Girgal mematung, ada banyak pengawal kaisar yang berada di sekitar penginapan. Boby yang sejak pagi sudah pergi untuk mencari informasi, membuat Girgal merasa khawatir jika dirinya melakukan kesalahan, dan membuat Boby dalam masalah.
"Tuan, mohon maaf sebelumnya. Karena ada inspeksi penyelidikan kasus pencuri benda pusaka, pihak kekaisaran akan menggeledah kamar anda. Mohon untuk menunggu di lantai bawah," ujar sang pemilik penginapan.Girgal mengangguk paham, lalu secepat kilat tangannya menyambar tas nya dan pergi ke lantai bawah untuk menunggu Boby."Apa kalian tahu, bahwa pedang pusaka milik kaisar telah di curi?!""Iya, aku mendengar berita itu di restoran tadi pagi, aku berpikir mungkin hanya bualan saja. Tapi, sepertinya benda yang hilang itu sangat penting,""Ini adalah benda pusaka satu-satunya wilayah Bulgu, beberapa guru besar mengatakan bahwa pedang ini bisa menarik darah penggunanya dan menjadikan orang tua kuat,""Menarik darah? Bukankah itu sedikit berlebihan bung hahahahaha,"Girgal melangkah pergi keluar dari penginapan, sambil menutup wajahnya agar tidak ada yang mengenalinya."Girgal!! Kemarilah cepat!!" teriak Jack."Sial, pria itu sangat menyebalkan,""Hey, ada apa dengan wajah itu. Aku kemari untuk membantuku bung,""Ada apa? Aku harap itu penting dan bukan omong kosong," tekan Girgal kesal.Jack tampak pucat, wajahnya tidak seceria orang seperti biasa. Mereka berdua berjalan menyusuri gang kecil, menuju hutan dalam akademi. Pondok kecil dengan tanaman merambat yang banyak, memberikan kesan pondok itu terbengkalai."Masuklah, aku akan menjelaskan apa yang terjadi,"Belum lama sejak Girgal masuk, matanya terbelalak menatap AnnA yang pingsan dengan sebuah pedang berlumuran darah di dekatnya. Girgal menatap Jack marah, mata nya yang menusuk meminta penjelasan membuat Jack bergidik ngeri."Bukan aku yang melakukan ini, sebenarnya...""Jelaskan padaku semuanya dan jangan ada yang terlewat satupun,""Baiklah, sebenarnya seseorang yang tidak di kenal menangkap Anna semalam. Mereka adalah pencuri dari pedang yang ada disana, awalnya Anna di bawa ke gudang Akademi, lalu mereka menyayat telapak tangan Anna hingga darah segar itu mengenai pedang. Para pencuri yang percaya akan kekuatan pedang itu, melihat dengan jelas bahwa Darah Anna terhisap oleh pedang tersebut,"Jack mencoba membersihkan noda darah yang berada di tangan Anne, namun itu tidak bisa hilang."Aku menemukan Anna tergeletak lemas saat mendapatkan jadwal membersihkan gudang, disana para pencuri pingsan dengan tidak wajar. Maksudku, bagaimana bisa seseorang seperti tercekik, namun bukan Anna yang melakukannya. Tidak ada siapapun disana, alhasil aku mengikat mereka dan memasukkannya dalam ruang pengawasan akademi. Sekarang, aku bingung harus membantu Anna dengan cara apa, agar pendarahan di tangannya terhenti sebelum ayahnya kembali,"Girgal mencoba berpikir keras, dia tidak seharusnya terlibat dalam masalah lain. Tapi, Girgal sangat tertarik pada pedang yang terus menyerap darah Anna sedikit demi sedikit. Seketika, perbincangan orang-orang di penginapan berputar, membuat Girgal penasaran apakah itu benar."Aku akan melakulan sesuatu, tapi jika