Kertas yang Girgal pegang terjatuh, dirinya segera berlari menuju bangunan besar tempat Anna di hukum. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Pangeran pertama dan beberapa pengawal berdiri di depan pintu."Aku terlalu terburu-buru,""Meskipun kondisi Anna semakin memburuk, ayahnya pasti akan melindunginya,""Ayah katamu? Ayah mana yang mau melihat putrinya terbring lemah dengan racun mematikan di tubuhnya,"Jack membuang muka, dia tak ingin memperpanjang perdebatan mereka demi Anna. "Pelatih Robert akan membawamu pergi, sementara aku yang akan menjaga Anna,""Aku belum memutuskan untuk ikut siapapun-,""Girgal! Ini satu-satunya cara untukmu membalas dendam, jadi fokuslah pada jalanmu. Saat kau menjadi kuat, Anna juga pasti bisa kau selamatkan,"Girgal menatap Jack penuh kekesalan, lalu pergi meninggalkannya. Seminggu berlalu, Anna masih menjalani hukuman penyucian jiwa. Penangkal racun yang Girgal temukan juga bereaksi sama sekali, hingga tubuh Anna mulai pucat keseluruhan. "Aku a
"Matilah bersama ibumu, Matilah!!" teriak Sang Kaisar di hadapan putranya.Girgal menatap nanar pria itu, sambil mendekap ibunya yang terkulai lemah bersimbah darah. Girgal tidak pernah tahu, bahwa hubungan keluarga yang dimilikinya dengan sosok kaisar merupakan kemalangan untuknya. Beberapa jam sebelum kejadian."Siall, aku masih memiliki uang untuk taruhan kali ini""Hahaha, lihat wajah Girgal yang bodoh itu. Dia sudah sangat bangkrut tapi masih saja sombong,"Girgal melemparkan dua keping emas di hadapan mereka semua, lalu memasang taruhannya penuh percaya diri."Cepat lakukan putaran penuh!!"Girgal pulang dengan wajah muram, tak ada satupun koin yang kembali dari permainannya. Sophia Ibu Girgal, membuka pintu rumahnya sambil tertawa melihat Girgal bermuram durja di tepi jalan."Putraku, ayo kita masuk. Sebelum kamu menghabiskan seluruh pakaian sendiri demi permainan itu,"Girgal mendengus kesal, dia menyentakkan kakinya seperti anak kecil lalu masuk ke dalam rumah. Sophia menghi
Girgal meninggalkan desa, berpindah ke wilayah Mosvil yang merupakan pegunungan terjal tempat pusaka terhebat berada. Itu semua terjadi, karena Girgal mendapatkan buku harian ibunya. Disana tertulis beberapa latihan dan benda pusaka yang mampu menjadikan seseorang tak terkalahkan, melihat sophia berusaha keras membuat Girgal belajar membaca itulah tujuan buku harian sophia ada, membantu dan mendukung Girgal meskipun tanpa sosok sophia lagi."Ibu, terima kasih-""Minggir!! Dasar rakyat jelata. Aku harus mengambil jalan itu," seru seorang wanita muda."Huh? Siapa kau sampai-sampai memerintah orang lain begitu,""Tsk, dasar manusia bodoh!! Dia adalah putri dari kepala wilayah," sahut seorang wanita lainnya."Aku tidak bertanya, kalian hanya membuang-buang waktu saja,"Girgal melenggang pergi, menjauh dari kedua wanita itu. Menuju jalan ke kiri, agar tidak bertemu mereka."Ck ck, kau sangat dingin pada wanita cantik,""Hmm, apa lagi ini," ketus Girgal dengan wajah malasnya.Pria itu memp
Girgal memasuki balai kota, mencari petunjuk tentang izin lencana yang bisa digunakan untuk memasuki wilayah pegunungan mosvil."Kau pasti orang baru disini, ingin membuat lencana penduduk atau pendekar?""Lencana pendekar, bisakah?""Tentu, tapi kau harus melewati beberapa ujian beladiri dari akademi. Jika kau ingin, aku bisa membantumu,""Tidak perlu, aku akan menemukan jalan lain untuk masuk ke ujian disana,"Girgal menggosok dahinya lembut, menyeka keringat yang bercucuran karena cuaca begitu panas di sore hari. Dari jauh Anne datang menghampiri Girgal, sambil tersenyum lebar."Girgal, apa yang sedang kamu lakukan disini?""Itu bukan urusanmu,""Apa kau memiliki keperluan? Mungkinkah kau ingin lencana pendekar?""Tidak, itu bukan urusanmu,"Anne membawa beberapa kertas, meminta Girgal mengisinya sebagai data diri peserta akademi pendekar Mosvil. Wanita itu sangat gigih, meskipun Girgal menolaknya beberapa kali, dia tetap berdiri dengan lembaran data diri itu."Ayolah Girgal. Setel
