Pada hitungan terakhir, ia mulai mengangkat pengeras suara yang dirinya pinjam.

“Halo, Halo, Bandung! Ibu Kota.. Argh!” jerit Argam. Ia melirik kaki kanannya yang tertindih oleh sepatu milik Melisa.

“Sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status