Anna dalam bahaya, segeralah bawa dia pergi dari tempat ini,""Beritahu aku, apa yang akan kau lakukan??"Girgal berjalan mendekati pedang tersebut, kedua tangannya menyentuh dua sisi tajam pedang. Darah segar menetes begitu banyak, Jack melihatnya berusaha keras menghentikan Girgal. Tapi, pedang itu mulai bergetar hebat."Uhh, Aargghhhh. Ini sangat menyakitkan aaargggh," teriak Girgal."Sial, apa yang sedang terjadi disini huh. Aku bahkan tidak tahu, harus berbuat apa?!" keluh Jack.Darah Girgal terasa mendidih, dia berteriak begitu keras, nafasnya mulai tak beraturan. Jack menarik lengan Girgal, namun dia tidak bisa menghentikannya sama sekali. Pendarahan pada telapak tangan Anne mulai berhenti, sedangkan Girgal masih berjuang menahan panasnya darah yang terus memaksa keluar dari kedua tangannya."Bawa... Anna pergi dari sini...PERGII!! JACK, PERGILAH SEKARANG,"Teriakan itu menggema di tengah hutan akademi, Jack dengan sangat terpaksa membawa Anna pergi dan meninggalkan Girgal sendirian."Aku...Aku akan, menjadikanmu pedangku!!"Girgal meremas pedang itu dengan tangan kosong, sekarang kedua telapak tangannya sudah mati rasa. Pandangan Girgal pun berkunang-kunang, nafasnya yang berhembus begitu lemah telah menandakan Girgal sedang dalam bahaya."Ibu... Aku harus menyelamatkan-"Girgal pingsan, darahnya pun mulai berhenti mengalir. Tapi, pedang itu mulai bercahaya merah seperti darah. Bagi pewaris darah keturunan wilayah bulgu, itu menandakan Kontrak telaj terjadi antara Girgal dan Pedang Pusaka Terhebat Bulgu."Ugh... kepalaku sakit, ini dimana? owh, Aku harus mencari Boby,""Paman, aku ada disini. Apakah paman sudah merasa lebih baik?""Hah? Mengapa kau bisa menemukanku?""Paman pulang dengan wajah aneh semalam, aku begitu takut saat menyapamu. Tapi, setelahnya badan paman jatuh ke lantai dan paman pun pingsan,""Aku berjalan kemari? bukankah kemarin," Girgal menatap dirinya tak percaya, "Tidak apa-apa, bisakah kau membawakan teh hangat? Aku akan membelikanmu kue jeruk lagi,""Baiklah paman, aku akan segera kembali," ujar Boby senang.Entah apa yang terjadi pada Girgal, namun satu hal yang perlu Girgal curigai adalah Pedang pusaka itu benar-benar sangat berbahaya."Girgal, mulai saat ini kaulah tuanku,"Suara yang samar itu, membuat Girgal terdiam. Kemungkinan yang sangat mengejutkan, jika pedang pusaka bulgu mengakui Girgal.Girgal menatap pedang yang bersandar di lemari, lalu menatap ke sekelilingnya tidak ada satupun orang di kamar. Suara berdengung itu membuat Girgal sadar, bahwa pedang itu terlihat aneh sejak kemarin."Kontrak darah itu sepertinya berjalan lancar, tapi mengapa aku merasa aneh setiap mendengar suara yang dikeluarkan pedang itu,"Girgal bangkit dari duduknya, dia memasang sarung pedang baru agar tidak ada orang yang mengetahui keberadaan pedang itu. Boby pun muncul di balik pintu, sembari membawa secangkir teh hangat untuk Girgal."Paman, seseorang mencarimu di bawah. Mereka tampak mengenalmu dengan baik paman,""Mencariku? Baiklah, aku akan segera turun. Kau berkemaslah, kita akan pergi setelah ini,"Boby mengangguk paham, Girgal segera keluar dari kamar dan menuju lantai bawah. Langkah Girgal sedikit melambat, ketika melihat Jack, Anna dan para siswanya berdiri di dekat meja makan. Dengan langkah berat, Girgal terpaksa bertemu dengan mereka lagi."Lihat, dia adalah paman yang melawan