Pria berbaju serba hitam, dengan tongkat kayu di kakinya berjalan melewati Girgal begitu saja. Pria itu menghadap ke atas langit, sambil menadahkan tangan kanannya."Takdir membawamu terlalu jauh, tapi apa yang sedang kau cari tidak ada disini,""Apa yang kau maksud? Jangan sok tau dengan urusanku,""Hmm... sikapmu dan penampilanmu begitu angkuh, cobalah perbaiki itu sebelum mencapai tujuanmu," pria itu menusuk Girgal lurus.Girgal melenggang pergi dari hadapan pria itu, tidak ingin mendengar omong kosong lagi. Tiba-tiba pria itu, meninju perut Girgal keras hingga terjatuh ke tanah. Tanpa ada aba-aba dan gerakan sedikitpun, pukulan yang sangat kuat dari tinju yang tampak lemah itu membuat Girgal mengerang kesakitan."Aaaarggh apa yang kau lakukan, sial ini sakit sekali," erang Girgal."Hahahaha, kau hanya kuat saat melihat lawan yang kuat. Tapi, ketika kau berhadapan dengan pria lemah sepertiku, keangkuhan itu sangat memalukan,"Girgal bangkit dengan sisa tenaganya, lalu mencoba meny
Pagi buta, Girgal melatih dirinya di daerah padang akademi. Banyak siswa yang memperhatikannya, bahkan mengejek Girgal karena terus mengulang gerakan ratusan kali. Hingga, seorang pria melemparkan pedang kayu ke arah Girgal."Ayo bertarung denganku bodoh!!""Hahahahaha, lihat paman itu bahkan hanya mematung melihat lawannya,""Aku tidak punya waktu untuk bertarung denganmu," ujar Girgal malas.Siswa itu mendorong bahu Girgal keras, lalu mengejeknya dengan perkataan kasar. Akademi yang menurut orang-orang sebagai tempat pendidikan para pendekar, ternyata hanyalah tempat mendidik kesombongan siswanya."Aku tidak berminat jadi, pergilah dasar bocah,""Owh, dia paman yang menabrakku kemarin!!" seru seorang wanita dari jauh."Jessy, aku senang melihatmu disini. Apa yang kau lakukan?""Leo, paman itu menabrakku kemarin. Itulah sebabnya aku datang terlambat," keluh Jessy.Pria yang bernama Leo, mengerutkan keningnya kesal. Girgal menghela nafas panjang, mungkin dia tidak bisa pergi begitu sa
Girgal mematung, ada banyak pengawal kaisar yang berada di sekitar penginapan. Boby yang sejak pagi sudah pergi untuk mencari informasi, membuat Girgal merasa khawatir jika dirinya melakukan kesalahan, dan membuat Boby dalam masalah."Tuan, mohon maaf sebelumnya. Karena ada inspeksi penyelidikan kasus pencuri benda pusaka, pihak kekaisaran akan menggeledah kamar anda. Mohon untuk menunggu di lantai bawah," ujar sang pemilik penginapan.Girgal mengangguk paham, lalu secepat kilat tangannya menyambar tas nya dan pergi ke lantai bawah untuk menunggu Boby."Apa kalian tahu, bahwa pedang pusaka milik kaisar telah di curi?!""Iya, aku mendengar berita itu di restoran tadi pagi, aku berpikir mungkin hanya bualan saja. Tapi, sepertinya benda yang hilang itu sangat penting,""Ini adalah benda pusaka satu-satunya wilayah Bulgu, beberapa guru besar mengatakan bahwa pedang ini bisa menarik darah penggunanya dan menjadikan orang tua kuat,""Menarik darah? Bukankah itu sedikit berlebihan bung hahah
Girgal menatap pedang yang bersandar di lemari, lalu menatap ke sekelilingnya tidak ada satupun orang di kamar. Suara berdengung itu membuat Girgal sadar, bahwa pedang itu terlihat aneh sejak kemarin."Kontrak darah itu sepertinya berjalan lancar, tapi mengapa aku merasa aneh setiap mendengar suara yang dikeluarkan pedang itu,"Girgal bangkit dari duduknya, dia memasang sarung pedang baru agar tidak ada orang yang mengetahui keberadaan pedang itu. Boby pun muncul di balik pintu, sembari membawa secangkir teh hangat untuk Girgal."Paman, seseorang mencarimu di bawah. Mereka tampak mengenalmu dengan baik paman,""Mencariku? Baiklah, aku akan segera turun. Kau berkemaslah, kita akan pergi setelah ini,"Boby mengangguk paham, Girgal segera keluar dari kamar dan menuju lantai bawah. Langkah Girgal sedikit melambat, ketika melihat Jack, Anna dan para siswanya berdiri di dekat meja makan. Dengan langkah berat, Girgal terpaksa bertemu dengan mereka lagi."Lihat, dia adalah paman yang melawan