Pagi buta, Girgal menggendong Bobby menjauh dari rumah besar itu. Tidak ada orang yang terjaga, mereka terlelap begitu nyenyak. Saat melewati bangunan kota, Girgal merasa seseorang sedang mengawasi mereka.Di depan hanyalah ada hutan besar, jika Girgal kembali maka mungkin saja dirinya akan dalam berbahaya. Terpaksa dia memilih jalan menuju hutan, seseorang yang mengikutinya pun menghilang begitu saja."Di depan tampak begitu gelap dan lembab, huh Boby juga sangat berat,"Girgal memperbaiki gendongannya, lalu menerangi jalan dengan sebilah kayu yang diberi percikan api dan minyak. Tidak ada binatang yang melintas, hanya ada suara serangga yang terus menyerang indera mereka."Nak, kau disini?""Siapa disana? Tunjukkan dirimu,""Ini paman, aku menunggu berbulan-bulan lamanya kau tahu. Sampai persediaan makan pun aku tak punya lagi,""Paman, bukankah kita akan bertemu di seberang hutan ini? Kenapa kau menungguku disini?""Berhenti bertanya dan berikan aku makanan. Tapi, ayo kita pergi da
Girgal melewati air terjun, mendaki bukit bulgu bersama Boby. Saat berada di sebuah persimpangan jalan, gubuk kecil dengan lentera yang menyala membuat Girgal penasaran. Boby memegang erat tangan Girgal, sepertinya ada seseorang yang sedang singgah juga disana."Permisi, apa ada orang di dalam,"Suara beberapa pria dan wanita di dalam gubuk seketika senyap, mereka terlihat mulai mundur perlahan dari bayangan mereka yang ada di jendela. Pintu terbuka, menampakkan sosok Jack yang tersenyum ke arah Girgal."Apa?!" Girgal menoleh ke dalam melihat Anna, Leo dan Jessy, serta seorang wanita lainnya."Hai Girgal, seperti dugaanku kita pasti bertemu di tempat yang sama lagi,"Tatapan mata Anna dan wanita itu tampak sinis, Girgal membuang muka karena sudah sewajarnya Anna melakukan hal itu padanya."Masuklah, kalian pasti butuh tempat untuk beristirahat,""Tapi..." Girgal sangat ingin pergi dari gubuk itu, tapi Boby yang sudah kelelahan membuatnya menerima ajakan Jack.Girgal dan Boby masuk ke
"Cepat cari pedang itu!!"Girgal dengan pelan menenggelamkan pedang yang dipegang, lalu menginjaknya agar tidak tampak. Kelima pria itu mencari di sekeliling, Girgal melirik sekilas tempat Boby tertidur. Aku hanya harus mengelabui mereka tanpa harus bertarung, pikir Girgal."Pedangnya tidak ada tuan,""Apa kalian yakin? Pasti dia menyembunyikannya di bawah batu atau pohon,""Huh, kalian sangat tidak sopan. Menyergap seorang pria yang telanjang dengan tiba-tiba,""Kami tidak pernah tertarik dengan omong kosongmu bajingan!!""Aku merasa kasihan jika anak-anak kalian tahu nanti, melihat orang lain mandi dengan sengaja,"Tampak pria dengan panggilan tuan itu mundur, dia pasti sangat mementingkan harga dirinya. Setelah beradu kalimat, ke lima pria itu malah pergi dengan membawa seluruh pakaian Girgal."Arghh, sial ini semakin dingin,""Hahahahaha, pakailah ini kawan,""Jack, apa yang kau lakukan disini?""Seseorang memberikan tugas, untuk menjagamu dari siapapun,""Apa Anna yang memintamu?
Pangeran pertama berjalan ke arah Girgal, dengan beberapa prajurit di belakangnya. Mata keemasan dan wajah terpahat begitu indah, membuat Girgal menghela nafas kasar."Haruskah aku memberi hormat padamu,"Girgal menatap pria itu dingin, mereka adalah saudara tak seibu. Wajah yang persis sama dengan raja, hingga Girgal sangat ingin merobek wajah itu."Beri hormat pada yang mulia!! Lancang sekali kau!!""Aku bukanlah warganya, aku seorang pengembara yang ingin membalas dendam pada seseorang di wilayah ini,""Pengembara? Balas dendam? Siapa yang kau maksud?" pangeran tampak bingung."Yang mulia, paduka raja sudah tiba di pintu gerbang akademi,"Girgal tersentak, apakah dia sanggup menahan diri saat bertemu langsung dengan raja yang merupakan pembunuh ibunya. Pangeran pertama melenggang pergi, dengan cepat Girgal masuk menyelinap ke gedung besar akademi."Nona, nonaku... Kami akan membawa makanan untukmu. Bangunlah nona, Aku tidak bisa hidup tenang lagi jika anda tiada,""Tiada? Apakah An
Kertas yang Girgal pegang terjatuh, dirinya segera berlari menuju bangunan besar tempat Anna di hukum. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Pangeran pertama dan beberapa pengawal berdiri di depan pintu."Aku terlalu terburu-buru,""Meskipun kondisi Anna semakin memburuk, ayahnya pasti akan melindunginya,""Ayah katamu? Ayah mana yang mau melihat putrinya terbring lemah dengan racun mematikan di tubuhnya,"Jack membuang muka, dia tak ingin memperpanjang perdebatan mereka demi Anna. "Pelatih Robert akan membawamu pergi, sementara aku yang akan menjaga Anna,""Aku belum memutuskan untuk ikut siapapun-,""Girgal! Ini satu-satunya cara untukmu membalas dendam, jadi fokuslah pada jalanmu. Saat kau menjadi kuat, Anna juga pasti bisa kau selamatkan,"Girgal menatap Jack penuh kekesalan, lalu pergi meninggalkannya. Seminggu berlalu, Anna masih menjalani hukuman penyucian jiwa. Penangkal racun yang Girgal temukan juga bereaksi sama sekali, hingga tubuh Anna mulai pucat keseluruhan. "Aku a
"Matilah bersama ibumu, Matilah!!" teriak Sang Kaisar di hadapan putranya.Girgal menatap nanar pria itu, sambil mendekap ibunya yang terkulai lemah bersimbah darah. Girgal tidak pernah tahu, bahwa hubungan keluarga yang dimilikinya dengan sosok kaisar merupakan kemalangan untuknya. Beberapa jam sebelum kejadian."Siall, aku masih memiliki uang untuk taruhan kali ini""Hahaha, lihat wajah Girgal yang bodoh itu. Dia sudah sangat bangkrut tapi masih saja sombong,"Girgal melemparkan dua keping emas di hadapan mereka semua, lalu memasang taruhannya penuh percaya diri."Cepat lakukan putaran penuh!!"Girgal pulang dengan wajah muram, tak ada satupun koin yang kembali dari permainannya. Sophia Ibu Girgal, membuka pintu rumahnya sambil tertawa melihat Girgal bermuram durja di tepi jalan."Putraku, ayo kita masuk. Sebelum kamu menghabiskan seluruh pakaian sendiri demi permainan itu,"Girgal mendengus kesal, dia menyentakkan kakinya seperti anak kecil lalu masuk ke dalam rumah. Sophia menghi
Girgal meninggalkan desa, berpindah ke wilayah Mosvil yang merupakan pegunungan terjal tempat pusaka terhebat berada. Itu semua terjadi, karena Girgal mendapatkan buku harian ibunya. Disana tertulis beberapa latihan dan benda pusaka yang mampu menjadikan seseorang tak terkalahkan, melihat sophia berusaha keras membuat Girgal belajar membaca itulah tujuan buku harian sophia ada, membantu dan mendukung Girgal meskipun tanpa sosok sophia lagi."Ibu, terima kasih-""Minggir!! Dasar rakyat jelata. Aku harus mengambil jalan itu," seru seorang wanita muda."Huh? Siapa kau sampai-sampai memerintah orang lain begitu,""Tsk, dasar manusia bodoh!! Dia adalah putri dari kepala wilayah," sahut seorang wanita lainnya."Aku tidak bertanya, kalian hanya membuang-buang waktu saja,"Girgal melenggang pergi, menjauh dari kedua wanita itu. Menuju jalan ke kiri, agar tidak bertemu mereka."Ck ck, kau sangat dingin pada wanita cantik,""Hmm, apa lagi ini," ketus Girgal dengan wajah malasnya.Pria itu memp